Disusun Oleh:
Firdaus Ailuli Pirmansyah NPM : 6120619010
Ananda Putri Ranidewi NPM : 61220620009
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap
insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita siswa MTs Ulumuddin untuk tidak
hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu
untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti
yang kita ketahui setelah sepeninggalnya khulafaurrasyidin terakhir yaitu Ali bin Abu Thalib,
gubernur Syam tampil sebagai penguasa Islam yang kuat. Sistem pemerintahan Islam pada
masa itu menjadi masa daulah. Dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa
Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah.
Dengan segala keterbatasan penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan
satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah Umayyah dan Abbasiyah
pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok bahasan seperti yang telah tertuang dalam kata
pengantar, meliputi:
1. Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah dan Umayyah, dimana akan diuraikan bagaimana
sejarah berdirinya daulah Abbasiyah dan Umayyah.
2. Masa kejayaaan daulah Umayyah dan Abbasiyah, yaitu membahas mengenai pada masa
khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
3. Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah umayyah
runtuh.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang penulis buat dengan
metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah
yang penulis buat.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Perkembangan Politik
1) Kemajuan-kemajuan yang dicapai bidang politik
2) Kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan
3) Kemajuan Intelektual
4) Kemajuan di bidang Filsafat
a) Kemajuan dalam ilmu agama yang disebut Al-Ulum Islamiyah
- Ilmu qiraat
- Ilmu Tafsir
- Ilmu Hadits, dll
b) Kemajuan dalam ilmu pengetahuan umum yang disebut Al-Ulumud Dakhliyah
- Ilmu Kimia
-Ilmu Kedokteran
-Ilmu Bumi (geografi)
-Ilmu Astonomi
c) Bidang Seni
- Seni Sastra
- Seni Lukis
- Seni Ukir
- Seni Pahat, dll
b. Faktor Eksternal
Intervensi luar yang berpotensi meruntuhkan kekuasaaan Dinasti Umayah berawal
pada saat Umar II berkuasa dengan kebijakan yang lunak, sehingga baik Khawarij maupun
Syiah tak ada yang memusuhinya. Namun, segala kelonggaran kebijakan-kebijakan tersebut
mendatangkan konsekuensi yang fatal terhadap keamanan pemerintahannya. Semasa
pemerintahan Umar II ini, gerakan bawah tanah yang dilakukan oleh Bani Abbas mampu
berjalan lancar dengan melakukan berbagai konsolidasi dengan Khawarij dan Syiah yang
tidak pernah mengakui keberadaan Dinasti Umayah dari awal. Setelah Umar II wafat, barulah
gerakan ini melancarkan permusuhan dengan Dinasti Umayah.
Gerakan yang dilancarkan untuk mendirikan pemerintahan Bani Abbasyiah semakin
kuat. Pada tahun 446 M mereka memproklamirkan berdirinya pemerintah Abbasyiah, namun
Marwan menangkap pemimpinnya yang bernama Ibrahim lalu dibunuh. Setelah dibunuh,
pucuk gerakan diambil alih oleh seorang saudaranya bernama Abul Abbas as-Saffah yang
berangkat bersama-sama dengan keluarganya menuju Kuffah. Abbasyiah berkewajiban untuk
menundukkan dua kekuasaan Bani Umayah yang besar, yang satu dipimpin oleh Marwan bin
Muhammad dan satu lagi oleh Yazid bin Umar bin Hubairah yang berpusat di Wasit.
Kedudukan kerajaan Abbasyiah tidak akan tegak berdiri sebelum khalifah-khalifah Umayah
tersebut dijatuhkan terlebih dahulu.
As-Saffah mengirim suatu angkatan tentara yang terdiri dari laskar pilihan untuk
menentang Marwan, dan mengangkat pamannya Abdullah bin Ali untuk memimpin tentara
tersebut. Antara pasukan Abdullah bin Ali dan Marwan pun bertempur dengan begitu
sengitnya di lembah Sungai Dzab, yang sampai akhirnya pasukan Marwan pun kalah pada
pertempuran itu.
Setelah kekalahan itu, Marwan pun tak kuasa lagi menyusun kekuatan, sehingga
negeri Syam pun satu demi satu jatuh ke tangan Abbasyiah. Ketika Syam ditaklukkan,
Marwan melarikan diri ke Palestina dan berujung pada mautnya di daratan Mesir. Marwan
tewas dipenggal kepalanya oleh pasukan Abbasyiah lalu dibawanya ke hadapan Khalifah
Abu Abbas as-Saffah lantas bersujud.
Sepeninggal Marwan, maka benteng terakhir Dinasti Umayah yang diburu Abbasyiah
pun tertuju kepada Yazid bin Umar yang berkududukan di Wasit. Namun, pada saat itu Yazid
mengambil sikap damai setelah mendengar berita kematian Marwan. Di tengah pengambilan
sikap damai itu lantas Yazid ditawari jaminan keselamatan oleh Abu Ja’far al-Mansur yang
akhirnya Yazid pun menerima baik tawaran tersebut dan disahkan oleh as-Saffah sebagai
jaminannya. Namun, ketika Yazid dan pengikut-pengikutnya telah meletakkan senjata, Abu
Muslim al-Khurasani menuliskan sesuatu kepada as-Saffah yang menyebabkan Khalifah Bani
Abbasyiah itu membunuh Yazid beserta para pengikutnya.
B. Daulah Abbasiyah
1. Kelahiran Daulah Abbasiyah
Khalifah abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan
kepada pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani
Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan kepada Salih Bin Ali untuk
membunuh Marwan, yang kemudian kepala Marwan dikirim ke khalifah Abbas.
As-Saffah kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa
pemerintahannya untuk memerangi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia
mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian mendirikan dinasti
Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan untuk menghabisi nyawa beberapa orang
pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari
keluarga Nabi Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salah satu dari
pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembilan bulan. Dia wafat pada tahun
136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Khilafah Bani Umayyah
Dengan latar belakang keluarga Umayah yang sangat lihai dalam urusan politik pada
masa jahiliyah, keberadaan Muawiyah sebagai khalifah pertama Dinasti Umayah di tengah-
tengah masyarakat muslim kala itu sangatlah banyak menuai berbagai kecaman dari berbagai
kalangan di bawahnya.
Beberapa golongan dengan terang-terangan menentang dan tidak mengakui
kedaulatan Bani Umayah ini sebagai kedaulatan yang Islami. Hal itu terbukti dengan kinerja
Muawiyah dalam membangun Dinastinya yang mendiskreditkan keberadaan Syiah (pengikut
Ali), dengan mengambil sebuah tindakan untuk membunuh mereka semua, sekalipun masih
dicurigai. Ditambah lagi dengan ulah khalifah penerusnya yang kebanyakan tak bermoral.
Terhitung hanyalah beberapa khalifah saja yang berkompeten dalam memangku
jabatan khalifah yang disematkan kepada mereka. Dengan kecakapan, kepandaian, dan
kepiawaian mereka dalam memimpin, mereka mampu menghadirkan berbagai kemajuan
dengan sebuah pencapaian gemilang yang sangat berarti bagi perkembangan Islam waktu itu.
Namun, sikap amoral yang ditunjukan oleh khalifah-khalifah yang tak bertanggung
jawab dalam mengemban amanat, membuat kedaulatan Bani Umayah berada pada ambang
kehancuran. Ketidak sigapan sistem keamanan menangkal intervensi luar, memudahkan
berbagai serangkaian usaha untuk melancarkan kudeta. Sampai akhirnya Dinasti Umayah pun
jatuh ditumpas Abbasyiah.
B. Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah
sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah
pendirian dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah
negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah
kekuasaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa
kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang
hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah
Umayyah dan Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti
besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan
oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah
dan Abbasiyah yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi
pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan
runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan
runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.
REFERENSI
http://id.wikipedia.org