Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1 Mata Kuliah Analisis Dampak Lingkungan

 Alya Hanifa Herdiawan (24012121077)


 Bagja Pamungkas (24012121076)
 M. Aulia Rahman (24012121079)

TUGAS 1 ANALISIS PEMBANGUNAN


KAWASAN INDUSTRI TERPADU BATANG (KITB)

A.DESKRIPSI PROYEK
Proyek Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang merupakan sebuah proyek
strategis nasional yang dibangun di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. KIT Batang
memiliki luas lahan sekitar 4.300 hektare dan terdiri dari tiga kluster: Kluster I (3.100 ha),
Kluster II (800 ha), dan Kluster III (400 ha). Pembangunan KIT Batang dimulai dengan
pemerintah yang menjadi inisiator untuk persiapan area lahan seluas 450 ha, yang telah
digunakan untuk pembangunan berbagai industri, seperti pabrik kaca, pabrik pipa, dan pabrik
baterai listrik[1].
Pada tahap kedua pembangunan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengembangkan KIT Batang
dengan salah satu tenan yang akan masuk dari LG Energy Solution, yang merupakan bagian
dari LG Chem, anak perusahaan dari LG Group Korea Selatan[1]. LG Energy Solution akan
menempati lahan seluas 275 hektare untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai
listrik terintegrasi tahap kedua[1].
Pembangunan KIT Batang didukung oleh infrastruktur transportasi, seperti pelabuhan yang
ekonomis dan dry port kereta api, yang akan membantu mendukung konektivitas dari dan
menuju KIT Batang[3]. KIT Batang juga didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup
lengkap, seperti gerbang toll Trans Jawa, jalur nasional Pantura, stasiun logistik kereta api,
sumber listrik PLTU Ujungnegoro, dan pelabuhan yang berada di pantai utara Jawa[4].
Pembangunan KIT Batang diharapkan akan menjadi magnet untuk menarik para investor,
baik dari dalam maupun luar negeri, dan akan membantu menyelesaikan masalah konflik
sosial yang mungkin terjadi[4]. Pada tahun 2022, proyek strategis nasional (PSN) di KIT
Batang telah menunjukkan tren positif, dengan para investor lokal dan PMA yang mulai
memanfaatkan lahan yang sudah disiapkan[4].

B.DAMPAK PEMBANGUNAN
Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar, yang terdiri atas:
1. Pengubahan habitat: Pembangunan industri di pesisir pantai akan mengubah habitat
yang semula terdiri dari pohon, pasir, dan lautan menjadi lingkungan yang lebih
berbentuk konstruksi dan aspal.
2. Banjir dan lumpur: Pembangunan industri terpadu akan membentuk sebuah
lingkungan yang lebih kering dan tidak seimbang, yang akan mengakibatkan banjir
dan lumpur yang lebih banyak dan sering terjadi.
3. Limbah dan sampah: Industri yang beroperasi di KITB akan menghasilkan limbah
dan sampah yang akan mengendap di lautan, menyebabkan air laut menjadi kotor dan
habitat laut rusak.
4. Penurunan hasil tangkapan ikan: Banjir lumpur dan material pembangunan yang
mengendap di lautan akan mengakibatkan penurunan hasil tangkapan ikan oleh
nelayan.
5. Ketidaklayakan hidup: Pembangunan industri akan memerlukan banyak buruh, yang
akan mengakibatkan ketidaklayakan hidup karena banyak pelaku usaha yang
melanggar peraturan ketenagakerjaan.
6. Ketimpangan penguasaan lahan: Pembangunan industri terpadu akan menyebabkan
ketimpangan penguasaan lahan, yang akan mengakibatkan konflik dan kekeliruan
antara pemilik lahan dan pengembang industri.
Pada proses pembangunan KITB, dampak negatif yang terbesar adalah pengubahan habitat
dan pengendapan limbah dan sampah di lautan. Penggunaan lahan yang besar juga akan
menyebabkan ketimpangan penguasaan lahan dan konflik antara pemilik lahan dan
pengembang industri.

C.RESPONS MASYARAKAT
Warga melakukan demonstrasi karena merasa terdampak negatif oleh pembangunan kawasan
industri Batang Industrial Park (BIP) di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Tuntutan warga
antara lain:
1. Memperbaiki masalah banjir dan pendangkalan sungai yang timbul akibat
pembangunan kawasan industri.
2. Memeriksa dan menyelesaikan dugaan permainan PT. Intiland dengan pihak MBI.
3. Memeriksa dan menyelesaikan dugaan pemotongan gaji pekerja oleh beberapa
oknum.
4. Memeriksa dan menyelesaikan dugaan pungli kepada masyarakat yang akan masuk
kerja di kawasan industri.
5. Memeriksa dan menyelesaikan dugaan oknum aparat yang ikut mengatur aktivitas
kerja di lapangan terkait armada.
6. Memeriksa dan menyelesaikan masalah ganti untung kepada masyarakat yang
lahannya tidak bisa di fungsikan/ditanami.
7. Memeriksa dan menyelesaikan masalah terdampak dari pembangunan kawasan, yang
sampai sekarang belum diberikan.
8. Meminta revisi ulang ganti untung kepada masyarakat Desa Wonosegoro yang telah
bertahun-tahun menggarap tanah/lahan dikawasan industri dan sudah mendapatkan
ijin untuk ternak.
9. Meminta keterbukaan pihak PT. Intiland kepada masyarakat Desa Penyangga terkait
informasi pemberlakuan yang tidak jelas terkait peraturan armada.
Warga menginginkan keadilan dari pihak pengembang dan menginginkan penyelesaian
masalah yang diakibatkan oleh pembangunan kawasan industri BIP.

LITERATUR:
1. Jurnal: http://jurnal.bappelitbang.sumutprov.go.id/index.php/inovasi/article/
download/570/131/
2. Artikel Berita:
https://www.google.com/amp/s/www.ayosemarang.com/umum/amp/pr-776799952/
puluhan-warga-terdampak-pembangunan-kawasan-industri-bip-demo-di-depan-
kantor-bupati-ini-tuntutanya

Anda mungkin juga menyukai