Disusun oleh :
Aisya Alma Khaira
MAN 1 MAGELANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul 'Menganalisis Sejarah
Berdirinya Daulah Umayyah di Damaskus' dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester 2 kelas X
dari Bapak Nurkholis pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
sejarah berdirinya Daulah Umayyah di Damaskus.
Penulis
A. Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus
3. Amul Jamaah
Setelah Ali bin Abi Thalib wafat atas kekejaman Khawarij maka dibaiatlah
Hasan bin Ali menjadi khalifah selanjutnya. Hasan bin Ali memiliki pandangan
yang tepat terkait beberapa kondisi yang ada di sekelilingnya. Ia melihat
tentaranya tidak bisa dipercaya, musuhnya pun sedemikian kuat. Hasan sendiri
tidak menyukai kekacauan dan lebih menginginkan persahabatan dan
perdamaian bagi kaum muslim. Maka ia tidak memiliki pilihan yang lebih bijak
untuk diri dan umatnya selain turun dari jabatannya, membuat perjanjian
damai dengan sejumlah syarat yang dapat disetujui oleh kedua pihak, lalu ia
menulis pembaiatannya kepada Mu’awiyah dan menyerahkan kota Kufah
kepada Mu’awiyah pada akhir Rabiul Awal tahun 41 H. Ketegangan pun mulai
mereda dan kaum muslim menyebut tahun itu sebagai Amul Jamaah (Tahun
Persatuan).
4. Corak Khas Pemerintahan Daulah Umayyah
Gaya dan corak kepemimpinan pemerintahan Bani Umayyah berbeda
dengan kepemimpinan masa-masa sebelumnya, yaitu masa pemerintahan
Khulafaur Rasyidin. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah
dipilih secara demokratis dengan kepemimpinan kharismatik yang demokratis.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, khalifah adalah sosok pemimpin yang alim
dalam ilmu agama, sederhana dalam hidup, dan tanggung jawab kepada
rakyatnya. Ia menjadi imam di masjid, sekaligus komandan di medan perang.
Ia hidup sederhana dan jauh dari sikap mewah. Bahkan, kepala negara tidak
ada pengawal yang menjaga di sekitarnya selain Allah SWT. Pada masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah sangat serius dan peduli terhadap
tanggung jawab dan tugas mereka. Mereka sering keluar malam untuk melihat
keadaan masyarakat yang sebenarnya. Mereka menjalani hidup dan tugas-
tugas sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Mereka tidak membangun gedung
atau istana megah. Tidak ada pengawalan khusus bagi para khalifah.
Sementara para penguasa Bani Umayyah hidup dalam kemewahan dan dijaga
ketat oleh pengawal, karena mereka khawatir keamanan diri mereka.
Para penguasa Bani Umayyah diangkat secara langsung oleh penguasa
sebelumnya dengan sistem monarchihereditas, yaitu kepemimpinan yang
diwariskan secara turun-temurun. Proses berdirinya pemerintahan Bani
Umayyah tidak dilakukan secara demokratis, melainkan dengan cara-cara yang
tidak baik dengan mengambil alih kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali.
Akibatnya, terjadi beberapa perubahan prinsip dan berkembangnya corak baru
yang sangat mempengaruhi kekuasaan dan perkembangan umat Islam. Di
antaranya pemilihan khalifah dilakukan berdasarkan penunjukan langsung
oleh khalifah sebelumnya dengan cara mengangkat seorang putra mahkota
yang menjadi khalifah berikutnya.
B. Perkembangan Islam
Pada masa al-Walid 1, prestasi yang lebih besar dicapai adalah di front Afrika Utara
dan sekitarnya. Selain keberhasilan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa
dalam pembangunan berbagai bidang, baik politik atau tata pemerintahan maupun
sosial kebudayaan. Dalam bidang politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan
yang sama sekali baru. Kemudian dalam bidang sosial, Bani Umayyah mulai membuka
hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti Persia, Mesir, Eropa dan sebagainya,
yang kemudian melahirkan asimilasi dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Dalam
bidang seni, yang berkembang adalah seni arsitektur (bangunan). Salah satu
pencapaiannya, yaitu dibangunnya Kubah as-Sakhra di Yerusalem yang hingga kini
masih ada dan menjadi bukti keemasan zaman Islam. Dalam bidang seni yang lain,
yaitu seni sastra yang mengeluarkan sastrawan-sastrawan terkemuka seperti al-Ahtal,
Farazdaq, Jurair dan lain-lain.
Kemajuan yang lain adalah dalam hal peradaban yang terbagi menjadi
pengembangan bahasa dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam bidang ini, Bani
Umayyah telah menemukan jalur yang lebih luas dalam kancah pengembangan
bahasa dan ilmu pengetahuan dengan bahasa Arab sebagai pengantarnya. Berikut ini
akan dijelaskan beberapa perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan Dinasti
Bani Umayyah di Damaskus.