Anda di halaman 1dari 28

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMASANGAN BRONJONG

JEMBATAN DIATAS SUNGAI TUBO


KABUPATEN MAJENE

TUGAS AKHIR
OLEH:

MUHAMMAD
TAHIR 2022070016

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE
KEPULAUAN
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI..............................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................ v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

RINGKASAN........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................1

2.1. Bronjong........................................................................................................1

2.2. Fungsi Pemasangan Bronjong.............................................................

2.3. Jenis Bronjong...............................................................................................3

2.4. Cara Membuat Bronjong Kawat....................................................................4

2.5 Batu Pengisi Pada Sisi Bronjong..................................................................4

2.6 Cara Pengisian Bangunan Bronjong.............................................................5

2.7. Pemeliharaan Bangunan Bronjong..........................................................

BAB III METODOLOGI KEGIATAN...............................................................8

3.1. Waktu dan Tempat Pelakasanan...............................................................8

ii
3.2. Alat dan Bahan..........................................................................................8

3.3. Metode Pengambilan Data Primer............................................................8

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI..........................................................10

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12

5.1 Penggalian Tanah Dasar..........................................................................12

5.2 Lembaran Anyaman Kawat Bronjong.....................................................13

5.3 Meletakkan Jaring Bronjong...................................................................14

5.4 Pengisian Batu Kali pada Bronjong Kawat.............................................15

BAB VI PENUTUP..............................................................................................17

6.1 Kesimpulan...................................................................................................17

6.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

LAMPIRAN.............................................................................................................

RIWAYAT HIDUP..................................................................................................

ii
RINGKASAN

MUHAMMAD TAHIR. 2022070016. TAHAPAN PELAKSANAAN


PEMASANGAN BRONJONG JEMBATAN DIATAS SUNGAI TUBO
KABUPATEN MAJENE.
Metode pelaksanaan diperluan untuk menjelaskan tahapan dan Langkah
pekerjaan pemasangan bronjong kawat galvanis dan pasangan batu, guna
mendapatkan hasil pekerjaan sesuai yang diharapan. Metode pelaksanaan
pekerjaan kadang berbeda dalam tahap pekerjaan, karena tahapan pekerjaan ini
sesuai dengan spesifikasi dan skalat yang ditentukan di dalam kontrak kerja.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu mendeskripsikan tahapan
pelaksanaan pekerjaan bronjong yang berada di desa Tubo Kecamatan Sendana
Kabupaten Majene, sedangkan kegunaannya untuk memberikan informasi kepada
pembaca bagaimana tahapan pelaksanaan pemasangan bronjong jembatan diatas
Sungai Tubo Kabupaten Majene.
Pengambilan data dimulai dari tanggal 15 September – 13 November
2022, bertempat di Sungai Tubo Desa Tubo Kecamatan Sendana Kabupaten
Majene. Pemaparan materi dilakukan secara deskriptif, cara pengambilan data
berupa : Observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi.
Tahapan pelaksanaan bronjong di Desa Tubo Kecamatan Sendana
Kabupaten Majene yaitu : Penggalian tanah dasar, Persiapan lembaran anyaman
kawat bronjong, Peletakan jaring bronjong, dan Pengisian batu kali pada
bronjong.

Kata Kunci : Tahapan, Pemasangan, Bronjong


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara geografis, Kabupaten Majene terletak pada °38' - 3°38' Lintang

Selatan dan 118°45' - 119°4' Bujur Timur. Kabupaten Mejene berada di pesisir

barat pulau Sulawesi yang berjarak sekitar 143 km dari ibu kota Provinsi

Sulawesi Barat, Kota Mamuju dan sejauh 378 Km berkendara dari Kota

Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan. Batas wilayahnya adalah, pada bagian

utara Kabupaten Mamuju, bagian Timur, Kabupaten Polewali Mandar, dan

Kabupaten Mamasa, pada bagian Selatan Teluk Mandar, Bagian Barat, selat

Mandar.

Kabupaten Majene memiliki topografi bervariasi mulai dari pesisir,

dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian wilayahnya antara 0-

1.600 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Namun sebagaian besar

wilayah Kabupaten Majene berupa perbukitan, hingga pegunungan yang

membentang dari utara ke selatan. Pesisir yang terletak di sepanjang batas

barat wilayah ini cenderung datar dan sempit. Kabupaten Majene memiliki

salah satu sungai yang sering sekali mengalami kenaikan volume air, sungai

ini bernama sungai Tubo yang terletak di desa Tubo Kecamatan Sendana.

Diatas sungai ini terdapat jembatan, yang awalnya dibangun lalu mengalami

kerusakan karena meluapnya air sungai dan pasca gempa dua tahun lalu,

sehingga mengalami perbaikan dengan nama paket penggantian Jembatan

Sungai Tubo.

1
Jembatan Tubo merupakan jembatan yang menjadi akses tunggal di trans

Sulawesi yang menghubungkna kabupaten Majene dengan kabupaten

Mamuju. Jika sarana ini putus, maka tak ada akses darat yang lain bisa

dilintasi.

Pemilihan bronjong sebagai bangunan pengaman dikarenakan bronjong

bersifat fleksibel sehingga bisa mengikuti pergerakan tanah yang ada di

bawahnya tanpa harus merusak konstruksi dasar. Disamping itu, bronjong

dapat melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing agar tidak

terjadi longsor. Berdasarkan uraian tersebut ditas maka penulis tertarik

membahas tahapan pelaksanaan bronjong jembatan diatas Sungai Tubo

Kabupaten Majene.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana tahapan pemasangan bronjong jembatan Sungai Tubo di

Kabupaten Majene.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Untuk mendeskrpsikan tahapan pemasangan bronjong batu kali jembatan

Sungai Tubo di Kabupaten Majene. Penulisan tugas akhir ini diharapkan

dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi pembaca terutama dalam

bidang konstruksi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bronjong

Bronjong adalah suatu hasil anyaman kawat baja atau galvanis dan

kawat (pvc) dengan konfigurasI (berbentuk kotak dengan lubang segi

enam). Kawat galvanis adalah kawat yang dilapisi bahan anti karat yang

menyerupai krom sehingga kawat galvanis mempunyai kekuatan dan tahan

terhadap karat. Kawat atau poly venyl chlorida (PVC) adalah kawat

galvanis yang dilapisi dengan bahan karet semi plastik pada bagian luar

hampir mirip seperti kabel listrik dan memiliki warna lapisan yang

bervariasi. Bronjong bila di bentuk balik, prisma atau silinder kemudian

diisi dengan batu yang pipih (Martha., 2006).

Asdak (2010), menjelaskan bahwa bronjong dapat dipasang pada

daerah yang sering terjadi erosi, misalnya di tebing sungai yang mengalami

pengikisan tanah dan penggerusan dasar aliran sungai. Selanjutnya

dikemukakan faktor yang menyebabkan terjadinya erosi tebing sungai

adalah iklim, topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tata

guna lahan.

Bronjong paling banyak dipergunakan untuk bangunan semi

permanent, karena sifatnya yang tidak kaku, maka sering digunakan

dilokasi yang tanahnya belum stabil seperti bendungan, irigasi, check dam

(Kodoatie., 2002)

2.2 Fungsi Pemasangan Bronjong

1
Menurut Dekoruma (2018), fungsi dan manfaat pemasangan bronjong

dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Fungsi dan Manfaat Pemasangan Bronjong

Fungsi Manfaat Manfaat

 Melindungi dan memperkuat Pelindung tanah longsor


Struktur tanah disekitar tebing agar dengan konstruksi dinding
tidak terjadi longsor, tepi sungai dan penahan dari batu
tepi tanggul
 Menjaga tepi sungai terhadap aliran Ramah lingkungan karena
Air dan juga erosi batu yang digunakan sangat
Ramah lingkungan karena
Batu yang digunakan sebagai
Bahan utamanya
Sumber: Dekoruma (2018)

Menurut Alfari., (2017) bahan yang digunakan untuk bronjong kawat

di Indonesia biasanya menggunakan kawat dengan diameter 3 atau 4 mm

dan kalau perlu 5 mm, diluar negeri juga menggunakan kawat dengan

diameter 2 mm sampai 6 mm. Kawat biasanya di gunakan untuk bronjong

ialah kawat Ø 4 mm, karena cukup dan masih mudah untuk dianyam

dengan tangan. Kawat yang tebalnya 5 mm tidak mudah dianyam dengan

tangan, sedangkan yang 3 mm biasanya lebih cepat berkarat dan tidak

begitu kuat menahan batu-batu, terlebih bila aliran sungai menghanyutkan

batu, pasir, dan lain sebagainya.

2
. Selanjutnya dikatakan bahwa kelebihan bronjong kawat, antara lain:

1. Cukup tahan lama,

2. Fleksibel, jadi dapat mengikuti perubahan keadaan,

3. Tidak membutuhkan drainase karena drainase adalah pembuangan

atau pengatusan secara alami atau buatan sedangkan bronjong air

dapat mengalir di sela-sela kawat bronjong,

4. Dapat dikerjakan oleh setiap pekerja yang terlatih dan untuk

mengisi bronjong dapat dipakai batu kali atau batu pecahan dan

dapat pula dikerjakan dalam waktu yang relative singkat.

2.3 Jenis Bronjong

Anonim, (2017) membagi beberapa jenis bronjong yaitu :

1. Bronjong Bambu

Bronjong bambu adalah bronjong yang dibuat dengan tenaga

manusia dari bahan bambu belah

2. Bronjong kawat

Bronjong kawat adalah yang dibuat dengan tenaga manusia atau

mesin dengan menggunakan bahan kawat.

2.4 Bahan Dan Cara Membuat Bronjong Kawat

Menurut Martha (2017) bahan bronjong kawat yang dilapisi

galvanis untuk menghindari karat kawat yang di beri lapisan plastic

dengan suatu zat yang susah di tembus oleh oksigen. Selanjutnya

dikatakan bahwa cara membuat bronjong kawat adalah

3
adalah :

a) Kawat bronjong dianyam berbentuk segi enam sisi berukuran 7,5

cm, jarak antara kedua sisi yang berlawanan 13 cm, biasanya

untuk bronjong yang dianyam dengan tenaga orang, untuk

membuat lubang dengan ukuran yang sama sukar dipenuhi

sehingga pengawas harus ketat pada saat mengawasi

penganyaman.

Pengawasan juga perlu diperhatikan akan ukuran dan kualitas

kawat yang dipakai. Untuk bronjong pembutan pabrik, karena dibuat

dengan mesin maka akan dihasilkan bronjong dengan ukuran dan kualitas

seragam.

4
b) Setiap dua sisi yang sejajar harus saling berlilitan dengan sisi

lubang bronjong yang letaknya bersebelahan, dengan jumlah lilitan

antara 3 dan 4 (tergantung kekuatan yang diharapkan). Jumlah atau

banyaknya lilitan kawat pada tiap-tiap lubang anyaman mempunyai

pengaruh pula terhadap kekuatan bronjong maupun terhadap biaya

pekerjaan. Lembaran anyaman kawat bronjong dengan pabrik maka

akan memperoleh lubang berbentuk segi enam sama sisi dengan

empat lipatan pada kedua sis sejajar yang sama .

2.5 Batu Pengisi Pada Sisi Bronjong

Cara Pengisian Batu Pada Sisi bronjong adalah sebagai berikut :

1. Pada bagian-bagian sisi bronjong agar digunakan batu-batu pengisi

yang mempunyai bidang datar dan ukurannya harus lebih besar

dari pada ukuran lubang-lubang anyaman.

2. Dengan menggunakan batu-batu yang berbidang datar, disamping

untuk menutup lubang-lubang anyaman juga dimaksudkan sisi-sisi

bronjong mempunyai permukaan yang rata

2.6 Cara Pengisian Bronjong

Martha (2006) menjelaskan bahwa untuk pengisian batu bronjong

digunakan batu kali, batu belah, dan batu gunung yang terdiri atas

bermacam-macam ukuran hingga ukuran yang paling besar ialah 30 cm.

menggunakan batu- batu yang berukuran kurang lebih 30 cm tersebut

bertujuan untuk

5
memudahkan mengangkatnya, terutama jika pelaksanaanya dilakukakan

oleh tenaga manusia. Batu-batu dengan ukuran lebih kecil untuk mengisi

rongga- rongga yang terdapat pada sela-sela timbunan batu. Di daerah-

daerah yang sulit memperoleh batu, maka tidak dibenarkan sengaja

membuat isi bronjong dengan membuat briket-briket beton, batu bata

dan sebagainya, karena harga pekerjaan bronjong akan menjadi terlalu

mahal.

2.7 Pemeliharaan Bangunan Bronjong

Sebagai suatu bangunan semi permanen, kekuatan bangunan yang

dibuat dari bronjong terletak pada kwalitas bronjong itu sendiri yaitu

kwalitas kawat, anyaman dan isi bronjong. Bangunan bronjong akan tahan

lama dan selalu berfungsi dengan baik, apabila pada waktu

pembangunannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan spesifikasi yang

telah ditetapkan, dan selalu dilakukan pengamatan, pemeliharaan dan

perawatan yang berkesinambungan terhadap bangunan tersebut. Hal-hal

yang diperhatikan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan

banguna-bangunan yang dibuat dari konstruksi bronjong adalah sebagai

berikut :

1. Pemeliharaan anyaman bronjong harus selalu diperiksa, dan apabila

terdapat anyaman yang putus atau rusak harus segera diperbaiki

atau disulam dengan anyaman baru. Tindakan-tindakan tersebut

terutama harus dilakukan terhadap bangunan-bangunan bronjong

yang terletak di sungai yang pada waktu musim banjir membawa

6
batang-batang kayu, rumpun-rumpun atau benda-benda lain yang

dapat merusak anyaman bronjong. Pemeriksaan dan perbaikan

terhadap anyaman-anyaman bronjong dilakukan pada setiap kali

selesai datang banjir.

2. Isi bronjong yang berkurang harus segera ditambah agar bronjong

yang berkurang dapat tetap padat. Pemeriksaan dan perbaikan

secara keseluruhan dilakukan pada saat musim kemarau

3. Bangunan yang turun apabila terdapat pelendutan atau penurunan

(settlement) bronjong pada bagian-bagian tersebut, harus

ditambahkan lapisan bronjong baru agar kedudukan bangunan

semakin mantap.

4. Pemasangan tiang pancang kayu, besi dan sebagainya kedalam

bronjong dengan maksud agar kedudukan bangunan bronjong tidak

bergeser adalah tidak dibenarkan, karena hal ini akan dapat

merusak anyaman bronjong disamping akan mengurangi kepadatan

bronjong apabila tonggak-tonggak dari kayu tersebut telah lapuk.

Untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaannya, puncak atau

mercu yaitu bagian yang tertinggi bendung bronjong harus

terletak diatas muka air rendah.

5. Sebelum mendapatkan kedudukan yang mantap (stabilished), tidak

dibenarkan untuk melakukan usaha-usaha agar bendung bronjong

menjadi kedap air dengan maksud agar bendung tersebut dapat

menahan air sebanyaknya

7
6. Untuk keperluan perawatan dan perbaikan-perbaikan bangunan

yang dibuat dari bronjong-bronjong kawat, pada lokasi-lokasi

bangunan yang bersangkutan perlu tersedia kawat-kawat bronjong.

8
BAB III

METODOLOGI KEGIATAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelakasanan

Pengumpulan data di lokasi pekerajaan pembangunan penggantian

jembatan sungai Tubo dimulai dari tanggal 15 September – 13 November

2022.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :

1. Alat tulis

2. Handphone

3. Laptop

4. Excavator

5. Vibratory roller

6. Lembaran kawat baja lapis galvanis uk; 2m x 1m x 0,5cm diameter

3mm

7. Kawat pengikat

3.3. Metode Pengambilan Data

Metode penulisan dan pengambilan data yang digunakan dalam

penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut;

1. Observasi Data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan

langsung di lapangan

2. Studi Pustaka Studi pustaka dari perpustakaan dan internet sebagai

9
bahan pembanding dan pendukung serta tambahan dalam penulisan laporan

tugas akhir.

3. Wawancara Melakukan wawancara terhadap pekerja terkait

10
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1. Keadaan Umum Lokasi

Gambar 4 1 Peta Lokasi Kegiatan


Sumber: Spesifikasi Teknis dan Gambar Paket Penggantian Jembatan
Sungai Tubo Majene

Tubo Sendana adalah sebuah Kecamatan yang terletak di Kabupaten

Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan ini mencakup wilayah

Sulawesi 41,17 km2. Pada tahun 2019, terdapat 9.497 jiwa yang menempati

kecamatan ini. Terdapat 7 desa di kecamatan Tubo Sendana, yaitu :

1. Bonde-bonde

2. Onang

3. Onang Utara

4. Tubo

5. Tubo Poang

11
6. Tubo Selatan

7. Tubo Tengah

Di kecamatan ini terdapat sungai Tubo. Diatas sungai ini, terdapat

jembatan yang merupakan akses tunggal di trans Sulawesi yang

menghubungkan Kabupaten Majene dengan Kabupaten Mamuju. Jika akses

ini putus, maka tak ada jalan yang lain yang bisa dilintasi.

12
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pekerjaan bronjong di Kabupaten Majene Desa Tubo,

Kecamatan Tubo Sendana, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

5.1 Penggalian Tanah Dasar

Penggalian tanah dasar ini dilakukan sebagaimana bertujuan untuk

memporeleh bahan material tanah di lokasi. Material diperoleh dengan cara

menggali dengan alat excavator dengan kedalaman dan batas-batas yang sudah

ditentukan pada saat perencanaan.

Pelaksanaan Pekerjaan :

a) Pekerjaann galian sedalam minimal 2 meter (disesuaikan dengan kontur

tanah dan lokasi pekerjaan) dan pengupasan dinding tanah, untuk

pondasi struktur bronjong kawat yang digunakan (Anonim, 2017)

b) Tanah yang digali dan dikupas berada di pinggir jalan sebagai penahan

bronjong. Penggalian ini dilakukan dengan menggunakan excavator.

c) Timbunan tanah dari sumber galian akan digunakan untuk pemadatan

permukaan tanah pada akhir pekerjaan struktur (pasangan bronjong

kawat dan pasangan batu).

d) Material tanah dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller.

Selama pemadatan, sekelompok pekerjaa akan merapikan tepian

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

13
e) Pemasangan bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan

maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari

lendutan benang acuan, pada sisi untuk kelurusan pemasangan pasangan

bronjong kawat.

5.2 Lembaran Anyaman Kawat Bronjong

Lembaran anyaman kawat pada bronjong (Gambar 5.2) yakni, :

a) Kawat bronjong yang dianyam berbentuk memanjang dengan ukuran

standar 2m x 1m x 0,5cm diameter 3mm. Biasanya untuk bronjong

dianyam menggunakan tenaga manusia, untuk membuat lubang dengan

ukuran yang sama, pengawas harus dengan ketat menjaga saat

penganyaman berlangsung. Pengawas juga perlu memperhatikan

ukuran dan kualitas kawat yang dipakai.

b) Setiap dua sisi yang sejajar harus berlilitan dengan sisi lubang bronjong

yang dimana letaknya bersebelahan dengan jumlah lilitan antara 3 dan 4

banyaknya lilitan kawat pada tiap-tiap lubang anyaman terdapat

pengaruh terhadap kekuatan bronjong maupun terhadap biaya

pekerjaan. Hal ini sesuai yang dikatakan Martha (2017) bahwa jumlah

atau banyaknya lilitan kawat pada tiap-tiap lubang anyaman

mempunyai pengaruh pula terhadap kekuatan bronjong

14
Gambar 5.2 Anyaman Kawat Bronjong
(Sumber : Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Tobo Kabupaten Majene)

5.3 Meletakkan Jaring Bronjong

Meletakkan jaring bronjong (Gambar 5.3) yang sudah jadi pada

dinding tanah dan mulai pembentukan anyaman. Biasanya anyaman kawat

bronjong dalam bentuk memanjang dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1 m,

dan tinggi 0.5 cm dengan kawat pengikat atau biasa disebut juga dengan

Gambar 5.3 Meletakkan Jaring Bronjong


(Sumber : Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Tobo Kabupaten Majene)

kawat licin. kawat bronjong digunakan adalah kawat berlapis seng tebal

(galvanis) yang dihasilkan proses penarikan dingin dan untuk

menormalkan sifat mekanis.


Menurut Martha (2017) bahwa penggunaan kawat yang dilapisi seng tebal

(galvanis) adalah untuk menghindari karat kawat biasanya diberi lapisan

plastik dengan suatu zat yang susah di tembus oleh oksigen.

5.4 Pengisian Batu Kali pada Bronjong Kawat

Batu untuk pengisi bronjong harus batu yang keras dan tahan lama

dengan ukuran 20 cm- 30cm dapat berupa batu kali dimana batu pipih dan

panjang tidak boleh dipakai (Gambar 5.4). Pengisian batu pada bronjong

kawat diantaranya yaitu :

a) Pemasangan bronjong harus hati-hati guna mencegah kerusakan


lapisan pada jaring bronjong. Sebelum batu yang digunakan untuk

pengisian bronjong, maka sudah dipastikan bronjong tersebut sudah

ditegakkan

dengan baik sampai bentuk yang diinginkan.

b) Pada pengisian batu kali pada bronjong,dilakukan penggunaan batu


besar pada pinggirnya dan batu kecil bagian tengah kemudian ditutup/

c) Sambungan antara bronjong dan sisinya harus diikat dnegan kawat


licin yang sama.

d) Pemasangan bronjong harus hati-hati guna mencegah kerusakan


lapisan pada jaring bronjong. Sebelum batu yang digunakan untuk

pengisian bronjong, maka sudah dipastikan bronjong tersebut sudah

ditegakkan

dengan baik sampai bentuk yang diinginkan.

e) Pada pengisian batu kali pada bronjong,dilakukan penggunaan batu


besar pada pinggirnya dan batu kecil bagian tengah kemudian ditutup/

f) Sambungan antara bronjong dan sisinya harus diikat dnegan kawat


licin yang sama. Pemasangan bronjong harus hati-hati guna
mencegah kerusakan lapisan

Sebelum batu yang digunakan untuk pengisian bronjong, maka sudah

dipastikan bronjong tersebut sudah ditegakkan

dengan baik sampai bentuk yang diinginkan.

g) Pada pengisian batu kali pada bronjong,dilakukan penggunaan batu


besar pada pinggirnya dan batu kecil bagian tengah kemudian ditutup/

h) Sambungan antara bronjong dan sisinya harus diikat dnegan kawat


licin yang sama.

i) Batu isian yang dipergunakan adalah batu yang keras, tahan lama,
tidak rusak, dan pecah oleh air. Adapun ukuran batu minimum tidak

boleh kecil dari 16 cm atau perstujuan direksi dengan ukuran rata-rata

sama

yang dapat ditahan oleh saringan kawat.

j) Semua bagian tepi bronjong harus terikat rapat pada kawat licin sisi
dan terikat secara mekanikal. Diametet kawat pengikat

menghubungkan antara sisi untuk parkaitan, pemasangan berdiameter

3 mm.
14
Pemasangan bronjong harus hati-hati guna mencegah kerusakan lapisan

pada jaring bronjong. Sebelum batu yang digunakan untuk pengisian

bronjong, maka sudah dipastikan bronjong tersebut sudah ditegakkan

dengan baik sampai bentuk yang diinginkan.

k) Pada pengisian batu kali pada bronjong,dilakukan penggunaan batu


besar pada pinggirnya dan batu kecil bagian tengah kemudian ditutup/

l) Sambungan antara bronjong dan sisinya harus diikat dnegan kawat


licin yang sama.

m) Batu isian yang dipergunakan adalah batu yang keras, tahan lama,
tidak rusak, dan pecah oleh air. Adapun ukuran batu minimum tidak

boleh kecil dari 16 cm atau perstujuan direksi dengan ukuran rata-rata

sama

yang dapat ditahan oleh saringan kawat.

n) Semua bagian tepi bronjong harus terikat rapat pada kawat licin sisi
dan terikat secara mekanikal. Diametet kawat pengikat

menghubungkan antara sisi untuk parkaitan, pemasangan berdiameter

3 mm.

15
o) Setiap bronjong harus dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya.

p) Sambungan antara bronjong lainnya ditempatkan pada setiap dua


lapisan akan disusun bergiliran.

Gambar 5 3 Pengisian Batu Kali Bronjong


Sumber : Proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Sungai Tobo Kabupaten Majene.

16
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan

tahapan pekerjaan bronjong kawat pada desa Tubo Kecamatan Sendana

Kabupaten Majene diantaranya yaitu :

a) Penggalian tanah dasar

b) Pembentukan Bronjong dari lembaran anyaman kawat bronjong

c) Peletakan jaring bronjong

d) Pengisian batu kali pada bronjong.

6.2 Saran

Arahan yang dapat diberikan dalam tahapan pekerjaan bronjong kawat pada

desa Tubo Kecamatan Sendana, agar anyaman bronjong harus selalu diperiksa

secara berkala setiap kali selesai dating banjir.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alfari., 2017. Mengenal gabion atau bronjong. Diakses dari


https://www.arsitag.com/article/mengenal-gabion-atau-bronjong.
2 halaman

Anonim., 2017. Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong Diakses dari


https://simantu.pu.go.id/epel/edok/9fe17_Pelaksanaan_Pek._Bronjong_B
T.pdf

Asdak, Chay. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai:
Edisi. Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.

Dekoruma., 2018. . Dekoruma.https://www.dekoruma.com/artikel/80350/harga-


papan-kayu-terpopuler

Kodoatie., R,J., 2002 Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode


Pengendaliannya .Edisi, 1 ; Penerbitan, Yogyakarta : Pustaka
pelajar, 2002 

Martha.EV, 2006. Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong Diakses dari


https://docplayer.info.93881184.

Martha, E.V. 2017. Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong. Power Point

Kodoatie., R,J., 2002 Banjir, Beberapa Penyebabab dan Metode


Pengendaliannya .Edisi, 1 ; Penerbitan, Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2002.
Hal.211 

18

Anda mungkin juga menyukai