Proyek Pelabuhan Milik Dinas Perhubungan Kepri Tidak Siap Dikerjakan PHO Dipertanyakan
Proyek Pelabuhan Milik Dinas Perhubungan Kepri Tidak Siap Dikerjakan PHO Dipertanyakan
Proyek Pelabuhan Milik Dinas Perhubungan Kepri Tidak Siap Dikerjakan PHO
Dipertanyakan Diduga Pencairan Telah Dilakukan 100%
Tidak dicat pintu setiap kamar,lantai yang terlah dipasang keramik bergelombang, dinding
belum dicat sebagia,keramik yang dipang belum rapi tidak dikasi bagian dinding, Sekeliling
kantor belum siap dikerjakan untuk penimbunan bagain piring-piring luar.pengaman untuk
pasangan ruangan parkir batu pracetak pasangan asal jadi, terlihat sudah lepas dari tempatnya
dimana dipasang,Cat tiang besi untuk masuk ruang belakang belum dikerjakan, dinding
retak-retak tembus kebelakang,rumput taman yang ditanam asal jadi,
Zul masyarakat yang hendak mau pulang naik kapal 19/07dilokasi mengatakan proyek ini
banyak lagi pekerjaanya,kita menilai ini proyek siap baru 75%,seharusnya proyek ini sudah
siap per 31 Desember kemaren,ya kalau uang sudah habis bagai mana disebut, serah
terimanya, entah bagai mana caranya, dengan pelaksana bersama pemilik, kita kontraktor
juga dulunya kita tahu masalah proyek ini tentu tidak bisa banyak bicara, hanya bapak
wartawan yang bisa mempertanyakannya proyek ini menyangkut uang rakyat.
Proyek yang dikerjakan PT Multi Karya Pratama terlihat tak selesai,Milik Pemerintah
Provinsi Kepri nomor kontrak 16/HUB/SP/VI/2014. Sedangkan konsultan perencana adalah
CV Ornament Rancang Bangun,konsultan pengawas PT Interdimensi konsultan.Kegiatan
pembangunan fasilitas pelabuhan 12 Juni 2014 sampai dengan 29 November 2014, pekerjaan
170 hari kalender
Arezon Andre SH selaku ketua LSM Ampera Indonesia menangapi terkait dengan
tebengkalainya pembangunan Pelabuhan Sijantung Barelang Kota Batam Kepri yang
dikerjakan PT Multi Karya Pratama dengan nilai Rp 9.438.87.000 tersebut diduga terindikasi
adanya kongkalingkong dalam serah terima proyek tersebut.
Dikarenakan proyek tidak siap dikerjakan sebagai mana mustinnya. Padahal dana proyek
tersebut sudah dicairkan pada tanggal 30 Desember 2014 tanpa ada Serah Terima Pekerjaan
(PHO) dipertanyakan.
Mengacu pada Pasal 9 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pasal tersebut dengan jelas bagian inti
deliknya tentang pemalsuan surat yang bersifat administratif. Jadi unsur melakukan tindak
pindana korupsinya sudah terpenuhi, ungkap Arezon Andre .Hasmi