Anda di halaman 1dari 17

Pancasila dalam Sistem

Ketatanegaraan dan
Politik NKRI

Agus Rahmansah Permana, S.Sos., M.H.


Indonesia sebagai Negara Hukum
Keberadaan negara kita sebagai negara hukum (rechstaat) bukan merupakan negara
kekuasaan (maachstaat). Indonesia adalah negara yang berdasar atas negara hukum.
Ini adalah bunyi pada pasal 1 ayat (3) UUD 1945 sebelum diamandemen. Adapun
setelah dilakukan amandemen, dalam amandemen ke-3 (ketiga) yang disahkan tanggal
10 November 2001 dalam pasal 1 ayat (2) berbunyi “Negara Indonesia adalah negara
hukum”
Disamping ketentuan tersebut di atas, juga terdapat pengaturan yang terdapat dalam
pasal yang lain yang menegaskan bahwa Indonesia adalah merupakan negara hukum
yaitu:
Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk menegakkan dan melindungi hak
asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Penegasan ketentuan konstitusi ini bermakna bahwa segala aspek kehidupan dalam
kemasyarakatan, kenegaraan dan pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas
hukum. Hal ini karena UUD 1945 adalah merupakan hukum dasar yang mengatasi dan
membatasi aturan hukum lainnya. Namun demikian UUD 1945 bukanlah merupakan
hukum dasar tertinggi, karena di atasnya masih ada Pembukaan UUD 1945 yang
didalamnya terdapat Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
(dalam pengertian formil maupun materiil)
Untuk mewujudkan negara hukum salah satunya diperlukan perangkat hukum yang
digunakan untuk mengatur keseimbangan dan keadilan di segala bidang kehidupan
dan penghidupan rakyat melalui peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan
perundang- undangan (Taniredja, dkk, 2019).
Dengan demikian bahwa peraturan perundang-undangan mempunyai peranan yang
penting dalam negara hukum Indonesia
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Pancasila adalah merupakan paradigma Pembangunan Bidang Hukum yang
berkeadilan. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial,
ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan
terhadap hukum yang berpihak kepada keadilan.
Konsep negara hukum Pancasila artinya suatu sistem hukum yang didirikan
berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-norma yang terkandung/tercermin dari
nilai yang ada dalam Pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai luhur Pancasila dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 dan secara tegas
dinyatakan sebagai dasar Ideologi Negara Republik Indonesia. Artinya Pancasila
dipakai sebagai dasar untuk mengatur dan menyelenggarakan tata pemerintahan
negara Indonesia.
Sebagaimana pendapat Prof. Subekti SH, dalam bukunya yang berjudul “Dasar dasar
Hukum dan Pengadilan” bahwa tujuan hukum adalah : mengabdi pada tujuan negara
yang pada pokoknya adalah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada
rakyatnya
Diharapkan adanya penegakkan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak
diskriminatif terhadap setiap warga negara dihadapan hukum, dan menghindarkan
penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk bentuk
manipulasi hukum lainnya (TAP MPR RI Nomor VI/MPR/2001).
Terdapat unsur unsur yang yang harus diterapkan dalam negara hukum yaitu:
1. Terdapat sistem pemerintahan negara yang didasarkan pada kedaulatan rakyat.
2. Dalam menjalan Pemerintahan harus berdasarkan hukum atau peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan.
3. Adanya badan yang melakukan pengawasan terhadap Lembaga peradilan yang bebas
dan mandiri, dimana Lembaga tersebut benar benar tidak memihak siapapun.
Peran dari anggota masyarakat maupun warga negara dalam berpartisipasi untuk ikut
serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah (Taniredja, dkk, 2014).
Pengertian Hukum Dasar
Dalam Penjelasan UUD 1945 dinyatakan, bahwa UUD suatu negara ialah hanya sebagian dari
hukum dasar negara itu. UUD ialah hukum dasar yang tertulis, sedangkan di sampingnya UUD itu
berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, penjelasan tersebut dapat dilihat dari pengertian
hukum dasar dibawah ini :
Undang-Undang Dasar adalah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi (himpunan
berbagai Peraturan menjadi Undang-Undang/hal penyusunan kitab Perundang-Undangan) mengenai
hal-hal yang mendasar, atau pokok ketatanegaraan suatu negara, sehingga kepadanya diberikan sifat
kekal dan luhur, sedangkan untuk mengubahnya diperlukan cara yang istimewa serta lebih berat
dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan peraturan Perundang-undangan yang lain.
Perbedaan Struktur Lembaga Negara Sebelum dan Sesudah
Amandemen
Lembaga Negara Sebelum Amandemen
Lembaga Negara Uraian
1. Membuat putusan yang tidak dapat ditentang oleh lembaga negara lain, termasuk menetapkan
Garis-Garis Besar Haluan Negara(GBHN) yang dimandatkan kepada Presiden
2. Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
MPR 3. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN
(lembaga tertinggi Negara 4. Memberhentikan Presiden bila yang bersangkutan melanggar GBHN
yang memiliki kekuasaan 5. Mengubah UUD
tak terbatas). 6. Menetapkan Pimpinan majelis yang dipilih dari dan oleh anggota MPR
7. Memberikan keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah anggota MPR
8. Menetapkan peraturan tata tertib Majelis
1. Mengajukan Rancangan Undang-Undang
2. Memberikan persetujuan atas Peraturan Penundang-Undang (PERPU)
DPR 3. Memberikan persetujuan APBN
4. Meminta MPR untuk mengadakan sidang Istimewa.
1. Memegang posisi dominan sebagai mandatori MPR
2. Memegang kekuasan eksekutif,legislatif dan yudikatif
PRESIDEN 3. Menetapkan PERPU dalam situasi yang memaksa dan mendesak
4. Menetapkan Peraturan Pemerintah
5. Mengangkat dan memberhentikan Kabinet
1.Berwenang mengadili pada tingkat kasasi
Mahkamah 2.Menguji peraturan Perundang-undangan
3.Mengajukan 3 orang hakim Konstitusi
Agung (MA) 4.Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk memberikan grasi dan rehabilitasi

BPK (Badan Bertugas untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil dari pemeriksaan keuangan
Pemeriksa Keuangan) tersebut kemudian dilaporkan ke DPR

DPA (Dewan Memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan Presiden. DPA juga serta berhak untuk
Pertimbangan Agung) mengajukan usulan kepada Pemerintah
Lembaga Negara Setelah Amandemen

Lembaga Negara Uraian


❖ Lembaga tinggi negara yang memiliki kedudukan sejajar dengan lembaga tinggi lainnya. MPR kehilangan
wewenang untuk memilih presiden dan wakilnya.selain itu diatur juga mengenai keanggotaan MPR :
1. MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD
2. Anggota MPR memiliki masa jabatan 5 (lima) tahun
MPR 3. Mengucapkan sumpah/janji sebelum menjalankan amanat sebagai anggota MPR
❖ Tugas dan Wewenang MPR
1. Amandemen dan menetapkan UUD
2. Melantik Prsiden dan wakil Presiden yang dipilih lewat Pemilu
3. Memutuskan usulan yang diajukan DPR berdasarkan keputusan MK dalam hal pemberhentian Presiden
dan Wakil Presiden.
1. Membentuk Undang-Undang bersama dengan Presiden agar dicapai persetujuan bersama
2. Membahas dan memberikan persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPPU
DPR 3. Menerima dan membahas usulan RUU dari DPD mengenai bidang tertentu
4. MenetapkanAPBN bersama dengan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
5. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan Pemerintah.
1.Memegang kekuasaan Pemerintah menurut UUD
2.Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan RUU bersama DPR
3.Mengesahkan RUU menjadi UU
PRESIDEN 4.Menetapkan PERPPU dalam situasi yang memaksa dan mendesak
5.Menetapkan Peraturan Pemerintah
6.Mengangkat dan memberhentikan Kabinet
7.Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan persetujuan DPR, dsb.

DPD (Dewan 1.Mengajukan RUU pada DPR yang berkaitan dengan Otonomi Daerah
Perwakilan Daerah) 2.Memberi pertimbangan tentang RUU perpajakan, pendidikan dan keagamaan.

BPK (Badan Memiliki wewenang untuk mengawasi serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
Pemeriksa temuan BPK dilaporkan kepada DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak hukum
Keuangan)
Lanjutan Lembaga Negara Setelah Amandemen

Lembaga Negara Uraian

DPA Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen ke-4 UUD 1945

1. Memiliki fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman


2. Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah
Mahkamah Undang-Undang
Agung (MA) 3. Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang
4. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi Grasi dan rehabilitasi
5. Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang

1. Menguji Undang-Undang
2. Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara
Mahkamah 3. Memutuskan pembubaran Parpol
Konstitusi (MK) 4. Memutuskan sengketa yang berhubungan dengan hasil Pemilu
5. Memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran oleh Presiden atau wakilnya

1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan Hakim ad hoc MA


Komisi 2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat, serta perilaku hakim
Yudisial (KY) 3. Dengan MA, bersama menetapkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)
4. Menegakkan KEPPH
Sistem Ketatanegaraan di Indonesia
❖ Sistem Ketatanegaraan di Indonesia (Menurut UUD
1945)
❑ Bentuk negara berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 dinyatakan bahwa negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Negara kesatuan adalah
negara yang bersusunan tunggal. Salah satu ciri negara kesatuan adalah kedaulatan
negara tidak terbagi, yaitu berada di tangan pemerintah pusat, pemerintah pusat
memutuskan segala sesuatu yang terjadi di dalam negara (hanya terdapat seorang
kepala negara, satu Undang-undang Dasar/Konstitusi Negara, satu kepala
pemerintahan, dan satu parlemen). UUD 1945 menghendaki bentuk negara kesatuan
dengan sistem desentralisasi. Sistem desentralisasi ditegaskan dalam penjelasan Pasal
18 UUD 1945. Untuk melaksanakan Pasal 18 UUD 1945 dikeluarkan UU No.5 tahun
1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah yang disempurnakan dengan UU
No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

❑ Bentuk pemerintahan sesuai Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 menghendaki negara Indonesia
bentuk pemerintahannya yaitu republik. Dalam bentuk pemerintahan republik,
kekuasaan dalam negara tidak dipegang oleh seseorang secara turun-temurun. Lain hal
bentuk pemerintahan monarki, kekuasaan dalam negara dipegang oleh seorang raja
dan menjalankan kekuasaan berdasarkan pengangkatan atau penunjukan.
❑ Sistem pemerintahan Berdasarkan ketentuan (Bab III Pasal 4-16) dalam UUD 1945, Indonesia
menganut sistem presidensil. merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif. Dalam
sistem presidensil, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme
untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan
terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia
diberhentikan karena pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya.

Ciri-ciri pemerintahan presidensil


a) Penyelenggara negara berada di tangan presiden, presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan, presiden tidak dipilih oleh parlemen tapi dipilih
langsung oleh rakyat.
b) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden/bukan kepada parlemen.
c) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen (tidak berada di bawah
pengawasan langsung parlemen).
d) Parlemen memiliki kekuasaan legislatif, sebagai lembaga perwakilan rakyat, dan
dipilih oleh rakyat.
❑ Sistem Politik adalah demokrasi Pancasila (kedaulatan rakyat), yaitu sistem politik yang
didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun
prinsip-prinsip sistem politik demokrasi di Indonesia antara lain :

1. Pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif, yudikatif, berada pada badan yang berbeda;

2. Negara berdasarkan atas hukum;

3. Pemerintah berdasarkan Konstitusi;

4. Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu;

5. Pemerintahan Mayoritas;

6. Pemilu yang bebas;

7. Parpol lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya.


Sistem Politik Indonesia
❑ Sistem Politik Demokrasi di Indonesia (Sistem Politik Demokrasi Pancasila), Berdasarkan
sila keempat pancasila yakni, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, memuat 3 (tiga) prinsip dasar sistem pelaksanaan yakni :
✔ Kedaulatan rakyat
✔ Pelaksanaan Kedaulatan melalui sistem perwakilan
✔ Di dalam lembaga perwakilan selalu diusahakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan.

❑ Landasan Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila:


✔ Demokrasi berdasarkan Pancasila adalah demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa
✔ Demokrasi berdasarkan Pancasila adalah demokrasi yang menjunjung Hak Asasi Manusia melalui
hukum yang berlaku
✔ Demokrasi berdasarkan Pancasila adalah demokrasi terpimpin yang menjamin Otonomi Daerah demi
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia
✔ Demokrasi berdasarkan Pancasila adalah demokrasi untuk mewujudkan Kesejahteraan Rakyat
❑ Sistem Politik Demokrasi: secara jelas dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar”. Maka, sistem politik
yang dianut negara Indonesia adalah sistem politik demokrasi

❑ Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 merupakan sumber dari sistem politik
demokrasi Indonesia, secara normatif sistem politik demokrasi yang dianut di Indonesia didasarkan atas
nilai-nilai bangsa yaitu Pancasila. Jadi, sistem politik demokrasi di Indonesia adalah sistem politik demokrasi
Pancasila, yaitu sistem politik yang didasarkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang terjabarkan
dalam sistem politik demokrasi Indonesia diantaranya:
a. Kedaulatan rakyat;
b. Republik;
c. Negara berdasar atas hukum;
d. Pemerintahan konstitusional;
e. Sistem perwakilan;
f. Prinsip musyawarah;
g. Prinsip Ketuhanan.
Bagan Sistem Politik Indonesia
❖ Fungsi pokok MPR selaku lembaga tertinggi negara adalah menyusun konstitusi negara; mengangkat dan
memberhentikan presiden/wakil presiden; dan menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

❖ DPR selaku lembaga legislatif, berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan dan bersama-sama dengan
pemerintah menyusun Undang-Undang. Jumlah anggota DPR 500 orang, yang dipilih melalui Pemilihan Umum setiap 5
tahun sekali.

❖ Presiden/Wakil Presiden Republik Indonesia memegang pemerintahan menurut UUD 1945 dan dalam
melaksanakan kewajibannya, Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden Beserta para Kabinetnya. Dalam sistem
politik Indonesia, Presiden adalah Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan yang kedudukannya sejajar dengan
lembaga tinggi negara lainnya.

❖ Mahkamah Agung (MA) adalah pelaksana sebagai lembaga yudikatif, yang kedudukannya sejajar dengan
lembaga tinggi negara lainnya. MA bersifat Independen dari intervensi pemerintah dalam menjalankan tugasnya
menegakkan hukum dan keadilan, meski penunjukan para hakim agung dilakukan oleh Presiden.

❖ Lembaga Tinggi Negara Lainnya adalah Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan Dewan Pertimbangan Agung
(DPA). Fungsi utama BPK adalah melakukan pemeriksaan keuangan pemerintah. Temuan-temuan BPK dilaporkan ke
DPR, selaku badan yang menyetujui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan fungsi dari DPA yaitu memberi
masukan atau pertimbangan kepada Presiden.

❖ Pemerintah Daerah setingkat Provinsi dikepalai oleh seorang Gubernur sedangkan Kabupaten/Kotamadya
dikepalai oleh Bupati/walikota

Anda mungkin juga menyukai