Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA

23 Februari 2023 KULIAH


ASPEK HUKUM DALAM INDUSTRI
KONSTRUKSI
Nama : Zendy Eko Budiarto
NRP : 10111910010040
1. Pembangunan Dermaga Kapal Sampah Pulau Untung Jawa (14 Februari 2023).

Proyek pembangunan Dermaga Kapal Sampah Pulau Untung Jawa, Kepulauan seribu sedang
didalami pihak kepolisian. Indikasi pelanggaran tampak jelas dari amburadulnya kondisi
dermaga usai dibangun dengan menelan anggaran Rp 7 miliar yang bersumber dari APBD
DKI. Petugas mencari bongkahan beton yang retak untuk nantinya diuji di Puslabfor
komposisi beton yang digunakan dalam pembangunan dermaga. Konstruksi dermaga kapal
sampah yang baru menyelesaikan 70 persen tersebut tidak sesuai dengan rencana kerja
diduga menggunakan beton K125 yang rawan jebol dan bisa roboh serta mengancam nyawa.
Konstruksi dermaga kapal sampah tidak memenuhi persyaratan kesehatan struktur baik
secara kualitas dan kuantitas. Kontraktor pembangunan proyek tersebut, PT. Padma Bintang
Buana tampak tutup dan tidak bisa dikonfirmasi.
Sumber: radarnonstop.co
https://m.radarnonstop.co/read/42509/Pembangunan-Dermaga-Kapal-Sampah-Pulau-Untung-Jawa-
Amburadul-Polisi-Dalami-Pelanggaran
2. Plesengan Jalan Raya Desa Sempol (24 Oktober 2022).

Kerusakan bangunan plesengan di Jalan Raya Desa Sempol, kecamatan Pagak, Kabupaten
Malang kondisinya saat ini ambrol dimungkinkan akibat guyuran hujan. Plesengan tersebut
baru dibangun dua bulan lalu. Bangunan plesengan tersebut sepertinya tidak sesuai
spesifikasi bangunan, atau tidak memiliki kualitas yang tertera di teknis, serta tidak sesuai
Rencana Annggaran Biaya (RAB).
Warga berharap pihak-pihak yang merasa punya tanggung jawab agar sadar karena dengan
bangunan yang tidak sesuai spesifikasi dapat menyebabkan musibah pada warga yang
melintas di jalan raya tersebut.
Sumber: MALANGPOST.COM
https://malang-post.com/2022/10/24/baru-dua-bulan-plengsengan-jalan-raya-desa-sempol-ambrol/
3. Proyek Tembok Penahan Tanah (TPT) di Desa Babakan Peuteuy Cicalengka (13
September 2022).

Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Urug RW.05, Desa
Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung yang pekerjaan baru selesai
dilaksanakan, sudah ambruk. Warga menduga, ambruknya proyek TPT tersebut akibat
pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, dimana kurangnya penggunaan semen pada bangunan
TPT sehingga terjadi kegagalan konstruksi. Terkait ambruknya TPT tersebut pihak pelaksana
lapangan akan bertanggung jawab memperbaikinya. Menurut pelaksana lapangan, kejadian
tersebut terjadi karena faktor alam, dimana faktor alam susah diprediksi. Kondisi hujan yang
terus mengguyur menyebabkan air turun begitu deras menghantam bangunan TPT tersebut.
Diharapkan pihak-pihak terkait (pengawas dan konsultan) dapat segera memberikan
klasifikasi terkait kejadian ambruknya bangunan TPT tersebut.
Sumber: infakta.com
https://infakta.com/brukk-proyek-tpt-yang-baru-selesai-dibangun-di-desa-babakan-peuteuy-
cicalengka-sudah-ambruk/?amp
4. Underpass Bandara Soekarno-Hatta (7 Februari 2018).

Underpass Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang terjadi longsor
dan memakan korban jiwa. Menurut Kepala Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) insiden longsor tersebut terjadi karena kegagalan konstruksi yang
dibangun. Beton penahan jalan yang tidak kuat menopang beban air saat hujan lebat menjadi
faktor penyebab longsor terjadi.
Kepala Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan
ada tiga kriteria wilayah yang dikatakan rentan terjadi pergerakan tanah atau longsor.
Diantaranya memiliki lereng yang cukup terjal dan tidak kuat untuk menahan beban air saat
hujan lebat. Ia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat serta
pihak bandara terkait longsor di underpass tersebut. Salah satunya mengantisipasi terjadinya
longsor susulan di lain titik.
Guru besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Dr. Manlian
Ronald Simanjuntak mengatakan kejadian tersebut diakibatkan kelalaian sistem operasional.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan terkait manajemen konstruksi.
PT. Waskita Karya (Persero) TBK (WSKT) selaku kontraktor perimeter selatan underpass
kawasan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menerjunkan tim investigasi untuk meneliti
runtuhnya perimeter di kawasan tersebut.
Lebih lanjut Komisi V DPR meminta Kementrian PUPR menginvestigasi secara menyeluruh
tragedi tersebut. Menurut Wakil Ketua Komisi V DPR Sigit Sosiantomo menduga ada
kegagalan bangunan dalam proyek yang dikerjakan oleh PT. Waskita Karya tersebut.
Seharusnya dengan umur bangunan yang masih muda, underpass itu tetap kokoh.
Untuk memastikan ada tidaknya kegagalan bangunan dalam proyek underpass Bandara
Soetta itu, Wakil Ketua Komisi V DPR Sigit Sosiantomo meminta Kementrian PUPR segera
menurunkan penilai ahli. Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa Konstruksi,
Menteri harus menetaptakan penilai ahli untuk memeriksa tingkat kepatuhan terhadap
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, menetapkan penyebab terjadinya Kegagalan Bangunan serta menetapkan pihak
yang bertanggung jawab. Jika nanti terbukti ada kegagalan bangunan, Sigit meminta pihak
penyedia jasa, yaitu PT. Waskita Karya untuk bertanggung jawab sebagaimana diatur dalam
pasal 63 UU Jaskon. Tak hanya itu, Sigit juga meminta agar ada sanksi tegas. Sebagaimana
diatur dalam pasal 96 setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa
dikenai sanksi administratif berupa peringatan, denda hingga pencabutan izin.
Sumber: detiknews
https://news.detik.com/berita/d-3854364/kemenpupr-harus-selidiki-kegagalan-bangunan-
underpass-maut-di-soetta

5. Tembok Penahan Tebing di Sisi Jembatan Aek Katia (20 November 2021).

Tembok penahan tebing di sisi jembatan Aek Katia di Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu,
Sumatera Utara (Sumut), proyek senilai Rp 1,6 miliar tersebut runtuh. Menurut Plt Kadis
Kominfo kerugian akibat runtuhnya tembok tersebut sepenuhnya ditanggung pelaksana
proyek. Pelaksana proyek harus membangun ulang tembok tersebut sesuai kontrak.
Tampak tembok penahan tebing tersebut runtuh ke sungai. Sebagian ruas jalan juga rusak
karena tanah yang ditahan tembok tersebut longsor ke sungai. Selain itu, tampak nama
perusahaan yang mengerjakan proyek tertera di papan nama proyek. Ada juga nilai kontrak
serta jadwal pelaksanaan proyek yang tertera pada papan tersebut. Salah satu warga
mengatakan warga telah mengiatkan pelaksana proyek soal kemungkinan runtuhnya tembok
tersebut karena dikerjakan asal-asalan.
Sumber: detiknews
https://news.detik.com/berita/d-5819711/dibangun-oktober-tembok-penahan-tebing-rp-16-m-di-
sumut-sudah-runtuh/amp#
6. Tembok Penahan Tanah Taman Love PT. BA (19 Oktober 2021).

Derasnya arus sungai Enim karena hujan yang cukup deras dan lama dari sore hingga fajar
mengakibatkan ambruknya tembok penahan tanah Taman Love PT. BA yang baru dibangun
oleh kontraktor.
Terpantau awak media saat melintas di jembatan jalan menuju komplek PT. BA/tambang
longsoran bangunan tembok penahan tanah pada dinding taman Love yang dibangun tahun
2020 namun saat sudah ambruk kembali, pernah juga tembok penahan tanah ditaman Love
yang ambruk oleh terjangan derasnya aeus sungai Enim.
Yang terimbas adalah sheet pile di depan abutmen sisi barat miring dan sudah ada yang
roboh, hal ini diduga disebabkan limpasan air dari jalan depan masjid jamik dan dari area
parkir minizoo yang masuk ke celah pondasi, area tersebut belum di paving block. Sebagai
tindak lanjut Tim Kowis sudah bahas dengan MK dan Pelaksana dan melakukan langkah
antisipasi sementara agar robohnya tidak berkelanjutan.
Harapan masyarakat yang melintas dijalan arah talang jawa Tanjung Enim, agar bangunan
yang sudah dibuat tersebut disesuaikan spek bangunan dan medannya daerah aliran sungai
enim harus diketahui, sehingga tidak terulang lagi.
Sumber: SaranaInformasi.com
https://saranainformasi.com/akibat-derasnya-arus-sungai-enim-tembok-penahan-tanah-taman-
love-pt-ba-jadi-ambruk/
7. Talud Tol Bawean (22 Maret 2018).

Talud atau dinding penahan lereng di area jalan tol tepatnya di sekitar KM 36 yang berada di
Desa Kandangan Kecamatan Bawen mengalami longsor. Longsor tersebut diperkirakan
karena bangunan dinding tidak kuat menahan tekanan tanah. Sekitar sebulan lalu dinding
penahan tersebut telah mengalami retakan. Retakan tersebut semakin parah ketika hujan
datang hingga akhirnya dinding tak mampu lagi menahan desakan tanah bercampur air hujan.
Retakan pada dinding berakibat longsoran dan semakin parah saat hujan datang.
Menurut salah satu warga desa kerusakan dinding penahan longsor telah dirasakan sejak
beberapa bulan lalu. Retakan dinding semakin parah setelah hujan turun dalam intensitas
yang cukup tinggi. Tanah yang berada dibalik dinding penahan tol terus mendorong dinding
dan menyebabkan kerusakan semakin parah. Sementara itu, General Manager Operasi dan
Teknis Trans Marga Jateng, Prajudi menjelaskan kerusakan dinding penahan jalan tol
tersebut diakibatkan karena jenis tanah hitam yang kecenderungannya menyimpan air.
Prajudi menggambarkan dengan adanya air yang masuk dari bukit menyebabkan tanah
tersebut berperilaku seperti lumpur. Hal tersebut mendorong batu sekaligus beton lereng.
Hingga saat ini dinding penahan lereng tol KM 36 tengah dalam perbaikan. Dinding penahan
lereng akan dibuat lebih landai, tidak seperti saat ini yang kemiringannya lebih dari 60
derajat. Trans Marga Jateng (TMJ) juga harus membebaskan lahan disekitar lokasi dan
mengeruk tanah agar sudut kemiringan berkurang. Sayangnya pergerakan tanah tebing di
lereng penahan semakin cepat akibat cuaca buruk. Pengerjaan perbaikan dinding penahan
lereng memerlukan waktu tiga hingga empat bulan mengingat kondisi medan yang sulit
dijangkau. Agar tidak mengganggu pengerjaan dan pengguna jalan terpaksa di sekitar KM
36, TMJ memberlakukan satu jalur dari Bawean ke Unggaran.
Sumber: TribunJateng.com
https://jateng.tribunnews.com/amp/2018/03/22/talud-tol-bawen-longsor-ini-penyebabnya?page=2
8. Tembok Penahan Tanah (TPT) di Proyek RS Purbaratu kota Tasikmalaya (18
November 2020).

Rumah sakit Purbaratu yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan, mengalami
kerusakan di bagian Tembok Penahan Tanah (TPT) (18/11/2020) sekitar pukul 03.00 WIB.
Akibat jebolnya TPT tersebut, dua rumah warga terendam banjir dan 10 kolam ikan milik
warga meluap.
Warga setempat sejak awal sudah memprediksi jika TPT tersebut rentan jebol jika diguyur
hujan deras. Warga sejak lama melihat keretakan di bagian dinding TPT dan terus melebar
seiring waktu. Sementara itu, Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Sakit Purbaratu,
Indra Mahdi menyatakan pembangunan rumah sakit Purbaratu sudah masuk ke tahap empat.
Namun ada beberapa tahapan sebelumnya yang sedang dalam proses penyelesaian termasuk
pemasangan material batu di titik lokasi TPT jebol. Untuk permasalahan tersebut akan
dibawa ke dalam rapat dengan pihak kontraktor dan dinas terkait. Karena proyek TPT
tersebut bukan merupakan paket pekerjaannya.
Pemilik PT. Mitra Karya Mandiri Utama, Toni Setiawan mengatakan konstruksi bangunan
yang roboh, merupakan bangunan yang telah dikerjakan pada tahun 2018 oleh pihak lain.
Pihaknya akan segera memperbaiki seluruh konstruksi bangunan yang ada di sepanjang
depan Rumah Sakit Purbaratu. Karena progres pembangunan Rumah Sakit Purbaratu saat ini
baru mencapai 80 persen dalam kurun waktu sebulan lebih.
Sumber: Koropak
https://www.koropak.co.id/13652/tpt-di-proyek-rs-purbaratu-kota-tasikmalaya-jebol-dan-menutup-
sungai
9. Tanah Ambles di Surabaya (22 Desember 2018).

Peristiwa amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng, Surabaya dinilai sebagai kegagalan dalam
industri konstruksi. Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan Manlian
Ronald A Simanjuntak menyatakan fokus pada masalah tersebut sebaiknya tidak hanya
terhadap produk yang dihasilkan, tetapi juga pihak yang terlibat pada proyek konstruksi
tersebut. Sebab proyek tersebut melibatkan berbagai stakeholder, kompetensi, kebijakan, dan
peran pemerintah.
Ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan bisa menjadi penyebab amblesnya tanah
di Jalan Raya Gubeng tersebut. Masalah pertama yaitu tata ruang di kawasan tersebut sudah
sesuai dengan studi kelayakan atau belum. Kedua, pembangunan proyek jalan tersebut sudah
dijalankan secara benar atau tidak. Ketiga yaitu proses yang dijalani dalam proyek bangunan
gedung di sana sudah berjalan dengan benar atau tidak. Dan keempat, kebijakan dalam
bentuk peraturan untuk menata proyek konstruksi sudah lengkap dan dijalankan secara benar
atau tidak.
Kemudian, masalah kelima yaitu pengendalian dan pengawasan proyek konstruksi yang
sudah eksis serta yang sedang dan akan dibangun sudah dilaksanakan secara benar atau tidak.
Oleh sebab itu, Manlian mencoba memberikan solusi yang harus dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat. Solusi pertama adalah memastikan terlebih dahulu kelayakan postur tanah
dan muka air tanah sebelum dilakukan pengurukan, pemadatan, dan restruktur jalan. Kedua,
perhatikan dan cermati dengan benar pengurukan tanah, pemadatan, dan sistem struktur
penopang jalan. Kemudian solusi ketiga yaitu memastikan bangunan gedung di sekitar
amblesnya tanah tersebut dan di kawasan Gubeng dalam kondisi stabil dan andal.
Manlian juga menyampaikan rekomendasi untuk menyelesaikan masalah amblesnya tanah
tersebut, yaitu yang pertama adalah memastikan sistem pengendalian proyek konstruksi di
Kota Surabaya berjalan secara benar dan baik. Yang kedua, memastikan berbagai proyek
konstruksi yang lama dan baru dipersiapkan secara benar dan baik.
Sumber: KOMPAS.com
https://properti.kompas.com/read/2018/12/22/215325721/pakar-tanah-ambles-di-surabaya-
kegagalan-industri-konstruksi?amp=1&page=2

Anda mungkin juga menyukai