Anda di halaman 1dari 14

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PEKERJAAN STILLING BASIN

WALL RIGHT PADA BANGUNAN PELIMPAH / SPILLWAY

Dede Oman Saputra 1), Eka Juliar 2)


1
Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
Email : dedeoman.saputra@gmail.com
2
Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
Email : Ekajuliar@unma.ac.id

Abstrak

The Cipanas Dam Construction Project, in Pasir Cadasngampar Village, Cibuluh Village, Ujung
Jaya District, Sumedang Regency - Indramayu, West Java Province. The stilling basin is used to
remove or at least reduce energy in the flow so as not to damage bridge cliffs, roads, buildings and
other installations downstream of the spillway building or at the downstream end of the launch
channel. The method of implementing the Stilling Basin Work consists of preparing the
mobilization of tools, materials, clearing measurements, preparation of work, excavation work and
concrete work. casting is divided into layers / segments, for example the WR 27 L1 / layer 1 block
is carried out until WR 27 L9 / layer 9.K-125 is the casting implementation on the work floor on
blocks WR 27, WR 26, WR 25, WR 24. K-225 is iron installation work. Installation of formwork
and waterstop, after the casting is finished, then put the Rubber bend / Contraction Joint.
Keywoards: Methods for implementing Stilling Basin, Foundry, K-125, K-225.

1. PENDAHULUAN energi yang di pakai biasanya adalah kolam


Latar Belakang olakan (stilling basin).
Sungai adalah salah satu sumber daya alam Rumusan Masalah
yang sangat penting bagi kehidupan manusia Untuk rumusah msalah mengarah pada
terutama untuk keperluan primer seperti seperti masalah yang lebih spesifik yaitu bagaimana
penyediaan irigasi, air baku, industri. metode pelaksanaan pekerjaan Stilling Basin
Bendungan maupun bendung merupakan salah Wall Right Pada Bangunan Pelimpah/Spillway.
satu bentuk pemanfaatan potensi sungai yang Di mulai dari Pekerjaan pengukuran, pekerjaan
telah banyak diterapkan di Indonesia. penggalian tanah,pekerjaan pengukuran,
Bendungan cipanas terletak di Desa pekerjaan LC ( Lean Concrete ), pekerjaan
Cibuluh Kecamatan Ujung Jaya Kabupaten pembesian tulangan, pekerjaan pemasangan
Sumedang dan Desa Cikawung Kecamatan bekisting dan waterstop, dan pelaksanaan
Terisi Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa pekerjaan pengecoran stilling basin Pada
Barat. Saluran Pelimpah/ Spillway.
Pelimpah / spillway, sebagai salah satu Batasan Masalah
komponen dari saluran pengatur aliran, di buat Pembatasan masalah dalam pembahasan
untuk meninggikan muka air. Sehingga air akan ini hanya metode pelaksanaan pekerjaan
mengalir atau melintas di atas bangunan Stilling Basin Wall Right Pada Bangunan
pelimpah. Akibat dari peninggian muka air Pelimpah/Spillway Paket II Bendungan Cipanas
tersebut terjadi perubahan aliran yang cepat dan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
energi yang sangat besar yang menyebabkan Tujuan Penelitian
penggerusan saluran di bawah pelimpah. Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu
Guna meredusir energi yang terdapat di untuk mengetahui metode pelaksanaan
dalam aliran tersebut, maka di ujung pekerjaan Stilling Basin Wall Right Pada
hilirsaluran peluncur biasanya dibuat bangunan Bangunan Pelimpah/Spillway Paket II
peredam energi pencegah gerusan (scour Bendungan Cipanas Kabupaten Sumedang
rotection stilling basin). Bangunan peredam Provinsi Jawa Barat.

1
Manfaat Penelitian Data yang di dapat bersumber dari proyek
Manfaat yang dapat di ambil dari Pembangunan Bendungan Cipanas Kabupaten
penelitian ini yakni mengetahui cara atau Sumedang Provinsi Jawa Barat.
metode pelaksanaan pekerjaan Stilling Basin Data Umum Proyek
Wall Right. Nama Proyek : Pembangunan
2. METODE PENELITIAN Bendungan Cipanas.
ALUR PENELITIAN Pemilik Proyek : Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat,
Direktorat Jendral Sumber
Daya Air, Balai Besar
Wilayah
Sungai Cimanuk –
Cisanggarung.
Sumber Dana : APBN murni SNVT
Pembangunan Bendungan
BBWS
Cimanuk – Cisanggarung
Tahun
Anggaran 2016 s/d 2020.
Lokasi : Desa Cibuluh, Kecamatan
Ujung jaya, Kabupaten
Sumedang dan Desa
Cikawung, Kecamatan
Terisi, Kabupaten ndramayu
Provinsi Jawa Barat.
Kontraktor
Pelaksana : Paket I Wijaya Karya
(Persero) – Jaya Konstruksi
(KSO) Paket II Brantas
Berikut ini uraian mengenai dasar pola Abipraya (Persero).
pikir analisis berdasarkan kepentingan tujuan Konsultan
penelitian. Hal yang pertama-tama dilakukan Supervisi : PT. Raya Konsult – PT.
yakni Survei menentukan lokasi penelitan atau Vitraha Consindotama –PT
proyek, dan lokasi pekerjaan yang akan di Mettana – PT Wiratman –
amati. PT Mitrama Asia Pasific
Sumber dan Jenis Data (KSO) PT. Indra Karya
Data penelitian terbagi atas 2 jenis, yaitu: (Persero).
data primer dan data sekunder. Data primer Tahun
adalah data yang diperoleh peneliti selama Anggaran : 2016 s/d 2020
berada dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini Sifat Kontrak : Unit Prize
data diperoleh dari pengamatan langsung adalah Nomor
data gambar lapangan pelaksanaan pelaksanaan Kontrak I : Paket I :HK.02.03/At-
kontruksi pekerjaan stilling basin wall right 4/CIPANAS/01- 01/ 2016
pada bangunan pelimpah / spillway, serta 23 November
wawancara langsung kepada pihak yang 2016.
berkaitan dengan pembangunan proyek. Nomor
Data sekunder adalah data yang diperoleh Kontrak II : Paket II:HK.02.03/At-
penulis dari berbagai sumber bacaan atau 4/CIPANAS/01- 02/ 2016
referensi yang telah ada. 23 November

2
2016. - Elevasi Dasar
Waktu Konduit Hilir : EL. 70.00 m
Pelaksanaan : 1.440 hari kalender (48 bulan) - Kemiringan
Mulai : 1 Desember 2016- Konduit : 0.003
Selesai : 9 Desember 2020. - Debit Outflow : 188.57 m³/det
Masa 6. Main Cofferdam
Pemeliharaan : 365 hari kelender - Elevasi Puncak : EL. 100.00 m
- Tinggi dari Dasar
Data Teknis Proyek Galian : 31.00 m
1. Lokasi - Kemiringan Lereng
Proyek : Desa Cibuluh, Kec. Hulu : 1 : 2.60
Ujung Jaya Kab. Sumedang. - Kemiringan Lereng
2. Manfaat Hilir : 1 : 2.60
Proyek : Irigasi 10.565 ha. - Lebar Puncak : 10.00 m
3. Hidrologi - Panjang Puncak : 258.00 m
7. Tubuh Bendungan Utama
- Sungai : Cipanas - Tipe : Urugan batu dengan
- Luas Das : 66.70 km² inti tegak
- Debit Banjir - Panjang Puncak : 301.00 m
Desain Q25th : 272.07 m³/det. - Lebar Puncak : 12.00 m
- Debit Banjir - Elevasi Puncak : EL. 136.00 m
Desain Q100th: 354.34 m³/det - Tinggi Bendungan
- Debit Banjir dari galian : 72.00 m
Desain Q1000th: 611.59 m³/det - Kemiringan Lereng
- Debit Banjir Hulu : 1 : 2.60
- Desain PMF : 1.238.00 m³/det - Kemiringan Lereng
4. Waduk Hilir : 1 : 2.60
- Elevasi Muka - Volume Bendungan : 3.56 juta m³
Air Normal : EL. 129. m 8. Bendungan Pelana ( Saddle Dam )
- Elevasi Muka - Tipe : Urugan batu dengan
Air Rendah : EL. 105.25 m Inti tegak
- Elevasi Muka - Panjang Puncak : 140.00 m
Air Banjir : EL. 132.01 m - Lebar Puncak : 6.00 m
- Volume - Elevasi Puncak : EL. 136.00 m
Tampungan Total : 250.81 juta m³ - Tinggi saddle dam
- Volume dari galian : 12.00 m
Tampungan Mati : 42.17 juta m³ - Kemiringan Lereng
- Volume Hulu : 1 : 2.60
Tampungan Efektif :190.52 juta m³ - Kemiringan Lereng
- Luas genangan Hilir : 1 : 2.60
waduk, EL +129.m : 1315.95 ha 9. Pelimpah
5. Saluran Pengelak - Tipe : Side Channel
- Debit inflow waduk, Spillway
EL +129.m : 1315.95 ha - Debit Inflow
- Debit inflow Q25n Q 1000 th : 611.59 m³/det
( nfow ) : 272.02 m³/det - Debit Inflow
- Bentuk Konduit : Lingkaran Q pmf : 1.238.00 m³/det
- Diameter :5m - Debit Outflow
- Panjang Konduit : 380.23 m Q 1000 th : 376.13 m³/det
- Elevasi Dasar - Debit Outflow
Konduit Hulu : EL. 71.00 m

3
Q pmf : 882.04 m³/det 7. Compressor
- Elevasi Puncak 8. Generator Set
Mercu : EL. 129.50 m 9. Vibrator
- Panjang Mercu : 65.00 m 10. Tangki Ar
- Tinggi Mercu dari
11. Mesin Las
Apron : 65.00 m
- Tipe Kolam Olak: Sky jump 12. Form Tie, Plasticon, Tierod
- Panjang Kolam 13. Scafolding
Olak : 73.00 m 14. Siku Clumbing
- Lebar Kolam 15. Besi Holo
Olak : 15.00 m 16. U Head Jack Bos
- Elevasi Kolam
Olak : EL. 65.40m Tabel 2. Data Material
10.Pengambilan / intake No. Material
- Tipe : Menara 1. Besi Tulangan D-25 dan D-13
- Penampang Inlet : Persegi 5Lx5T 2. Waterstop 20 mm
- Tipe : Persegi 5Lx5T 3. Kawat Bendrat
kelingkaran 2.5 4. Rubber Bend 10 mm
- Diameter sal hantar : 2.5 m 5. Pipa PCV
- Elevasi Dasar /
6. Papan Multiplek Film Face
Ambang Intake : EL.104 m
- Stop Log : 1 bh 18 mm
- Pintu operasi darurat : 1 bh 7. Beton Deking 100 mm
- Trashrack : 1 bh
11.PLTM Tabel 3. Data Alat Keselamatan dan
- Turbin : Francis Kesehatan Kerja ( K3)
- Jumlah Turbin : 2 buah No Nama Alat
- Diameter Runner : 0.8 m 1. Helm proyek, terdiri dari 3
- Guard : Butterfly valvc warna yaitu : merah, kuning,
- Diosol ongino genset : 1 unit putih
- Manorel hoist : 1 unit 2. Sepatu boot
- Normal Water Level :E L.129.50 m 3. Kawat Bendrat
- Maximum Water 4. Rompi, terdiri dari 3 warna
Level : EL.108.25 m
yaitu : Warna Orange disertai
- Debit Desain : EL. 6 m³/det
- Tinggi Jatuh Efektif : EL.58.42 m warna abu sedikit di bagian
- Estimasi Daya pundak, warna hijau, warna
Maximum : EL.2.21 MW orange
5. Sarung Tangan
6. Body Harsness
7. Ear Plug ( Penyumbat Telinga)
Tabel 1. Data Peralatan 8. Lampu Penerangan
No. 9. Rambu Keselamatan Kerja
Nama Alat 10. Papan Flowchart Tanggap
1. Vibratory Single Drum Roller Darurat
Sakai VR 10-10
2. Excavator Sumitomo SH210
3. komatsu BL 017-17
4. Dump Truck
5. Mobile Concrete Pump Truck
6. Mobile Concrete Mixer Truck

4
Data Gambar Perencanaan Pekerjaan

Gambar 1 Kolam Olak


datar Type III
Sumber : Ir. Suyono Sosrodarsono dan
Kensaku Takeda, 1977

Gambar 3 Potongan memanjang


( Stilling basin )
Sumber : gambar pelaksanaan bangunan
pelimpah kolam olak pekerjaan beton

Gambar 2 Denah Kolam


Olak ( Stilling basin )
Sumber : gambar pelaksanaan bangunan
pelimpah kolam olak pekerjaan beton Gambar 4 Potongan
A – A WR 27
Sumber : gambar pelaksanaan bangunan
pelimpah kolam olak pekerjaan beton

5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Stilling Basin ( Kolam Olak
)
Bangungan peredam energi (stilling basin)
digunakan untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi energi dalam aliran
sehingga tidak merusak tebing jembatan, jalan,
bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir
bangunan pelimpah tau diujung hilir saluran
peluncur.
Dalam perencanaan proyek pembangunan
Bendungan Cipanas ini menggunakan Type
Kolam Olakan ( Type stilling basin) dengan
menggunakan kolam olakakan datar Type III.
Sesuai dengan yang sudah di rencanakan oleh
para tenaga ahli dengan peredam energi yang di
rencanakan berdasarkan debit banjir rencana
kala ulang Q100 = 149.573 m³/dt dan dikontrol
dengan debit banjir kala ulang 1000 th, dan Gambar 6 Denah Kolam
koefiien kekasaran manning ( n ) = 0,14, bisa Olak ( Stilling basin )
dilihat pada gambar 5. Sumber : gambar pelaksanaan bangunan
pelimpah kolam olak pekerjaan beton
Pada denah Kolam Olak (Stilling basin )
terdiri dari beberapa item pekerjan diantaranya
di mulai dari pekerjaan wall Right, Slab, buffle
box ( Gigi benturan ), Ambang perata aliran,
Wall Left. Berhubung kerja praktek penulis 3
bulan, maka pekerjaan yang di amati adalah
pekerjaan Wall right yang di mulai dari blok 26.

Gambar 5 Kolam Olak datar


Type III
Sumber : Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku
Takeda, 1977

Gambar 7 Potongan memanjang


( Stilling basin )
Sumber : gambar pelaksanaan bangunan
pelimpah kolam olak pekerjaan beton

6
Pada potongan memanjang terlihat gambar Metode Pelaksanaan Pekerjaan
kerja yaitu slab dengan buffle box ( Gigi Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum
benturan ) dengan ukuran sesuai yang di perkerjaan dilaksanakan, perkerjaan persiapan
rencanakan bisa si lihat di gambar 7. tersebut :
Pada potongan A – A bisa dilihat pada 1. Pekerjaan Pematokan dan pengukuran
gambar 8 dibawah ini, ukuran pajang dilaksanakan oleh konsultan perencana dan
dinding arah vertical, dan tebal dinding pelaksana bertujuan pengecekan ulang
serta ukurang Besi yang digunakan. pengukuran. Pengukuran ulang dilakukan
terhadap kondisi tanah jalan masuk
kendaraan pemasangan titik acuan, titik awal
titik akhirnya.
2. Peralatan Pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan perkerjaan yang dilakukan oleh
tenaga manusia dan mengantikan perkerjaan
yang tidak dapat dilakukan oleh manusia
maka digunakan berupa alat bantu mesin
telah disesuaikan keadaan dilapangan.
Pekerjaan Galian
1. Pekerjaan galian sesuai elevasi titik
koordinat yang sudah ditentukan oleh survey
lapangan dengan pengukuran menggunakan
Total Station, jalon, rambu ukur, dan kayu
sebagai patoknya.
2. Untuk memudahkan pekerjaan galian
digunakan dinding penahan tanah turap baja
( Sheet Pile ) yang berfungsi untuk menahan
pergerakan tanah dan masuknya air kedalam
Gambar 8 Potongan A – A WR 27 lubang galian.
Sumber : gambar pelaksanaan 3. Alat berat yang digunakan yaitu Excavator
bangunan pelimpah kolam olak kombinasi dengan Bulldozer.
pekerjaan beton Alur Pekerjaan Stilling 4. Pekerjaan Dewatering untuk mengatasi
Basin rembesan air.
Dalam setiap kegiatan pekerjaan
penggalian tanah selalu ada permasalahan yang
sering terjadi yaitu munculnya muka air tanah
di area penggalian, untuk memudahkan
pekerjaan proses pekerjaan penggalian maka
dilakukan dewatering. Dewatering adalah
pembebasan genangan air atau aliran air dari
area kontruksi, yang bertujuan untuk
mengendalikan ( air tanah / permukaan ) agar
tidak menghambat proses pelaksanaan
pekerjaan kontruksi.
Metode dewatering yang di pilih
tergantung beberapa faktor, antara lain :
 Debit rembesan air
 Jenis tanah
 Kondisi lingkungan sekitarnya
 Sifat tanah
 Air tanah

7
 Daya dukung tanah
Metode pekerjaan dewatering
menggunakan metode Predrainage dengan
menggunakan pompa dalam ( Submersible
Pump ), prinsip dari metode ini adalah
menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum
pekerjaan galian dimulai.
Dipilih metode ini,bila :
 Karakteristik dari tanah merupakan
tanah lepas, berbutir seragam, cadas Gambar 10 proses penggalian
lunak dengan banyak celah menggunakan Excavator
 Debit rembesan cukup besar dan Perkerjaan Pengukuran
tersedia saluran pembuangan air Setelah proses Pembersihan dan pembokaran
Slope tanah sensitif terhadap erosi. hasil material selesai diangkut kelokasi
Pengeringan dengan menggunakan gaya pembuangan melalui Dump Truck, Maka
gravitasi ini bisa dilakukan dengan pompa jenis Pekerjaan Pengukuran segera dilakukan
Submersible Pump yang dapat diletakan dalam meliputi :
air. Untuk menyimpan dalam air maka di 1. Survey Lapangan yang telah ditentukan.
rencanakan metode sumpit, dimana nantinya 2. Persiapan alat ukur tanah menggunakan alat
lubang sampit ini di masukan pompa bantu total station, jalon, rambu ukur dan
Submersible Pump lalu hasil dari pembuangan kayu sebagai tanda patok.
airnya di buang ke aliran sungai, berikut contoh 3. Pemeriksaan Kondisi Lapangan yaitu
gambar rencana dari metode predrainage. Kondisi tanah dan Bahaya Terhadap alam (
lereng yang di mudahkan longsor, maupun
di daerah sambaran petir ).
4. Pekerjaan Pengukuran maksudnya untuk
pemeriksaan batas lahan sebagai titik
patokan dan batas pembetonan pada bagian
stilling basin Di Saluran Pelimpah /
Spillway.

Gambar 9 Metode Predrainage


Sumber : Dokumen probadi
Join Survey
Adalah untuk pemeriksaan bersamam
antara Kontraktor, Konsultan dengan pengguna
jasa terkait posisi, dimensi juga elavasi sebelum
pengecoran. Gambar 11 Pekerjaan pengkuran
Join Inspection menggunakan Total Station
Adalah pemeriksaan bersama antara
Kontraktor, Kontraktor dengan Pengguna jasa
terkait kualitas, kerapihan kesiapan, Perkuatan
material beton dan lain-lainnya sebelum mulai
pengecoran.

Gambar 12 Pengukuran elevasi galian

8
Flow Chart Pekerjaan Beton

Gambar 14 Pemasangan Beton Deking


Agar pembesiannya dapat selimut beton
tidak menempel dibahan material bawahnya
sebagai selimut Beton jarak antar keluar beton
diikatkan biar diganjel biar ada selimut
betonnya.
Pekerjaan pembesian / penulangan
1. Sebelum pemasangan pembesian, besi di
fabrikasi terlebih dahulu sesuai dengan Bar
Banding Schedule.
2. Pemasangan pembesian ini dilaksanakan
sesuai desain dengan jumlah dan jarak
pembesian yang sudah ditentukan.
3. Adapun penulangan pada pekerjaan Stilling
Basin Menggunakan D.25 tulangan pokok,
Pekerjaan Beton
dengan berat 3.85 kg/m danD.13 tulangan
Pengecoran Lc ( Lean Concrete )
pembagi dengan berat 1,04 kg/m
Pengecoran lantai kerja beton K-125 4. Perkuatan pembesian menggunakan kawat
dilakukan setelah pondasi dibersihkan dari bendrat.
kotoran organik dan anorganik. Tebal lantai Pekerjaan pembesian menggunakan alat
kerja adalah 10 cm. sebagai berikut :
Alat yang digunakan : 1. Bar Cutter
 Concrete Mixer Truck 2. Bar Bender
 Mobile Concrete Pump Truck 3. Truck Flat Bed
4. Mesin Las
5. Gunting besi manual, dan alat bantu
lainnya.

Gambar 13 Proses Pengecoran Lc


( Lean Concrete )
Gambar 15 pemasangan pembesian /
Pembesian / Penulangan
tulangan slab
Pemasangan beton deking

9
Gambar 16 Pekerjan pemasangan Gambar 18 Bekisting Not Ekposes.
pembesian / penulangan pokok
dan pembagi,besi D.25, dan D.13.
Pemasangan bekisting
1. Pemasangan Bekisting
Pekerjaan bekisting sangat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Sebuah bekisting harus cukup kuat dan kaku
untuk menahan beban – beban yang
ditimbulkan selama pekerjaan pengecoran.
Bekisting pada bagian dinding stilling
basin dilakukan pada setiap blok dengan Gambar 19 Pemasangan plasticon
ketentuan panjang sesuai gambar kerja, per dan Tierod
ketinggan 2 meter per segmen / perlayer
Beberapa pertimbangan dalam pemasasangan
bekisting yaitu :
1. Bekisting harus didesain sesuai gambar telah
direncanakan dan sampai penyelesaian
pengecoran.
2. Kayu digunakan sebagai bahan pelapis
cetakan harus dalam keadaan utuh bebas
dari lengkungan, kerusakan dan tonjolan-
tonjolan lepas dan dipersiapkan rata, Gambar 20 Hasil pemasangan
seragam dan lebar dan tebalnya sebelum Plasticon,Tierod dan Form Tie,
pembuatan bekisting. Balok kayu dan Besi Holo
3. Cetakan terbuat dari Multiplek Film Face 2. Pembokaran bekisting Bekisiting dibuka
untuk nanti Dituangkan dalam proses setelah umur beton mencukupi dan
pengecoran dan memberikan hasil memenuhi syarat pembongkaran bekisting,
permukaan yang licin dan merata karena pada proyek ini, pembokaran bekisting
semen yang menempel dibeton. dilakukan kurun waktu ± 3 hari dalam
proyek ini pembongkaran bekisting dilkukan
24 jam setelah beres pengecoran, Percepatan
waktu yang terjadi karena adanya campuran
zat adiktif berupa sika LN.
Pemasangan waterstop
Pemasangan waterstop berfungsi untuk
menahan jalannya masuk air ke sambungan
blok beton dengan tujuan agar tidak merembes
ke sambungan beton. Pemasangan dilakukan
Gambar 17 Pemasangan Bekisting Ekposes. dengan cara menjepitkan Waterstop pada
diantara bekisting. Sehingga posisi Waterstop

10
berada diantara semen yang akan dicor dan sebelumnya oleh Kontraktor Pelaksana,
segmen yang di cor pada waktu berikutnya. Konsultan dan Direksi.
Setelah pemasangan bekisting selesai maka
dipasang waterstop dengan lebar 30 cm dan
tinggi sesuai kebutuhan.
Pemasangan waterstop dilaksanakan pada
setiap joint, baik construction, contraction,
ataupun Expansion Joint. Construction Joint
adalah sambungan yang dibuat untuk
menghubungkan segmen segmen dalam proses
pengecoran beton dengan area yang sangat luas.
Contraction joint adalah sambungan yang Gambar 21 Joint Inspection konsultan,
dibuat khusus untuk mengontrol retak pada Direksi dan Kontraktor
beton dengan area yang luas. Expansion joint 2. Permukaan sambungan beton lama dengan
adalah sambungan pada dua bidang lantai beton beton baru yang akan dicor disiram dengan
untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan menggunakan zat adiktif berupa Sikabond
dapat juga sambungan antara konstruksi jalan agar sambungan beton lama dengan beton
pendekat sebagai media lalu lintas yang akan baru dengan fungsi menambah daya rekat.
melewati jembatan supaya pengguna lalu lintas
3. Sebelum di lakukan pengecoran terlebih
merasa nyaman dan aman. Pada Pekerjaan
dahulu ready mix beton harus di tes terlebih
Kolam Olak ( Stilling Basin ), pemasangan
dahulu yaitu dengan mutu yang telah
waterstop berada pada construction joint.
direncanakan melalui slump test. Standar
Waterstop dipasang pada setiap segmen.
pengujian yang dilakukan pada slump test
Pengecoran K-225 Stilling Basin
pada proyek ini yaitu 14 ± 2 cm. Pada saat
Pada proyek pembangunan Bendungan
slump test, tidak semua truck mixer yang
Cipanas bagian kolam Olak ( Stilling Basin )
datang diadakan uji slump test, karena truck
untuk pekerjaan pengecoran Wall Right (
mixer yang membawa adukan beton dengan
Dinding kanan ) dibagi menjadi 36 segmen
mutu yang sama dan di waktu yang sama
dengan per blok nya adalah 9 segmen,
hanya diambil sampel dari salah satu truck
pengecoran dilakukan dengan menggunakan
mixer saja. Uji slump yang bertujuan untuk
concrete mixer truck yang disalurkan lewat pipa
menentukan tingkat keenceran beton
baja berdiameter 15 cm, dengan mutu beton K-
sehingga dapat di tentukan apakah campuran
225.
beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air.
Pengerjaan pengecoran pada Stilling Basin
beton K-225 dilakukan setelah pemasangan
pembesian, bekisting dan waterstop selesai,
kemudian pemasangan Rubber Band setelah
beton kering.
Pekerjaan pengecoran menggunakan alat
sebagai berikut :
Alat :
 Concrete Mixer Truck
 Vibrator
Gambar 22 Proses Uji Slump Beton
 Mobile Concrete Pump Truck
Ready Mix
Tahapan pengerjaan pengecoran sebagai
berikut:
4. Pengambilan sample untuk uji tekan Kolam
Olak ( Stilling Basin ), sample yang diambil
1. Pihak kontraktor akan melaksanakan
sebanyak 6 buah, untuk mengujian umur
pengecoran apabila telah mendapat
beton 7 dan 28 hari. Cara pengambilan
persetujuan dari pihak manajemen
untuk uji tekan adalah sebagai berikut :
konstruksi melalui Join Infection

11
a. Ambil ready mix beton dari Concrete 8. Proses pengecoran dilakukan setiap layer
mixer truck. atau bertahap dari kanan sampai kiri,
b. Bersihkan cetakan silinder dan lumuri sampai dengan ketinggian yang sudah
permukaannya dengan pelumas ditentukan.
,berfungsi agar adukan beton nantinya
tidak menempel pada cetakan silinder, di
proyek ini pelumas yang di gunakan
adalah oli.
c. Kemudian isi silinder dengan ready mix
beton sampai 1/3 bagian dari silinder
kemudian tumbuk dengan batangan
logam yang telah di sediakan sebanyak
25 kali, ulangi percobaan tersebut
sebanyak 3 kali sampai silinder penuh. Gambar 24 Penuangan Ready mix beton
d. Letakkan cetakan di tempat teduh, dan dari Concrete Mixer Truck ke
biarkan sekurang - kurangnya selama 24 ConcretePump Truck.
jam.
e. Kemudian buka cetakan dan bawa beton
ke bak curing untuk direndam sesuai
dengan ketentuan umur beton 7 dan 28
hari.
f. Sudah mencapai umur bawa beton ke
laboratorium untuk di uji tekan.

Gambar 25 Pelaksanaan pengecoran dengan


bantuan Concrete Pump truck.
9. Material Pengecoran dipadatakan dengan
mengunakan Vibrator setelah tertuang
dilokasi pengecoran.
10. Hal-hal khusus harus selalu diperhatikan
ketika material beton dituang dan tercampur
Gambar 23 Pengambilan Sample
( terkonsolidasi ) di sekitar area waterstop
Beton Ready Mix
agar tidak terjadi adanya ruang yang tidak
5. Setelah sesuai dengan standar pengujian terisi material beton, sehingga area disekitar
yang telah direncanakan, pengcoran pun waterstop benar-benar terisi beton.
dapat dilaksanakan.
11. Setelah pengecoran tahap pertama selesai
6. Selanjutnya Material concrete tersebut kemudian dilanjutkan pemasangan
dituang kedalam Concrete Pump Truck bekisting tahap berikutnya kemudian di cor
untuk di alirkan ke lokasi pengecoran. begitu seterusnya sampai elevasi top yang
Material Pengecoran dituang kedalam area ditentukan di gambar.
yang sudah terpasang bekesting dengan
hati-hati agar tidak merubah formasi besi
yang sudah terpasang sesuai dengan desain
dan tidak merusak bekesting akibat desakan
material beton ketika dipompa.
7. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan
sesuai dengan ketentuan ≤ 1,5 m. Hal ini
dilakukan untuk menghindari agregat kasar
terlepas dari adukan beton.
Gambar 26 Hasil pengecoran

12
Pemadatan Contraction Joint
Lapisan beton harus segera dikonsolidasi Contraction Joint terletak di antara
dengan alat yang memadai sehingga beton sambungan antara segmen / blok beton yang
menjadi padat sampai mencapai kerapatan berfungsi sebagai delatasi untuk mengantisipasi
maksimum dan tertutup dengan rapi bagi semua dan membatasi retak susut pada bidang blok
permukaan bekisting dan material yang beton. Contraction joint yang dipakai d proyek
berdekatan. Secara garis besar, beton harus ini terdiri dari :
dikonsolidasi dengan tenaga listrik atau tenaga 1. Besi dowel
pneumatik, untuk pengerjaan di proyek ini 2. Rubber Band
menggunakan vibrator tipe internal yang 3. Waterstop
operasinya dengan kecepatan setidaknya 7000 Pembongkaran Bekisting
rpm bila dicelupkan ke beton. Kepala vibrator Pembongkaran bekisting dilakukan
harus dimasukkan ke beton secara vertikal,
pada pekerjaan Kolam Olak (Stilling Basin)
setidaknya 5 cm ke dalam lapisan dibawahnya.
Perawatan Beton ( Curing ) ini setelah umur beton 3 ( tiga ), segera
Setelah pengerjaan pengecoran dan beton setelah bekisting dibongkar permukaan
telah mengeras, perlu dilakukan perawatan difinishing dan di curing pakai curing
beton atau curing. Curing permukaan atas beton compound.
menggunakan karung goni basah yang
ditutupkan ke permukaan beton. Beton tetap
dijaga basah selama minimal 3 hari secara terus
menerus.
Untuk permukaan Vertikal, curing
dilakukan segera setelah bekisting dibuka.
Curing menggunakan curing compound yang
disemprotkan secara merata ke permukaan
beton dengan alat pompa penyemprot hama.
Gambar 29 pembongkaran bekisting.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil dari penelitian di
dapatkan beberapa kesimpulan dan sebagai
berikut :
1. Pekerjaan galian tanah sesuai elevasi titik
koordinat yang sudah ditentukan oleh survey
lapangan dengan pengukuran menggunakan
Total Station, jalon, rambu ukur, dan kayu
sebagai patoknya.
Gambar 27 Curing Beton 2. pengukuran untuk menentukan patok batas
Menggunakan karung goni pembetonan, elevasi, dan dimensi di lakukan
dengan baik.
3. Pekerjaan Lc ( Lean Concrete )
menggunakan beton k-125 sesuai dengan
mutu bahan yang sudah ditentukan.
4. Pembesian dilakukan sesuai dengan bar
bending schedule untuk pabrikasinya, dan
pemasangan tulangan / pembesian pada
pekerjaan Stilling Basin terdiri dari dua
tulangan yaitu tulangan pokok dan pembagi.
Gambar 28 Curing Beton 5. Pemasangan bekisting pada pekerjaan
menggunakan compound Stilling Basin dibagi menjadi dua yaitu,

13
a. Pemasangan bekisting ekposes posisi
bagian depan bekisting.
b. Pemasangan bekisting Not ekposes posisi
belakang tidak terlihat karena ditimbun.
6. pemasangan waterstop berada pada
construction joint. Waterstop dipasang pada
setiap segmen Pekerjaan pembetonan dibagi
menjadi 2 ( dua ) yaitu :
a. Beton K-125 digunakan untuk
pengecoran Lc ( Lean Concrete ).
b. Beton K-225 digunakan untuk
pengecoran dinding.
7. Pengujian ready mix beton dilakukan
terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilakukan.
8. Pelaksanaan proyek dilakukan dengan baik
dan sistematis, setiap detail diperhitungkan
dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

5. REFERENSI
Sumber: Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Pekerjaan Supervisi Kontruksi Pembangunan
Bendungan Cipanas
Sumber: sertifikasi Desain Bendungan Cipanas
( Tahap II )
Sumber: Buku Catatan Kontraktor Pengecoran
Spillway atau Stilling Basin 2020
Sumber: Bendungan Type Urugan. Editor Ir.
Suyono Sosrodarsono, Kensaku
Takeda

14

Anda mungkin juga menyukai