Disusun oleh:
PANDEGLANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah bani umayyah 1" walau dengan berbagai hambatan didalam prosesnya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Serta infomasi dari media massa
yang berhubungan dengan materi.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar. Atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Sejarah bani umayyah 1” khususnya bagi penulis dan juga pendengarnya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini memang masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksudkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
KATAPENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….....iii
A. LatarBelakang………………………………………………..…..
B. RumusanMasalah…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………
A. Simpulan……………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang setelah masa
Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M.4 Dinasti Umayyah didirikan
oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama Dinasti Umayyah dinisbahkan kepada
Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Silsilah keturunan Muawiyah bin Abi Sufyan bin
Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW
pada Abdi Manaf nya. Jika keturunan Nabi dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim),
Oleh karena itu, Muawiyah dinyatakan sebagai pembangun atau tokoh utama Dinasti Bani
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Lahirnya bani umayyah 1 damaskus tahun 40 hijriyah oleh muawiyah bin abi sufyan dikota lecil
Illyat diwilayah Yerussalem. Diperkirakan oleh para pakar sejarawan sebagai sabotase terhadap
pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan Khulafaurrasyidin.Karna pengangkatan Ali
bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat islam mengganti khlifah Usman tidak pernah disetujui
oleh pihak muawiyyah, maka berbagai cara dilakukan oleh muawiyyah untuk menurunkan atau
menghanycurkan kekuasaan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahannya. Salah satu caranya adalah
menyebarkan isu bahwa Ali lah yang berada dibelakang terbunuhnya Usman bin Affan. Isu
tersebut termakan atau dipercaya oleh para pembesar dikalangan umat islam yaitu, siti Aisyah,
Zubair bin awam, dan Tlhah bin ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali akan
kematian Usman dan Ali dengan tegas mengatakan bahwasanya dia tau menahu akan kematian
Usman. Mereka lalu mengangkat perang dengan tujuan memaksa Ali untuk mengakui
perbuatannya. Dan Alipun menerimanya, bahkan pada masa itu terjadi 2 kali peperangan yaitu
perang jamal dan perang siffin akan tetapi kemenagan ada dipihak Ali karna mayoritas
masyarakat islam mendukung Ali bin Abi Thalib. Muawiyyah tidak pernah menerima
kemenangan Ali, sikap tidak mau menerima kekalahan tersebut diwujudkan muawiyah untuk
mengajak damai Ali sampai 3kali dengan cara membujuk dan merobek-robek Al-quran.1
Sekenario perdamaina diatur oleh Muawiyyah bin Abi Sufyan atas ide dari Amr bin Ash, dan
disatu pihak ada Ali dengan Musa Asyari. Pra perdamaian itu menyepakati bahwa besok pada
saat perdamaian muawiyyah dan ali diumumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan diangkat
khalifah yang baru atas pilihan masyarakat islam. Tenyata pada saat keesokan harinya tiba pada
saat acara mengumumkan tenyata pihak Ali lah yang mendapat giliran pertama yaitu Abu Musa
karna usianya lebih tua, dan sesuai perjanjian Abu Musa mengumumkan bahwa menurunkan Ali
dari khalifahan, sementara tiba saatnya giliran kedua yaitu dari pihak Muawiyyah Amr bin Ash
berdiri krmudian mengumumkan bahwa “ karna Ali sudah diturunkan dari khalifah, Maka saya
1 Buku sejarah kebudayaan islam kls XI, kementrian agma RI 2015 halaman 6.
mengumukan Muawiyyah menjadi khalifah yang sah. Skenario perdamaian ini disebut dengan
peristiwa arbittrase.
Setelah peristiwa itu terjadi tidak menjadi perdamainya yang sesunguhnya malah
menambah pertikaian baru antara Ali dan Muawiyyah. Golongan Ali justru terpecah belah
menjadi 3 kelomok. Yaitu : khawarij, syiah, dan murjiah. Kelomok khawarij adalah yang
menentang keras terhadap perdamaian, syiah adalah kelomok yang setuju dengan sikap Ali dan
kelomok murjiah yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam. Dan pihak muawiyyah
memaanpaatkan atau mempungsikan kelomok khawarij untuk menentang Ali, dan bahkan salah
seorang dari kelomok khwarij yang bernama Abdur Rahman bin Muljam pada suatu pagi setelah
shalat subuh membuhuh Ali dengan cara menusuk. Terbyhunya Ali disambut oleh kaum
Muawiyyah dengan suka ria, karna dengan demikian Bani Umayyah yang telah diploklamirkan
pada tahun 40 hijriyah menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dalam islam.2
Muawiyah selain sebagai pendiri juga sebagai khalifah pertama Bani Umayyah.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun dinasti ini, oleh sebagian sejarawan dipandang negatif
sebab keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Shiffin.
Terlepas dari itu, dalam diri muawiyah terkumpul sifat-sifat sorang penguasa, politikus, dan
administrator. 3
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya kemenangan diplomasi
dalam peran Shiffin dan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula Muawiyah
memiliki “basis rasional” yang solid sebagai landasan pembangunan masa depan.
Selain itu, ia mendapatkan dukungan yang kuat dari Suriah dan keluarga Bani Umayyah,
ia merupakan seorang administrator yang sangat bijaksana dalam menempatkan para
pejabat-pejabatnya serta memiliki kemampuan yang menonjol sebagai negarawan sejati.4
4 Ibid 120
Sesudah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib, berarti habislah masa kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin. Kemudian golongan Syiah5 yang terdiri dari masyarakat Arab, Irak dan Iran mencoba
mengangkat Hasan ibn Ali untuk menggantikan kedudukan ayahnya sehinga terjadilah
pembaiatan oleh Qois ibn Saad dan diikuti oleh masyarakat Irak yang berkhianat membuat
kekacauan sampai masuk ke rumah Hasan serta melanggar kehormatan
bahkan berani merampas harta bendanya.6 Ditambah lagi dengan persoalan yang urgen bahwa
pihak Muawiyah tidak setuju dengan pembaiatan tersebut maka Muawiyah mengirim tentara
untuk menyerang kota Irak. Dengan merambaknya persoalan-persoalan dan peperang yang lebih
besar lagi di kalangan umat Islam, maka Hasan ibn Ali mengajukan syarat- syarat kepada
Muawiyah di antaranya adalah:
a. Agar Muawiyah tidak menaruh dendam terhadap seorang pun dari penduduk Irak
b. Agar pajak tanah negeri Ahwaz diberikan kepada Hasan setiap tahun
c. Muawiyah membayar kepada saudaranya Husein sebanyak 2 juta dirham
d. Menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan penduduk Irak;
e. Pemberian kepada bani Hasyim haruslah lebih banyak dari pada bani Abdul Syam
f. Jabatan khalifah sesudah Muawiyah harus diputuskan berdasarkan
Setelah Ali bin Abi Thalib meninggal, kedudukannya sebagai khalifah dijabat oleh
anaknya, Hasan. Namun karena penduduk Kufah tidak mendukungnya, seperti sikap mereka
terhadap Ayahnya, maka hasan semaskin lemah sementara Muawiyah semakin kuat. Maka
5 Menurut Abu Zarah dalam kitabnya “almazahibul islamiyah” syiah itu adalah suatu mazhab
politik Islam yang paling tua, lahir pada masa Usman, tumbuh dan berkembang dalam masa pemerintahan
Ali Bin Abi Thalib, selanjutnya ia menerangkan bahwa syiah itu lahir pada waktu peperangan Jamal, dan
juga menerangkan lahir bersamaan dengan lahirnya golongan khawarij, sedangkan menurut Thaha Husain
dalam kitabnya “Ali wabunuhu” menyatakan bahwa syiah itu suatu mazhab siasat yang teratur di belakng
Ali dan anak-anaknya, lahir dalam masa pemerintahan hasan Bin Ali. Di kutip dari, Abu Bakar Aceh,
Sejarah Filsafat Islam (Jakarta, ramdhani, sala, 1982) cet. Ke-2, h.58)
Dari sekian banyak khalifah yang berkuasa pada masa dinasti Umayyah hanya beberapa khalifah
saja yang dapat dikatakan khalifah besar yaitu Muawiyah ibn Abi Sofyan, Abdul Malik bin
Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin abdul Malik.
10 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Press,
2000), h. 42.
11 Ibid, 43.
13 Ibid,175.
Ia merupakan orang kedua yang terbesar dalam deretan para khalifah Bani Umayyah sehingga
ia disebut-sebut sebagai “pendiri kedua” bagi kedaulatan Umayyah. Pada masa
kepemimpinannya ias mampu mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan wibawa
kekuasan Bani Umayyah dengan dapat ditundukkannya gerakan separatis Abdullah bin
Zubair di Hijjaz, pemberontakan kaun Syi’ah dan Khawarij, aksi teror al- Mukhtar bin Ubaid As-
Saqafi di Kufah, pemberontakan Mus’ab bin Zubair di pemberontakan Mus’ab bin Zubair di
sendi-sendi pemerintahan umayyah.
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil oleh Abdul Malik selama masa kepemimpinannya:
a) Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam administrasi di seluruh wilayah bani
Umayyah. Arabisasi yang dilakukannya meliputi Arabisasi kantor perpajakan dan kantor
keuangan.15
b) Mencetak mata uang secara teratur.16
c) Pengangkatan gubernur dari kalangan Bani Umayyah saja yakni kawan-kawan, kerabat-
kerabat dan keturunannya. Bagi para gubernur tersebut tidak diberikan kekuasaan secara mutlak
17 ibid
Malik, mada masa kekuasaaanya. Kekuasaan Islam melangkah ke Spanyol dibawah
kepemimpinan pasukan Thariq bin Ziyad ketika Afrika Utara dipegang oleh gubernur Musa bin
Nusair. Karna kekayaan melimpah ruah maka ia menyempurnakan pembangunan-pembangunan
gedung-gedung, pabrik-pabrik, dan jalan-jalan dengan sumur. Ia membangun masjid al-Amawi
yang terkenal hingga sekarang di Damaskus, membangun masjid al-Aqsha di Yerussalem,
serta memperluas masjid Nabawi di Madinah. Ia juga melakukan penyantunan kepada para yatim
piatu, fakir miskin, dan penderita cacat. Ia membangun rumah sakit bagi penderita kusta di
Damaskus.
4) Umar bin Abdul Aziz (99-101 H)/ 717-719 M)
Umar bin Abdul Aziz disebut-sebut sebagai khalifah ketiga yang besar dalam dinasti Bani
Umayyah. Ia seorang yang takwa dan bersih serta adil. Ia banyak menghabiskan waktunya di
Madinah dikota dimana ia menjadi gubernur pada masa al-Walid, untuk mendalami ilmu agama
Islam, khusnya hadits. Sebelumnya ia merupakan pejabat yang kaya akan ilmu dan harta
namun ketika menjadi khalifah ia berubah menjadi orang yang zahid, sederhana dan bekerja
keras dan berjuang tanpa henti sampai akhir hayatnya. Ia bahkan mengembalikan sebagian besar
hartanya berupa tanah dan perhiasan istrinya ke baitul-mal. Umar wafat pada usia 39 tahun
setelah berkuasa kurang lebih selama 2 tahun, jasadnya dimakamkan di Dair Simon dekat
Hims.18
Pada masa Bani Umayyah berkuasa, harus diakui banyak sekali keberhasilan yang di
capai, jika dapat diklasifikan, maka yang paling utama dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:
Wilayah kekuasaan dan Perpolitikan dan Perkembangan Keilmuan, berikut diantaranya:
1) Ekspansi (perluasan wilayah/daerah kekuasaan) secara besar-besaran.
Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia,
Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.19
2) Muawiyah banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang.
3) Mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap
dengan peralatannya di sepanjang jalan.
4) Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya,
jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi
adalah seorang spesialis dibidangnya.
5) Abd al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah
yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai
kata-kata dan tulisan Arab
al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan- pembenahan administrasi pemerintahan dan
memberlakukan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Keberhasilan Khalifah Abd al-Malik diikuti oleh puteranya al-Walid ibn Abd alMalik (705-715
M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia
membangun panti- panti untuk orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan
yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap.
7) Dia juga membangun jalan jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan mesjid-mesjid yang megah.20
8) Pada aspek politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru untuk
20A. Syalabi dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Raja Grafindo,1999),
Cet.ke-19. h.45.
Ini merupakan rintisan pertama dalam penerjemahan buku yang kemudian dilanjutkan dan
berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Buku-buku yang diterjemahkan pada masa ini
meliputi buku-buku tentang ilmu kimia, ilmu astronomi, ilmu falak, ilmu fisika, ilmu kedokteran,
dan lain-lain.
Seni dan Budaya
Pada masa bani Umayah ini berkembang seni Arsitektur terutama setelah ditaklukkananya
spanyol oleh Thariq bin Ziyat. Ekspresi seni ini diwujudkan pada bangunan-bangunan masjid
yang didirikan mada masa ini. Arsitektur bangunannya memadukan antara budaya Islam dengan
budaya sekitar.
Bukti perkembangan arsitektur pada masa ini nampak seperti pada Kuba batu Masjidil al-Aqsha
yang dikenal dengan Dome or The Rock (Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem, bangunan Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi yang disempurnakan bangunannya pada masa Umar bin Abdul Aziz,
menara- menara yang didirikan oleh al-Walid di Suria dan Hijaz, bangunan gereja yang
diperbaiki dan diubah fungsinya oleh al-Walid menjadi masjid, serta istana- istana kecil dan
rumah-rumah peristirahatan pada khalifah dan anak-anaknya. Seni rupa berupa lukisan yang
terlihat pada ukiran dinding bangunan juga berkembang. Para pelukis disebut dengan
mushawwirun. Sedangkan dalam lagu dan nyanyian sebenarnya telah berkembang pada masa pra
islam dengan adanya lagu kemenangan, perang, keagamaan dan cinta serta terdapat beberapa alat
musik berupa tabur segi empat (duff), seruling (qashabah), suling rumput (zamr). Musisi terkenal
pada masa ini salah satunya adalah Said ibn Misjah, Ibn Surayjsab Ibn Muhriz.22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jika bicara tentang Bani Umayyah, tentu tidak bisa terlepas dari 3 hal yang sangat fundamental
yaitu sejarah terbentuknya, kemajuan yang di capai dan fase kemundurannya. Tidak bisa
dipungkiri, Dinasti Bani Umayyah telah banyak memberi warna baru dalam sejarah peradaban
Islam seperti yang paling mendasar adalah mengubah sistem pemerintahan Islam dari sistem
musyawarah mufakat kepada sistem monarki absolut. Ada minimal 4 khalifah yang cukup
menonjol selama pemerintahan bani umayyah berlangsung yaitu pada masa pemerintahan
Muawiyah bin Abi Sofyan (41-60 H) yang di antara keberhasilan paling menonjol adalah
mengubah sistem pemerintahan Islam dari sistem musyawarah mufakat kepada sistem monarki
absolut atau berdasarkan keturunan. Selanjutnya adalah Abd Malik bin Marwan (65-86 H), di
antara keberhasilannya paling bermanfaat adalah mencetak uang logam pertama yang
berbentuk emas dan perak yang berulis huruf arab untuk menggantikan mata uang bizantium dan
menetapkan Yerussalem sebagai kota suci umat Islam. Al Walid bin Abd Malik (86-96 H) juga
turut berkontribusi besar seperti membangun masji Al-Amawi di Damaskus serta memperluas
masjid nabawi di Madinah, termasuk banyak menyempurnakan pembangunan gedung-gedung
di masa pemerintahannya.
Tentu saja ada Umar Bin Abd Azis (99-101H) yang juga di sebut sebagai khalifah ke 3 terbesar
dari Bani Umayyah yang salah satu kontribusi utamanya adalah mempersatukan perpecahan
yang muncul secara berlarut-larut antara bangsa Arab dan non-arab. Salah satu penyebab utama
dari sekian banyak penyebab runtuhnya kedaulatan Bani Umayyah adalah terlalu berlarut-larut
dalam kemewahan pada saat menjadi penguasa, sehingga mereka lupa untuk mempersiapkan
keturunan sebagai generasi penerus kekuasaan. Hal ini cukup terlihat dari hanya sedikit dari
penerus kerajaan yang bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah dengan maksimal, hanya
minimal 4 khalifah yang tercatat cukup berhasil dan terasa dampaknya selama memerintah
rakyatnya. Dengan meninggalnya Marwan dan munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh
keturunan Al-abbas bin abdil Muthalib, maka berakhir lah dinasi Bani Umayyah dan digantikan
Bani Abbasiyah.
B. SARAN
Semoga maklah yang telah kami buat ini dapat memberikan dan menambah wawasan baru
tentang sejarah peradaban islam pada masa dinasti Bani Umayyah. Jikalah ada kesalahan dalam
maklah ini atau dalam segi penyampainya mohon dimaklumi dan dimaapkan, karna kita sama-
sama dalam tahap pembelajaran. Sekian dan terimaksih, kurang dan lebihnya mohon maap.
DAFTAR PUSTAKA
Buku sejarah kenudayaan islam kls XI, kementrian agama RI 2015, kurikulum 3013
Buku sejarah kebudayaan islam kls VII, kementrian agama RI 2014, kurikulum 2013
Al-Isy, Yusuf. 2009. Dinasti Umawiyah. Jakarta : Pustaka Al-Kausar.
Munir Amin, Samsul. 2009. Sejarah Peradapan Islam. Jakarta : AMZAH.