Anda di halaman 1dari 13

AGENDA PEMBANGUNAN INDONESIA DAN PANCASILA II

DAMPAK SOSIAL EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN YOGYAKARTA


INTERNATIONAL AIRPORT (YIA) DI KABUPATEN KULONPROGO

KELOMPOK 4 :

Dhimas Iqbal H 5170911219


Alfina Herawati 5180911199
Dimas Brastianto 5190911016
M Zainal Muttaqin 5190911017
Ardian Restu P 5190911018
Harya Danu A 5190911029

PANCASILA C
Universitas Teknologi Yogyakarta
2021
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.2.1 Identifikasi Masalah.....................................................................2
1.2.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Lingkup Penelitian........................................................................2
BAB II...................................................................................................4
PEMBAHASAN MASALAH.............................................................4
BAB III...............................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................10
KESIMULAN....................................................................................10
SARAN...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberadaan infrastruktur yang baik memiliki peranan penting bagi
suatu wilayah dalam kehidupan sosial dan ekonomi, serta dapat memicu kemajuan
dan perkembangan wilayah tersebut apabila tersedia sarana dan prasarana salah
satunya bandara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bandara ini merupakan
sarana transportasi udara yang berfungsi untuk pertumbuhan interaksi sosial dan
ekonomi wilayah DIY.
Pembangunan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dilaksanakan oleh
pemerintah ini menjadi pusat perhatian masyarakat luas. Bandara ini dibangun di
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pembangunan ini menimbulkan sejumlah permasalahan yang cukup besar
terutama permasalahan dari perubahan penggunaan lahan, dampak sosial dan
ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Perubahan penggunaan lahan ini dirasakan
oleh masyarakat di Kecamatan Temon dengan terjadinya penggusuran lahan
masyarakat yang harus pindah dan bahkan harus membangun rumah baru karena
lahan mereka dipergunakan untuk pembangunan YIA, tetapi hal ini dari pihak
penyelenggara sudah melakukan ganti rugi lahan terhadap masyarakat yang
terdampak.
Proyek pembangunan ini menuai sejumlah dampak positif dan negatif
sosial dan ekonomi yang diterima oleh masyarakat. Pada dampak positif
pembangunan bandara ini bertujuan untuk mengubah keadaan sosial dan ekonomi
yang lebih baik di wilayah tersebut, misalnya pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat karena YIA ini merupakan proyek internasional, dan menurut
prespektif pihak lain juga menuai dampak negatif yang dirasa memaksakan
terjadinya perubahan yang cukup signifikan terhadap sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar yang terdampak proyek pembangunan YIA tersebut, misalnya
kehidupan masyarakat sekitar bandara YIA ini cukup baik mulai dari tempat
kerja, sekolah, serta aktivitas bisnis mereka berubah seletah ada pembangunan
YIA dan harus menyesuaikan dengan tempat tinggal dan lingkungan barunya.

1
Tujuan dari pembangunan YIA ini adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, pengembangan infrastrutur DIY dan juga pengembangan kehidupat
sosial di wilayah tersebut. Pembangunan ini diperuntukan sebagai kepentingan
umum, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, terutama di bidang
transportasi udara. Adanya bandara ini semakin mempermudah para wisatawan
dari berbagai daerah, serta mancanegara untuk berkunjung ke DIY, sehingga
meningkatkan perekonomian dan kehidupan sosial secara menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Adanya dampak positif dan negatif terkait sosial dan ekonomi yang
diterima oleh masyarakat di Kabupaten Kulonprogo.
2. Terdapat perencanaan wilayah berkembang oleh Pemerintah Provinsi DIY
di Kabupaten Kulonprogo untuk dijadikan kota metropolitan yang baru
serta pusat pengembangan pariwisata kedepannya.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik kehidupan masyarakat di Kecamatan Temon
sebelum dan sesudah adanya proyek pembangunan Bandara New
Yogyakarta International Airport?
2. Bagaimana dampak pembangunan Bandara New Yogyakarta International
Airport terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan
Temon?
3. Mengapa masyarakat harus merelakan adanya penggusuran dan anti rugi
yang layak

1.3 Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan sebuah penelitian analisis, yang dalam hal ini
berfokus menganalisis tentang dampak sosial ekonomi pembangunan Yogyakarta
International Airport (YIA) di Kabupaten Kulonprogo, DIY. Penelitian ini ingin
mengetahui informasi serta melakukan analisis terhadap bagaimana dampak sosial
ekonomi dari pembangunan bandara baru ini. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif, yakni sebuah prosedur pemecahan masalah dengan cara

2
menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian dengan didasarkan pada
fakta-fakta yang tampak dan apa adanya (Nawawi, 1991). Dengan metode
deskriptif, penelitian ini berharap bisa memahami dan menggambarkan subyek
dan obyek penelitian beserta permasalahannya dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta, sebagai lokasi dibangunnya Yogyakarta International
Airport (YIA). Pengumpulan data penelitian ini menggunakan strategi observasi
kualitatif. Kerangka Penelitian
Dampak yang muncul akibat adanya proyek pembangunan bandara baru
mendorong adanya suatu perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Perubahan yang muncul dapat dikarenakan beberapa hal seperti dorongan sesuatu,
lingkungan atau masyarakat sekitar maupun kondisi alam. Pembangunan sendiri
didorong oleh pengaruh yang menyebabkan adanya perubahan. Perubahan yang
terjadi dapat berupa perubahan fisik maupun perubahan sosial. Perubahan fisik
mencakup kondisi alam yang ada sedangkan perubahan sosial sudah pasti
menyangkut kondisi masyarakat disekitarnya seperti dampak sosial ekonomi
pembangunan bandara baru yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pada
kasus ini. Perubahan penggunaan lahan yang timbul karena adanya pembangunan
bandara baru memungkinkan untuk terjadinya pengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dampak sosial ekonomi pembangunan kerekayasaan terhadap kehidupan
masyakarat. Akibat adanya pembangunan bandara baru memungkinkan timbulnya
berbagai macam dampak yang dirasakan masyarakat sekitar seperti dampak sosial
ekonomi. Dampak sosial ekonomi yang paling dirasakan yaitu adanya
penggusuran lahan, masyarakat harus berpindah dari tempat tinggal yang lama
menuju ke lahan baru.
Diagram Kerangka Penelitian

3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Isu
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 68/KEP/2015 Tanggal 31
Maret 2015 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan untuk Pengembangan
Bandara Baru di DIY, pembangunan YIA dipusatkan di Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulonprogo, dan sudah dimulai proses pembangunannya sejak 2013.
Pembangunan ini membutuhkan luas lahan (tanah) sebesar 645,63 hektar yang
meliputi lima desa terdampak, yakni Desa Glagah, Desa Palihan, Desa Kebonrejo,
Desa Sindutan, dan Desa Jangkaran.Desa Glagah dan Desa Palihan merupakan
dua desa paling terdampak karena banyak lahan warga yang tergusur akibat
proyek pembangunan bandara ini.

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangunan YIA

Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Kulonprogo, 2015

Pembangunan YIA diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 6 triliun.


Bandara ini memiliki terminal dengan luas 106.500 meter persegi dengan
kapasitas 10 juta penumpang setiap tahun. YIA juga akan memiliki hangar seluas
371.125 meter persegi sehingga bisa menampung 28 unit pesawat
(http://www.merdeka.com). Dengan besarnya proyek pembangunan YIA,
berbagai pihak harus terlibat, termasuk pemerintah lokal setempat setingkat
kecamatan dan desa, demikian halnya masyarakat pada umumnya. Masyarakat
adalah pihak paling terdampak dari pembangunan sehingga sehingga apa yang
menjadi kebutuhan dan harapan mereka tidak bisa diabaikan begitu saja.

4
Terjadi beberapa masalah sebelum pembebasan lahan yaitu, Konflik pada
konstruksi Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo
telah berlangsung sejak tahun 2011, tak lama setelah pemerintah Indonesia
diwakili BUMN dan investor asal India, GVK Power & Infrastructure memulai
konstruksi. Permasalahan yang terjadi adalah konstruksi dilakukan di desa-desa
berpenduduk padat dan lahan sawah produktif di Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulon Progo. Untuk membangun YIA, konstruksi diperkirakan membutuhkan 637
Ha dari tanah di area berpenduduk padat. Ini termasuk enam desa yang harus
diratakan dengan tanah. Konflik yang berkepanjangan merupakan dampak
kesalahpahaman dan negosiasi yang tidak lancar antara subjek dan objek
konstruksi, yakni pemerintah dan masyarakat terdampak. Konflik ini semakin
memburuk ketika terdapat dua sisi di tengah penduduk desa sendiri, yakni
penduduk yang pro dan yang kontra. Ini menimbulkan konflik vertikal dan
horizontal. Konflik vertikal adalah yang terjadi antara penduduk desa dan
pemerintah. Penduduk yang kontra pembangunan berasumsi bahwa pemerintah
merebut lahan dan ruang hidup mereka (sosial dan ekonomi) untuk YIA.
Sementara itu pemerintah berargumen bahwa pembangunan YIA merupakan
program nasional yang tercantum di RPJMN dan akan berdampak pada
peningkatan kualitas hidup penduduk sekitar.
Menurut laporan PWPP-KP (Paguyuban Warga Penolak Pembangunan -
Kulon Progo) dalam 637 hektar luas area tersebut, diperkirakan terdapat
sedikitnya 300 hektar lahan pertanian produktif, yang terbagi menjadi 200 hektar
lahan pertanian kering (tegalan) di kawasan pesisir selatan dan 100 hektar lahan
pertanian basah (persawahan) di sebelah utara Jalan Daendels - jalan lintas utama
selatan Jawa. Sementara itu 337 hektar lainnya terdiri dari 200 hektar kawasan
pemukiman warga, dan sisanya merupakan lahan yang diklaim milik Pakualaman
(PAG/Pakualaman Ground) yang berarti tanah Pakualaman, yang banyak dikelola
masyarakat menjadi tambak dan hotel atau vila untuk wisata.
Alasan mendasar penolakan adalah realitas kehidupan sosial-budaya
masyarakat yang hangat dan harmonis hanya dengan menjadi seorang petani di
lahan produtif, menjadi peternak dengan banyaknya persediaan pangan ternak,
serta menjadi nelayan dengan kondisi laut yang bersahabat. Menurut laporan

5
PWPP-KP, jika YIA dibangun, maka 24.000 pekerja pertanian kehilangan mata
pencarian dari produksi terong dan gambas, 120.000 pekerja pertanian kehilangan
mata pencarian dari produksi semangka dan melon, serta 4000 pekerja pertanian
kehilangan mata pencarian dari produksi cabai. Angka ini tentunya tidak
sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh hadirnya
pembangunan bandara baru tersebut, terutama apabila melihat alih profesi dari
corak produksi dan budaya bertani menjadi bentuk lain.

2.2 Keadaan Terkini


Pembangunan YIA memiliki dampak sosial ekonomi, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Secara umum, keberadaan YIA akan memberikan dampak
yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Selain Pemerintah Provinsi
DIY dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo akan mendapatkan keuntungan yang
besar dari YIA, masyarakat di desa-desa terdampak juga merasakan dampak
positifnya. Berdasarkan wawancara dengan Agus Hidayat, Sekretaris Camat
Temon, ada beberapa hal positif yang bisa dirasakan para warga sebagai dampak
positif dari keberadaan YIA.
Pertama, beberapa warga seperti orang kaya baru (OKB). Dengan
mendapat uang ganti rugi (yang sebenarnya adalah ganti untung), para warga itu
mendapat uang cukup banyak. Ada sebagian warga yang terkena kebijakan
relokasi membeli tanah dan membangun rumah di tempat relokasi, ada juga warga
yang membeli tanah di lokasi lain dan kemudian membangunnya, dan ada juga
warga yang membeli rumah langsung. Meski uang mereka berkurang untuk
membeli rumah, tapi mereka masih memiliki simpanan dana untuk investasi.
Dengan demikian, dampak dari keberadaan YIA adalah bahwa harga tanah
menjadi naik sehingga warga mendapat kentungan yang cukup berarti.
Kedua, mulai marak berdirinya beberapa perumahan, kontrakan, dan kos-
kosan. Bagi warga yang “melek bisnis”, keberadaan YIA bisa dimanfaatkan untuk
mencari keuntungan finansial. Bidang papan adalah salah satu pilihan yang
menarik. Tidak sedikit konsumen yang tertarik untuk membeli perumahan, atau
menyewa kontrakan atau kos-kosan sebagai tempat tinggal permanen atau
sementara (bagi pekerja proyek).

6
Ketiga, bisnis rumah makan, catering, dan sejenisnya. Dengan semakin
banyak orang yang lalu lalang di sekitar proyek pembangunan YIA, maka
kebutuhan bidang sandang juga sangat penting. Karena itu, beberapa waga
memutuskan untuk membuka bisnis atau usaha makanan, terutama untuk
menyediakan kebutuhan pangan bagi para pekerja proyek atau orang-orang yang
bekerja di dalam maupun luar lokasi bandara.
Agus Hidayat menyoroti terkait dampak negatif dari sisi sosial dengan
keberadaan YIA. Menurutnya, dengan banyaknya pekerja, baik itu di dalam
bandara maupun pekerja proyek, mulai tumbuh tempat hiburan, salah satunya
terletak di Desa Palihan. Dengan keberadaan tempat hiburan ini, mentalitas dan
moral masyarakat bisa berubah. Pak Sekcam itu juga menilai bahwa beberapa
warga, karena memiliki uang yang cukup banyak, terpengaruh dengan gaya hidup
yang berujung pada adanya kasus perceraian, bahkan kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT). Dampak-dampak sosial semacam itu layaknya mendapat
perhatian serius dari pemerintah dan kalangan pemuka agama.

2.3 Dampak Sosial


Masyarakat di lima desa terdampak pembangunan YIA akan semakin
menghadapi sejumlah masalah dengan keberadaan pusat-pusat bisnis tersebut.
Sejumlah persoalan berpotensi muncul bagi kehidupan masyarakat sekitar. Dari
sisi tingkat ekonomi, sebagian besar warga akan merasakan dampak positif dari
keberadaan hotel-hotel tersebut, namun tidak sedikit dampak negative yang
ditimbulkan sehingga perlu ada antisipasi sejak dini.
Pertama, sejumlah dampak sosial. Kepadatan penduduk dan perubahan
tata kota sebagai akibat dari pembangunan YIA dan beberapa pusat bisnis bisa
menimbulkan persoalan sosial karena terjadi “percampuran” antara penduduk asli
dan pendatang. Dalam beberapa hal, “percampuran” ini memang bisa berdampak
positif, yakni misalnya cara pandang atau cara hidup warga lokal menjadi semakin
maju, namun jika tidak diantisipasi dengan tepat akan menimbulkan masalah-
maslaah baru. Kasus narkoba, perselingkuhan, dan beberapa tindakan asusila bisa
muncul apabila warga tidak siap dalam mengantisipasi dampak sosial
perkembangan wilayan ke depan.

7
Kedua,sejumlah masalah lingkungan. Keberadaan YIA dengan
sejumlah fasilitas pendukungnya, ditambah dengan rencana pembangunan
infrastruktur lanjutan serta pendirian sejumlah hotel, restoran, danbangunan
lainnya, pastinya akan berdampak pada kualitas air dan udara di lingkungan
sekitar.
Untuk mengantisipasi dampak sosial dari keberadaan YIA, sejumlah
program penyuluhan telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik pemerintah daerah
maupun pemerintah kecamatan/desa, bekerjasama dengan pihak PT Angkasa Pura
I. Kegiatan-kegiatan penyuluhan itu dimaksudkan agar warga masyarakat
memiliki modal pengetahuan dan terbangun kesadaran sosial agar mereka tidak
kaget melihat perubahan cepat yang ada, tetapi bisa menyikapinya dengan hal-hal
yang bersifat positif. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya adalah: penyuluhan
keagamaan dari Kementerian Agama dan penyuluhan pengarusutamaan gender
lewat program Kecamatan Temon.

2.4 Dampak Ekonomi


Kabupaten Kulonprogo, khususnya Kecamatan Temon, akan mengalami
perkembangan yang sangat pesat ke depannya, seiring dengan proyek
pembangunan YIA. Menurut informasi yang disampaikan Nissi Wardoyo, Kaur
Umum Desa Kebonrejo, sejumlah pusat bisnis akan didirikan di sekitar kawasan
YIA.
Pertama, Hotel Dafam dengan berlokasi di Desa Kebonrejo, yang
letaknya persis di sebelah utara kantor PT PP. Hotel ini memiliki luas sekitar
4.000 meter, yang sebelumnya menjadi milik satu orang warga, namun sudah
resmi dijual.
Kedua, pom bensin dan restoran yang menjadi bagian dari Grup Ambar
Ketawang, dengan berlokasi di Desa Kebonrejo, yang memiliki luas sekitar satu
hektar.
Ketiga, Hotel Ibis dan Hotel Novotel, yang masuk dalam satu grup
Accord, dengan berlokasi di Desa Temon Kulon. Dua hotel ini memiliki luas
sekitar satu hektar.

8
2.5 Rencana Jangka Panjang
Kabupaten Kulonprogo akan berkembang sebagai sebuah kota
metropolitan yang baru. Selain bandara, daerah ini akan menjadi pusat
pengembangan pariwisata ke depannya. Kementerian Pariwisata bersama
Pemerintah Provinsi DIY sudah memiliki rencana untuk membuat program
“Bedah Menoreh”, yang akan menghubungkan YIA langsung ke Borobudur. Saat
ini, sudah ada jalan kecil yang pada dasarnya adalah jalan perkampungan, namun
ke depannya kemungkinan besar akan diperlebar.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di masa
mendatang adalah pembangunan rel kereta api, yang akan menghubungan jalur rel
dari Cilacap ke YIA dan Kota Yogyakarta. Pembangunan tol yang
menghubungkan YIA dengan jalur selatan, termasuk ke arah barat (Cilacap) juga
menjadi rencana prioritas pemerintah pusat.

2.6 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila


Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menerapkan sikap yang
sesuai dengan Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila juga disebut dengan ideologi
negara. Ideologi adalah ide, konsep, gagasan, dan cita-cita. Oleh sebab itu,
Pancasila digunakan untuk pedoman sikap masyarakat Indonesia. Artinya,
masyarakat Indonesia harus selalu menjiwai nilai-nilai luhur Pancasila. Nilai-nilai
tersebut sesuai dengan kelima bunyi Pancasila. 
Implementasi nilai-nilai Pancasila setelah pembangunan bandara YIA
- Menghormati hak asasi masayarakat yang terdampak pengusuran dengan
memberi ganti rugi dan tempat relokasi ( sila ke dua )
- Membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masayarakat yang sekitar ( sila
ke dua )
- Pemerataan pembangunan fasilitas di wilayah DIY ( sila ke lima )
- Memajukan pendapantan daerah Kulon Progo karena adanya bandara ( sila
ke lima )

9
BAB III
PENUTUP

KESIMULAN
Pembangunan Bandara YIA menjadi solusi untuk permasalahan kapasitas
angkut yang sudah tidak memadai lagi di bandara Adisucipto. Namun dalam
pembangunan bandara ini memberi pengaruh terhadap ekonomi dan sosial
terhadap masyarakat sekitar sebagai berikut:
a. Dampak ekonomi berpengaruh terhadap pendapatan dan aktivitas
perekonomian
b. Dampak sosial berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas sosial antar
keluarga dan pihak bandara dengan masyarakat sekitar serta tidak menimbulkan
terjadinya tindakan kriminalitas.

SARAN
Bagi Pemerintah Daerah Kulonprogo diharapkan dapat memberikan
berbagai pelatihan usaha ekonomi produktif kepada masyarakat sekitar agar
keluarga yang tidak bisa bekerja di Bandara YIA dapat memiliki bidang usaha
sendiri serta dapat membangun masyarakat yang mandiri menuju kawasan
transmigrasi yang menjadi penompang dari pertumbuhan ekonomi diwilayah
sekitarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

- Happy Susanto- Maret 2020 Majalah Ilmiah Bijak Vol. 17, No. 1
- Pemerintah Provinsi DIY. 2016. Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Yogyakarta. Yogyakarta: Pemrov DIY.
- Putra, Idris Rusadi. 2014. “Bandara Internasional Kulonprogo Beroperasi
pada 2017”, dalamhttps://www.merdeka.com/uang/bandara-internasional-
kulon-progo-beroperasi-pada-2017.html, diakses pada 12 September 2019.
- Rohmad, Zaini. 2016. Sosiologi Pembangunan. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
- Soemarwoto, O. 2001. Ekologi, Lingkungan, dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan
- https://bobo.grid.id/read/082899986/contoh-penerapan-pancasila-sila-ke-
2-di-lingkungan-sekitar?page=all
- file:///C:/Users/MSIGAM~1/AppData/Local/Temp/1450-205-4999-1-10-
20190726(1).pdf

11

Anda mungkin juga menyukai