Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT. Barata Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki lini bisnis di bidang
foundry/pengecoran, manufaktur, dan Engineering Procurement and
Construction (EPC) berbasis manufaktur. Perusahaan yang berdiri tahun
1971 dan bermarkas di Gresik Jawa Timur ini memiliki kemampuan
membuat komponen dan mesin di sektor migas, pabrik gula, perkeretaapian,
alat berat, industri semen, konstruksi baja, kelapa sawit, pembangkit listrik
sampai peralatan kebandarudaraan. Sebagai perusahaan foundry
(pengecoran) dan manufaktur terkemuka di Indonesia, PT. Barata Indonesia
(Persero) memiliki dapur foundry dengan kapasitas besar yang mencapai
12.800 ton/tahun. Kapasitas tersebut akan direncanakan naik dua kali lipat
untuk mengakomodir kebutuhan pasar yang terus meningkat. Produk-produk
yang dihasilkan tidak hanya memasok pasar domestik namun juga
memberikan nilai tambah terhadap devisa Negara lewat kegiatan ekspor
produk ke Amerika dan juga Australia. Dengan sertifikasi internasional yang
dimiliki, Barata memegang peranan penting dalam memproduksi komponen
kereta api dan kapal, peralatan manufaktur semen, serta produk peralatan
pabrik gula. Barata juga memiliki kompetensi di bidang untuk materi
spesifikasi yang berbeda seperti cast iron, ductile iron, alloy cast irondan
carbon steel, alloy 36 steel dan heat persistence steel. Kompetensi tersebut
membuat pabrik foundry Barata menjadi yang terdepan dalam memproduksi
produk-produk tersebut. Kompetensi di bidang manufaktur telah terbukti dari
daftar panjang proyek serta kerjasama yang terjaga dengan baik dengan
partner lokal maupun luar negeri. Global Supply Chain yang terintegrasi
diciptakan secara intensif dalam lingkup komponen dan peralatan industri
untuk industri Minyak Dan Gas, Industri Agro, Peralatan Berat,
Hidromekanikal, Pembangkit Listrik serta, Steel Construction. Dengan

1
kapasitas produksi yang mencapai 12.000 ton/tahun, Barata mampu untuk
menyuplai dan menyediakan komponen manufaktur industri ke seluruh
Indonesia. Kekuatan Suplai tersebut didukung oleh peralatan / mesin yang
mesin memadai dan spesifik dengan quality assurance yang berserifikat dan
juga lokasi workshop (pabrik) yang strategis untuk memberikan layanan
maksimal kepada pelanggan di berbagai lokasi. Engineering Procurement
Construction (EPC) merupakan salah satu lini bisnis terbaru yang ada pada
Barata. Tantangan pasar membuat perusahaan mengembangkan bidang
tersebut secara bertahap, baik dalam Industri Minyak dan Gas, Industri Agro,
serta Industri Pembangkit Listrik. Berbagai jenis proyek-proyek ditangani
sejauh ini, mencerminkan kepercayaan pelanggan terhadap kemampuan
Barata. Pengalaman dalam proyek yang besar menjadi pembelajaran bagi
Barata untuk terus eksis dalam proyek-proyek EPC.

1.2. Rumusan Masalah


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diadakan dalam rangka memecahkan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses kerja pada bagian FOOD?
2. Bagaimana proses kerja pada bagian ENERGY?
3. Bagaimana proses kejra pada bagian WATER?
4. Bagaimana proses kejra pada bagian Permesinan dan Komponen?

2
1.3. Tujuan Masalah
Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
laporan kuliah kerja lapangan adalah:
1. Dapat memahami proses pengecoran.
2. Dapat memahami proses pengerjaan plat.
3. Dapat memahami proses pengerjaan mesin.
4. Dapat memahami alat laboratorium.

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan kuliah
lapangan ini adalah:
1. Studi lapangan (observasi), dilakukan dengan langsung memantau
proses Wawancara, berinteraksi dengan pihak-pihak yang terkait
dalam pemecahan masalah tersebut.
2. Studi literatur, dilakukan dengan penelusuran data di internet dan
pencarian di buku-buku kuliah.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. 2.1. Sejarah Singkat PT. BARATA INDONESIA Gresik

Gambar 2.1. Logo PT. BARATA Gresik


(Sumber: www.barata.com, 2019)

PT. Barata Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan


Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki lini bisnis di bidang
foundry/pengecoran, manufaktur, dan Engineering Procurement and
Construction (EPC) berbasis manufaktur. Perusahaan yang berdiri tahun 1971
dan bermarkas di Gresik Jawa Timur ini memiliki kemampuan membuat
komponen dan mesin di sektor migas, pabrik gula, perkeretaapian, alat berat,
industri semen, konstruksi baja, kelapa sawit, pembangkit listrik sampai
peralatan kebandarudaraan.
PT BARATA INDONESIA (Persero) didirikan pada tahun 1971 dengan
nama PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING yang merupakan
merger dari :
1. PN. BARATA dahulu NV. BRAAT Machinefabriek, didirikan pada tahun
1901 untuk memberikan jasa pemugaran kepada pabrik – pabrik gula,
manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya

2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV.


MOLENVLIET, didirikan pada tahun 1920 untuk memberikan jasa
pemugaran pada industri budidaya gunung dan perkapalan pantai.

4
3. PN. PEPRIDA, yaitu perusahaan milik pemerintah yang didirikan pada tahu
1962 untuk melaksanakan pembangunan proyek-proyek industri dasar.

PT Barata Indonesia (Persero) mengalami beberapa tahapan transformasi


sejak berdiri. Berawal dari cikal bakal Perseroan “NV BRAAT” pada tahun
1924 hingga saat ini telah terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan
namun masih memiliki benang merah bidang usaha yang menjadi unggulan
bagi Perseroan.
Adapun transformasi perubahan tersebut dijelaskan dalam Gambar 1
berikut;

Gambar 2.2. Milestone Transformasi PT. BARATA INDONESIA


(Sumber: http://www.barata.com/id/profil-perusahaan, 2019)
 Era 1901 – 1961

5
1901 NV Braat Machine Fabriek berdiri dengan fokus penyedia
fasilitas perawatan pabrik-pabrik gula di Jawa Timur. Tahun 1901. Tahun
1961 kemudian di nasionalisasi dan berubah nama menjadi PN Barata.

1920 Machine Fabriek & Werf NV. Molen Fliet berdiri dengan
fokus hampir sama yaitu penyedia jasa peralatan pabrik gula di luar Jawa
Timur. Tahun 1961 juga dinasionalisasi dan berubah nama menjadi PN
Sabang Merauke.
 Era 1961 – 1971

Tiga Perusahaan Nasional PN Barata, PN Sabang Merauke dan PN


Peprida dijadikan satu menjadi PT Barata Metalworks & Engineering. Lini
usaha utama diperluas menjadi perawatan pabrik gula, produsen mesin
pengolah hasil perkebunan, pabrikasi dan instalasi konstruksi baja,
produsen mesin penggilas jalan, serta jasa instalasi proyek-proyek industri
dasar.
 Era 1974 – 1976

Pada tahun 1974-1976 PT Barata Metalworks & Engineering


dilengkapi dengan pabrik pengecoran besi dan baja di pabrik Gresik dan
Jakarta dan mulai memasuki pembangunan peralatan pelabuhan, peralatan
bandar udara dan pembangkit listrik.
 Era 1987 – 1998

Pada era ini selain berubah nama menjadi PT Barata Indonesia, juga
terdapat hal-hal penting, antara lain:
1. Dilakukan peremajaan mesin-mesin produksi (Proyek P2SP).
2. Pada 1989 perseroan dikelola oleh Badan Pengelola Industri
Strategis (BPIS) melalui Keppres no 40 tahun 1989.
3. Pada 1998 Perseroan menjadi anak perusahaan PT Bahana Pakarya
Industri Strategis (Persero) dengan keputusan Meneg Pendayagunaan
BUMN no. Kep.036/M-PUBMN/98 tangga l 7 Agustus 1998.

6
 Era 2002

Perseroan kembali di bawah pengelolaan Kementerian BUMN


setelah PT BPIS dilikuidasi.
 Era 2005

Perseroan melakukan realokasi Pabrik dari Jalan Ngagel Surabaya


ke lokasi Gresik. Latar belakang realokasi adalah karena tata kota
Surabaya sudah tidak diperuntukkan untuk industri. Dari sisi Barata,
tindakan tersebut merupakan gerakan efisiensi operasional guna mencapai
keuntungan tertinggi.
 Era 2016

Diterimanya PMN 2016 sebesar Rp500 Milyar yang secara finansial


memperkuat posisi Perseroan dalam bisnis. Peningkatan kapasitas
produksi pabrik foundry dan agro juga mendapatkan efek positif dari
penerimaan PMN ini.
 Era 2017

Terjadi perubahan bidang usaha yang mengacu pada FEW+ untuk


tujuan penguasaan pasar yang Sumber Daya Air (Water), dan Divisi
Industri Komponen & Permesinan (+).
 Era 2018 – saat ini

Perseroan melakukan perluasan usaha dengan menetapkan tingkat


pertumbuhan tinggi diantaranya dengan menambah strategi akuisisi
beberapa Perusahaan swasta atau bahkan Perusahaan non swasta
bereputasi baik, memiliki prospek pasar khas/khusus dan masih bisa
dikembangkan lebih lanjut dengan pertimbangan efisiensi waktu dan dana
investasi. Pada tahun 2018, rencana akuisisi terwujud dengan dibelinya
aset pabrik komponen turbin milik Siemens di Cilegon. Hal ini
memperkuat posisi Perseroan di bidang pembangkit tenaga listrik.

7
1.2. Visi Perusahaan
Visi dari peusahaan PT BARATA GRESIK adalah:
Menjadi Perusahaan Yang Kuat, Sehat Dan Berdaya Saing Yang Berbasis
Inovasi & Teknologi Dalam Bidang Food , Energy , Water.

1.3. Misi Perusahaan

1. Memperkuat Kompetensi Manufaktur Dan Konstruksi Berbasis Enjinering.


2. Meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Tinggi Melalui
Kerjasama Strategis.
3. Memperkuat Bidang Usaha Pangan, Energi, Sumber daya Air dan Material
Handling.
4. Menyediakan Solusi Terintegrasi Yang Tepat Guna Berorientasi Kepada
Peningkatan Kepuasan Pelanggan.
5. Memproduksi Mesin & Peralatan Untuk Industri Hilir.
6. Meningkatkan Ekspansi Pasar Lokal Maupun Internasional.

2.4. Profil UP Gresik


Tabel 2.1 Profil UP Gresik

(Sumber: PT Pembangkitan Jawa-Bali, 2018)

2.5. Posisi PT PJB UP Gresik Dalam Kelompok Pelanggan


Tabel 2.2 Posisi PT PJB UP Gresik Dalam Kelompok Pelanggan

8
(Sumber: PT Pembangkitan Jawa-Bali, 2018)

9
2.6. Profil Unit Pembangkit PJB

Gambar 2.2 Profil Unit Pembangkit PJB


(Sumber: PT Pembangkitan Jawa-Bali, 2018)

10
BAB III

GAMBARAN PROSES PEMBANGKIT LISTRIK DI PT. PJB

3.1. Proses Terjadinya Listrik di PLTU

Gambar 3.1 Siklus Kerja PLTU PJB Gresik


(Sumber: Sistem Proteksi Turbin PLTU, 2015)

Steam Power plant atau pembangkit listrik tenaga uap merupakan


suatu sistem terintegrasi untuk membangkitkan listrik dengan uap air
(thermal-mekanis). Biasanya PLTU berada di tepi pantai karena bahan
dasarnya adalah air laut yang akan diuapkan.dan air laut digunakan juga

11
sebagai pendingin pada Condensor. Mudah pengiriman bahan bakar. Berikut
adalah skema salah satu PLTU yang ada di Indonesia, PLTU Gresik.
Peralatan utama PLTU Gresik adalah Boiler, Turbin dan Generator.
Peralatan lainnya adalah Desalination plant, Water Treatment, H2 Plan,
Chlorination Plan, WWTP, dll. Dalam proses produksi energi listrik, Air
Tawar yang digunakan sebagai fluida kerja diperoleh dari air laut dihilangkan
kadar garamnya (Raw Water / air Distilate) yang diolah melalui peralatan
Desalination plant, diolah lagi melalui peralatan Water Treatment hingga air
tersebut memenuhi syarat untuk masuk ke boiler yaitu kurang dari 20µS. Air
tawar yang memenuhi syarat (Make Up Water), disalurkan dan dipanaskan ke
dalam boiler dengan menggunakan bahan bakar baik gas atau minyak
(Residu). Hasil dari pemanasan air dalam boiler adalah steam / uap dengan
tekanan dan temperatur tinggi (Steam Superheater) disalurkan ke Turbin
maka akan menghasilkan tenaga mekanis untuk memutar Generator dan
menghasilkan tenaga listrik kemudian dinaikkan tegangannya melalui Main
Transformer untuk disalurkan ke sistem Jawa-Bali.
Pembangkit PJB Gresik menggunakan bahan bakar gas yang dipasok
melalui pipa bawah laut yang berasal dari sumur gas Pagerungan (ARCO)
dan dari Madura Utara (KODECO). Selama setahun, UP Gresik
membutuhkan bahan bakar gas 108.739.449 MMBTU, MFO 80.617
Kiloliter, Air penambahan Boiler 360.000 ton dan Air servis 700.000 ton. Air
servis berasal dari proses distilasi dan water treatment dari air laut, sedangkan
Air pendingin Condesor menggunakan air laut dengan sistem sirkulasi
terbuka dan satu kali haluan. (www.bagustris.tk, 2018)

3.1.1. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


a. Di dalam siklus yang terjadi dalam pemanas , pada air yang akan
diuapkan diinjeksikan bahan kimia sebagai berikut:
1. Hydrazine, diinjeksikan ke condensate dan daerator untuk
menghilangkan kandungan dissolved oxygen yang mungkin
terdapat di dalam air.

12
2. Ammonia, diinjeksiken ke condensate untuk mengontrol pH air
selama startup,pada kondisi ini air mulai diuapkan.
3. Phosphate, diinjeksikan ke dalam boiler drum dengan tujuan untuk
menghilangkan komponen hardness dan mengontrol pH uap air
yang terdapat didalam boiler.
b. Uap air bertekanan yang merupakan hasil pemanasan air digunakan
untuk memutar steam turbin. Uap air yang bertekanan tinggi dialirkan
pada high pressure steam turbine, dan uap air yang bertekanan rendah
dialirkan pada low pressure steam turbine.
c. Kondensasi merupakan proses pendinginan terhadap uap air yang
telah digunakan untuk memutar steam turbine. Kondensasi terjadi di
dalam kondensor dan pendingin yang digunakan adalah air laut yang
telah dinetralkan.
d. Putaran generator yang terkopel dengan steam turbine menghasilkan
listrik dengan tegangan 15 kV yang kemudian dinaikkan menjadi
tegangan 150 kV yang kemudian disalurkan kepada pelanggan
melalui saluran transmisi.

3.1.2. Konsep Dasar Operasi PLTU

Gambar 3.2 Konsep Dasar Operasi PLTU


(Sumber: pemanfa.blogspot.com, 2013)

13
Pembangkit listrik tenaga uap PLTU adalah pembangkit tenaga
listrik yang dihasilkan dari ekstraksi turbin uap. Dalam proses produksi
listrik PLTU. Peralatan utama adalah Boiler, Turbin uap, Generator, Trafo
utama dan alat bantu (auxiliary). Uap yang dihasilkan dari boiler/katel uap
digunakan untuk memutar turbin, dan uap bekas untuk memutar turbin
didinginkan oleh air laut didalam Condensor untuk di jadikan air lagi dan di
pompa kembali ke dalam boiler/katel untuk dipanaskan lagi agar menjadi
uap yang bertekanan, siklus ini di namakan siklus tertutup. Generator di
kopel dengan turbin dan keluaran Generator disalurkan melalui Trafo utama
untuk dinaikkan tegangannya kemudian diteruskan ke jaringan 150kv
sistem interkoneksi JAWA BALI.

3.1.3. Prinsip Kerja PLTU


Di dalam proses produksi listrik PLTU peralatan utama adalah
Desalination Plant, Boiler,Turbin Dan Generator. Air tawar yang di
butuhkan Boiler di peroleh dari air laut yang di desalinasi melalui peralatan
desalination plant. Air tawar yang di hasilkan oleh desalination plant di olah
lagi dengan peralatan water treatment. sampai air tersebut memenuhi syarat
untuk boiler, kemudian di salurkan ke boiler, di dalam boiler air tawar tadi
di panaskan secara radiasi dan untuk pemanasan tersebut di gunakan bahan
baker residu, untuk PLTU unit I, unit II dan untuk PLTU unit III, IV
digunakan bahan bakar gas. Hingga air tersebut berubah menjadi uap yang
bertekanan dan bersuhu tinggi. Kemudian uap tersebut di panaskan lagi
dengan super heater hingga menjadi uap kering dengan tekanan 88 kg/cm²
dengan suhu ± 510 ºC yang bisa di jaga konstan. Kemudian di salurkan
melalui main steam line (saluran uap utama), dari main steam line uap di
alirkan ke sudu-sudu turbin yang mana poros turbin di kopel dengan
generator ikut berputar dan menghasilkan tenaga listrik. Jadi turbin uap
merupakan transformasi tenaga kinetis uap menjadi tenaga mekanis poros.
Uap bekas penggerak turbin. Suhu dan tekanannya akan turun uap
tersebut akan keluar dari turbin yang kemudian di kondensasikan oleh

14
kondensor dengan perbandingan air laut secara terus-menerus dan ruang
kondensor di hampakan, sehingga uap akan berubah menjadi air lagi.
Air condensate ini akan di pompa Condensate Pump (CP) menuju ke
pemanas air (dearator), air dearator tersebut di pompa oleh Boiler Feed
Pump (BFP) menuju ekonomizer untuk di panaskan lagi.
Selanjutnya air dari eknomizer tadi masuk ke drum, di dalam drum terdiri
atas 2 bagian yaitu :
 bagian atas berisi uap
 bagian bawah berisi air
Kemudian uap dalam boiler di panaskan lagi oleh Super Heater (SH)
untuk disalurkan ke turbin guna menggerakkan turbin, seterusnya sehingga
dinamakan sirkulasi tertutup. Generator #1;2 menghasilkan tegangan 13,6
KV, dan Generator #3;4 menghasilkan tegangan 15 KV .Tegangan tersebut
dinaikan melalui Trafo utama ( Step Up ) menjadi 150 KV melalui kabel
tanah dihubungkan ke Switch yard untuk didistribusikan ke line 150KV
menuju Gardu Induk.
Di Gardu Induk tegangan tersebut dari 150KV diturunkan menjadi
20KV oleh Trafo Step Down 150/20 KV .selanjutnya tegangan 20KVdi
salurkan melalui jaringan Distribusi kemudian diturunkan lagi dari 20KV
menjadi 380/220V untuk disalurkan ke rumah-rumah ( konsumen ).
Switch yard adalah serandang hubung untuk menampung dan menyalurkan
listrik, Di area Swicht yard ada beberapa peralatan listrik antara lain :
 Gas Circuit Breaker (52) : Alat untuk memutus tenaga PMT
 Disconecting Switch (89) : Saklar pemisah PMS
 Current Tranformer (CT) : Trafo arus untuk pengukuran amper,
Watt meter dan Proteksi
 Capasitor Potential Tranformer (CPT) atau Capasitor Potential
Device (CPD) adalah Trafo tegangan untuk pengukuran tegangan,
freq, watt, dan proteksi.
 Line Aresster (LA) : Pengaman peralatan listrik terhadap petir.
 Arching horn : Pengaman isolator agar tidak pecah terkena petir

15
 Blocking Coil /Line trap : Digunakan untuk menyalurkan Power
Line Carrier Telephone (PLCT) dan Power Line Carrier Relay
(PLCR). Telephone antar Gardu Induk dan Pusat Pengatur Beban.

3.1.4. Peralatan PLTU


1. Boiler / Ketel Uap
Air tawar di panaskan di dalam Boiler dengan bahan bakar
minyak Residu (MPO) atau Gas alam sampai terbentuk uap air yang
bertekanan kering mempunyai temperatur yang di syaratkan untuk
memutar Turbin. Boiler atau Ketel Uap merupakan salah satu peralatan
utama yang digunakan dalam proses produksi energi listrik. Fungsi
utama dari Boiler adalah menghasilkan energi panas untuk mengubah
air menjadi uap atau dengan kata lain di dalam Boiler terjadi proses
perubahan energi panas menjadi energi Kinetis uap yang mempunyai
tekanan dan temperature tertentu.
Boiler ini mempunyai kontruksi berupa ruang baker besar denan
pipa-pipa air yang mengelilingi dinginnya disebut dengan Water Wall
dan di ujung atas Water Wall, air akan terkumpul di dalam bejana yang
di sebut dengan Steam Drum. Pipa-pipa di dalam Boiler yang berisi air
di panaskan dengan system pembakaran Boiler yang berupa nyala-
nyala Burner. Air yang dipanaskan tersebut menjadi uap kemudian naik
ke Steam Drum. Dalam menjalakan fungsinya sebagai penghasil, Boiler
ditunjang oleh beberapa peralatan yaitu Ruang bakar, Burner, Water
Wall, Steam Drum, Force Draft Fan (FDF) dan Soot Blower.
Adapun penjelasan dari masing-masing peralatan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Ruang bakar (furnace), Merupakan ruangan yang terdiri dari
pipa-pipa air yang pada sisinya dipasang burner yang digunakan
untuk membakar bahan bakar. Pembakaran bahan bakar ini
disertai dengan saluran udara yang sudah dipanaskan dengan
udara panas (air heater) Water Wall.

16
b. Water Wall adalah pipa-pipa elemen yang berisi air yang
mengelilingi dinding ruang bakar Boiler.
c. Steam Drum adalah bejana tempat pembuangan air yang sudah
dipanasi dalam Boiler dan juga sebagai tempat penampungan
uap air dengan suhu tekanan yang tinggi. Steam Drum terdiri
idari peralatan pemisah uap dan pipa-pipa untuk distribusi air
pengisi yang digunakan untuk mengurai kandungan/
konsentrasi padat dengan cara terus-menerus menguras air.
Steam terletak di bagian atas Boiler. Prosesnya yaitu, air pengisi
masuk pada ujung Steam Drum dan didistribusikan merata
sepanjang drum dengan jarak lubang yang sama di dalam pipa
pengisi.
d. Force Draft Fan (FDF), Suatu alat yang digunakan untuk
menyerap udara pembakaran yang di ambil dari udara luar
(Atmosfer) dan dipompakan ke ruang bakar Boiler.
e. Air Heater merupakan peralatan yang berfungsi sebagai
pemanas udara awal yang berasal dari Force Darft Fan (FDF)
sebelum dimasukkan ke ruang baker boiler.
f. Burner, Burner adalah penyemprot bahan bakar yang digunakan
untuk pembakaran dimana bahan bakarnya dikabutkan menjadi
bagian-bagian kecil agar mudah bersinggungan dengan udara
pembakaran.
g. Super Heater, Uap yang dihasilkan dari proses pembakaran
dalam ruang bakar Boiler meninggalkan Steam Drum sebagai
Uap basah. Sebelum dialirkan ke Turbin, Uap tersebut
dipanaskan lagi dengan menggunakan Super Heater sehingga
menjadi uap kering yang memiliki tekanan dan temperatur
tertentu. Pemanasan diambil dari gas buang sisi pembakaran di
dalam Boiler.
h. Soot Blower, Soot Blower adalah suatu peralatan untuk
membersihkan jelaga/kerak yang terdapat pada bagian luar

17
pipa-pipa Super Heater dan Economiezer yang ada di Boiler
dengan peralatan uap basah.
2. Turbin Uap
Turbin Uap adalah Suatu alat untuk mengubah Energi Kinetik
(Potensial Uap) menjadi Energi Mekanik dalam bentuk putaran poros
Turbin. Tenaga penggerak Turbin adalah Uap yang dihasilkan dari
poros pembakaran dalam Boiler yang mempunyai tekanan 88kg/cm dan
Temperatur 510 Derajat Celcius. Kebutuhan dari uap tersebut
tergantung pada besar kecilnya baban. Jika beban tinggi maka jumlah
uap yang dibutuhkan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka
uap yang dialirkan ke Turbin juga sedikit. Prngaturan kerja ini di
lakukan oleh Main Stop Valve. Konstruksi Turbin uap terdiri dari Rotor
Turbin, Sudu Turbin, Bantalan Rotor dan Casing (Rumah Turbin).
Sudu Turbin merupakan bagian yang digerakkan oleh uap. Sudu Turbin
pada high pressure Turbin adalah jenis aliran tunggal (Single Flow).
Rotor Turbin merupakan bagian dari Turbin yang berputar akibat
pengaruh gerakan uap yang terhadap Sudu-sudu Turbin. Bantalan
adalah bagian Turbin sebagai penyanggah rotor dengan tujuan agar
rotor menjadi stabil pada posisinya di dalam Casing. Sedangkan Rumah
(Casing) Turbin di letakkan berada di tengah Horizontal.
Dalam menjalankan fungsinya Turbin Uap dilengkapi oleh
Main Steam, Stop Valve, Control Valve, Governor, Sudu Tetap, Sudu
jalan, Turning Gear dan Main Oil Pump.

 Main steam valve, untuk menutup dan membuka aliran uap ke


turbin uap.
 Control valve, mengatur banyaknya jumlah yang masuk ke
turbin uap.
 Sudu tetap, menggerakkan aliran uap dari sudu tetap untuk
memutar poros turbin.

18
 Sudu jalan, menerima aliran uap dari sudu tetap untuk memutar
poros turbin.
 Turning gear, untuk memutar turbin saat start atau stop turbin
dan untuk menjaga kelurusan poros turbin saat berhenti/stand
by.
 Main oil pump, untuk melumasi bearing/bantalan turbin dan
generator.
Uap yang di hasilkan produksi Boiler/Ketel uap digunakan
untuk menggerakkan Turbin uap. Turbin uap 1 dan 2 : Tandem
Compound 1 silinder, Turbin uap 2 dan 3 : Tandem Compound 2
silinder.
3. Generator dan Trafo Utama
Generator terpasang satu poros dengan Turbin uap yang
mempunyai putaran 3000 Rpm menghasilkan tenaga listrik. Generator
merupakan salah satu alat peralatan utama pada PLTU yang berfungsi
mengubah Energi Mekanik menjadi Energi Listrik. Bagian utama
Generator yaitu terdiri dari bagian tetap (Startor) dan bagian yang
berputar (Rotor).
Pada Startor sendiri juga terdapat bagian-bagian seperti
Kumparan jangkar, Inti jangkar, Inti Startor, dan Rangka Startor.
Sedangkan pada Rotor terdapat pada bagian batang Utama, Kipas
Aliran Axial, Cincin Collector dan juga terdapat kumparan yang
berfungsi sebagai kumparan medan. Medan magnet timbul karena
adaya arus searah yang mengalir pada kumparan medan yang diperoleh
dari system Eksitasi. Rotor disangga oleh dua bantalan (Bearing).
Generator dilengkapi dengan Automatic Voltage Regulator (AVR)
yang menjaga tegangan Generator selalu dalam keadaan konstan
meskipun ada perubahan daya dari beban.
Prosedur Stating : Keja Pararel antara beberapa Generator
dilakukan untuk meningkatkan besarnya daya yang dihasilkan. Dua

19
buah Generator (missal : masing-masing kapasitasnya 125 MVA) yang
pararel akan menghasilkan daya sebesar 250 MVA.
Ada beberapa alat pendingin generator :
 Udara : digunakan sebagai pendingin pada Generator
Kapasitasnya rendah (<100MW).
 Hydrogen : digunakan sebagai pendingin pada Generator
Kapasitas menengah (100-700MW).
 Air : digunakan sebagai pendingin pada Generator
Kapasitas tinggi (>700MW).

3.1.5. Peralatan Peralatan Penunjang pada PLTU


a. Desalination Plant, Merupakan suatu alat yang digunakan untuk
proses pengolahan air laut menjadi air tawar dengan cara memisahkan
air laut dari kandungan garamnya.
b. Water Treatment, Air Destilasi hasil dari proses desalinasi di olah lagi
dengan alat Water Treatment, karena air distilasi tersebut belum
memenuhi syarat untuk memenuhi Boiler. Selain itu dalam air distilasi
masih mengandung beberapa persen kadar garam sehingga perlu di
olah lagi melalui Water Treatment ini.
c. Condensator Pump, Merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
memompa air yang berasal dari Condensor ke Dearator.
d. Dearator, Merupakan peralatan yang digunakan untuk menghilangkan
gas-gas Oksigen dan Amoniak yang berada di dalam air pengisi Ketel
dengan cara memanasi air tersebut ke Temperature jenuh dari uap
pemanas.
e. Boiler Feed Pump, Merupakan peralatan yang digunakan untuk
memompa air yang berasal dari Dearator dan mengalirkannya ke
Steam Drum.
f. High Pressure dan Low Pressure Heater, Alat ini merupakan pemanas
air yang berfungsi untuk menaikkan Termperature Air pengisi
sebelum masuk ke Steam Drum.

20
g. CWP (Circulating Water Pump), Adalah alat untuk memompa air laut
ke Condenser dan Colling Heat Exscanger (CWHE) sebagai
pendingin.
h. Waste Water Treatment, Adalah suatu peralatan untuk mengelolah air
limbah menjadi netral sebelum di buang ke laut.
i. Mesin Diesel Emergency, Merupakan suatu mesin pembangkit
cadangan yang digunakan saat unit dalam kondisi mati mendadak
(Black Out)
j. Bar Screen, Bar Screen atau saringan kasar berfungsi untuk
menyaring sampah atau kotoran yang besar terutama potong-
potongan kayu, daun, plastik dan kotoran sejenis.Bar Screen harus
dibersihkan secara rutin, terutama bila kotoran sudah banyak.
k. Cerobong (Stack), Merupakan alat yang digunakan untuk membantu
menyebarkan Gas buang ke Atmosfir dan juga membantu kipas untuk
mengatasi susut tekanan.
l. Cloropac, Adalah merupakan unit pembangkit Sodium Hypochloride
(NaOCL). Sodium Hypochloride didapat dari air laut yang
direaksikan dengan arus listrik DC (Elektrolisa) NaOCL inilah yang
merupakan cairan Sodium Hypochloride, yang diinjeksikan ke sistem
air pendingin. CHLOROPAC merupakan suatu metode untuk
mendapatkan NaOCL (Natrium Hypochloride) dengan cara
Elektrolisa (air laut di proses dalam Cell Positif dan Cell Negatif
kemudian di beri arus listrik DC 2000 ampere tegangan max 80 Volt).
(www.pemanfa.blogspot.com, 2013)

3.2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


PLTG merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang
menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang
sederhana dimana energi panas yangdihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar diubah menjadi energi mekanis danselanjutnya diubah menjadi energi

21
listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.Sistem PLTG
menggunakan prinsip siklus Brayton yang dibagi atas siklus terbuka dan
siklustertutup. Pada siklus terbuka, fluida kerja adalah udara atmosfer dan
pengeluaran panas diatmosfer karena gas buang dari turbin dibuang ke
atmosfer.
Adapun kekurangan dari turbingas adalah sifat korosif pada
material yang digunakan untuk komponen-komponen turbinnyakarena harus
bekerja pada temperatur tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar
minyakyang korosif (sulfur, vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya
pengetahuan material yang terus berkembang hal tersebut mulai dapat
dikurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan dihilangkan. Dengan
tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satu dari kekurangan
sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk menaikkan efisiensi
dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan menggunakan
materialturbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat juga
untuk menaikkanefisiensinya dengan menggabungkan antara pembangkit
turbin gas dengan pembangkit turbinuap dan hal ini biasa disebut dengan
combined cycle.
1. Bagian-bagian PLTG
a. Transfer pump, pompa yang berfungsi untuk memindahkan fluida yang
berupa HSD oil dari tank menuju ruang bakar.
b. Kompressor, mengambil udara atmosfer dan merubahnya menjadi
udara bertekanantinggi untuk membantu proses pembakaran di ruang
bakar.Kompresor terdiri dari intake air filter, Inlet Guade Van (IGV),
sudu-sudu tetap dan sudu-sudu jalan yang berjumlah 19 stages. Adapun
fungsinya untuk menarik udara luar masuk ke ruang bakarsebagai
proses pembakaran dan media pendingin.
c. Combustion Chamber, ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat
pembakaran bahan bakar pada system turbin gas.
d. Turbine, gas turbin yang berfungsi untuk mengekspansi gas panas
hingga menghasilkan energi mekanis untuk menggerakkan generator

22
e. Generator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.
2. Sistem Penyusun Gas Turbin.
a) Fuel Oil System (Sistem Bahan Bakar)
HSD Oil (High Speed Diesel) digunakan sebagai bahan bakar pada
sistem pembakaran pada PLTGU ini. Sistem pembakaran tersebut dim
ulai dari tangki penampungan (HSD Oil Tank) yang dipompa menggu
nakan Transfer Pump dengan melalui flowmeter untuk perhitungan
pemakaiannya. Selanjutnya untuk mendapatkanhasil pembakaran
menjadi lebih sempurna diperlukan tekanan cukup besar,
untukmendapatkan hasil tersebut digunakan Main Oil Pump yang
terpasang dan berputarmelalui hubungan poros turbin gas dengan
Accesories Gear Load Gear atau. Untuk mengatur jumlah aliran bahan
bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan Control Valve (CV),
selanjutnya aliran bahan bakar tersebut dikontrol lagi oleh kombinasi
dari Primary Fuel Throttle Valve dan Secondary Fuel Throttle Valve.
b) Lube Oil System (Sistem Pelumasan)
Sistem pelumas digunakan untuk melumasi bearing turbin gas, bearing
generator, dan juga untuk menyuplai minyak untuk system hidraulik
pada main stop pump (AOV).
Main stop pump (AOP) distar untuk menyuplai minyak dalam bearing
tturbin gas dan geneterator, untuk selanjutnya turbin gas diputar pada
putaran turning gear pada putaran 3 rpm. Hal ini bertujuan agar start up
gaya geser (friction force) yangterjadi diantara metal bearing dengan
poros turbin gas dan generator dapat dikurangi.Setelah turbin gas mulai
start dan putaran mulai naik sampai putaran nominalnya, makasupply
minyak pelumasan diambil alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump
(MOP). Dimana, Main Lube Oil Pump ini diputar melalui hubungan
antara Accessories gearatau Load gear dengan poros turbin.
c) Hydroulic System (Sistem Hidraulik)
Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve. Dan
valve bahan bakar HSD (147 A&B) (135 A) dan valve bahan bakar gas

23
(170) & (165). Dimana Main Stop Valve berfungsi untuk menghentikan
laju aliran bahan bakar minyak saatunit terjadi gangguan dan atau untuk
membuka saluran bahan bakar pada sistem pemipaan bahan
bakar. Mekanisme pengoperasian (membuka dan menutup) Main Stop
Valve diperlukan hydroulic system dengan minyak bertekanan, dimana
supply minyak hidraulik diambil dari pipping system pelumas turbin
gas.
d) Cooling System (Sistem Pendingin)
Tingginya temperatur minyak pelumas setelah digunakan melumasi
bearingturbin dan bearing generator akan masuk ke lube oil cooler
untuk didinginkan olehsistem pendingin minyak pelumas dengan media
pendinginnya adalah air. Setelahdigunakan sebagai media pendingin
minyak pelumas, air tadi akan berubah
menjadi bertemperatur tinggi kemudian akan didinginkan di dalam A
CWC (Air Cooler Water Cooler) yang sistemnya mirip dengan
radiator.
e) Starting System (Sistem Start)
Peralatan Start (Starting System) di dalam turbin gas digunakan
sebagai penggerak mula, hal ini diperlukan karena pada saat start
kondisi turbin masih belum mampu menggerakkan generator dan
kompressor dikarenakan belum terjadinya pembakaran. Starting turbin
gas memerlukan momen yang besar karena berat dari turbin dan
generator sehingga dipasang pony motor yang di pasang secara seri
dengan staring motor. Mula-mula starting device dioperasikan untuk
menggerakkan turbin gas dan generator. Pada putaran tertentu,
kompresor telah menghasilkan udara bertekanan,dan pembakaran
dilakukan di ruang bakar. Gas hasil pembakaran tersebut dapat
menggerakkan turbin. Jika hal itu tercapai, maka starting device dilepas
dari porosturbin dan generator.

f) Bahan bakar untuk pengoperasian PLTG

24
Bahan bakar yang digunakan berupa solar (HSD atau High Speed
Diesel) dialirkan dari kapal tanker ke dalam rumah pompa BBM HSD
kemudian dipompa lagidengan pompa bahan bakar untuk dimasukkan
dalam ruang bakar sehinggamenghasilkan energi pemutar turbin gas.
Penggerak awal turbin gas sebelumdigerakkan oleh energi gas hasil
pembakaran adalah motor listrik (starting motor) yang berfungsi
memutar kompresor sebagai penghisap udara luar.
(www.academia.edu_PLTG, 2014)

3.2.1. Prinsip Operasi PLTG


Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk mengubah energi yang
terkandung di dalam bahan bakar jadi mekanis, Fluida kerja untuk memutar
Turbin Gas adalah gas panas yang diperoleh dari proses pembakaran. Proses
pembakaran memerlukan tiga unsur utama yaitu :
1. Bahan Bakar
2. Udara
3. Panas
Dalam proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oleh pompa
bahan bakar (fuel oil pump) apabila digunakan bahan bakar minyak,
atau oleh kompresor gas apabila menggunakan bahan bakar gas alam.
Pada umumnya kompresor gas disediakan oleh pemasok gas tersebut.
Udara untuk pembakaran diperoleh dari kompresor utama, sedangkan
panas untuk awal pembakaran dihasilkan oleh ignitor (busi). Proses
pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber (ruang bakar).
Energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk
memutar generator listrik, sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja
untuk dapat berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi
dengan alat-alat bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi, dan sebagainya.

25
Gambar 3.3 Siklus PLTG
(Sumber: www.inspirasi-kuliahmu.blogspot.com, 2014)

SIKLUS PLTG :
1. Fuel Station 8. Gas Turbin
2. Pumping House 9. Stack
3. Fuel Pump 10. Generator Main Transformer
4. Electrik Power Diesel 11. Switch Yard
5. Air Filter 12. Sutet
6. Compressor 13. Gas Line
7. Combustor
Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke dalam compressor
melalui katup, udaraditekan masuk ke dalam compressor. Udara ditekan
masuk ke dalam combustor dengantekanan 250 Psi dicampur dengan bahan
bakar dan di bakar dalam ruang bakar dengan temperatur 2000-30000 F.
Gas hasil pembakaran yang merupakan energi termal dengantemperature
dan tekanan yang tinggi yang suhunya kira-kira 9000C. Dari energi panas
yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan untuk memutar turbin
dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam turbin, gas panas
tersebut temperatur dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa
disebut dengan proses ekspansi. Selanjut nyaenergi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga

26
menghasilkan energi listrik. Siklus kerja dari PLTG biasa dsebut dengan
siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Siklus PLTG berurut sebagai berikut :
1. Pertama-tama udara ditekan dengan kompresor ke Ruang bakar
2. Di ruang bakar udara dibakar dengan bahan baker gas alam
3. Udara yang dibakar akan menghasilkan gas dengan
tekanan dan temperature yang sangat tinggi.
4. Selanjutnya gas dialirkan ke turbin untuk memutar turbin,
generator dikoppel secara langsung dengan turbin, dengan
demikian bila turbin berputar maka generator berputar. Kompressor
juga seporos dengan turbin. Jadi tekanan gas yang dihasilkan dari
ruang bakar selain memutar turbin juga untuk memutar kompresor.
5. Selanjutnya gas dari turbin dibuang kembali ke udara.

Gambar 3.4 Siklus Gas pada Turbin


(Sumber: www.kumpulanmakalah94.blogspot.com, 2015)

Siklus Brayton terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Siklus Brayton Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)
Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir) disedot masuk ke
dalamkompresor, dimana terjadi peningkatan suhu dan tekanan. Udara
bertekanan tinggidiproses di dalam ruang pembakaran, dimana bahan
bakar dibakar pada tekanankonstan. Gas temperatur tinggi yang
dihasilkan kemudian masuk turbin, di mana gastemperatur tinggi dan

27
bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer sehinggamenghasilkan
tenaga. Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak
disirkulasikan kembali), menyebabkan siklus harus diklasifikasikan
sebagai siklus terbuka.

Gambar 3.5 Siklus Brayton Terbuka


(Sumber: www.kumpulanmakalah94.blogspot.com, 2015)

2. Siklus Brayton Tertutup (Close Cycle Gas Turbine)


Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama
dengansiklus terbuka, yaitu di sini proses kompresi dan ekspansi tetap
sama, akan tetapi proses pembakaran digantikan oleh masukan kalor
tekanan konstan dari sumbereksternal, dan proses pembuangan
digantikan oleh pembuangan kalor tekanan konstan pada suhu ambien.

Gambar 3.6 Siklus Bryton


(Sumber: www.kumpulanmakalah94.blogspot.com, 2015)

28
Gambar 3.7 Siklus Brayton Tertutup
(Sumber: www.kumpulanmakalah94.blogspot.com, 2015)

3.2.2. Kelebihan dan kekurangan dari PLTG


 Kelebihan PLTG
a) Proses instalasi yang mudah dan lebih murah
b) Start-up time yang cepat
c) Tenaga darurat (back up)
d) Dapat menggunakan berbagai macam variasi bahn bakar

 Kekurangan PLTG
Memiliki efisiensi yang rendah
(www.p3mb4ngk1t.blogspot.com/2013)

29
3.3. Prinsip Kerja PLTGU

Gambar 3.8 Siklus Kerja PLTGU


(sumber: http://kdjsatu.com, 2017)

Prinsip kerja :
PLTGU adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan
kedalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel
debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor
tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar
bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah
bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara
untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses
pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpi). Gas ini lalu disemprotkan ke
turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang
memutar generator untuk menghasilkan listrik.

30
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi,
maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara
pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas
bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh
mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1
part per mill (ppm). Pada proses kerjanya, PLTGU memiliki dua macam
sistem operasi, yaitu :
Open Cycle, dimana gas buang dari turbin gas langsung dibuang dan
tidak dimanfaatkan (operasi sebagaimana PLTG). Sistem ini, memiliki
efisiensi yang rendah dikarenakan banyaknya panas yang terbuang.
1. Proses pada Turbin Gas (Gas Turbine)
Proses produksi tenaga listrik dari PLTGU pada dasarnya terdiri
dari proses turbin gas dan turbin uap. Kapal tangki/tongkang
menyalurkan BBM ke tangki pompa BBM HSD. Kemudian minyak
tersebut masuk ke dalam langsung dimasukkan ke dalam ruang bakar
atau Combustion Chamber bersamaan dengan udara yang disupply dari
main compressor. Setelah terlebih dahulu melalui saringan udara atau air
filter yang akan menghasilkan gas panas yang selanjutnya akan
menghasilkan langsung ke dalam turbin gas. Pada saat pergerakan terjadi
energi mekanik antara bahan bakar yang masuk dengan udara luar yang
'dihirup' oleh kipas tekan paksa Force Draught Fan. Kemudian, energi
mekanik tersebut menggerakkan generator, yang pada akhirnya
dihasillkan tenaga listrik. Kemudian tenaga listrik tersebut disalurkan ke
trafo utama, untuk dinaikkan tegangannya, sebelum dialirkan ke sistem
transmisi, Saluran Tegangan Tinggi. Gas residu yang telah melalui turbin
gas dengan suhu ±540 C, apabila tidak dipakai (open cycle) akan
langsung dibuang keluar melalui cerobong/stack, tetapi bila masih
dipakai lagi (combined cycle) akan dimasukkan ke dalam HRSG. Karena
uap panas dari gas tersebut masih potensial, maka uap tersebut
dimanfaatkan kembali dalam proses PLTU.

31
Combined Cycle (daur ganda), dimana gas buang PLTG
dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi uap jenuh. Adanya
pengaturan operasi open maupun combined cycle ini dapat menaikkan
efisiensi pembangkit listrik hingga 40% (untuk PLTGU Priok 43%)
2. Proses pada turbin uap (steam turbin)
Pada saat uap tersebut akan menjalani proses combined cycle,
maka katup cerobong/stack tersebut perlahan ditutup, sehingga gas
tersebut masuk ke HRSG dengan perlahan. Lama kelamaan, gas tersebut
masuk semuanya ke HRSG. Di dalam HRSG/boiler tersebut terdapat
Burner untuk terjadinya pembakaran. Uap yang dihasilkan dari proses
pembakaran tersebut masuk ke katup uap utama dan dapat digunakan
untuk memutar turbin. Kemudian terjadi energi mekanik, dari pergerakan
itulah, dapat menggerakkan generator yang akhirnya menghasilkan
energi listrik. Kemudian energi listrik tersebut dialirkan ke trafo utama
untuk dinaikkan tegangannya sebelum dilanjutkan ke sistem
transmisi/Saluran Tegangan Tinggi. Untuk uap residu yang dihasilkan
dari turbin, akan masuk ke dalam kondensor. Disanalah terjadi proses
pendinginan, yang nantinya akan menghasilkan air kondensat. Proses
pendinginan ini dibantu oleh air laut yang dipompa oleh Circulaing
Water Pump. Kemudian, air laut tersebut masuk ke dalam kondensor. Air
yang dihasilkan sebagian ada yang dipompakan oleh Condensor Pump
menuju Daerator (untuk proses pemanasan kembali), kemudian di pompa
kembali oleh Feed Water Pump kemudian masuk ke dalam burner yang
nantinya akan menghasilkan uap kembali, dan uap tersebut digunakan
kembali untuk memutar kembali untuk memutar turbin, dan akhirnya
generator akan menghasilkan energi listrik tersebut.

32
Keuntungan PLTGU, diantaranya adalah:

1. Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih


rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
2. Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih
rendah.
3. Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
4. Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
5. Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
6. Fleksibilitas PLTGU tinggi.
7. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
8. Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi
memudahkan pengoperasian.
9. Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1
blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
10. Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.

3.3.1. Siklus PLTGU


Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan
efisiensi turbin gas yaitu dengan cara menggabungan siklus turbin gas
dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan yang biasa disebut
dengan istilah “Cogeneration”. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi
termal turbin gas yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik (PLTG),
siklus PLTG digabung dengan siklus PLTU sehingga terbentuk siklus
gabungan yang disebut “Combined Cycle” atau Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU.
Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU
menerapkan siklus ideal Rankine

33
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan
melalui peralatan pemindah panas berupa boiler atau umum disebut “Heat
Recovery Steam Generator” (HRSG). Siklus kombinasi ini selain
meningkatkan efisiensi termal juga akan mengurangi pencemaran
udara.Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit
pembangkit siklus kombinasi (PLTGU) maka dapat diperoleh beberapa
keuntungan,seperti yang sudah dijelaskan di atas.

3.4. Proses Distribusi


Proses distribusi listrik dikemas dalam sebuah sistem, di indonesia
biasa disebut dengan Sistem Distribusi. Sistem Distribusi merupakan salah
satu bagian dari Sistem Tenaga Listrik. Sistem ini berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik yang besar, misalnya
pembangkit. Ruang lingkup dari sistem distribusi listrik meliputi :

 GITET : Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi


 GI : Gardu Induk
 GD : Gardu Distribusi
 JTET : Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi
 JTT : Jaringan Tegangan Tinggi
 JTM : Jaringan Tegangan Menengah
 JTR : Jaringan Tegangan Rendah
 SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
 SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi
 SUTM : Saluran Udara Tegangan Menengah
 SUTR : Saluran Udara Tegangan Rendah

Dalam prosesnya ada 4 jenis yang membedakan proses penyaluran


listrik berdasarkan besarnya tegangan yang disalurkan. TET (Tegangan
Ekstra Tinggi) adalah tegangan diatas 245.000 Volt, TT (Tegangan Tinggi
adalah) tegangan dengan range 35.000 sampai 245.000 Volt, TM (Tegangan

34
Menengah) adalah tegangan dengan range 1.000 sampai 35.000 Volt,
dan TR (Tegangan Rendah) adalah tegangan dibawah 1.000 Volt. Urutan
proses penyaluran energi listrik kurang lebih adalah sebagai berikut :
1. Tegangan listrik dihasilkan oleh pembangkit dengan tegangan
kategori menengah sekitar 11~24kV.
2. Untuk mengurangi rugi-rugi daya dalam proses penyalurannya maka
tegangan di naikkan oleh trafo.
3. Jika tegangan di naikkan menjadi >245kV maka tegangan akan
disalurkan ke GITET(Gardu Induk Tegangan Ekstra
Tinggi) melalui SUTET(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dan
dikategorikan sebagai JTET(Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi) baru
setelah itu tegangan diturunkan ke range 35~245kV untuk di salurkan
ke gardu-gardu induk. Sedangkan jika tegangan dinaikkan pada range
35~245 kV maka tegangan akan disalurkan ke GI(Gardu
Induk) melalui SUTT(Saluran Udara Tegangan Tinggi) dan
dikategorikan sebagai JTT(Jaringan Tegangan Tinggi).
4. Dari gardu induk tegangan di turunkan pada kisaran 1~35kV untuk
disalurkan ke Gardu Distribusi dan dikategorikan
sebagai JTM(Jaringan Tegangan Menengah). Pada tahap ini sering
disebut dengan sistem Distribusi Primer.
5. Dari gardu distribusi tegangan diturunkan kembali menjadi <1000V
(pada umumnya di Indonesia 380/220 V ) dan disalurkan ke beban
baik rumah maupun industri. Jaringan ini dikategorikan
sebagai JTR(Jaringan Tegangan Rendah). Pada tahap ini sering
disebut dengan sistem Distribusi Sekunder
(www.yukpodosinaubareng.wordpress.com, 2016 )

35
Berikut adalah ilustrasi bagaimana listrik bisa sampai ke rumah:

Gambar 3.9 Proses Distribusi Listrik Melalui GITET


(sumber: www.yukpodosinaubareng.wordpress.com, 2016 )

Gambar 4.0 Proses Distribusi Listrik Langsung Melalui GI


(sumber: www.yukpodosinaubareng.wordpress.com, 2016 )

3.5. Perawatan Mesin dan Peralatan Produksi


Maintenance yang dimaksudkan adalah suatu kegiatan untuk merawat
atau memelihara dan menjaga Mesin/peralatan dalam kondisi yang terbaik
supaya dapat digunakan untuk melakukan produksi sesuai dengan
perencanaan. Dengan kata lain, Maintenance adalah kegiatan yang diperlukan
untuk mempertahankan (retaining) dan mengembalikan (restoring) mesin

36
ataupun peralatan kerja ke kondisi yang terbaik sehingga dapat melakukan
produksi dengan optimal. Dengan berkurangnya tingkat kerusakan mesin dan
peralatan kerja, kualitas, produktivitas dan efisiensi produksi akan meningkat
dan menghasilkan profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan.
Pada dasarnya Maintenance atau Perawatan Mesin/Peralatan kerja
memerlukan beberapa kegiatan seperti dibawah ini :
 Kegiatan Pemeriksaan/Pengecekan
 Kegiatan Meminyaki (Lubrication)
 Kegiatan Perbaikan/Reparasi pada kerusakan (Repairing)
 Kegiatan Penggantian Suku Cadang (Spare Part) atau Komponen
(www.klikteknik.com, 2018)

3.5.1. Jenis-jenis Maintenance (Perawatan)


Maintenance atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah:
1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga
Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya
operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown
Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat
berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas
ataupun Output Produksi.
2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Perawatan
pencegahan adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk
pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian
suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua
jenis, yakni :

37
a) Periodic Maintenance (Perawatan berkala), Periodic
Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang
terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin,
meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang
terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara
mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic
Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan.
b) Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif), Predictive
Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total.
Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan
terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan
cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja.
Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih
menitik beratkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan
dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian
memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat
beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan
pada mesin atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara
abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).
(www.dhinoardi.blogspot.com, 2016)

3.5.2. Tujuan Maintenance (Perawatan/Pemeliharaan)


Tujuan-tujuan melakukan maintenance diantaranya adalah :

38
1. Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
2. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai
dengan harapan.
3. Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan
yang lebih tinggi.
4. Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin
yang bersangkutan.
5. Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
6. Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.
(www.ilmumanajemenindustri.com, 2016)

39
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
a. PT Pembangkitan Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah sebuah anak
perusahaan PLN BUMN produsen listrik yang menyuplai kebutuhan
listrik di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur dan
Bali. Saat ini PT PJB mengelola 6 Pembangkit Tenaga Listrik di Pulau
Jawa, dengan kapasitas total 6.519 Mega Watt. PT PJB juga mengelola
sejumlah unit bisnis, termasuk unit pengelolaan, teknologi informasi, dan
pengembangan.
b. PT PJB mengelola berbagai jenis pembangkit tenaga listrik dengan total
kapasitas 6.519 MW yang berlokasi di 6 tempat, yaitu PLTU & PLTGU
Gresik (Kabupaten Gresik) dengan kapasitas 2.218 MW, PLTU &
PLTGU Muara Karang (Jakarta Utara) dengan kapasitas 1.208 MW,
PLTU Paiton (Paiton, Probolinggo) dengan kapasitas 800 MW, PLTGU
Muara Tawar (Tarumajaya, Bekasi) dengan kapasitas 920 MW, PLTA
Cirata (Tegalwaru, Purwakarta) dengan kapasitas 1.008 MW, dan PLTA
Brantas (Sumberpucung, Malang) dengan kapasitas 274 MW
c. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di dalam siklus yang
terjadi dalam pemanas, pada air yang akan diuapkan diinjeksikan bahan
kimia. Uap air bertekanan yang merupakan hasil pemanasan air
digunakan untuk memutar steam turbin. Uap air yang bertekanan tinggi
dialirkan pada high pressure steam turbine, dan uap air yang bertekanan
rendah dialirkan pada low pressure steam turbine. Kondensasi
merupakan proses pendinginan terhadap uap air yang telah digunakan
untuk memutar steam turbine. Kondensasi terjadi di dalam kondensor
dan pendingin yang digunakan adalah air laut yang telah dinetralkan.
Putaran generator yang terkopel dengan steam turbine menghasilkan
listrik dengan tegangan 15 kV yang kemudian dinaikkan menjadi

40
tegangan 150 kV yang kemudian disalurkan kepada pelanggan melalui
saluran transmisi.
d. Prinsip Operasi PLTG, Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk
mengubah energi yang terkandung di dalam bahan bakar jadi mekanis,
Fluida kerja untuk memutar Turbin Gas adalah gas panas yang diperoleh
dari proses pembakaran. Proses pembakaran memerlukan tiga unsur
utama yaitu : Bahan Bakar, Udara, Panas. Dalam proses pembakaran
ini bahan bakar disuplai oleh pompa bahan bakar (fuel oil pump)
apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor gas
apabila menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya
kompresor gas disediakan oleh pemasok gas tersebut. Udara untuk
pembakaran diperoleh dari kompresor utama, sedangkan panas untuk
awal pembakaran dihasilkan oleh ignitor (busi). Proses pembakaran
dilaksanakan didalam Combustion Chamber (ruang bakar). Energi
mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk memutar
generator listrik, sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk
dapat berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi
dengan alat-alat bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi, dan
sebagainya.
e. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan
kedalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar
partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada
kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk
dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar
menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak. Jika
menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses
pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu
dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpi). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi

41
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah
melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack.
Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat
yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari
lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu
tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung
logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill
(ppm). Pada proses kerjanya, PLTGU memiliki dua macam sistem
operasi, yaitu : Open Cycle, dimana gas buang dari turbin gas langsung
dibuang dan tidak dimanfaatkan (operasi sebagaimana PLTG). Sistem
ini, memiliki efisiensi yang rendah dikarenakan banyaknya panas yang
terbuang.

4.2. Saran
Berdasarkan kegiatan KKL yang telah di laksanakan, beberapa hal
yang dapat disarankan adalah :
1. Waktu penyampaian materi sebaiknya diperpanjang sehingga materi
yang didapat oleh peserta dapat maksimal.
2. Dalam perjalanan KKL diharapkan menyediakan transportasi yang
profesional.
3. Waktu kunjungan industri sebaiknya deperpanjang sehingga mahasiswa
dapat lebih paham apa yang disampaikan oleh industri.
4. Kedepannya diusahakan mahasiswa dapat melihat langsung proses
produksi, bukan hanya penyampaian materi secara lisan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Ira Meliza Ginting Manik, 2013. Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced


Scorecard pada PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Surabaya. Skripsi,
Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas, Surabaya.

Muhammad Sudrajad & Shofiyatur Rohmah, 2016. Gambaran Umum Bidang


Lingkungan PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik.
Laporan Pelaksanaan Magang, Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya.

Permana, Y. Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor


PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Brantas.

Putriwijaya, N. N & Mahmudy, W. F, 2018. Peramalan Jumlah Pemakaian Air di


PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik Menggunakan Support
Vector Regression, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer, 2 (10), 3788-3795.

43

Anda mungkin juga menyukai