Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makul Strategi Belajar Mengajar

Kelompok 10
Nama Anggota :
Halimatus Sa’diyah (2010303049)
Muhammad Nur Rohman (2010303085)
Farrah Asma Dina S (2010303094)

1. Model pembelajaran Inquiry


Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan
perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam,  inkuiry yang dalam
bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Gulo, (2005) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat  merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa macam model pembelajaran inkuiri diantaranya:
1. Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)
Pembelajaran inkuri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran
inkuiri yang dalam prosesnya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk
yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaanya dibuat oleh
guru, siswa tidak merumuskan suatu masalah.
2. Modified Inquiry
Model pembelajran tipe ini guru
tidak memberikan    permasalahan,  kemudian siswaditugasi  untuk   meme
cahka permasalahan   tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosed
ur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Disamping itu guru
memperoleh narasumber yang tugasnya hanya memberikan yang
diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.

3. Free Inquiry
Model  ini harus mengidentifikasi dan merumuskan   macam-
macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model ini lebih
bebas dari padayang kedua jenis sebelumnya.

4. Inquiry Role Approach    


Model pembelajaran inkuiri model ini melibatkan dalam tim-tim yang
masing-masing terdiri atas empat untuk memecahkan masalah yang
diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan berbeda, yaitu
sebagai koordinator tim, penasehat teknis, pencatat data, dan evaluator
proses.

5. Invitation Into Inquiry


Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah dengan cara-cara yang lazim ditempuh oleh para ilmuan, suatu
undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan
melalui pertanyaan masalah yang lebih direncanakan dengan hati-hati
mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau ini
mungkin semua kegiatan.

6. Pictorial Riddle Inquiry


Model ini merupakan metode mengarang yang dapat mengembangkan
motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar.
Gambar, peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk
meningkatkan cara bertikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu
riddle berupa gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu
transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan riddle itu.

7. Syneclis Lesson Inquiry


Model jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai
macambentukkiasan, supaya dapat   membaca intelegensinya dan mengem
bangkan kreatifitasnya. Hal ini dapat
dilaksanakan   karena dapat membantu siswa dalam berfikir untuk
memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide
kreatif.

8.  Value clarifikation
Model pembelajaran jenis inquiry ini siswa yang difokuskan pada
pemberian penjelasan tentang suatu tata aturan nilai-nilai pada suatu
proses-proses pembelajaran. Jerome Bruner, seorang profesor psikologi
dari Harvard University menyatakan beberapa keuntungan sebagai berikut
a. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b.  Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi-
situasi proses belajar yang baru.
c. Mendorong siswa agar dapat berfikir.
d. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih menantang.

Pelaksanaan tahapan  Pembelajaran Inkuiri


Gulo (2005) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya mengembangkan
kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan
emosional dan keterampilan.
Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut : oreintasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.

Langkah – langkah menerapkan model pembelajaran inquiry didalam kelas 


            Langkah- langkahnya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok
dibentuk berdasarkan rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan
social.
2. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap
kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya.
3. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni
pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih
solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok.
4. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
5. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan
unsur-unsur penunjangnya.
6. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
7. Menganalisis solusi-solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
8. Menilai proses kelompok.
Kemudian pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya
intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya.

2. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning/PBL)
suatu model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah agar siswa mendapat pengetahuan penting.
Dengan demikian diharapkan siswa mahir dalam memecahkan masalah,
memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam
tim.

Dengan pendekatan model PBL memberikan peluang bagi siswa untuk


melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan autentik. Model
pembelajaran berbasis masalah sebaiknya memenuhi kriteria: kompleks,
struktur tidak jelas, terbuka dan autentik. Prinsip Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Prinsip-prinsip proses pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) yang harus diperhatikan meliputi hal-hal berikut.

a. Konsep Dasar (Basic Concept).

Pada pembelajaran ini guru dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, atau
referensi yang diperlukan dalam pembelajaran.

b. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem).

Dalam fase ini guru menyampaikan permasalahan dan dalam kelompoknya


siswa melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming yaitu setiap
anggota mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap masalah
secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih
fokus/terarah pada penyelesaian masalah. Ketiga melakukan pembagian tugas
dalam kelompok untuk mencari referensi dalam memecahkan permasalahan.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning).

Masing-masing siswa mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas


masalah misalnya dari buku atau artikel di perpustakaan, internet, atau
guru/nara sumber yang relevan untuk memecahkan masalah.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge).

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara


mandiri, pada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi dalam kelompoknya
untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan.

 Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah


1. Peran Guru sebagai Pelatih dalam pembelajaran berbasis masalah
 Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran).
 Memonitor pembelajaran.
 Probbing ( menantang siswa untuk berpikir ).
 Menjaga agar siswa terlibat.
 Mengatur dinamika kelompok.
 Menjaga berlangsungnya proses.

2. Peran Siswa sebagai Problem Solver dalam pembelajaran berbasis


masalah

 Peserta yang aktif.


 Terlibat langsung dalam pembelajaran.
 Membangun pembelajaran.
 Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi dalam pembelajaran
berbasis masalah menarik untuk dipecahkan.
 Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang
dipelajari.
 Fase-fase Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Berikut ini fase-fase yang dilalui dalam pelaksanaan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL)

 Fase 1. Mengorientasikan siswa kepada masalah.

Guru memberikan masalah yang menarik untuk dipecahkan siswa.


Masalah yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Menurut
Prince dan Felder (2006) Masalah yang diberikan sebaiknya masalah
kompleks (complex), struktur tidak jelas (ill structured), terbuka (open ended
problem), otentik (authentic).

 Fase 2 Mengorganisasikan siswa

Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok.


Mengarahkan siswa untuk mengidentifikasikan masalah dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan pemecahan
masalah tersebut.

 Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjel asan dan pemecahan
masalah.

 Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Mengarahkan siswa dalam menyiapkan laporan pemecahan masalah, serta


berbagi tugas dengan teman. Siswa diberi kesempatan untuk
mempresentasikan temuanny a, serta kelompok lain menanggapi.

 Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Mengevaluasi pemecahan masalah atau hasil belajar yang telah dipelajari.


Memberikan arahan jika temuan siswa belum sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai