Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DINASTI UMAYYAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SE

Dosen pengampu : Mutmainnah, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok : 5


Rayyan Wilja Nur. M. : 22.11.19.01.036
Shendri Pusvisa : 22.11.19.01.082
Pebri Anjaryani : 22.11.19.01.032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN


TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HAUDL KETAPANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................1

B. Rumusan masalah ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.Sejarah berdirinya dinasti bani Umayyah................................................................3

2.Bentuk pemerintahan dan proses pengangkatan


KhalifahDawlah Bani Umayyah............................................................................................5

3.Orientasi politik Dawlah Bani Umayyah ................................................................6

4.Kedudukan Khalifah Dawlah Bani Umayyah.........................................................9

5.Khalifah Dawlah Bani Umayyah dan usahanya masing-masing ...........................9

6.Kesatuan masyarakat dari unsur politik,ekonomi,sistem


sosial,dan militer pada masa Dawlah Bani Umayyah...................................................14

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.............................................................................................................16

B.Saran.......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaiakum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah mencurahkan limpahan rahmat-
Nya dan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa kita hanturkan kepada baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
dihiasi dengan iman dan islam.

Makalah ini semata kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah
Kebudayaan Islam” oleh dosen pembimbing Mutmainnah,M.Pd.I dengan judul Makalah
“Dinasti Umayyah.”

Meskipun kami sadari bahwa terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Sebagai
tanda insan yang lemah yang tak pernah luput dari kata khilaf dan salah. Untuk itu kami
membutuhkan masukan dari dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendididkan Islam dan
teman-teman seperjuangan agar kekurangan kami ini dapat tertutupi. Hanya kepada Allah SWT
kami memohon semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan khususnya kepada
kamisendiri

Ketapang,17 Oktober

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah pemerintahan Khulafaurrasyidin berakhir, maka Bani Umayyah munculyang


dibentuk oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Bani Umayyah diakui secara resmimelanjutkan
khilafah Islam setelah berakhirnya sengketa antara Hasan bin Ali denganMuawiyah bin Abi
Sofyan sebagai lambang penguasa Daulah Umayyah.

Dalam sistem pemerintahan, Bani Umayyah telah mengubah sistem


suksesikepemimpinan dengan jalan musyawarah menjadi monarkhi atau sistem kerajaan
yangdiwariskan secara turun temurun. Hal ini dapat dilihat dari sikap Muawiyahmengangkat
anaknya sendiri Yazid, sehingga pada umumnya sejarawan memandangnegative terhadap
Muawiyah karena pada awal keberhasilan memperoleh legalitas ataskekuasaannya dalam
perang di Shiffin dicapai melalui arbitras

Dawlah Bani Umayyah adalah dinasti tertua yang hadir di dunia islam
sehingga banyak yang mesti di jelas kan bagaiman perkembangan nya,dan juga dinasti ini lah
yang palig banyak mengalami oerluasan wilayah,sehingga wilyah kekuasaan nya sangat luas.

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga berjasa


dalam pembanguan diberbagai bidang seperti bidang politik, sastra, ilmu pengetahuan,ekono
mi dan administrasi.

Dengan melihat latar belakang di atas, penulis akan menjelaskan


bagaimana perkembangan Bani Umayyah sampai kepada kemundurannya yang membawa
kehancuran pada dinasti tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah berdirinya Dawlah Bani Umayyah ?

2. Bagaimana bentuk dan pengangkatan pemerintahan Dawlah Bani Umayyah ?

1
3. Bagaimana orientasi politik Dawlah Bani Umayyah ?

4. Kedudukan Khalifah Dawlah Bani Umayyah ?

5. Siapa saja khalifah Dawlah Bani Umayyah dan usaha nya masing-masing?

6. Bagaimana kesatuan masyarakat dari unsur politik,ekonomi,sistem sosisl,dan militer?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah berdiri nya Dinasti Umayyah

Wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib pada tanggal 20 Ramadhan tahun 40H/661 M,
karena terbunuh oleh tusukan pedang beracun saat sedang beribadah dimasjid Kufah, oleh
kelompok Khawarij yaitu Abdurrahman bin Muljam, menimbulkandampak politis yang
cukup berat bagi kekuatan umat Islam khususnya para pengikut setia Ali (Syi’ah). Oleh
karena itu, tidak lama berselang umat Islam dan para pengikutAli bin Abi Thalib
melakukan sumpah setia (bai’at) atas diri Hasan bin Ali untuk diangkat menjadi khalifah
pengganti Ali bin Abi Thalib.

Proses pengangkatan itu dilakukan dihadapan banyak orang. Mereka yang melakukan
sumpah setia ini (bai’at) ada sekitar 40.000 orang jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran
pada saat itu. Orang yang pertama kali mengangkat sumpah setia adalah Qays bin Sa’ad,
kemudian diikuti oleh umat Islam pedukung setia Ali bin Abi Thalib.Pengangkatan Hasan
bin Ali di hadapan orang banyak tersebut ternyata tetap saja tidakmendapat pengakuan
dari Muawiyah bin Abi Sufyan dan para pendukungnya. Dimana pada saat itu Muawiyyah
yang menjabat sebagai gubernur Damaskus juga menobatkandirinya sebagai khalifah. Hal
ini disebabkan karena Muawiyah sendiri sudah sejaklama mempunyai ambisi untuk
menduduki jabatan tertinggi dalam dunia Islam.

Namun Al-Hasan bin Ali sosok yang jujur dan lemah secara politik. Ia samasekali
tidak ambisius untuk menjadi pemimpin negara. Ia lebih memilih
mementingkan persatuan umat. Hal ini dimanfaatkan oleh muawiyah untuk mempengaru
hi massauntuk tidak melakukan bai’at terhadap Hasan Bin Ali. Sehingga banyak
terjadi permasalahan politik, termasuk pemberontakan – pemberontakan yang didalangi
olehMuawiyah bin Abi Sufyan. Oleh karena itu, ia melakukan kesepakatan damai
dengankelompok Muawiyah dan menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah pada
bulanRabiul Awwal tahun 41 H/661. Tahun kesepakatan damai antara Hasan dan

3
Muawiyah disebut Aam Jama’ah karena kaum muslimn sepakat untuk memilih satu
pemimpinsaja, yaitu Muawiyah ibn Abu Sufyan.

Menghadapi situasi yang demikian kacau dan untuk menyelesaikan persoalantersebut,


khalifah Hasan bin Ali tidak mempunyai pilihan lain kecuali perundingandengan pihak
Muawiyah. Untuk itu maka di kirimkan surat melalui Amr bin SalmahAl-Arhabi yang
berisi pesan perdamaian.

Setelah kesepakatan damai ini, Muawiyah mengirimkan sebuah surat dan


kertaskosong yang dibubuhi tanda tanggannya untuk diisi oleh Hasan. Dalam surat itu ia
menulis “ Aku mengakui bahwa karena hubungan darah, Anda lebih berhak
menduduki jabatan kholifah. Dan sekiranya aku yakin kemampuan Anda lebih besar unt
ukmelaksanakan tugas-tugas kekhalifahan, aku tidak akan ragu berikrar setia
kepadamu.”

Itulah salah satu kehebatan Muawiyah dalam berdiplomasi. Tutur


katanya begitu halus, hegemonik dan seolah-
olah bijak. Surat ini salah satu bentukdiplomasinya untuk melegitimasi kekuasaanya dari
tangan pemimpinsebelumnya. Penyerahan kekuasaan pemerintahan Islam dari Hasan ke
Muawiyah inimenjadi tonggak formal berdirinya kelahiran Dinasti Umayyah di bawah
pimpinankhalifah pertama, Muawiyah ibn Abu Sufyan.

Proses penyerahan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyandilakukan
di suatu tempat yang bernama Maskin dengan ditandai pengangkatansumpah setia.
Dengan demikian, ia telah berhasil meraih cita-cita untuk menjadiseorang pemimpin umat
Islam menggantikan posisi dari Hasan bin Ali sebagaikhalifah. Meskipun Muawiyah tidak
mendapatkan pengakuan secara resmi dari wargakota Bashrah, usaha ini tidak henti-
hentinya dilakukan oleh Muawiyah sampaiakhirnya secara defacto dan dejure jabatan
tertinggi umat Islam berada di tanganMuawiyah bin Abi Sufyan.

Dengan demikian berdirilah dinasti baru yaitu Dinasti Bani Umayyah (661-750M)
yang mengubah gaya kepemimpinannya dengan cara meniru gaya kepemimpinanraja-raja
Persia dan Romawi berupa peralihan kekuasaan kepada anak-anaknya secaraturun
temurun. Keadaan ini yang menandai berakhirnya sistem pemerintahan khalifah yang
didasari asas “demokrasi” untuk menentukan pemimpin umat Islam yang
menjadi pilihan mereka. Pada masa kekuasaan Bani umayyah ibukota Negara dipindahka

4
n muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat Ia berkuasa Sebagai
gubernurSebelumnya.

2. Bentuk dan Proses Pengangkatan Pemerintahan Dinasti Umayyah

Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah pertama dinasti Bani Umayahsetelah
Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyerahkan kekhalifahannya kepada Muawiyah.

Sebelumnya, Muawiyah menjabat sebagai gubernur syiria. Selama berkuasa diSyiria,


Muawiyah mengandalkan orang-orang Syiria dalam mempeluas batas wilayahIslam. Ia
mampu membentuk pasukan Syria menjadi satu kekuatan militer Islam yangterorganisir
dan berdisiplin tinggi. ia membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir. Pada
masa Muawiyah bin Abu Sufyan inilah suksesi kekuasaan bersifat Monarchiheridetis
(kepemimpinan secara turun temurun) mulai diperkenalkan,dimana ketika dia mewajibkan
seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadapanaknya,Yazid

Muawiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarki dipengaruhi oleh


sistemmonarki yang ada di Persia dan Bizantium. Dalamperkembanganselanjutnya,setiap
Khalifahmenobatkansalahseoranganakataukerabatsukunyauntuk menjadi khalifah.

Sistem yang diterapkan Mu’awiyah mengakhiri bentuk demokrasi.Kekhalifahan


menjadi monarchi heridetis (kerajaan turun temurun), yang di perolehtidak dengan
pemilihan atau suara terbanyak

Sehingga sejak itulah simtim pengangkatan khalifah berubah menjadi


sistimketurunan,dimana sampai kepada seluruh khalifah nya di dasar kan kepada
keturunan,yang berakhir di khalifah Marwan Bin Muhammad.

3. Orientasi Politik dinasti Umayyah

Kekhalifahan Muawiyah diperoleh dengan bermacam-macam cara dan


srategi, bahkan dengan menggunakan kekerasan, deplomasi dan tipu daya, tidak dengan
pemilihan dan suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan sejara turun-
menurun dimulaiketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadapnya.Muawiyah bermaksud mencontoh manarchi di Persia dan Bazantium. Dia
memangtetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan interpristasi baru

5
dari kata-kata untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebut “ Khalifah Allah”
dalam pengertian “penguasa”yang diangkat oleh Allah SWT.

Selama Bani Umayyah memerintah banyak terjadi kebijakan politik yang


dilakukan pada masa pemerintahannya seperti:

1. Pemisahan kekuasaan

Pemisahan kekuasaan terjadi antara kekuasaan agama (spiritual pawer),


dengankekuasaan politik (timporer pawer). Sebelumnya pada masa Khalifah
Rasidin belum terjadi pemisahan antara kekuasaan politik dan kekuasaa agama.
Pemisahankekuasaan yang dilakukan oleh Muawiyah dapat dipahami karena
Muawiyahsebagai penguasa pertama Negara ini bukanlah orang yang ahli dalam bidang
keagamaan, sehingga masalah keagamaan tersebut diserahkan kepada ‘Ulama.Oleh karena
itu dikota-kota besar dibentuk para qhadi/hakim, pada umumnya paraHakim menghukum
sesuai dengan ijtihatnya yang sesuai dengan landasan Al-Qur’an dan Hadist.

2. Pembagian Wilayah

Dalam hal pembagian wilayah, pada masa pemerintahan yang di pimpin olehMuawiyah
terjadi perubahan yang besar. Pada masa Khalifah Umar bin Khatab,terdapat lapan provinsi.
Maka pada masa pemerintahan yang di pimping Muawiyahmenjadi sepuluh provinsi,
seperti:

a) Syiria dan Palisrtina,


b) Kuffah dan Irak,
c) .Basrah,Persia,Sijistan, Khurasan, Bahrain, Oman, Najd dan Yamama
d) Armenia
e) Hijaz
f) Karman dan India
g) Egypt
h) Afrikiyyah (Afrika utara)
i) Yaman dan Arab Selatan
j) Andalus

6
Disini Cuma Mesir saja yang tidak terjadi perubahan, selibihnya terdapat perubahan
wilayah.

Setiap provinsi tetap dikepalai oleh Gubernur yang bertanggung jawab


langsungterhadap Khalifah. Gubernur berhak menunjukkan wakilnya di daerah yang lebih
kecil dan mereka dinamakan dengan ‘Amil. Belanja daerah tiap-tiap provinsi didapatkan
dari sumber yang ada di daerah itu sendiri. Sisa dari keuangan di daerahdikirimkan ke ibu
kota untuk mengisi kas atau Bait Al-Mal Negara.

3. Bidang Administrasi Pemerintah

Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah yang dipimping olehMuawiya

dibentuk beberapa Dewan (depertemen) yang terdiri dari :

a. Dewan Al- Rasai

lDiistilah kan dengan Sekrataris Jenderal, berfungsi mengurus surat-


surat Negara yang ditujukan kepada para Gubernur atau menerima surat-
surat darimereka. Dewan Al-Rasail terbagi kepada dua yaitu:

1) Sekratariat Negara (di pusat) yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar.
2) Sekratariat Provinsi yang menggunakan bahasa Yunani (Greek) dan persiasebagai
bahasa pengantar. Setelah bahasa arab dijadikan bahasa resmiseluruh Negara Islam,
bahasaYunani dan persi yang terdapat di provinsi berubah kedalam bahasa arab.
b. Dewan Al-Kharraj

Dewan ini beroperasi disektor pengambilan pajak dan keuangan. Yangdibentuk pada
setiap provinsi yang dikepalai Shahib Al-Kharaj yang diangkatoleh Khalifah dan
bertanggung jawab kepadanya.

c. Dewa Al-Barid

Disebut juga dengan Badan Intelejen Negara yang berfungsi sebagai penyampai berita-
berita rahasia daerah kepada pemerintah pusat. Kepala dewanini memberikan emformasi
tentang tingkah laku para gubernur di daerah atauhal-hal lain yang ada hubungannya
dengan kebijaksanaan pemerintah. Padamasa pemerintahan Abdul Maalik, berkembang

7
menjadi Depertemen Poskhusus urusan pemerintah. Dengan demikian kerjanya semakin
luas.

d. Dewan Al-Khatan

Dewan Al-Khartan ( Depertemen Pencatatan), pertama didirikan olehMuawiyah.


Setiap peraturan yang dikeluarkan oleh Khalifah harus disalindalam satu regester,
kemudian yang asli harus disegel dan dikirim ke alamat yang dituju.

4. Politik Arabisasi

Pada masa pemerintahan Bani Umayya ( sejak khalifah Abd Malik binMarwan)
berkembang istilah arabisasi usaha-usaha penggaraban oleh BaniUmayyah diwilayah-
wilayah yang dikuasai Islam. Termasuk disini pengangkatan pengajaran bahasa arab,
penerjemahan buku-buku asing kedalam bahasa arab

5. Kedudukan Khalifah Bani Umayyah

Pada masa dinasti Umayyah,khalifah atau amir al-mukminin bertugas hanyasebagai


khalifah dalam bidang temporar(politik),sedangkan urusan keagamaan diurus oleh para
ulama. Hal ini berbeda dengan Amir Al- Mukminin pada masaKhulafahurrasyidin yang
mana khalifah di samping kepala politik juga kepalaagama. Pada masa Umayyah ini
khalifah di angkat secara terun temurun darikeluarga Umayyah.

6. Khalifah Dawlah Bani Umayyah dan Usaha Nya Masing-masing

Para sejarawan umumnya sependapat bahwa khalifah terbesar dari daulahUmayyah


ialah Muawiyyah, Abdul Malik dan Umar bin Abdul aziz.Masa KekuasaanDinasti
Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orangkhalifah. Adapun
urutan khalifah umayyah adalah sebagai berikut:

1. Muawiyyah I bin Abi Sufyan (41-60 H/661-679M)

Muawiyyah bin Abi sufyan adalah bapak pendiri Dinasti Bani Umayyah dialahtokoh
pembangunan yang besar. Muawiyyah mendapat kursi kekuasaan setelahHasan bin Ali bin
Abi Thalib berdamai dengannya pada tahun 4 H, karena Hasan menyadari kelemahannya

8
sehingga ia berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyyah sehingga
pada tahun itu dianamakan ‘amul jama’ah tahun persatuan. Muawiyyah mengadakan
dinas pos dengan menggunakan kuda-kuda yangselalu siap di tiap pos. Ia juga berjasa
mendirikan kantor cap (percetakan matauang), dan lain-lain. Muawiyyah wafat pada tahun
60 H di Damaskus karena sakitdan digantikan oleh anaknya Yazid.

2. Yazid I bin Muawiyyah (60-64H/679-683M)


Yazid tidak sekuat ayahnya dalam memerintah, banyak tantangan yang dihadapinya,
antara lain ialah membereskan pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiat Husein
sepeninggal Muawiyyah. Terjadi perang di karbala yangmenyebabkan terbunuhnya Husain.
Yazid menghadapi para pemberontak di Mekkah dan Madinah dengan keras. Dinding
ka’bah runtuh dikarenakan terkena lemparan manjaniq, peristiwa tersebut merupakan aib
besar terhadap masanya.Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan
digantikan olehanaknya, Muawiyyah II.

3. Muawiyyah II bin Yazid (64 H/683M)

Ia hanya memerintahkan kurang lebih 40 hari, dan meletakkan jabatan sebagaikhalifah


tiga bulan sebelum wafatnya. Ia mengalami tekanan jiwa berat karenatidak sanggup
memikul tanggung jawab jabatan khalifah yang sangat besartersebut. Dengan wafatnya,
maka habislah keturunan Muawiyyah dalammelenggangkan kekuasaan dan berganti ke
Bani Marwan.

4. Marwan I bin Hakam (64-65 H/683-684M)

Ia adalah gubernur Madinah di masa Muawiyyah dan penasihat Yazid diDamaskus di


masa pemerintahan putra pendiri daulah Umayyah itu. Ia di angkatmenjadi khalifah karena
dianggap orang yang dapat mengendalikan kekuasaankarena pengalamannya. Ia dapat
menghadapi kesulitan satu demi satu dan dapatmengalahkan kabilah Ad-Dahak bin Qais,
kemudian menduduki mesir. Marwanmenundukan palestina, hijaz, dan irak. Namun ia
cepat pergi hanya memerintah 1tahun, ia wafat pada tahun 65 H dan menunjuk anaknya
Abdul Malik dan AbdulAziz sebagai pengganti sepeninggalannya secara berurutan.

5. Khalifah Abdul Malik (65-86H/684-705M)

Dia adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para khalifah BaniUmayyah yang
disebut-sebut sebagai ‘pendiri kedua’ bagi kedaulatan Umayyah. Ia dikenal sebagai

9
seorang khalifah yang dalam ilmu agamanya, terutama di bidangfiqh. Ia telah berhasil
mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan wibawakekuasaan keluarga Umayyah
dari segala pengacau negara yang merajalela padamasa-masa sebelumnya. Mulai dari
gerakan sparatis Abdullah bin Zubair di Hijaz, pemberontakan kaum Syi’ah dan Khawarij,
sampai kepada aksi teror yang dilakuakn oleh Al-Mukhtar bin Ubaid As-Saqafy di wilayah
kufah, dan pemberontakan yang di pimpin oleh Mus’ab bin Zubair di Irak. Khalifah abdul
Malik memerintah selam 21 tahun dan wafat 86 H dan di ganti oleh putranya Al-Walid.

6. Al Walid I bin Abdul Malik (86-96H/705-714M)

Memerintah 10 tahun lamanya. Pada masa pemerintahannya, kekayaan


dankemakmuran melimpah ruah. Kekuasaan Islam melangkah ke Spanyol
dibawah pimpinan pasukan Thariq bin Ziyad ketika afrika utara dipegang oleh gubernur
Musa bin Nushair. Karena kekayaan melimpah maka ia sempurnakan
pembangunagedung-gedung, pabrik-pabrik, dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan
sumuruntuk para khalifah yang berlalu lalang di jalan tersebut. Ia membangun masjid Al-
Amawi yang terkenal hingga masa kini di Damaskus.

7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H/714-117M)

Dia tidak sebijak kakaknya, ia kurang bijaksana, suka harta sebagaimana


yangdiperlihatkan ketika ia menginginkan harta rampasan perang (ghanimah) dariSpanyol
yang dibawa oleh Musa bin Nushair.

Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dibenci oleh rakyatnya karena tabiatnyaYang
kurang bijaksana itu. Para pejabatnya terpecah belah, demikian pulamasyarakatnya.
Orang-orang yang berjasa di masa para pendahulunya disiksanya,seperti keluarga Hajjaj
bin Yusuf dan Muhammad bin Qasim yang menundukanIndia. Ia meninggal pada tahun
99 H dan menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai penggantinya.

8. Umar bin Abdul Aziz. (99-101H/717-719M)

Adapun khalifah yang besar ialah Umar bin Abdul Aziz. Meski
masa pemerintahannya sangat singkat, nama Umar merupakan ‘lembaran putih’ Bani
Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai karakter yang
tidakterpengaruh oleh berbagai kebijaksanaan daulah Bani Umayyah yang banyakdisesali.
Ia merupakan personifikasi seorang khalifah yang takwa dan bersih, suatusikap yang

10
jarang sekali ditemukan pada sebagian besar pemimpin Bani Umayyah.Khalifah yang adil
ini adalah putra Abdul Aziz, gubernur Mesir. Ia lahir di Hilwandekat Kairo, atau Madinah
menurut sumber lain.Rupanya keadilannya menurundari Khalifah Umar bin Khatab yang
menjadi kakeknya dari jalur ibunya. Iamenghabiskan waktunya di Madinah untuk
mendalami ilmu Agama Islam,khususnya ilmu hadis dan ketika ia menjadi khalifah ia
memerintahkan kaumMuslimin untuk menuliskan hadis, dan inilah perintah resmi pertama
dari penguasaIslam. Umar adalah orang yang rapi dalam berpakaian, memakai
wewangiandengan rambut yang panjang dan cara jalan yang tersendiri, sehingga mode
Umaritu ditiru orang pada masanya.

Khalifah yang kaya itu menguasai tanah-tanah perkebunan di Hijaj, Syiria,Mesir,


Yaman dan Bahrain yang menghasilkan kekayaan 40.000 dinar tiap
tahun. Namun setelah menduduki jabatan barunya Khalifah Umar bin Abdul Azizimenge
mbalikan tanah-tanah yang dihibahkan kepadanya dan meninggalkankebiasaan-kebiasaan
lamanya serta menjual barang-barang mewahnya untukdiserahkan hasil penjualannya ke
baitul mal. Di samping itu ia
mengadaka perdamaian antara Amawiyah dan Syi’ah serta Khawarij, menghentikan
peperangan serta caci maki terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib dalam khutbah Jum’at
dan diganti dengan bacaan ayat berikut :

“Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengerjakan keadilan dan bijaksana,serta


memberi kaum kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji, munkar dananiaya”. (QS An-
Nahl : 90)Khalifah Umar meninggal tahun 101 H dan di ganti Oleh Yazid II bin
AbdulMalik.

9. Yazid II bin Abdul Malik (101-105H/719-723M)

Pada masa pemerintahannya timbul lagi perselisihan antara kaum Mudariyahdan


Yamaniyah. Pemerintahan yang singkat itu mempercepat proses kemunduranBani
Umayyah. Kemudian diganti oleh Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.

10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/723-745M)

Meskipun tidak secemerlang tiga khalifah yang masyur sebagimana tersebut diatas. Ia
memerintah dalam waktu yang panjang, yakni 20 Tahun. Ia dapatdikategorikan sebagai

11
khalifah
kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan tergolon
gteliti terutama soal keuangan, disamping bertaqwa dan berbuat adil. Pada
mas pemerintahannya terjadi gejolak yang dipelopori oleh kaum Syi’ah serta bersekutu
dengan kaum Abbasiyyah. Mereka menjadi kuat karena kebijaksanaan yangditerapkan
oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang bertindak lemah lembutterhadap semua
kelompok. Dalam diri keluarga Umayyah sendiri terjadi perselisihan tentang putra
mahkota yang melemahkan posisi Umayyah.

11. Al-Walid II bin Yazid (125-126H/742-743M)

Beliau ini adalah seorang durjana yang bejat moral nya dan hanya menjatuhkan nama
bani Umayyah saja,karena itu para tokoh bani Umayyah sangatmenentang nya dan
mengajak apra masyarakat untuk segera menjatuh kan nyasebagai khalifa

12. Yazid III bin Al-Walid (126H/743M)

Beliau tidaj lama menjabat karna belum beberapa bulan menjabat Yazid
ini jatuh sakit karna itu dia menunjuk saudara nya untuk menggantikan nya yaituIbrahim
Ibn al walid ibn `abd al Malik.

13. Ibrahim bin Al-Walid (126-127H/743-744M)

Tidak lama menjadi khalifah maka datang serangan dari Marwan ibnMuhammad,
karna beliau menuntut atas kematian Walid ibn Yazid. Tapi karnakalah dalam pertempuran
maka ibrahim kabur yang tidak di ketahui kemana nya.

14. Marwan bin Muhammad (127-132H/744-750M)

Dia adalah penguasa terakhir yang terkenal dengan julukan marwan al-himar(manusia
keledai). Karena kebesarannya yang luar biasa dan kesanggupannyamenahan perasaan.
Sebenarnya ia adalah penguasa yang besar tapi sayang, iamuncul ketika daulat Bani
Umayyah sedang merosot.Dia wafat pada tahun 132 H/750M terbunuh di Mesir oleh
pasukan BaniAbbasiyyah.

7. Kesatuan Masyarakat Dari Unsur Politik,Ekonomi,Sistem Sosial dan Militer


a) Sistim politik dan ekonomi

12
Ekspansi wilayah Islam yang berlangsung dari abad tujuh sampai delapanmenghasilkan
terintegrasinya daerah-daerah yang di taklukan itu dalam suatu kesatuan sosial politik yang di
sebut “Dunia Islam”.sehingga menjadikan dunia Islam itu menjadi kawasan dalam suatu
jaringanpasaran bersama.
Kemudian karna banyak nya kota bekas kerajaan yang di taklukan oleh islam membuat
masyarakat sangat beruntung dengan hadir nya pasar internasional.

b. Sistem sosial

Pada masa dinasti Umayyah ini kondisi sosial kurang bersatu atau kurang berjalan dengan
baik,karna orang arab menganggap diri nya lebih mulia dari orang-orang di luar arab,sehingga
orang-orang di luar arab di gelari“mawali”,sehinggamembuat orang-orang diluar arab merasa
terasingkan karna asal kata mawali itusendiri berasal dari pengertian budak yang kemudian di
merdekakan.

c. Sistem militer

Organisasi militer pada masa Umayyah ini tidak jauah berbeda dengan yang
di buat khalifah Umar bin Khatab,hanya sja lebih disempurnakan. Hanya berbeda,kalau di
masa Umar tentra nya sukarela,sedangkan di masa Umayyah kebanyakandi paksa atau
setengah paksa.Untuk menjalan kewajiban ini di keluarkan semacamundang-undang wajib
militer ”nidhamul tajnidil ijbari”.

Politik ketentaraan dari bani Umayyah,yaitu politik arab,dimana anggotatentara harus lah
terdiri dari orang-orang arab atau unsur arab,namun karnasemakin luas nya wilayah pada
masa itu,maka mereka terpaksa meminta bantuankepada kaum barbari untuk menjadi tentara

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nama dinsnti umayyah di ambil dari nama Umayyah bin Abd Al-syammuawiyah bin
abi sofian segenerasi pula dengan Ali bin Abi thalib, kakek abu syofianUmayyah
segenerasi dengan Abdul muthalib,maka muawiyah bin abi sofian segenerasi pula dengan
Ali bin Abi thalib .

Setelah pemerintahan Khulafaurrasyidin berakhir, maka Bani Umayyah munculyang


dibentuk oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Bani Umayyah diakui secara resmimelanjutkan
khilafah Islam setelah berakhirnya sengketa antara Hasan bin Ali denganMuawiyah bin
Abi Sofyan sebagai lambang penguasa Daulah Umayyah.Berbicara mengenai dinasti ini
tentu saja banyak sekali yang akan menjadi pembahasan nya,sejak dari prosses berdir nya
,kemajuan nya,hingga kepada bagaimana pola pemerintahan nya.

Terakhir,dinasty ini mengalami kemenduran karna banyak nya bentrokan yangterjadi


ketika itu,munsul nya gerakan oposisi yang di pelopori oleh pengikut Syi`ahSampai
kepada politik pemerintahn nya yang bersifat diskriminatif golongan,dansampai juga
kepada gaya hidup mewah yang menjadi-jadi.sehingga menyebab kandinasti ini
runtuh,dan di sambut oleh dinasti ABBASIAH.

B. SARAN

Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi pedoman untukkita
bersama,terkhusus bagi pembaca makalah ini,namun kami selaku penulis menyarankan
kepada pembaca agar sebagus nya mencari referensi lain untuk menambahkeyakinan kita
dalam menimba ilmu,dan membuat ilmu yang kita pegang menjadikokoh. Sekian dari
kami,banyak maaf atas segala ke khilafan

14
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati.2010.Sejarah Peradaban Islam jilid 1.

Batusngkar: STAIN Batusangkar Pres

Harun,Maidir dan Firdaus.2002.Sejarah Peradaban Islam jilid I&II.

Padang:IAIN IB Pres

Yatim,Badri.2008.Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif, Prof.DR.

Bangkitnya dan Runtuhnya Bani Umayyah/Prof.DR.Abdussyafi Muhammad Abdul


Lathif;Penerjemah:Masturi Irham dan Malik Supar,Editor. Fedrian Hasmand; cet 1-Jakarta:
Al-Kautsar,2014.

15

Anda mungkin juga menyukai