Anda di halaman 1dari 6

BADAN USAHA

A. Pengertian Badan Usaha

Badan usaha merupakan suatu kesatuan yuridis ekonomis dalam menjalankan


usaha yang bersifat tetap dan berlangsung secara terus menerus, mendirikan usaha,
bekerja untuk mendistribusikan barang/jasa kepada masyarakat luas, serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan. Seringkali badan usaha disamakan dengan
perusahaan namun, kedua hal tersebut bternyata berbeda. Badan usaha merupakan
suatu lembaga sedangkan, perusahaan merupakan tempat untuk badan usaha
mengelola faktor-faktor produksi. Badan usaha disebut sebagai kesatuan yuridis
dikarenakan biasanya berbentuk badan hukum. Menurut Undang-Undang Cipta Kerja
Nomor 11 Tahun 2020, badan usaha adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau
tidak berbentuk badan hukum yang didirikan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan melakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.  Jadi, dapat
dikatakan bahwa badan usaha adalah segala jenis usaha masyarakat yang dikelola di
Indonesia.

Definisi badan usaha menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Pengertian badan usaha menurut Molengraffa

Terlepas dari peran badan usaha, disebutkan bahwa badan usaha digambarkan
sebagai kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan bersifat keluar untuk
bisa mendapatkan sebuah penghasilan dengan melakukan kegiatan produksi di
dalamnya. Hasil dari produksi itulah kemudian diperdagangkan secara bebas di
masyarakat.

2. Pengertian badan usaha menurut pemerintah Hindia Belanda

Kegiatan badan usaha menurut pemerintah Hindia Belanda dianggap sebagai


suatu kegiatan yang nantinya akan dilakukan secara terus menerus dan bersifat
terang-terangan. Tanpa mengabaikan peran badan usaha, hal ini nantinya akan
menghasilkan sebuah keuntungan yang akan digunakan untuk mengembangkan
badan usaha tersebut.

3. Pengertian badan usaha menurut M. Echols

Menurut M. Echols, tanpa mengesampingkan peran badan usaha, dikatakan bahwa


badan usaha itu sendiri merupakan sebuah usaha yang bentuknya adalah badan
usaha dengan orientasi untuk mendapatkan keuntungan yang begitu besar dari
kegiatan usaha yang dilakukan di dalamnya.

4. Pengertian badan usaha menurut Murti Sumarni


Terlepas dari adanya peran badan usaha yang sangat penting, menurut Murti
Sumarni, badan usaha dianggap sebagai sebuah kegiatan dalam mengelola
ataupun memproduksi sebuah produk dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya alam untuk kemudian didistribusikan secara luas.

5. Menurut Dominick Salvatore

Pengertian badan usaha adalah suatu organisasi yang merupakan kombinasi dan


koordinasi dari berbagai sumber daya untuk tujuan memproduksi atau
menghasilkan barang barang atau jasa untuk dijual.

B. Ciri-ciri dan Fungsi Badan Usaha


Ciri-ciri dan fungsi badan usaha mempunyai arti peran badan usaha dalam
melakukan kegiatan agar dapat memberikan suatu manfaat, bagi badan usahanya
untuk mendapatkan keuntungan dan bagi masyarakat luas untuk dapat mengkonsumsi
hasil produksi barang/jasa sehingga dapat mencapai tingkat kepuasan.
Beberapa ciri-ciri dari badan usaha, sebagai berikut :
1. Memiliki tujuan untuk mencari laba.
Tujuan didirikannya suatu badan usaha adalah untuk mendapatkan laba dari hasil
produksi yang berupa barang/jasa dan menjualnya kepada konsumen.
2. Menggunakan modal dan tenaga kerja.
Modal dan tenaga kerja menjadi aspek utama dalam menjalankan suatu badan
usaha. Dikarenakan badan usaha bersifat tetap maka akan membutuhkan modal
dan tenaga kerja agar bisa melakukan kelangsungan suatu badan usaha.
3. Aktivitas operasional badan usaha di bawah pimpinan seorang usahawan.
Badan usaha dapat berjalan dengan lancar harus ada seorang pimpinan yang akan
mengambil keputusan terkait dengan arah dan tujuan suatu badan usaha.

Badan usaha memiliki dua fungsi dalam melaksanakan kegiatannya, diantaranya :


1. Fungsi Manajemen
Fungsi manejemen merupakan kewajiban dan wewenang yang harus
dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang
ada di suatu badan usaha. Fungsi manajeman terdiri atas, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengawasan.

2. Fungsi Operasional

Fungsi operasional merupakan pelaksanaan atas suatu kegiatan badan usaha untuk
memperoleh laba. Fungsi operasional terdiri atas, bidang produksi, bidang
pembelanjaan, bidang personalia, bidang administrasi, dan bidang pemasaran.

C. Bentuk Badan Usaha


Bentuk badan usaha berdasarkan kepustakaan hukum perusahaan oleh para ahli
hukum perusahaan terbagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Badan Usaha Yang Tidak Berbadan Hukum (Non Hukum)

Badan usaha yang tidak berbadan hukum memiliki karakteristik yaitu pemilik
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Artinya jika ada
tuntutan dari pihak ketiga (luar) pada perusahaan yang tidak berbadan hukum
maka, aset pribadi dari pemilik perusahaan akan disita jika aset dari perusahaan
tidak mencukup untuk membayar hutang perusahaan kepada pihak ketiga.
Beberapa jenis badan usaha yang tidak berbadan hukum, sebagai berikut :

1) Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang merupakan perusahaan perseorangan yang dimiliki


oleh seorang pengusaha. Perusahaan dagang biasanya dijalankan oleh satu
orang atau lebih dengan modal milik sendiri. Perusahaan dagang meiliki ciri-
ciri, antara lain dimiliki oleh perseorangan (individu), cara mengelelolanya
sederhana, serta modalnya relatif tidak terlalu besar. Perusahaan Dagang
belum diatur secara khusus dalam undang-undang tersendiri, akan tetapi dalam
praktek diterima sebagai pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1 butir
3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
23/MPP/KEP/1/1998, tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan, yaitu :
“Lembaga perdagangan adalah suatu instansi/badan yang dapat berbentuk
perorangan atau badan usaha baik sebagai Eksportir, Importir, Pedagang
Besar, Pedagang Pengecer ataupun lembaga-lembaga perdagangan lain yang
sejenis, yang didalam tatanan pemasaran barang dan/atau jasa melakukan
kegiatan perdagangan dengan cara memindahkan barang dan/atau jasa baik
langsung maupun tidak langsung dari produsen sampai pada konsumen”.

2) Persekutuan Perdata (Maatschap)

Pada teori klasik, Burgelijke Maatschap adalah bentuk umum dari


Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer, bahkan menurut teori klasik,
tadinya Maatschap tersebut merupakan bentuk umum dari Perseroan Terbatas
(PT). Dikarenakan PT sudah lebih berkembang, maka ada pendapat yang
mengatakan PT bukan lagi termasuk bentuk khusus dari Maatschap Dalam
kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah tunggal,
karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan. Ketiga
istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa Belanda
“maatschap”, “vennootschap”. Maat maupun vennoot dalam bahasa aslinya
(Belanda) berarti kawan atau sekutu. “Persekutuan” artinya persatuan orang-
orang yang sama kepentingannya terhadap suatu perusahaan tertentu.
Sedangkan “sekutu” artinya peserta dalam persekutuan. Jadi, persekutuan
berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan
tertentu. Dasar hukum persekutuan perdata diatur dalam Pasal 1618 sampai
dengan Pasal 1652 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Ciri-ciri
persekutuan perdata, diantaranya perjanjian antara dua orang atau lebih,
memasukkan sesuatu perusahaan dapat aset perusahaan, serta bertujuan untuk
membagi keuntungan.

3) Firma

Firma berasal dari bahasa Belanda, yakni vennootschap onder yang


artinya perserikatan dagang antara beberapa perusahaan. Firma ini menjadi
persekutuan dari beberapa badan usaha yang kemudian menjalankan bisnis
antara dua orang atau lebih menggunakan satu nama. Adapun pengertian firma
dalam KUHD yaitu tiap-tiap perserikatan yang didirikan guna menjalankan
sebuah perusahaan yang berada di bawah satu nama bersama. Dasar hukum
Firma sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 16 sampai dengan 35 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang. Ciri-ciri Firma terdiri atas,
menyelenggarakan perusahaan atas nama bersama, Hak dan tanggung jawab
para sekutu Firma bersifat sama, serta tiap-tiap persero dapat menjalin
kerjasama dengan pihak ketiga atas nama Firma.

4) Perseroan Komanditer (CV)

Pengertian Persekutuan Komanditer atau Commanditer Vennootschap


(CV) merupakan suatu badan usaha persekutuan yang dibentuk oleh seorang
atau lebih yang mempercayakan dana atau barang asetnya pada seorang atau
lebih yang menjalankan suatu perusahaan dan berperan sebagai seorang
pemimpin untuk meraih tujuan secara bersama-sama dengan suatu tingkat
keterlibatan yang berbeda pada tiap anggotanya. Sedangkan para ahli
berpendapat bahwa pengertian CV atau persekutuan komanditer adalah suatu
badan usaha yang mempersekutukan modal dananya dari dua orang atau lebih
yang akan terbagi lagi menjadi dua jenis sekutu. Dasar hukum CV terdapat
dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang diatur di Pasal 19 sampai
dengan Pasal 21. Persekutuan komanditer memiliki dua macam sekutu, yaitu :
1. Sekutu Komplementer (Pesero Aktif), yaitu sekutu yang
ikut aktif dalam mengurus persekutuan.
2. Sekutu Komanditer (Pesero Pasif), yaitu sekutu yang pasif,
tidak ikut dalam mengurus persekutuan.

Perusahaan perseroan Komanditer dijalankan oleh seorang/lebih Persero


Aktif dan bertanggung jawab atas segala resiko atau kewajiban pihak ketiga.
Tanggung jawab ini juga sampai pada penggunaan harta pribadi.
Adapun Persero Pasif hanya menyetorkan sejumlah dana, namun tidak terlibat
dalam pengelolaan perusahaan, dengan demikian dia hanya bertanggung jawab
sebatas uang yang disetor saja. Ciri-ciri CV, antara lain erseroan Komanditer
(CV) didirikan minimal 2 orang, dimana salah satu pihak bertindak sebagai
Persero Aktif dan Persero Pasif, seorang Persero Aktif akan bertindak
melakukan segala tindakan pengurusan atas perseroan dan bertanggung jawab
secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk menggantikan kerugian,
dan Persero Pasif karena hanya bisa bertindak selaku sleeping patner, maka
dirinya hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam
perseroan.

2. Badan Usaha Berbadan Hukum


Badan hukum merupakan suatu badan yang mampu dan berhak serta
berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Hal ini berarti bahwa
pada dasarnya keberadaan badan hukum bersifat permanen, artinya suatu badan
hukum tidak dapat dibubarkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau
anggotanya. Badan hukum hanya dapat dibubarkan jika telah dipenuhi segala
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yang menjadi
sumber eksistensi badan hukum tersebut. Karakteristik utama dari badan hukum
adalah apa yang disebut “separate patrimony”, yaitu memiliki harta sendiri yang
terpisah dari pemegang saham sebagai pemilik.

Karakteristik yang kedua dari badan hukum adalah tanggung jawab terbatas
dari pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dan pengurus perusahaan.
Prinsip tersebut melindungi aset perusahaan dari kreditor pemegang saham,
sebaliknya tanggung jawab terbatas melindungi aset dari pemilik perusahaan yaitu
pemegang saham perusahaan dari klaim para kreditor perusahaan yang
bersangkutan. Tanggung jawab terbatas artinya kreditor dalam melakukan klaim
terbatas hanya kepada aset yang menjadi milik pemegang saham dan pengurus
perseroan. Pembatasan tanggung jawab pemilik dan pengurus membedakan
perseroan dari bentuk organisasi perusahaan lainnya yang tidak berbadan hukum.
Yang termasuk dalam golongan badan usaha berbadan hukum adalah sebagai
berikut :
1) Perseroan Terbatas (PT)
Istilah “Perseroan” menunjuk kepada cara menentukan modal, yaitu
terbagi dalam saham, dan istilah “terbatas” menunjuk kepada batas tanggung
jawab pemegang saham, yaitu sebatas jumlah nominal saham yang dimiliki.
Menurut Pasal 1 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang Undang No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas serta peraturan pelaksanaannya.

Ciri-ciri Perseroan Terbatas, antara lain yaitu Perseroan Terbatas


merupakan bada hukum, Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian,
Perseroan Terbatas melakukan kegiatan usaha sebagai suatu bentuk usaha
memiliki modal dasar yan seluruhnya terbagi dalam saham, serta Perseroan
Terbatas harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No. 40
tahun 2007 serta peraturan pelaksanaannya.Ttanggung jawab perdata badan
hukum PT, hanya sebatas apa yang diberikan atau dijabarkan dalam Anggaran
Dasar PT. Diluar itu adalah tanggung jawab direksi sebagai pemegang kuasa
dari PT sebagai badan hukum. Sedangkan untuk pesero hanya bertanggung
jawab sebatas modal yang telah disetujui dalam pendirian PT.
2) Koperasi
Kata “Koperasi” berasal dari bahasa inggris cooperation atau bahasa
Belanda cooperatie, artinya kerja sama yang terjadi antara beberapa orang
untuk mencapai tujuan yang sulit dicapai secara perseorangan. Tujuan yang
sama itu adalah kepentingan ekonomi yang berupa peningkatan kesejahteraan
bersama. Kerja sama itu misalnya dalam kegiatan bidang produksi, komsumsi,
jasa, dan perkreditan. Landasan yuridis keberadaan koperasi sebagai Badan
Usaha dapat dilihat dalam Pasal 33 ayat 1 Undang Undang Dasar 1945 yang
mengemukakan : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan.” Koperasi secara khusus diatur dalam Undang Undang Nomor
17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Koperasi dalam Undang Undang Nomor
17 tahun 2012 tentang perkoperasian terdiri dari dua, yaitu Koperasi Primer &
Koperasi Sekunder.

Ciri-ciri koperasi, diantaranya beberapa orang yang disatukan oleh


kepentingan ekonomi yang sama, tujuan mereka, baik bersama maupun
perseorangan adalah memajukan kesejahteraan bersama dengan tindakan
bersama secara kekeluargaan, alat untuk mencapai tujuan itu adalah badan
usaha yang dimiliki bersama, dibiayai bersama dan dikelola bersama, serta
tujuan utama badan usaha itu adalah meningkatkan kesejahteraan semua
anggota perkumpulan. Sebagaimana telah tercantum dalam pengertian
Koperasi dalam Undang Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian
bahwa Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang dengan
pemisahan kekayaan dari para angganya sebagai modal untuk menjalankan
usaha. Pasal tersebut memcerminkan bahwa terdapat kekayaan yang terpisah
antara Koperasi dengan para anggotanya, maka tanggung jawab anggota
koperasi adalah terbatas pada kekayaan koperasi.

3) Yayasan
Menurut Prof. Drs. S.S.T. Kansil, S.H dan Christine S.T. Kansil, S.H.,
M.H, Yayasan adalah suatu badan hukum yang melakukan kegiatan dalam
bidang sosial. Dari beberapa ilustrasi diatas, secara umum dapat disimpulkan
bahwa yayasan merupakan suatu organisasi yang melakukan kegiatan sosial
yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Yayasan secara khusus diatur
dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang
Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Yayasan harus dapat
berperan sebagai wadah untuk mengembangkan kegiatan sosial, keagamaan
dan kemanusiaan. Yayasan harus bersifat sosial (social), keagamaan
(religious), dan kemanusiaan (humanity).

Yayasan terdiri atas kekayaan yang dipisahkan adalah konsekuensi


logis dari bentuk hukum yayasan sebagai badan hukum, dimana kekayaan
suatu badan hukum itu harus dipisahkan dari kekayaan para pendirinya dan
juga dari kekayaan organ yayasan lainnya. Jadi kekayaan yayasan bukan
merupakan kekayaan para pendiri yayasan dan juga bukan merupakan
kekayaan organ yayasan. Akibatnya, para pendiri yayasan berikut organ
yayasan tidak akan mendapat manfaat apapun dari kekayaan yayasan dan hasil
kekayaan dan kegiatan usaha yayasan tersebut. Tanggung jawab para pendiri
berikut organ yayasan adalah terbatas pada kekayaan yayasan.

Anda mungkin juga menyukai