KELOMPOK 4 :
PANCASILA C
Universitas Teknologi Yogyakarta
2021
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.2.1 Identifikasi Masalah.....................................................................2
1.2.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Lingkup Penelitian........................................................................2
BAB II...................................................................................................4
PEMBAHASAN MASALAH.............................................................4
BAB III...............................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................10
KESIMULAN....................................................................................10
SARAN...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan dari pembangunan YIA ini adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, pengembangan infrastrutur DIY dan juga pengembangan kehidupat
sosial di wilayah tersebut. Pembangunan ini diperuntukan sebagai kepentingan
umum, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, terutama di bidang
transportasi udara. Adanya bandara ini semakin mempermudah para wisatawan
dari berbagai daerah, serta mancanegara untuk berkunjung ke DIY, sehingga
meningkatkan perekonomian dan kehidupan sosial secara menyeluruh.
2
menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian dengan didasarkan pada
fakta-fakta yang tampak dan apa adanya (Nawawi, 1991). Dengan metode
deskriptif, penelitian ini berharap bisa memahami dan menggambarkan subyek
dan obyek penelitian beserta permasalahannya dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta, sebagai lokasi dibangunnya Yogyakarta International
Airport (YIA). Pengumpulan data penelitian ini menggunakan strategi observasi
kualitatif. Kerangka Penelitian
Dampak yang muncul akibat adanya proyek pembangunan bandara baru
mendorong adanya suatu perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Perubahan yang muncul dapat dikarenakan beberapa hal seperti dorongan sesuatu,
lingkungan atau masyarakat sekitar maupun kondisi alam. Pembangunan sendiri
didorong oleh pengaruh yang menyebabkan adanya perubahan. Perubahan yang
terjadi dapat berupa perubahan fisik maupun perubahan sosial. Perubahan fisik
mencakup kondisi alam yang ada sedangkan perubahan sosial sudah pasti
menyangkut kondisi masyarakat disekitarnya seperti dampak sosial ekonomi
pembangunan bandara baru yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pada
kasus ini. Perubahan penggunaan lahan yang timbul karena adanya pembangunan
bandara baru memungkinkan untuk terjadinya pengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dampak sosial ekonomi pembangunan kerekayasaan terhadap kehidupan
masyakarat. Akibat adanya pembangunan bandara baru memungkinkan timbulnya
berbagai macam dampak yang dirasakan masyarakat sekitar seperti dampak sosial
ekonomi. Dampak sosial ekonomi yang paling dirasakan yaitu adanya
penggusuran lahan, masyarakat harus berpindah dari tempat tinggal yang lama
menuju ke lahan baru.
Diagram Kerangka Penelitian
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Isu
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 68/KEP/2015 Tanggal 31
Maret 2015 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan untuk Pengembangan
Bandara Baru di DIY, pembangunan YIA dipusatkan di Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulonprogo, dan sudah dimulai proses pembangunannya sejak 2013.
Pembangunan ini membutuhkan luas lahan (tanah) sebesar 645,63 hektar yang
meliputi lima desa terdampak, yakni Desa Glagah, Desa Palihan, Desa Kebonrejo,
Desa Sindutan, dan Desa Jangkaran.Desa Glagah dan Desa Palihan merupakan
dua desa paling terdampak karena banyak lahan warga yang tergusur akibat
proyek pembangunan bandara ini.
4
Terjadi beberapa masalah sebelum pembebasan lahan yaitu, Konflik pada
konstruksi Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo
telah berlangsung sejak tahun 2011, tak lama setelah pemerintah Indonesia
diwakili BUMN dan investor asal India, GVK Power & Infrastructure memulai
konstruksi. Permasalahan yang terjadi adalah konstruksi dilakukan di desa-desa
berpenduduk padat dan lahan sawah produktif di Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulon Progo. Untuk membangun YIA, konstruksi diperkirakan membutuhkan 637
Ha dari tanah di area berpenduduk padat. Ini termasuk enam desa yang harus
diratakan dengan tanah. Konflik yang berkepanjangan merupakan dampak
kesalahpahaman dan negosiasi yang tidak lancar antara subjek dan objek
konstruksi, yakni pemerintah dan masyarakat terdampak. Konflik ini semakin
memburuk ketika terdapat dua sisi di tengah penduduk desa sendiri, yakni
penduduk yang pro dan yang kontra. Ini menimbulkan konflik vertikal dan
horizontal. Konflik vertikal adalah yang terjadi antara penduduk desa dan
pemerintah. Penduduk yang kontra pembangunan berasumsi bahwa pemerintah
merebut lahan dan ruang hidup mereka (sosial dan ekonomi) untuk YIA.
Sementara itu pemerintah berargumen bahwa pembangunan YIA merupakan
program nasional yang tercantum di RPJMN dan akan berdampak pada
peningkatan kualitas hidup penduduk sekitar.
Menurut laporan PWPP-KP (Paguyuban Warga Penolak Pembangunan -
Kulon Progo) dalam 637 hektar luas area tersebut, diperkirakan terdapat
sedikitnya 300 hektar lahan pertanian produktif, yang terbagi menjadi 200 hektar
lahan pertanian kering (tegalan) di kawasan pesisir selatan dan 100 hektar lahan
pertanian basah (persawahan) di sebelah utara Jalan Daendels - jalan lintas utama
selatan Jawa. Sementara itu 337 hektar lainnya terdiri dari 200 hektar kawasan
pemukiman warga, dan sisanya merupakan lahan yang diklaim milik Pakualaman
(PAG/Pakualaman Ground) yang berarti tanah Pakualaman, yang banyak dikelola
masyarakat menjadi tambak dan hotel atau vila untuk wisata.
Alasan mendasar penolakan adalah realitas kehidupan sosial-budaya
masyarakat yang hangat dan harmonis hanya dengan menjadi seorang petani di
lahan produtif, menjadi peternak dengan banyaknya persediaan pangan ternak,
serta menjadi nelayan dengan kondisi laut yang bersahabat. Menurut laporan
5
PWPP-KP, jika YIA dibangun, maka 24.000 pekerja pertanian kehilangan mata
pencarian dari produksi terong dan gambas, 120.000 pekerja pertanian kehilangan
mata pencarian dari produksi semangka dan melon, serta 4000 pekerja pertanian
kehilangan mata pencarian dari produksi cabai. Angka ini tentunya tidak
sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh hadirnya
pembangunan bandara baru tersebut, terutama apabila melihat alih profesi dari
corak produksi dan budaya bertani menjadi bentuk lain.
6
Ketiga, bisnis rumah makan, catering, dan sejenisnya. Dengan semakin
banyak orang yang lalu lalang di sekitar proyek pembangunan YIA, maka
kebutuhan bidang sandang juga sangat penting. Karena itu, beberapa waga
memutuskan untuk membuka bisnis atau usaha makanan, terutama untuk
menyediakan kebutuhan pangan bagi para pekerja proyek atau orang-orang yang
bekerja di dalam maupun luar lokasi bandara.
Agus Hidayat menyoroti terkait dampak negatif dari sisi sosial dengan
keberadaan YIA. Menurutnya, dengan banyaknya pekerja, baik itu di dalam
bandara maupun pekerja proyek, mulai tumbuh tempat hiburan, salah satunya
terletak di Desa Palihan. Dengan keberadaan tempat hiburan ini, mentalitas dan
moral masyarakat bisa berubah. Pak Sekcam itu juga menilai bahwa beberapa
warga, karena memiliki uang yang cukup banyak, terpengaruh dengan gaya hidup
yang berujung pada adanya kasus perceraian, bahkan kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT). Dampak-dampak sosial semacam itu layaknya mendapat
perhatian serius dari pemerintah dan kalangan pemuka agama.
7
Kedua,sejumlah masalah lingkungan. Keberadaan YIA dengan
sejumlah fasilitas pendukungnya, ditambah dengan rencana pembangunan
infrastruktur lanjutan serta pendirian sejumlah hotel, restoran, danbangunan
lainnya, pastinya akan berdampak pada kualitas air dan udara di lingkungan
sekitar.
Untuk mengantisipasi dampak sosial dari keberadaan YIA, sejumlah
program penyuluhan telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik pemerintah daerah
maupun pemerintah kecamatan/desa, bekerjasama dengan pihak PT Angkasa Pura
I. Kegiatan-kegiatan penyuluhan itu dimaksudkan agar warga masyarakat
memiliki modal pengetahuan dan terbangun kesadaran sosial agar mereka tidak
kaget melihat perubahan cepat yang ada, tetapi bisa menyikapinya dengan hal-hal
yang bersifat positif. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya adalah: penyuluhan
keagamaan dari Kementerian Agama dan penyuluhan pengarusutamaan gender
lewat program Kecamatan Temon.
8
2.5 Rencana Jangka Panjang
Kabupaten Kulonprogo akan berkembang sebagai sebuah kota
metropolitan yang baru. Selain bandara, daerah ini akan menjadi pusat
pengembangan pariwisata ke depannya. Kementerian Pariwisata bersama
Pemerintah Provinsi DIY sudah memiliki rencana untuk membuat program
“Bedah Menoreh”, yang akan menghubungkan YIA langsung ke Borobudur. Saat
ini, sudah ada jalan kecil yang pada dasarnya adalah jalan perkampungan, namun
ke depannya kemungkinan besar akan diperlebar.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di masa
mendatang adalah pembangunan rel kereta api, yang akan menghubungan jalur rel
dari Cilacap ke YIA dan Kota Yogyakarta. Pembangunan tol yang
menghubungkan YIA dengan jalur selatan, termasuk ke arah barat (Cilacap) juga
menjadi rencana prioritas pemerintah pusat.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMULAN
Pembangunan Bandara YIA menjadi solusi untuk permasalahan kapasitas
angkut yang sudah tidak memadai lagi di bandara Adisucipto. Namun dalam
pembangunan bandara ini memberi pengaruh terhadap ekonomi dan sosial
terhadap masyarakat sekitar sebagai berikut:
a. Dampak ekonomi berpengaruh terhadap pendapatan dan aktivitas
perekonomian
b. Dampak sosial berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas sosial antar
keluarga dan pihak bandara dengan masyarakat sekitar serta tidak menimbulkan
terjadinya tindakan kriminalitas.
SARAN
Bagi Pemerintah Daerah Kulonprogo diharapkan dapat memberikan
berbagai pelatihan usaha ekonomi produktif kepada masyarakat sekitar agar
keluarga yang tidak bisa bekerja di Bandara YIA dapat memiliki bidang usaha
sendiri serta dapat membangun masyarakat yang mandiri menuju kawasan
transmigrasi yang menjadi penompang dari pertumbuhan ekonomi diwilayah
sekitarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
- Happy Susanto- Maret 2020 Majalah Ilmiah Bijak Vol. 17, No. 1
- Pemerintah Provinsi DIY. 2016. Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Yogyakarta. Yogyakarta: Pemrov DIY.
- Putra, Idris Rusadi. 2014. “Bandara Internasional Kulonprogo Beroperasi
pada 2017”, dalamhttps://www.merdeka.com/uang/bandara-internasional-
kulon-progo-beroperasi-pada-2017.html, diakses pada 12 September 2019.
- Rohmad, Zaini. 2016. Sosiologi Pembangunan. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
- Soemarwoto, O. 2001. Ekologi, Lingkungan, dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan
- https://bobo.grid.id/read/082899986/contoh-penerapan-pancasila-sila-ke-
2-di-lingkungan-sekitar?page=all
- file:///C:/Users/MSIGAM~1/AppData/Local/Temp/1450-205-4999-1-10-
20190726(1).pdf
11