Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HUKUM ADMNISTRASI

NEGARA

Nama : Malika Sabrina (202110115243)


Kelas : 3-A4 (Ilmu Hukum)
Mata Kuliah : Hukum Adminstrasi Negara
Dosen Mata Kuliah : Dr. Ida Budhiati, S.H., M.H

1. Siapakah Organ Negara yang terlibat


? Jawab : DPR, MA, MK dan Presiden.

2. Apa Saja Wewenang dari masing masing Organ Negara Tersebut


? Jawab : Wewenang dari masing masing Organ Negara ialah :
1. WEWENANG DPR :

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:

 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE
lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
 Menetapkan UU bersama dengan Presiden
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:

 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)


 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:

 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah


 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan
agama)

Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:

 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat


 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota
Komisi Yudisial.
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
 Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
 Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan
ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
 Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
2. WEWENANG MA (MAHKAMAH AGUNG) :

 Memeriksa dan memutus permohonan kasasi (Pasal 20 ayat 1 UU Nomor 48 Tahun


2009). Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili (Pasal 28 ayat 1
UU Nomor 14 Tahun 1985).
 Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan tetap (Pasal 28 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 1985). Menguji
peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU (Pasal 20 ayat 1 huruf b UU
Nomor 48 Tahun 2009).
 Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari
semua badan peradilan yang berada di bawahnya (Pasal 32 ayat 3 UU Nomor 3 Tahun
2009). Memberi petunjuk, teguran, atau peringatan kepada pengadilan di semua badan
peradilan yang berada di bawahnya (Pasal 32 ayat 4 UU Nomor 3 Tahun 2009)
 Memberi keterangan, pertimbangan, dan nasehat masalah hukum kepada lembaga negara
dan lembaga pemerintahan apabila diminta (Pasal 22 UU Nomor 48 Tahun 2009).
Memberi pertimbangan hukum atas permohonan grasi dan rehabilitasi (Pasal 35 UU
Nomor 5 Tahun 2004).
 Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam menyelenggarakan kekuasaan
kehakiman (Pasal 24 ayat 1 UU Nomor 48 Tahun 2009).

 Melakukan pengawasan internal atas tingkah laku hakim (Pasal 32A UU Nomor 3 Tahun
2009).
 Mengawasi pelaksanaan tugas administrasi dan keuangan (Pasal 32 ayat 2 UU Nomor 3
Tahun 2009).
3. WEWENANG MK ( MAHKAMAH KONSTITUSI) :

 Menguji undang-undang terhadap UUD 1945.


 Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

4. WEWENANG PRESIDEN :

 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR
serta mengesahkan RUU menjadi UU.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang
memaksa).
 Menetapkan Peraturan Pemerintah.
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya.
 Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
 Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
 Memberi remisi, amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
 Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
 Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui
DPR.
 Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah
Agung.
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

3. Analisis Apakah Masing - Masing Organ Berwenang Dari Sisi Waktu, Wilayah
dan Materi ?
Jawab : kewenangan masing masing organ dari sisi waktu, wilayah dan materi

Organ Negara Waktu Wilayah Materi


DPR Tidak Berwenang, Berwenang, karena Tidak Berwenang
karena Pemberhentian Hakim Aswanto
Aswanto oleh DPR itu merupakan Hakim
melanggar undang- yang dipilih oleh
undang karena yang DPR
bersangkutan baru
memasuki masa purna
tugas pada 2029
mendatang
PRESIDEN Tidak Berwenang, Tidak berwenang, Tidak Berwenang
Karena Hakim Aswanto karena Hakim
baru memasuki masa Aswanto merupakan
purna tugas pada 2029 Hakim yang dipilih
mendatang, kecuali jika oleh DPR
dia melakukan
pelanggaran yang
membuatnya
diberhentikan dengan
tidak hormat
MK Tidak Berwenang, Berwenang Berwenang
dengan alasan yang
sama seperti diatas
MA Tidak Berwenang, Tidak Berwenang Tidak Berwenang
dengan alasan yang
sama seperti diatas
kesimpulan

Ada berbagai alasan pemberhentian Hakim MK yang terdapat padaPasal 23 UU MK, yang ternyata
pemberhentian Hakim MK karena putusan MK tidak ada. Selama 19 tahun MK berdiri,
pemberhentian hakim MK selalu mengacu pada UU MK. Sedangkan pemberhentian hakim
konstitusi karena putusan MK belum pernah ada. Kekosongan hukum itu yang membuat DPR
melakukan rapat paripurna menindaklanjuti surat konfirmasi dari Ketua MK. Atas surat konfirmasi
itu, MK memilih tidak melanjutkan masa jabatan Aswanto dan memilih hakim MK baru, yaitu
Guntur Hamzah.

Apakah recalling hakim MK oleh DPR dibenarkan?


Apakah DPR telah melanggar pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan UU No 7 Tahun 2020 tentang Mahkamah Konstitusi ?
Berdasarkan yang saya baca, Prof. Jimly yang merupakan mantan ketua MK menyatakan bahwa
DPR tidak berwenang untuk memberhentikan Hakim Konstitusi, dan mengatakan bahwa Tindakan
DPR bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU
MK Jadi berdasarkan pernyataan Prof Jimly dapat disimpulkan bahwa Tindakan DPR tidak dapat
dibenarkan dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan UU MK.

Anda mungkin juga menyukai