LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara Hukum menurut Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini tercantum
dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi : “Negara Indonesia adalah Negara Hukum.”
Hal ini mempertegas bahwa rakyat wajib menaati aturan yang berlaku. Segala aspek
hukum. Negara hukum atau memiliki istilah rechtsstaat atau rule of law merupakan negara
yang dalam menjalankan suatu tindakan, semua berdasarkan pada aturan sesuai dengan
hukum yang berlaku. Karena negara Indonesia merupakan negara hukum maka perlu
dibentuk regulasi yang mengatur segala tindakan pemerintah dan rakyat Indonesia. Tentunya
regulasi yang dibentuk harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta disusun mulai dari tingkat pusat sampai daerah
berdasarkan hierarkinya.1
yang pembentukannya dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2019 Tentang Perubahan atas
Undangan.2
1
https://hot.liputan6.com/read/4413821/indonesia-adalah-negara-hukum-kenali-ciri-cirinya diakses tanggal 19
Januari 2022 pukul 14.41
2
https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/dokumen-kebijakan/download/17-peraturan-pusat-national-
regulation/971-uu-ri-nomor-12-tahun-2011-tentang-pembentukan-peraturan-perundang-undangan diakses
tanggal 19 Januari 2022 Pukul 14.45
1
Dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
maka peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
Terkait siapa yang berwenang menetapkan peraturan perundang-undang dan materi muatan yang
No Jenis Peraturan
Yang Berwenang Materi Muatan yang
Perundang-
Menetapkan/Mengesahkan diatur
undangan
1. Undang-undang Ditetapkan oleh MPR yang terdiri dari Materi muatan UUD 1945
Dasar Negara anggota DPR dan anggota DPD meliputi jaminan HAM
Republik bagi setiap warga Negara,
Indonesia Tahun prinsip-prinsip dan dasar
1945 Negara, tujuan Negara,
dan sebagainya.
2. Ketetapan MPR Ditetapkan oleh MPR Yang dimaksud dengan
3
https://www.hukumonline.com/klinik/a/hierarki-peraturan-perundang-undangan-di-indonesia-cl4012 diakses
tanggal 19 Januari 2022 Pukul 14.57
2
“ketetapan MPR” adalah
ketetapan MPR sementara
dan ketetapan MPR yang
masih berlaku
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 dan pasal 4
ketetapan Majelis
Pemusyawaratan Rakyat
Nomor I/MPR/2003
tentang peninjauan
terhadap Materi dan status
Hukum Ketetapan Majelis
Pemusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan
Majelis Pemusyawaratan
Rakyat Tahun 1960
sampai dengan tahun
2002.
3. Undang-undang Rancangan UU yang telah disetujui Materi muatan yang harus
(UU)/Peraturan oleh bersama oleh DPR dan Presiden diatur dengan UU berisi :
Pemerintah disampaikan oleh pimpinan DPR a. Pengaturan lebih lanjut
Pengganti kepada Presiden untuk disahkan mengenai ketentuan
Undang-undang menjadi UU dalam jangka waktu paling UUD 1945
(Perppu) lama 7 hari sejak tanggal persetujuan b. Perintah suatu UU
bersama. untuk diatur dengan
Perppu adalah peraturan perundang- UU
undangan yang ditetapkan oleh c. Pengesahan perjanjian
presiden dalam hal ihwal kegentingan internasional tertentu
yang memaksa. d. Tindak lanjut atas
putusan MK
e. Pemenuhan kebutuhan
hukum dalam
masyarakat.
4. Peraturan Ditetapkan oleh presiden untuk Materi muatan peraturan
pemerintah menjalankan UU sebagaimana pemerintah berisi materi
mestinya. untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya.
5. Peraturan Ditetapkan oleh presiden untuk Berisi materi yang
Presiden menjalankan perintah peraturan diperintahkan oleh UU,
perundang-undangan yang lebih tinggi materi untuk
atau dalam menyelenggarakan melaksanakan PP, atau
kekuasaan pemerintahan. materi untuk
melaksanakan
penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahan.
6. Peraturan Rancangan Perda Provinsi yang telah Berisi materi muatan
3
Daerah Provinsi disetujui oleh bersama oleh DPRD dalam rangka
Provinsi dan Gubernur disampaikan penyelenggaraan otonomi
oleh pimpinan DPRD Provinsi kepada daerah dan tugas
Gubernur untuk ditetapkan menjadi pembantuan serta
perda Provinsi. menampung kondisi
khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-
undangan yang lebih
tinggi.
7. Peraturan Rancangan perda kabupaten/kota yang Sama dengan perda
Daerah telah disetujui bersama DPRD Provinsi, perda
Kabupaten/Kota Kabupaten/kota dan Bupati/Walikota Kabupaten/Kota juga
disampaikan oleh pimpinan DPRD berisi materi muatan
Kabupaten/Kota kepada dalam rangka
bupati/walikota untuk ditetapkan penyelenggaraan otonomi
menjadi perda kabupaten/kota. daerah dan tugas
pembantuan serta
menampung kondisi
khusus daerah dan
penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-
undangan yang lebih
tinggi.
Secara umum Peraturan Daerah dapat disebut juga sebagai instrument aturan yang
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
4
Sedangkan peranan Peraturan Daerah dalam otonom daerah meliputi :
1. Sebagai instrument kebijakan dalam melaksanakan otonomi daerah yang luas dan
bertanggung jawab.
Peraturan Daerah yang disebut juga dengan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Daerah (DPRD) dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Jenis Peraturan Daerah
dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Undang Nomor 15 tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun
5
Pemerintahan daerah merupakan salah satu alat dalam sistem penyelenggaraan
pemerintahan. Merujuk pada otoritas administratif disuatu daerah yang lebih kecil dari
sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi
atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah
kota. Dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh kepala daerah yang dipilih secara demokratis.
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk
provinsi disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk di kota
disebut wakil walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki kewajiban untuk
Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintahan pusat
Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
6
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota dan Tugas Pembantuan oleh Daerah
Biro Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi NTT dibentuk dengan Peraturan
Daerah Provinsi NTT Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi NTT sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi NTT
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi NTT Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi NTT membentuk
bahwa. Selanjutnya dijabarkan lebih rinci dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Gubernur Nomor
3 Tahun 2020 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur bahwa biro hukum mempunyai tugas
5
https://pemerintah.net/pemerintah-daerah/ diakses tanggal 19 Januari 2022 Pukul 14.52
7
Dalam melaksanakan tugas, biro hukum menyelenggarakan fungsi:
bantuan hukum;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat.
Daerah yang awalnya dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan belum terbentuk sampai saat ini ,maka tugas dan
8
fungsi Pembentukan Peraturan Perundang-undangan tetap dilaksanakan oleh Menteri yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang hukum adalah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia memiliki instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
berkedudukan di provinsi, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia yakni Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dan
dalam hal ini peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Nusa Tenggara Timur
ditinjau dari aspek yuridis normatif serta pelaksanaan Pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang permasalahan di atas, maka dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimakah Fungsi Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi NTT dalam menyusun rancangan
peraturan Daerah ?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi NTT
9
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Setiap Penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau
apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya harus jelas diketahui sebelumnya. Adapun
a. Untuk mengetahui Peran Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi NTT dalam
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat bagi Biro Hukum Sekretariat
peraturan Daerah.
a. Secara Teoritis
ilmu pengetahuan dalam bidang Hukum, khususnya dalam bidang Hukum Tata
b. Secara Praktis
Bermanfaat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata
satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang serta sebagai
masukan dan bahan pengetahuan bagi peneliti, mengenai Penelitian ini diharapkan
10
D. TINJAUAN PUSTAKA
Peraturan Daerah (perda) adalah peraturan yang dibuat oleh kepala daerah
otonomi daerah yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan pada dasarnya peraturan
yang lebih tinggi, dengan melihat ciri khas dari masing-masing daerah.
1) Kejelasan Tujuan
hendak dicapai.
11
dan dapat dibatalkan atau batal demi hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat
Yang dimaksud asas “kesesuain antara jenis dan materi muatan” adalah
undangan.
4) Dapat Dilaksanakan
6) Kejelasan Rumusan
sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas
12
7) Keterbukaan
1) Landasan Filosofis
dan cita hukum yang meliputi Susana kebatinan serta falsafah bangsa
2) Landasan Sosiologis
berbagai aspek.
3) Landasan Yuridis
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan
13
d. Maksud dan Tujuan Pembuatan Peraturan Daerah
dan kewajiban manusia dalam masyarakat, dan menjaga keselamatan dan tata
demokrasi dan sarana komunikasi timbal balik antara kepala Daerah dengan
masyarakat. Rancangan Peraturan daerah dapat berasal dari usulan inisiatif dari
DPRD dan dapat pula berasal dari Gubernur atau Bupati/Walikota atau dengan
kata lain, sebagai produk dua otoritas pemerintah daerah, dalam hal pengajuan
daerah itu berasal, tetap memerlukan pembahasan dan persetujuan bersama DPRD
dan Gubernur atau Bupati/Walikota, untuk kemudian disahkan oleh Gubernur atau
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) menurut asas
14
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
15
3) Mengelolah aparatur daerah
6) Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
16
Hak dan kewajiban daerah tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
secara efisien, transparan dan bertanggung jawab., tertib, adil, patuh, dan taat pada
peraturan perundang-undangan.
daerah, sangat bertelitian erat dengan beberapa asas dalam pemerintahan suatu
Negara, yaitu :
1) Asas Desentralisasi
daerah sepenuhnya.
2) Asas Dekonsentrasi
pemerintah pusat.
17
3) Asas Tugas Pembantuan
penyuluhan hukum dan pemajuan Hak Asasi Manusia di daerah serta tata usaha
biro.
daerah
18
E. KERANGKA BERPIKIR
1. Bagan
2. Penjelasan
Indonesia adalah Negara Hukum menurut Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi : “Negara Indonesia
adalah Negara Hukum.” Karena negara Indonesia merupakan negara hukum maka
Indonesia Tahun 1945, serta disusun mulai dari tingkat pusat sampai daerah
berdasarkan hierarkinya.
19
Peraturan Perundang-undangan tingkat Daerah adalah Peraturan Daerah
Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten dan Peraturan Daerah Kota. Pembinaan dan
Pemerintah Pusat.
memiliki unsur pembantu yakni Perangkat Daerah Provinsi. Biro Hukum Sekretariat
Daerah (Setda) Provinsi NTT adalah Perangkat Daerah Provinsi NTT. Tugas Biro
20
F. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih dalam rangka pelaksanaan penelitian Biro
Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yuridis empiris yakni penelitian
yang datanya diperoleh lansung dari lokasi penelitian yang mengkaji Peranan Biro
Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Menyusun
Rancangan Peraturan Daerah.
3. Aspek Penelitian.
a. Mengkaji peranan Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi NTT dalam
menyusun rancangan peraturan Daerah menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Melihat berbagai faktor pendukung dan penghambat bagi Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi NTT dalam menjalankan perannya dalam
menyusun rancangan peraturan Daerah, meliputi :
1) Sumber Daya yakni manusia, anggaran dan sarana pra sarana
2) Teknis
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di lakukan dalam Penelitian ini adalah:
a. Pendekatan Perundang-undangan, yang dilakukan dengan cara mempelajari segi
hukum melalui perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas.
b. Pendekatan Konseptual, yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan
pustaka yang di konsepkan berupa buku-buku, tulisan, artikel, dan karaangan
dari pengarang lain yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.
5. Sumber Data
21
a. Data Primer
Bersumber dari lokasi penelitian yakni Biro Hukum Sekretariat Daerah
Provinsi NTT.
b. Data Sekunder
1) Bahan hukum primer, bersumber dari responden dari lokasi penelitian yakni
hasil pengamatan dan wawancara dengan responden.
2) Bahan hukum sekunder, bersumber dari studi kepustakaan dan literatur
seperti peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian dan
tulisan-tulisan para ahli.
22
e. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
1) Teknik Pengelolaan Data
a) Proses editing, Merupahkan proses di mana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang
sudah terkumpul.
b) Klasifikasi data, yaitu memberikan pendapat atau pandangan secara
teoritis terhadap suatu data yang terkumpul, untuk mencari makna
dan mendapatkan kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.
c) Tabulasi data, yaitu berisikan berbagai data yang sudah diberikan
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
2) Teknik Analisi Data
Data yang diperoleh baik primer maupun sekunder diolah terlebih
dahulu kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara
deskripsi yaitu menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan sesuai
dengan permasalahan yang erat kaitannya dengan permasalahan
penelitian ini.
G. ORGANISASI PENELITIAN
1. Pelaksana
Nama : Aderytho Djulyanz Mc Ratukore
NIM : 1802010459
Semester : VIII ( Delapan)
Dosen PA : A.Resopijani,S.H.,M.H
2. Pembimbing
a. Nama : Dr. Kotan Y. Stefanus, S.H.,M.Hum
NIP : 1961227 198901 1 001
Jabatan : Pembiming I
23
b. Nama : Rafael Rape Tupen,S.H.,M.Hum
NIP : 19640402 199203 1 001
Jabatan : Pembiming II
H. Jadwal Penelitian
1. Tahap persiapan : 7 Hari
2. Tahap Pengumpulan Data : 7 Hari
3. Tahap Pengelolaan Data : 7 Hari
4. Tahap Analisis Data : 7 Hari
5. Tahap Penyusunan : 10 Hari
6. Tahap Pengandaan dan Penjilidan : 7 Hari
TOTAL : 45 Hari
I. Biaya Penelitian
1. Biaya Persiapan : Rp. 100.000,-
2. Biaya Transportasi : Rp. 300.000,-
3. Biaya Pengelolaan Data : Rp. 200.000,-
4. Biaya Pengetikan dan Penjilidan : Rp. 400.000,-
5. Biaya Pengadaan Literatur : Rp. 500.000,-
6. Biaya Tak Terduga : Rp. 300.000,-
TOTAL : Rp. 1.800,000.-
24
DAFTAR PUSTAKA
A. INTERNET
https://hot.liputan6.com/read/4413821/indonesia-adalah-negara-hukum-kenali-ciri-
cirinya
https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/dokumen-kebijakan/download/17-
peraturan-pusat-national-regulation/971-uu-ri-nomor-12-tahun-2011-tentang-
pembentukan-peraturan-perundang-undangan
https://www.hukumonline.com/klinik/a/hierarki-peraturan-perundang-undangan-di-
indonesia-cl4012
https://pemerintah.net/peraturan-daerah/
https://pemerintah.net/pemerintah-daerah/
http://repository.uin-suska.ac.id/7142/4/BAB%20III.pdf (tinjauan pustaka pemerintah
daerah)
https://inspektorat.nttprov.go.id/2020/10/28/optimalisasi-pelaksanaan-tugas-biro-
hukum-sekertariat-daerah-provinsi-ntt/
https://jdih.lampungprov.go.id/pages/tugas-pokok-dan-fungsi-biro-hukum
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang No 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Perundang-undangan
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang
No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
25
26