Anda di halaman 1dari 2

Sabtu, 02 Mei 2015 - 09:16:04 WIB

Pembangunan Embung Senilai Rp 2 Milyar di Banyuwangi Gagal KonstruksiKategori:


Bedah Jaya Pos - Dibaca: 875 kali

Baca Juga:Pemkab Gelar Perlombaan


Rajut Eceng GondokJokowi: Saya Makan SemuanyaPekerja Instalatir Jatuh dan TewasPNS
Bermasalah dengan Hukum, Akan Dikenakan Sangsi

Surabaya, Jaya Pos

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumberdaya Air Balai Besar Wilayah Sungai
Berantas SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Sumberdaya Air Brantas, di Jalan Menur
No 123 Surabaya dengan menggunakan dana APBN TA 2014 membangun embung untuk
menampung air saat hujan dan akan digunakan bila kemarau oleh masyarakat.

Pembangunan embung di banyuwangi (0,01m3/dt) yang dimenangkan PT Pandu Putra


Primatama beralamat di Jalan Dukuh Kupang Timur XVI/29 Surabaya ini dengan nilai
penawaran Rp 2.022.222.000;00. Sementara waktu pelaksanaan 180 hari kalender NPWP
02.208.556.7-614.000 dilaksanakan pada tahun anggran 2014 dan provisional hand over
(PHO) tanggal 16 Desember 2014, saat pekerjaan tersebut dalam masa pemeliharaan atau
FHO.

Pantauan Jaya Pos dan tim LSM, (29/4), terlihat kondisi fisik embung yang berlokasi di Desa
Ringin Pitu Banyuwangi ini rusak parah atau dapat dikatakan gagal kontruksi . Adapun
bagian-bagian yang dapat dikatakan gagal kontruksi antara lain jalan paving, badan embung,
pagar pengaman, patok pembatas jalan dan jaringan pipa penyalur.

Kondisi badan embung saat ini mengalami sliding pada sisi timur beton penguat tanggul di
bagian dalam telah mengalami penurunan sampai 38cm yang mengakibatkan patah, pecah
dan longsor masuk ke dalam embung. Kondisi ini diduga kuat diakibatkan oleh rendahnya
mutu beton pelapis beton bertulang serta dasar atau pondasi tidak dikerjakan sesuai dengan
ketentuan teknik. Akibatnyua, air yang ditampung mudah mengering karena meresap ke
badan tanggul dan merembes ke sawah di sisi timur embung.

Sementara kondisi paving blok pada jalan inspeksi embung juga tidak luput dari kerusakan,
baik paingnya banyak yang pecah juga kondisi jalan pavingnya sudah mengalami penurunan
alias ambles. Hampir pada semua sisi jalan kondisi ini diakibatkan karena kontraktor atau
penyedia jasa curang dalam melaksanakan pemadatan juga membeli paving yang mutunya
tidak sesuai dengan kontrak.
Pagar BRC juga tak luput dari penjarahan penyedia jasa pagar BRC yang baru saja di pasang
telah nampak miring dan lepas dari besi galvanist sebagai penyanga pagar BRC pondasi besi
galvanispun tidak terpasang kokoh hanya diletakkan begitu saja sihingga apabila dipegang
akan miring dan seolah mau roboh.

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PAB II (pemanfaatan air baku ) Ir Urip
Sudarmanto, dan Kasatker Ir Fauzi belum dapat memberikan keterangan.

Ir Didik Wahono,SH, MSi, pengamat kontruksi mengatakan, kegagalan kontruksi itu akibat
kelemahan PPK dalam mengendalikan proyek dan ini katanya dapat melanggar UU
Kontruksi No 18 tahun 1998 dan dapat dipidana dengan ancaman pidana 5 tahun penjara.

PPK PAB II, lanjutnya, tidak memperhatikan dan cenderung mengabaikan Perpres 54 tahun
2010, Perpres 70 tahun 2012, Perpres 172 tahun 2014 dan Perpres No 4 tahun 2015 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Lebih fatal lagi, katanya, PPK terindikasi kuat
melanggar UUNo 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi pada pasal 12 huruf E, yang
ancaman hukumannya seumur hidup. Afi/Zein

Anda mungkin juga menyukai