Penyimpangan pelaksanaan dalam penegakan hukum yang sering terjadi di Indonesia adalah
korupsi. Korupsi merujuk pada penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk memperoleh
keuntungan pribadi secara tidak sah. Korupsi dapat terjadi di berbagai sektor, termasuk
pemerintahan, bisnis, dan masyarakat umum.
Korupsi memiliki dampak yang merugikan bagi negara dan masyarakat. Dampak negatif
korupsi antara lain:
Untuk mengatasi penyimpangan pelaksanaan dalam penegakan hukum terkait korupsi, perlu
dilakukan langkah-langkah berikut:
3. Meningkatkan pendidikan dan kesadaran hukum: Pendidikan tentang bahaya dan dampak
negatif korupsi perlu ditingkatkan di semua tingkatan masyarakat. Kesadaran akan
pentingnya supremasi hukum dan konsekuensi hukum bagi pelaku korupsi dapat membantu
mencegah tindakan korupsi.
Soal 2
Dalam konteks pelaksanaan kekuasaan yuridis pada negara kesatuan dan federal, terdapat
perbedaan dalam struktur dan pembagian kekuasaan antara kedua sistem tersebut. Berikut ini
adalah rujukan teori ahli yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan tersebut:
1. Negara Kesatuan:
- Kelsen: Teori hukum positif yang dikembangkan oleh Hans Kelsen menggarisbawahi
konsep supremasi hukum. Dalam negara kesatuan, hukum positif atau peraturan perundang-
undangan menjadi otoritas tertinggi, dan semua tingkat pemerintahan, termasuk pemerintah
daerah, harus tunduk pada hukum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
2. Negara Federal:
- James Madison: Ahli konstitusi Amerika Serikat, James Madison, mengemukakan prinsip
kebebasan dan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
sistem federal, kekuasaan dibagi antara pemerintah federal dan pemerintah daerah yang
memiliki kewenangan dan otonomi dalam bidang tertentu.
- Dual Federalism dan Cooperative Federalism: Teori dual federalism (federalisme dwitata)
dan cooperative federalism (federalisme kerjasama) menggambarkan hubungan antara
pemerintah federal dan pemerintah daerah dalam sistem federal. Dual federalism
menekankan pembagian kekuasaan yang tegas antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, sedangkan cooperative federalism mengedepankan kerjasama dan ketergantungan
antara kedua tingkatan pemerintahan.
Soal 3
John Locke dan Montesquieu adalah dua filosof politik yang memberikan kontribusi penting
terhadap konsep pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan. Berikut adalah analisis
perbandingan konsep pemisahan kekuasaan menurut John Locke dan Montesquieu.
1. John Locke:
- Pemikiran Dasar: John Locke menyatakan bahwa pemisahan kekuasaan penting untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah dan melindungi hak-hak individu.
Bagi Locke, kekuasaan adalah anugerah dari rakyat, dan pemerintah bertanggung jawab
untuk melindungi hak-hak alami warga negara, seperti hak atas kebebasan, hak properti, dan
hak hidup
Perbandingan:
- Keduanya setuju bahwa pemisahan kekuasaan adalah prinsip penting untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan dan melindungi hak-hak individu.
- Locke lebih menekankan prinsip checks and balances untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan, sementara Montesquieu lebih menekankan independensi dan keseimbangan
antara cabang-cabang pemerintahan.
- Locke lebih fokus pada perlindungan hak-hak alami individu, sementara Montesquieu lebih
fokus pada pembagian kekuasaan horizontal dan kontrol terhadap kekuasaan pemerintah.
Kedua konsep ini memberikan landasan bagi sistem pemerintahan yang demokratis dan
pemerintahan yang terbatas, di mana kekuasaan dipisahkan agar tidak terjadi penyalahgunaan
dan kesewenang-wenangan oleh penguasa.