PENGANTAR BISNIS
Disusun Oleh:
Van Gianel 23303028
&
Yuningsi C.Medatua 23303029
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Puji dan syukur kami naikkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena sebab kasih karunianya
lah saya,Van Gianel bersama dengan Yuningsi C.Medatua dapat menyelesaikan makalah mata
Perusahaan.”Kami harap makalah yang kami sudah buat ini dapat membantu pembaca untuk lebih
memahami salah satu materi pengantar bisnis yang menjadi judul dari makalah kami ini.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna,maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian agar bisa kami jadikan landasan pembuatan makalah yang lebih baik lagi di lain
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang
atau jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan kebutuhan. Dalam melaksanakan
tercapainya tujuan perusahaan, diantaranya yaitu; bahan baku, modal, mesin, dan manusia.
Faktor manusia memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi,
oleh karena itu pihak perusahaan harus selalu memperhatikan faktor manusia atau tenaga kerja
tersebut dengan baik. Faktor tenaga kerja tersebut merupakan suatu faktor yang dapat
Manusia sebagai tenaga kerja merupakan aset yang tidak dapat dinilai. Tumbuh dan
berkembangnya suatu perusahaan sangat tergantung pada aset tersebut. Dalam dunia usaha yang
semakin berkembang ini, perusahaan membutuhkan karyawan yang dapat bekerja dengan baik
dan efisien agar produktivitas kerja dapat tercapai. produktivitas sendiri merupakan sikap mental
yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
B.Rumusan Masalah
Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan perundang-undangan di
luar KUHD. Namun, dalam KUHD sendiri tidak dijelaskan pengertian resmi istilah perusahaan
itu. Definisi perusahaan secara resmi dirumuskan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Sebelum undang-undang ini, tidak dijumpai
definisi perusahaan. Oleh karena itu, para penulis berusaha merumuskan definisi perusahaan
berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh secara empiris. Menurut Molengraaff Perusahan
adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar, untuk
dari sudut ekonomi karena tujuan memperoleh penghasilan dilakukan dengan cara:
c.Perjanjian perdagangan yaitu,menghubungkan pihak yang satu dengan pihak yang lain
dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba bagi pemberi
kuasa dan upah bagi penerima kuasa; misalnya makelar, komisioner, dan agen
perusahaan.
Perbuatan ekonomi tersebut merupakan mata pencarian, artinya dilakukan secara terus-
menerus, tidak insidental, bertindak keluar menghadapi pihak lain (pihak ketiga). Di sini muncul
aspek hukum perusahaan, yaitu perjanjian dengan pihak lain yang menjadi dasar kewajiban dan
hak masing-masing pihak. Akan tetapi, perlu dikemukakan bahwa dalam rumusan Molengraaff
tidak dipersoalkan tentang perusahan sebagai badan usaha. Hal yang dikemukakannya justru
perusahaan sebagai perbuatan, jadi hanya meliputi jenis usaha (business). Menurut Polak,
perusahaan dari sudut komersial artinya baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan
perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan. Di sini Polak
menambahkan unsur “ pembukuan” pada unsur-unsur lain, seperti yang telah dikemukakan oleh
Molengraaff dan Polak mengakui ada unsur-unsur lain, itu terbukti dari penjelasan bahwa apakah
suatu perusahaan dijelaskan menurut cara yang lazim atau tidak, dapat diketahui dari keteraturan
menjalankan perusahaan itu dan bukan dijalankan secara gelap. Jika unsur-unsur ini tidak ada,
hilanglah sifat perusahan dari aspek hukum perusahaan. Dengan adanya unsur pembukuan, maka
rumusan definisi perusahaan lebih dipertegas lagi sebab pembukuan merupakan unsur mutlak
yang harus ada pada perusahaan menurut ketentuan Pasal 6 KUHD (sekarang sudah diganti
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahan). Laba adalah tujuan
utama setiap perusahaan. Jika tidak demikian, itu bukan perusahaan. Namun, dalam definisi
perusahaan menurut Polak tetap tidak disinggung soal perusahaan sebagai badan usaha.
Dalam Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahan
ditentukan: “ Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.” Berdasarkan ketentuan
pasal tersebut, maka dalam definisi perusahaan terdapat dua unsur pokok, yaitu :
1) Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha, yang didirikan, bekerja. Dan
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut company atau
enterprise.
2) Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian (perindustrian,
perjasaan, pembiayaan) dijalankan oleh badan usaha secara terusmenerus, dalam bahasa
Apabila definisi ini dibandingkan dengan definisi Molengraaff dan Polak, ternyata definisi ini
lebih sempurna karena dengan adanya bentuk usaha (badan usaha) yang menjalankan jenis usaha
(kegiatan dalam bidang perekonomian), unsur-unsur lain terpenuhi juga. Berdasarkan undang-
undang yang berlaku, walaupun kegiatan dalam bidang ekonomi dilakukan terus-menerus
terhadap pihak ketiga, dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, jika tidak
mempunyai bentuk usaha (badan usaha). Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan ditentukan bahwa: “Perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan
dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menggunakan kata “usaha” sebagai kegiatan dalam
bidang perekonomian, pelakunya adalah pengusaha, yaitu orang perorang atau persekutuan
atau badan hukum. Sedangkan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1997 menggunakan kata
perekonomian, pelakunya adalah, baik orang perorangan maupun badan usaha yang
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua rumusan undang-undang tersebut dari segi
makna secara substansial adalah sama, tetapi dari rumusan kata-kata yang digunakan adalah
berbeda.
Pengertian tempat kedudukan adalah letak berdirinya kantor pusat suatu perusahaan. Biasanya
tempat kedudukan suatu badan usaha dipengaruhi oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan
Sedangkan letak perusahaan adalah letak perusahaan melakukan kegiatan fisik/ pabrik.
Biasanya dalam menentukan letak perusahaan suatu badan usaha mempertimbangkan segala
Menjadi pertanyaan di kalangan pelaku usaha. Apakah tempat kedudukan suatu badan usaha
itu wajib dimiliki oleh suatu badan usaha? Menurut uud pt no 40/2017 pasal 5 yang berbunyi,
1. Perseroan mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah negara republik
3. Dalam hal surat menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh perseroan, barang
cetakan, dan akta, dalam hal perseroan menjadi pihak yang harus menyebutkan nama
badan usaha. Salah satunya adalah untuk urusan administrasi perpajakan. Tempat kedudukan
suatu badan usaha menentukan pembagian wilayah perpajakan. Masuk dalam kantor pajak mana
Selain itu tempat kedudukan suatu badan usaha juga memudahkan dalam hal surat menyurat
atau kegiatan administrasi lainnya. Jika mengajukan permodalan dana baik ke bank maupun ke
investor tempat kedudukan suatu badan usaha adalah penting. Dalam perjanjian pinjaman harus
Biasanya suatu badan usaha menentukan tempat kedudukan badan usaha dengan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, tempat usaha
yang dekat dengan bahan baku usaha akan menghemat ongkos transportasi. Selain itu juga
biasanya dipengaruhi oleh tingkat upah buruh. Setiap daerah memiliki peraturan upah minimum
regional yang berbeda beda. Kedekatan dengan kantor pajak juga berpengaruh untuk
pemerintah seperti zona usaha. Ini agar bisa memudahkan urusan perijinan dalam mendirikan
suatu badan usaha. Kalau tempat kedudukan usaha kita berada diwilayah yang bukan
peruntukkannya maka kita akan kesulitan memperoleh ijin usaha kita. Dan ini tentu saja bisa
menghambat usaha kita. Jadi sangat penting dan wajib ya memiliki tempat kedudukan bagi kalian
Suatu perusahaan, baik besar ataupun kecil harus terletak disuatu tempat. Tempat dimana
perusahaan berdiri dan melakukan kegiatan sehari-hari disebut sebagai letak perusahaan.
Strategis dan tidaknya letak perusahaan akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan
nantinya. Untuk menentukan letak perusahaan, pengusaha perlu memperhatikan berbagai hal
Ciri letak perusahaan yang strategis dan menguntungkan bagi perusahaan antara lain :
Dekat dengan fasilitas umum, misalnya : jalan, listrik, telepon, dan pelabuhan.
Dalam memilih lokasi usaha, pengusaha biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut .
menentukan lokasi usahanya. Hal ini sangat wajar karena perusahaan ekstraaktif memang
sangat dipengaruhi oleh faktor alam. Dengan berada di sekitar sumber alam, maka kegiatan
perusahaan akan lebih efektif dan efesien. Contohnya saja PT Freeport yang berlokasi di
Papua. Perusahaan tersebut sengaja berlokasi disana untuk mendekatkan peusahaan dengan
2. Faktor sejarah
Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang dapat
memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti membangun perusahaan udang
di cirebon yang merupakan kota udang atau membangun usaha pendidikan di yogyakarta
Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun perusahaan di luar lokasi
yang telah ditentukan dan pastinya harus mendapatkan izin IMB yg resmi dari pemerintah
setempat. Contohnya adalah seperti kawasan industri cikarang, pulo gadung, dan lain
sebagainya.
4. Faktor Ekonomi
Yang bersifat industri adalah : ketersediaan bahan mentah, tenaga air, tenaga kerja, modal,
organisasi dan kekuatan lain yang berada di luar kekuatan industri tetapi dapat
perusahaan dapat nelajar dari pengaruh – pengaruh yang ditimbukan oleh lingkungan
1. Lingkungan eksternal
berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan societal ataupun faktor-faktor spesifik
ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, yang mana memerlukan
Ada dua lingkungan yang berpengaruh disini, yaitu lingkungan societal dan lingkungan
kerja. Lingkungan societal meliputi tekanan-tekanan umum yang mempengaruhi secara luas,
misalnya tekanan di bidang ekonomi, teknologi, politik, hukum, dan sosial budaya. Tekanan
ini terutama sering berpengaruh pada keputusan jangka panjang organisasi. Sementara itu,
lingkungan kerja memasukkan semua elemen yang relevan dan mempengaruhi organisasi
adalah lingkungan eksternal yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan usaha.
Contoh :
hubungan internasional.
Contoh :
produksi ke konsumen.
Teknologi yang berkaitan dengan perkembangan proses kerja, peralatan metode, dll.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berada dalam kegiatan produksi dan
Contoh :
Tenaga kerja.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jadi, Saat ingin membangun sebuah perusahaan kita wajib mengambil keputusan bisnis apa
yang akan kita jalankan. Agar kita tidak salah dalam memilih bisnis kita perlu melakukan
survei dan pendekatan terhadap lingkunngan sekitar. Bisnis apa yang belum ada sehingga kita
dapat menjalankannya dan tidak banyak bersaing dengan bisnis-bisnis yang sudah ada
sebelumnya. Dan tentunya kita dapat meraih keuntunngan yang lumayan besar karena
pendekatan tersebut.
Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan
masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para
pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan
konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar
pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan
penjual. Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”.
B.Saran
Sebelum suatu perusahaan itu didirikan maka seharusnya pemilik perusahaan melakukan
analisis tentang lingkungan perusahaan tersebut. Agar kelak tidak menimbulkan dampak
negatif bagi perusahaan tersebut dan masyarakat sekitar ketika perusahaan tengah beroperasi.
C.Daftar Pustaka
https://singkongcorner.wordpress.com/2017/07/13/makalah-perusahaan-dan-
lingkungannya-oleh-kelompok-3-sd15a6/