Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN STUDI EKSKURSI

MATA KULIAH TEKNIK SUNGAI

BENDUNGAN JATIBARANG, BENDUNG SIMONGAN, DAN


KANAL BANJIR BARAT , JAWA TENGAH (BANGUNAN
PERSUNGAIAN)

Kelompok 4

Dwi Setiyadi

1406642864

Lucky Satyanegara

1406642914

Intan Kusumawati

1406642896

Putritansy Neysa

1406642946

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bangunan persungaian merupakan suatu bangunan air yang dibangun pada
sungai dan berfungsi untuk mengatur aliran air agar tetap stabil serta sebagai
pengendali banjir. Adapun jenis bangunan persungaian yaitu perkuatan lereng,
pengarah arus (krib), tanggul, dam dan ground sill. Dalam rangka mendukung
pemahaman materi tersebut, mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia perlu mengetahui kondisi fisik infrastruktur keairan di lapangan secara
visual.
Studi Eskursi yang dilakukan, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
proses pembangunan infrastruktur keairan mulai dari tahap survey, investigasi,
desain, perencanaan, pembangunan hingga pemeliharaan bangunan. Selain itu,
mahasiswa juga diharapkan memahami ilmu yang dipelajari saat perkuliahan dan
mengetahui kondisi lapanan sehingga dapat mengimplementasikan ilmu
perkuliahan di dunia kerja secara tepat dan berguna bagi bangsa.

1.2

Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
a.

Menambah wawasan mengenai kondisi fisik insfrastruktur keairan.

b.

Mengetahui pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan dalam bidang


keairan.

c.

Menambah pengalaman dalam mengetahui infrastruktur keairan secara


visual

1.2.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui sistem aliran sungai, bangunan keairan, dan
daerah cakupan layanannya serta mekanisme pemeliharaan sarana dan
prasarana operasional infrastruktur keairan.
b. Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu keairan yang dipelajari
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

1.3

Rincian Kegiatan
Nama Kegiatan

: Studi Ekskursi Manajemen Sumber Daya Air

Pelaksana

: Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,


Universitas Indonesia

Lokasi Tujuan

: Semarang, Jawa Tengah


1. Bendungan Jatibarang
2. Bendung Simongan dan Kanal Banjir Barat
(KBB)
3. Drainase Pantai Tambak Lorok

Waktu Pelaksanaan

: Hari Kamis Sabtu


Tanggal 15 17 September 2016

Akomodasi

: 3 (tiga) unit bus

Jumlah Peserta

: 160 orang terdiri dari


- 145 mahasiswa S1 dan S2 Departemen Teknik
Sipil (Mata Kuliah Hidrolika, Hidrologi
Teknik, Teknik Sungai dan Perencanaan
Infrastruktur Keairan)
- 15 tim pengajar dan pendamping

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bendungan Jatibarang


2.1.1. Sejarah dan Latar Belakang
Musibah banjir yang sering melanda merupakan tantangan bagi kotakota besar di Indonesia, salah satunya Kota Semarang. Kota Semarang yang
dialiri beberapa sungai besar merupakan wilayah yang rawan terkena banjir.
Salah satu penyebab banjir adalah meluapnya air dari sungai pada waktu
musim hujan yang menyebabkan daerah sekitar sungai tergenang, seperti
banjir bandang yang pernah terjadi di Kota Semarang akibat meluapnya
Sungai Garang yang terjadi pada tahun 1990. Pada saat itu, Sungai Garang
(Kanal Banjir Barat) meluap sehingga daerah disekitarnya disapu banjir
bandang yang begitu dahsyat. Beberapa ratus rumah didaerah Sampangan dan
sekitarnya tenggelam oleh tingginya banjir yang mencapai 2 meter. Banjir
bandang ini menewaskan 47 orang, merobohkan 25 rumah, dan
mengakibatkan 126 rumah dan 15 bangunan fasilitas umum rusak. ekitar 145
hektar daerah pemukiman tergenang dengan ketinggian 2 meter selama lebih
dari tiga jam.
Tabel 2.1. Debit Banjir Sungai Garang di Bendung Simongan periode 1961 - 1990

Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, 1993

Selanjutnya, sebagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap


banjir serta upaya pengendalian daya rusak air, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Kota Semarang menyetujui pembangunan Bendungan Jatibarang.
Pembangunan bendungan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi
bencana banjir. Bendungan tersebut digunakan untuk mengatur debit air yang
keluar menuju Kanal Banjir Barat sehingga diharapkan mampu mengurangi
debit puncak banjir.

2.1.2. Tujuan
Tujuan pembangunan Bendungan Jatibarang adalah sebagai berikut :
a. Sumber Pembangkit Listrik Mikro Hidro dengan menghasilkan tenaga
listrik kapasitas 1500 Kw.
b. Mengurangi kerusakan akibat banjir di sepanjang Sungai Garang/Kanal
Banjir Barat (pengendali banjir Q 50 th).
c. Mengembalikan potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air baku,
khususnya wilayah Semarang bagian barat (Air minum 1050 l/det).
d. Mengurangi kerusakan akibat intrusi, amblesan dan genangan air rob di
sebagian Kota Semarang bagian bawah.
e. Meningkatkan kelestarian fungsi konservasi di hulu Sungai Garang dan
Sungai Kreo.
f. Memperbaiki kualitas lingkungan di sepanjang sungai dan daerah
pemukiman.
g. Meningkatkan perekonomian masyarakat.
h. Sebagai tempat/objek pariwisata.

2.1.3. Lokasi
Bendungan Jatibarang dibangun pada tanggal 15 Oktober 2009, terletak
di Kelurahan Kedungpane dan Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen serta
Kelurahan Kandri dan Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang, Jawa Tengah. Bendungan Jatibarang dibangun di Sungai Kreo
10 km di hulu pertemuan dengan Sungai Garang. Area tersebut meliputi

lokasi tempat dimana waduk dibangun (dam axis), areal genangan, sabuk
hijau (green belt) dan jalan penghubung (access road).
Di dalam area genangan waduk, khususnya di Kelurahan Kandri
terdapat pulau kecil yang terdapat kawasan wisata Goa Kreo. Pulau Goa
Kreo ini dihubungkan dengan jembatan penghubung. Dan pada jembatan
penghubung ini memiliki kedalaman yang paling dangkal diantara area
genangan yang lain, selain itu juga disiapkan pelampung di bawah jembatan
jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Seremonial pengisian bendungan dilaksanakan oleh Djoko Kirmanto
(Menteri Pekerjaan Umum) dengan didampingi Ganjar Pranowo (Gubernur
Jawa Tengah) dan Imam Santoso (Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali
Juwana). Hadir pula Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi serta Mantan
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Gambar 2.2. Peta Lokasi Bendungan Jatibarang


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali
Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.3. Peta Sistem Tata Air


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali
Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

2.1.4. Data Teknis


a. Data Pelaksanaan Pekerjaan
Pemilik Pekerjaan

: Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat


Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar
Wilayah Sungai Pemali Juana, SNVT
Pembangunan Waduk Jatibarang

Sumber Dana

: JICA Loan IP-534

Kontrak

: Component B (Construction Of Jati


Barang Multipurpose), Dam Package
(Dam Body And Related Structures)

Nomor Kontrak

: KU.07.02/Ao.6.13/Ao.5.3/02

Lokasi Pekerjaan

: Kecamatan Gunungpati Dan Kecamatan


Mijen

Tanggal Kontrak

: 15 Oktober 2009

Waktu Pelaksanaan

: 15 Okt 2009 28 Okt 2014 (1877 Hari


Kalender)

Konsultan

: CTI And Associated

Kontraktor Pelaksana

: PT. Brantas Abipraya-PT. Waskita


Karya-PT.Wijaya Karya, J.O

b. Data Teknis Bendungan Jatibarang


Daerah Tangkapan

: 54 km

Luas Genangan

: 189 Ha

Muka Air Maksimum

: +155.30

Muka Air Minimum

: +148.90

Tampungan Total

: 20.4 jt m3

Tampungan Bersih

: 13.6 jt m3

Pengendalian banjir

: 2.7 jt m3

Air Minum

: 10.9 jt m3

Tampungan Mati

: 6.8 jt m3

(untuk sedimen/sheet erosion =2,6 mm/th, umur rencana waduk 50 th )

Gambar 2.4. General Plan Pembangunan Bendungan Jatibarang


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
BBWS Pemali Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

c. Data Terowongan Pengelak


a. Terowongan
280 m3/dt

Debit Rencana (Q 25 th)

Bentuk

: Tapal kuda diameter 5.6 m

Konstruksi

: Beton

Panjang

: 441 m

Elevasi

: Inlet El. +98.50 m

b. Data Bendung Pengelak


Elevasi

: El. +113.0 m

Konstruksi

: Timbunan tanah (kemiringan 1 : 3)

Gambar 2.5. Saluran Pengelak


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
BBWS Pemali Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.6. Terowongan Pengelak


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
BBWS Pemali Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

d. Data Struktur Bendungan


Tipe Bendungan

: Urugan batu berzona dengan inti ditengah

Tinggi di atas Pondasi

: 74 m

Elevasi Puncak

: + 157 m

Pajang Puncak

: 200 m

Lebar Puncak

: 10 m

Terowongan Inspeksi

: Konstruksi beton bertulang

Gambar 2.7. Tubuh Bendungan Jatibarang


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
BBWS Pemali Juana, SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

e. Data Bangunan Pelimpah (Spillway)


a. Desain Banjir
PMF (inflow)

: 1600 m3/dt

PMF (ouitflow)

: 1350 m3/dt

Banjir 50 th (inflow) : 290 m3/dt


Banjir 50 th (outflow) : 100 m3/dt
b. Layanan Spillway
Elevasi mercu

: EL. +149.3 m

Panjang mercu

: 15.0 m

c. Emergency Spillway
Elevasi mercu

: EL. +151.8 m

Panjang mercu

: 60.0 m

d. Panjang Spillway

: 307 m

e. Kolam Olak

24.0 m x L60.0 m

Gambar 2.8. Bangunan Pelimpah (Spillway)


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

f. Terowongan Inspeksi
Kegunaan :
1. Keamanan bendungan (sebagai sarana untuk melakukan pemantauan di
dalam tubuh bendungan mengingat Bendungan JAtibarang terletak di
sebelah hulu dan sangat dekat dengan Kota Semarang)
- Memantau perilaku bendungan (kebocoran dan perubahan pondasi
bendungan akan diamati dalam terowongan inspeksi ini)
- Injeksi semen (grouting) tambahan setelah pengisian bendungan
2. Memperpendek jangka waktu konstruksi
- Injeksi semen (grouting) dapat dilanjutkan di musim hujan
- Tidak perlu menunggu penimbunan tubuh bendungan selesai, bila
diperlukan injeksi semen (grouting) tambahan dan pekerjaan
penimbunan terus berjalan

g. Bangunan Pengeluaran
1. Fungsi :
- Air bersih (maks. Q = 2.53 m3/dt)
- Emergency, penurunan muka air dengan cepat untuk keamanan
bendungan (Q = 6 m3/dt pada Muka Air Rendah)
2. Desain
- Elevasi intake : EL. +125 m (sedimentasi : EL. +123 m)

- Elevasi muka air waduk dapat diturunkan sampai ke Elevasi Muka


Air Rendah (EL. +136 m) dalam waktu 1 bulan
- Bangunan pengambilan type miring 45o, 1 bulkhead gate
- Saluran pembawa, pipa baja 1.40 m tertanam dalam terowongan
2.50 m, panjang 650 m
- Saluran pembawa akan disambung dengan hydropower plant

Gambar 2.9. Bangunan Pengeluaran (Outflow)


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

2.1.5. Dokumentasi Lokasi

Gambar 2.10. Embankment Dam


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.11. Spillway


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.12. Terowongan Inspeksi


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.13. Terowongan Pengelak


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.14. Bangunan Pengeluaran (Outflow)


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.15. Pengisian Awal Bendungan Jatibarang


Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Pemali Juana,
SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang

Gambar 2.16. Kondisi Bendungan Jatibarang Saat ini


Sumber : Dokumentasi Kelompok

2.2. Bendung Simongan dan Banjir Kanal Barat (BKB)


2.2.1. Bendung Simongan
a. Letak bendung Simongan
Secara geografis Bendungan Simongan terletak di desa Simongan,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan posisi 110.40199 BT
dan 06.99319 LS.

Gambar 2.17 Lokasi Bendung Simongan


Sumber : (Sumber : www.googlemaps.com)

b. Kondisi Bendung Simongan


Bendung Simongan merupakan bangunan air yang dibuat di Kali
Garang berupa bendung tetap dengan lebar bendung 67,4 m dan tinggi 5,6
m yang berfungsi untuk menangkap air sungai guna keperluan
penggelontoran kota Semarang dengan melalui alur sungai asli, yaitu Kali
Semarang yang terletak pada sisi kanan bendung dan pengambilan pada
sisi kiri bendung yang berfungsi sebagai saluran penggelontor.
Seperti yang telah didefenisikan sebelumnya, bendung adalah suatu
bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka
air sungai dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa
disadap dan dialirkan secara grafitasi ke daerah yang membutuhkanya.
Bagian hilir dari Bendung Simongan ini adalah pengelak banjir
untuk wilayah Semarang Bagian Barat yang dikenal dengan nama Banjir
Kanal Barat (BKB). Bendung Simongan dibangun pada masa Hindia
Belanda tahun 1300an. Perencanaan bendung Simongan telah dilakukan

sejak tahun 1994, kemudian dimulai proses pelaksanaan fisiknya pada


tahun 1999 hingga tahun 2003.
Pengoperasian dari Bendung Simongan ini adalah sebagai penagkap
air pada musim kemarau dengan membuka kedua intake kanan dan kiri,
dan sebagai penerus banjir ke BKB dengan menutup kedua pintu intake
kanan dan kiri.Bendung Simongan berupa bendung tetap, sehingga pada
saat banjir terjadi penaikan muka air yang limpas ditubuh bendung dan
backwater. Dengan berubahnya tata guna lahan diatas Bendung Simongan,
mengakibatkan peningkatan debit banjir sehingga bangunan Bendung
Simongan, mengakibatkan peningkatan debit banjir sehingga bangunan
bendung tersebut tidak sesuai lagi dengan kondisi sungai sekarang. Hal ini
terlihat pada kejadian banjir pada bulan Januari tahun 1990.
Pada awal pembangunan bendungan Simongan juga berfungsi untuk
memenuhi air irigasi untuk daerah sekitar bendung. Namun untuk
sekarang ini saluran irigasi sudah tidak difungsikan lagi. Dan saluran
irigasi yang ada dialih fungsikan sebagai saluran pengambilan (intake).
c. Bagian bagian Bendung
Konstruksi sebuah bendung memiliki bagian-bagian tertentu.
Bagianbagian ini menopang seluruh konstruksi bendung. Setiap bagian
memiliki detail dan fungsi yang khusus. Bagian-bagian inilah yang akan
bekerja agar operasional suatu bendung dapat berjalan dengan baik.
Bagian bendung terdiri dari :

Tubuh Bendung (Weir)


Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk

membendung laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari
elevasi awal. Tubuh bendung dibuat melintang pada aliran sungai. Tubuh
Bendung Simongan terdiri dari beton.

Bangunan Intake
Terdapat 9 bangunan intake pada Bendung Simongan, dengan

rincian 7 buah pada sisi kanan dan 2 buah pada sisi kiri. Bangunan intake
adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap

aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan


sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Terletak di bagian sisi
bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan
bangunan pembilas. Bangunan intake terdiri dari lantai/ ambang dasar,
pintu, dinding banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan, dan
rumah pintu. Untuk intakenya merupakan intake biasa dengan pintu
berlubang satu dan terletak tegak lurus terhadap sumbu sungai.

Bangunan Penguras
Pada Bendung Simongan terdapat 2 buah bangunan penguras yang

terletak pada kanan dan kiri bendung. Hal ini disebabkan letak daripada
pintu pengambilan pada Bendung Simongan terletak pada sebelah kiri dan
kanan bendung. Bangunan penguras ini berfungsi untuk menguras bahan bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas
kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan
dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda
hanyut

mengganggu

eksploitasi

pintu

penguras,

sebaiknya

dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga


bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat
diatasnya.

Pelimpah
Bangunan pelimpah pada bendung berguna untuk penguatan

bendungan dan memperlambat aliran air yang datang dari hulu sungai.

Pulau pulau Penguat Bendung


Pulau-pulau

pada

Bendungan

Simongan

terbentuk

karena

sedimentasi, keberadaan pulau-pulau ini justru berguna untuk penguatan


bendung.Pada saat terjadi banjir, pulau tersebut bisa menciptakan
ketinggian yang dalam di bagian hilir sungai sehingga bendung menjadi
stabil.

Kantor Lumpur
Kantong lumpur digunakan untuk menahan lumpur yang terbawa air

yang akan masuk ke intake. Sehingga pada saluran intake tidak terjadi
sedimentasi.

d. Fungsi Bendung
Fungsi Bendung Simongan yang lain ;

Untuk kebutuhan irigasi

Untuk kebutuhan air minum

Pembagi atau pengendali banjir

Sebagai pembilas pada beberapa keadaan debit sungai

Menghambat laju aliran sungai

e. Dokumentasi

Gambar 2.18. Simongan Weir Body

Gambar 2.19. Gate House Simongan Weir

Gambar 2.20. Weir Operation House

Gambar 2.21. River Amenity Upstream Simongan Weir

Gambar 2.22. River Amenity Downstream Simongan Weir

2.2.2. Banjir Kanal Barat (BKB)


a. Gambaran Umum
Banjir Kanal Barat terletak di Kota Semarang, ibukota Provinsi Jawa
Tengah, terletak di sekitar 6 57 'Lintang Selatan dan 110 29' Bujur
Timur. Kali Garang memiliki daerah tangkapan air dari 204 km2 dan total
panjang 35 km. Ini berasal dari Gunung Ungaran (EL. 2,050 m) dan
mengalir ke utara dengan dua anak sungai utama, Kreo dan Kripik sungai
di wilayah barat daya pusat Kota Semarang. Kali Garang berubah nama
menjadi Kanal Barat dalam bentangan hilir dari Bendung Simongan yang
terletak 5,3 km ke arah hulu dari muara sungai. Normalisasi Banjir Kanal
Barat merupakan bagian dari Kegiatan Terpadu Pengelolaan Sumber Data
Air dan Pengendalian Banjir.
b. Data Teknis
Data Sungai

Debit Banjir Rencana, Q50th = 740,0 m3/dt

Panjang Sungai L = 9,2 km

Lebar Dasar Sungai 40,0 m s/d 150,0 m

Normalisasi Banjir Kanal Barat L = 5,4 km

Penggalian Dasar Sungai

Perbaikan dan Peninggian Tanggul Banjir

Pembangunan dan Perbaikan Pelindung Tebing

Pembangunan Dinding Penahan Tanah

Pembangunan dan Perbaikan Bangunan Outlet Drainase

Pelindung Pondasi Jembatan

Pembangunan Kenyamanan Sungai (River Amenity)

Gambar 2.23. Typikal Pelindung Tebing Banjir Kanal Barat

c. Dokumentasi

Gambar 2.25. Dokumentasi Pekerjaan Normalisasi Banjir Kanal Barat

Gambar 2.26. Jembatan Arteri Lingkar Utara ( Down Stream )

Gambar 2.27. Jembatan Siliwangi

Gambar 2.28. Jembatan Lemah Gempal

Gambar 2.29. Jembatan Kali Garang ( upstream )

Gambar 2.30. Tugu Soeharto

Gambar 2.31. Banjir Kanal Barat

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penulisan laporan perjalanan studi ekskursi ini
maka dapat disimpulkan :
Bendungan Jati Barang
Bendungan Jatibarang dibangun sebagai upaya untuk melakukan pencegahan
terhadap banjir serta upaya pengendalian daya rusak air, mengantisipasi
bencana banjir, serta untuk mengatur debit air yang keluar menuju Kanal
Banjir Barat sehingga diharapkan mampu mengurangi debit puncak banjir.
Bendungan Jatibarang dibangun pada 15 Oktober 2009, berlokasi di
Kelurahan Kedungpane dan Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen serta
Kelurahan Kandri dan Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang, Jawa Tengah. Bendungan Jatibarang dibangun di Sungai Kreo
10 km di hulu pertemuan dengan Sungai Garang.
Bendungan Jatibarang memiliki luas daerah tangkapan sebesar 54 km2 dan
total tampungan bendungan sebesar 20,4 jt m3.

Bendung Simongan dan Banjir Kanal Barat


Bendungan Simongan terletak di desa Simongan, Kecamatan Semarang
Barat, Kota Semarang dengan posisi 110.40199 BT dan 06.99319 LS.
Bendung Simongan merupakan bangunan air yang dibuat di Kali Garang
berupa bendung tetap dengan lebar bendung 67,4 m dan tinggi 5,6 m yang
berfungsi untuk menangkap air sungai
Bagian hilir dari Bendung Simongan ini adalah pengelak banjir untuk wilayah
Semarang Bagian Barat yang dikenal dengan nama Banjir Kanal Barat
(BKB).
Bendung simongan terbagi menjadi beberapa bagian bendung yang berupa:
tubuh bendung, bangunan intake, bangunan penguras, pelimpah, pulau-pulau
penguat bendung, dan kantong lumpur.

Banjir Kanal Barat terletak di Kota Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah,
terletak di sekitar 6 57 'Lintang Selatan dan 110 29' Bujur Timur

3.2. Saran
Berdasarkan hasil ekskursi di lapangan maka penulis dapat memberikan
saran:

Melihat kondisi dari banjir kanal barat hendaknya masyarakat ikut menjaga
kebersihan sungai dari sampah

Pengelola bendungan melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi


bendungan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada tubuh bendungan.

Pihak pengelola bendungan dan kanal banjir barat melakukan pengecekan


berkala terhadap sedimentasi yang terjadi serta melakukan pengendaliannya.

Pemerintah bersama masyarakat bersama-sama menjaga infrastruktur keairan


yang ada agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai