MASUKNYA PEMERINTAHAN
BANI UMAYYAH
MAKALAH
Oleh
AZHARI AMIRUDDIN
NIM. 861082021029
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
yang serba kekurangan setidaknya dapat memberikan manfaat yang besar bagi
Dari sinilah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Melalui
kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
pemakluman bila mana isi makalah ini terdapat tulisan yang kurang sempurna
dan kurang berkenan di mata pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca terutama
Penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekarang).
yang menarik dan unik untuk diketahui adalah kekhalifahan pada masa
dinasti Bani Ummayyah (661-750 M), yaitu dinasti yang berkuasa setelah
pada masa ini menjadi masa transisi dari sistem kekhalifahan yang dipilih
dahulu diawali dengan peristiwa politik antara Ali bin Abi Thalib dengan
Muawiyah bin Abi Sofyan, yang berujung pada persoalan teologi dan
1
Nourouzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, Yogjakarta: Nur Cahaya, 1983,
h. 65.
1
2
Damaskus yang berhasil pada masa Khulafau al-Rasyidin, tetapi di sisi lain,
perseteruannya dengan Ali bin Abi Thalib pada perang Siffin dan proses
tahkim.
yang telah melekat dan terbangun terhadap dinasti ini, terutama terhadap
sosok Muawiyah bin Abi Sofyan sebagai pendiri dan khalifah pertama, juga
terhadap proses berdirinya dinasti ini. Tetapi tidak sedikit juga, ahli sejarah
itu, suka atau tidak suka terhadapnya, dinasti Umayyah adalah dinasti yang
telah ditakdirkan menjadi pelanjut peradaban Islam setelah masa Khulafa al-
Rasyidin. Banyak prestasi yang diraih pada masa pemerintahan dinasti ini,
sebabnya masa ini termasuk dalam era kejayaan Islam setelah masa Khulafa
al-Rasyidin.
B. Rumusan Masalah
Umayyah?
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
didukung tiga pasukan dari Mesir, Bashrah, dan Kufah memaksa Ali
Melihat yang datang hanyalah rakyat biasa, tidak ada para pembesar
yang berpengaruh, Ali berkata “urusan ini bukanlah urusan kalian”, ini
tanpa pimpinan serta tidak ada sahabat lain yang bersedia menjadi
Umayyah. Hal ini disebabkan karena adanya dendam masa lalu antara
Bani Umayyah dan Bani Hasim sebelum datangnya Islam,2 dan ketika
2
Taha Husein, Fitnatul Kubra, Mekah: Darul Maarif, 1964, h. 13.
4
5
Walaupun begitu, setelah dibai’at menjadi khalifah, Ali Ibn Abi Thalib
politik, yaitu:
kepentingan umat.
pusat pemerintahan.
6
yang terpenting ada tiga yaitu tantangan dari Thalhah Ibn Ubaidillah,
Zubair Ibn Awwam, Aisyah janda Rasulullah dalam perang Unta (Harb
Ibn Hanief. Ali masih berusaha menempuh jalan damai, namun atas
pihak Thalhah cs dan di pihak Ali ada Abdullah Ibn Saba sang munafik
Islam ini menelan korban dari kedua belah pihak sebanyak 10.000 jiwa,
H/4 Desember 656 M. Peristiwa itu disebut dengan perang Unta (Harb
Ali, Thalhah dan Zubair terbunuh dalam peperangan ini dan Aisyah
4. Perang Shiffin
khalifah Ali Ibn Abi Thalib. Kedudukannya sudah kuat di Syria, sejak
8
adalah Muhammad, anak angkat Ali Ibn Abi Thalib.3 Ali tetap
surat dan diutusnya delegasi kepada mu'awiyah yaitu Jarir Ibn Abdullah
mengambil tindakan keras dan kontak senjata tidak bisa dihindari lagi
658.5 Perang ini akhirnya dikenal dengan nama perang Shiffin (Battle
of Shiffin).
tangan kanan Mu'awiyah, Amr Ibn al-Ash yang terkenal sebagai orang
Masud Ibn Fudaki al-Tamimi dan Zaid Ibn Husein al-Tha’i mengatakan
keputusan tahkim itu, pasukan Ali pecah menjadi dua kelompok yaitu
yang tetap setia pada Ali dan kaum Khawarij memilih keluar dari
kekhilafahan Islam.
5. Perang Nahrawan
10
bahwa di luar kelompoknya adalah kaum Kufur dan kaum Bid’ah. Ali
Dajlah).
Amr Ibn Ash merupakan pangkal perpecahan umat Islam. Oleh karena
Ibn Ash karena doktrin Khawarij bahwa mereka itu kafir dan wajib
Muradi memilih membunuh Ali Ibn Abi Thalib di Kufah, 2) Amr Ibn
peristiwa pembunuhan itu, yang berhasil dibunuh hanyalah Ali Ibn Abi
Abdurrahman Ibn Muljam al-Muradi, khalifah Ali Ibn Abi Thalib wafat
Umayyah.
pada tahun 132 H/ 750 M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang
mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi
Thalib. Tepatnya Setelah Husein putra Ali bin Thalib dapat dikalahkan
bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syamsibin Abdi Manaf
6
Souyb Joesoes, Sejarah Daulah Umaiyyah II di Cordovai, Jakarta: Bulang Bintang,
1997, h. 7.
12
Nabi pada perang Badar Kubra. Dilihat dari sejarahnya, Bani Umayyah
Hal ini berlanjut pada masa khulafa’ al-rasyidin, Yazid bin Abi
membuka daerah Syam. Dan masa Khalifah Umar diserahi jabatan Gu-
Setelah Umar wafat dan digantikan Usman, maka kerabatnya dari Bani
yang kokoh, terlatih dan terpilih di garis depan dalam melawan Romawi.
2. Perkembangan Politik
masa Khalifah Umar Ibn Abd al-Aziz (99-101 H/717-720 M). Hal ini
7
Abu A’la Al-Maududi dan Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta:
Kota Kembang, 1993, h. 282.
13
Madinah mendapat rintangan dari Husein Ibn Ali Ibn Abi Thalib,
Abdullah Ibn Zubair, Abdur Rahman Ibn Abi Bakar dan Abdullah Ibn
turun temurun.
12) Yazid III Ibn al-Walid Ibn Abd al-Malik (127 H/744 M),
13) Ibrahim Ibn al-Walid Ibn Abd al-Malik (127 H/744), dan
Umar Ibn Abd al-‘Azis (99-102 H/717-720 M), dan 5) Hisyam Ibn Abd
9
C.E. Bosworth, Dinasti-dinasti Islam, Terj. Ilyas Hasan, Bandung: Mizan, 1993, h. 25.
10
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 61.
15
dan Shuhara
b Pembidangan Ilmu
Ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bidang besar, yaitu
c Arsitektur Sipil
Beberapa kota baru atau pembaharuan kota lama dibangun
d Arsitektur Masjid
11
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 177.
17
PENUTUP
A. Simpulan
banyak kemajuan yang telah dicapai. Ekspansi yang terhenti pada masa
Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan oleh Dinasti ini. Sehingga kekuasaan
banyaknya hadits palsu, maka timbullah usaha untuk mencari riwayat dan
sanad alHadits, yang akhirnya menjadi ilmu hadits dengan segala cabang-
cabangnya.
B. Saran
makalah selanjutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Al- Maududi, Abu A’la dan Hasan Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam.
1993.
Bintang. 1997.
Lewis, Bernard. Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah. Terj. Said Jamhuri.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid 1, Jakarta: UI-
Press. 1984.
Cahaya. 1983.
2003.