Oleh :
Drempytus D
Fransisca Jecson
Intan Cahyani Sari (207011556)
Ludovicus Bona
Muh. Alpian Y
Puji Rahayu
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Teknik Lingkungan di program studi yang sedang penulis tempuh yaitu S1 Teknik Sipil.
Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kerusakan
lingkungan di salah satu sungai di Kalimntan Timur, tepatnya Samarinda, yaitu Sungai
Karang Mumus yang kini telah tercemar, dan kondisinya memprihatinkan .
Makalah ini disusun untuk dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran
dalam menjaga kelestarian alam saat ini. Isi dari makalah ini diharapkan dapat
membantu para pembaca untuk sadar akan pentinnya menjaga alam sekitar. Dengan
kata lain, makalah ini dapat mengarahkan dan memberikan manfaat yang nyata bagi
penulis dan pembaca. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi penulis dan juga pembacanya.
Penyusun sadar, bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................1
Kata Pengantar...................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Makalah...........................................................................................4
E. Identifikasi Permasalahan............................................................................6
BAB II PEMBAHASAN DAN TEMATIK
D. Upaya Penanggulangan................................................................................10
A. Simpulan......................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
2. Bagaimana pencemaran lingkungan di Sungai Karang Mumus?
3. Apa saja upaya untuk menanggulangi pencemaran lingkungan di Sungai Karang
Mumus?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang
pencemaran lingkungan di Sungai Karang Mumus, agar kedepannya dapat
menyadarkan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan tersebut, serta
memperlakukan lingkungan sesuai etikanya. Dan juga untuk memberikan motivasi
kepada kita semua untuk menjaga lingkungan dengan baik agar tidak terjadi
4
kerusakan pada lingkungan tempat tinggal yang dapat berakibat fatal bagi
kehidupan.
5
D. Identifikasi Permasalahan
1. Adanya pencemaran lingkungan di sungai Karang Mumus yang terletak di
samarinda.
2. Air sungai karang mumus tak lagi layak untuk digunakan warga sekitar akibat
tercemar limbah.
3. Adanya kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah pasar disamarinda
sehingga mengakibatkan sungai karang mumus tercemar.
6
BAB II
7
C. Pencemaran lingkungan di Sungai Karang Mumus
Sungai Karang Mumus (SKM) salah satu anak Sungai Mahakam yang
membelah sebagian wilayah utara kota Samarinda. Sungai Mahakam sendiri
merupakan sungai terpanjang di Indonesia, setelah sungai Barito. Sungai Karang
Mumus merupakan sarana transportasi penting dalam menggerakkan sektor
ekonomi, sosial dan budaya serta akses menuju kota-kota lainnya di Kalimantan
Timur.
Bagi sebagian penduduk kota tepian yang tinggal di bantaran sungai Karang
Mumus mungkin masih mengingat banyak hal menarik di sepanjang sungai ini,
terutama pada era tahun 1970-1980. Kala itu rumah-rumah yang terbuat dari papan
berjajar di sepanjang sungai ini, dilengkapi batang dari rakit kayu gelondongan dan
diatasnya dibuat jamban. Batang berfungsi sebagai tempat MCK (Mandi-Cuci-
Kakus). Air sungai karang Mumus belum tercemar saat itu. Dulu, di sore hari adalah
waktu yang sangat dinantikan anak-anak untuk mandi di sungai. Mereka menangkap
ikan dan menciduk anak udang dengan menggunakan tudung saji. Sesekali saat itu
masih terlihat beberapa jenis ikan, seperti ikan haruan, patin, pipih, biawan, dan
pepuyu. Termasuk haliling (siput) yang biasanya menempel disekitar batang di
rumah-rumah warga.
Kapal kayu bermotor yang umumnya membawa sembako yang akan dijual
ke hulu Mahakam, juga memanfaatkan sungai ini sebagai salah satu jalur
transportasi. Kapal-kapal itu juga mengangkut bahan bakar minyak (BBM) dan
beberapa kebutuhan bahan pokok. Terkadang ada pula kapal yang mengangkut
8
papan-papan hasil dari sawmill yang pada waktu itu merupakan usaha yang banyak
digeluti warga kota Samarinda.
Jika kapal barang tersebut bersandar di batang, seketika akan dijadikan
sarana untuk terjun “ciruk” (istilah terjun bebas) atau salto dari atasnya sebelum
menyentuh sungai. Anak lelaki yang lebih berani biasanya menaiki jembatan yang
menghubungkan ke seberang sungai, jembatan Karang Mumus kala itu masih
jembatan kayu. Sungai karang mumus adalah kolam renang pertama mereka untuk
belajar berenang.
Lalu bagaimana wajah sungai Karang Mumus saat ini? Sungai Karang
Mumus kini kondisinya tercemar dan sangat memprihatinkan.. Airnya keruh
kecoklat-coklatan, bahkan sekali waktu hitam dan berbau busuk sangat menyengat.
Tumpukan sampah mendangkalkan sungai, terutama di kawasan jalan perniagaan
pasar segiri, mengendap membentuk sedimen. Warga yang tak bertanggung jawab
terus membuang limbah pribadi ke sungai pun limbah berbagai jenis usaha, sortiran
sayur yang tidak terjual, bahkan limbah ternak ayam. Jadilah sungai Karang Mumus
seperti “keranjang sampah” terpanjang di kota Samarinda.
Beberapa anak-anak nampak masih memanfaatkan pendangkalan sungai
untuk bermain layang-layang. Namun sudah tidak berenang lagi karena kondisi yang
tidak memungkinkan. Kecuali mereka yang masih tinggal pada rumah-rumah
sepanjang sungai yang belum direlokasi, mereka masih mandi pada batang-batang
yang masih menyediakan jamban.
9
Kebutuhan utama air bersih di Kota Samarinda berasal dari Sungai
Mahakam. Dan Sungai Karang Mumus bermuara di Sungai Mahakam sehingga air
sungai yang berasal dari Sungai Karang Mumus juga turut diolah menjadi air bersih
yang disalurkan oleh PDAM Kota Samarinda.
Pendangkalan bukan hanya terjadi di badan sungai, melainkan juga di
Bendungan Benanga yang merupakan tempat penampungan air dari berbagai anak
sungai, sebelum dialirkan melalui Sungai Karang Mumus. Luasan bendung Benanga
yang berfungsi sebagai penampung air bersih makin berkurang. Data Balai Wilayah
III Kementerian PU menyebutkan, luas bendung Benanga saat ini hanya tersisa 11
hektare.
10
3. Memperluas gerakan penghijauan.
4. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan memberikan
kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
(Sosok Misman, penggerak Gerakan memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus)
Kini gerakan tersebut membuahkan hasil, ada banyak warga kota Samarinda
dari berbagai latar belakang yang ikut memungut sampah di Sungai Karang Mumus
setiap harinya. Warga pun kian sadar untuk tidak mengotori sungai lagi, meski
11
masih ada diantara warga yang masih “nakal” dan membuang sampah di Sungai.
Meski demikian, gerakan ini menjadi salah satu upaya dari masyarakat kota tepian
sendiri yang menjadi langkah atau awal yang baik dalam membersihkan lingkungan
yang telah tercemar, yang kemudian juga akan berujung pada pelestarian
linghkungan terlebih ekosistem alam kota Samarinda.
BAB. III
PENUTUP
12
A. Simpulan
Air adalah kepentingan utama untuk masyarakat, hidup tanpa
ketahanan dan kepastian pasokan air bersih akan terasa menyiksa, dan sungai
sejatinya memiliki salah satu fungsi sebagai sumber air bersih. Sungai tentu
tak bisa dipisahkan dari gunung, hutan dan daratan yang lebih luas. Gunung,
hutan dan daratan sebagai satu kesatuan ekologis adalah tempat tangkapan
atau resapan air yang kemudian mengalir lewat mata air hingga membentuk
sungai.
Sayangnya meski air merupakan kebutuhan utama, tidak banyak
masyarakat atau warga yang sadar untuk menjaga atau memelihara air.
Sungai misalnya lebih diperlakukan sebagai buangan air limbah, walau
banyak juga diantara mereka yang langsung membuang limbah ke sungai
ternyata memanfaatkan airnya untuk keperluan sehari-hari.
Sungai Karang Mumus, meski airnya menghitam dan bau, ternyata
tak sedikit dari warga yang berdiam disisi kanan kirinya masih menyedot
airnya secara langsung untuk keperluan sehari-hari.
B. Saran
Mungkin saja setiap jangka waktu tertentu kualitas air di Sungai
Karang Mumus dimonitor atau diuji. Dan hasilnya juga dipublikasikan di
berbagai media. Namun tujuan pemantauan sejatinya bukan hanya untuk
kepentingan pemberitaan atau membuat peringatan kepada warga lewat
media agar tidak mengkonsumsi air secara langsung dari Sungai Karang
Mumus, melainkan hasil ini seharusnya menjadi landasan untuk bagaimana
menyusun langkah guna menyehatkan kembali air Sungai Karang Mumus.
Jadi karena air itu penting dan kita bukan hanya perlu air yang jernih
melainkan juga bersih dan sehat, maka mulailah merawat air
denganmenghargai dan mencintai sungai. Bentuk penghargaan dan cinta
13
kepada sungai, kita nyatakan dengan tidak membuang sampah apapun ke
dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Karang_Mumus
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Samarinda
http://www.belajarbagus.com/2015/02/pengertian-pencemaran-lingkungan.html
http://www.mongabay.co.id/2016/03/28/karang-mumus-sungai-vital-di-samarinda-
yang-harus-diselamatkan/
http://www.mongabay.co.id/2016/02/09/gerakan-bersih-sungai-karang-mumus-
yang-kian-menggejala-di-samarinda/
http://www.mongabay.co.id/2015/11/17/misman-dan-gerakan-bersih-sungai-
karang-mumus/
http://perpustakaan.menlh.go.id/
15
16