Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

JENIS-JENIS PERUSAHAAN YANG ADA DI INDONESIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Dosen pengampu Urip Triandri SE., MM

Disusun oleh :

Sahrul Irawan (612010121057)

Kelas : 1 D

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “MAKALAH JENIS-JENIS
PERUSAHAAN” ini dapat tersusun hingga selesai tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya agar dapat mengatahui jenis –
jenis perusahaan apa saja yang ada dan memudahkan bagi para pembaca yang ingin
membuka usaha.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 20 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
2.1 Perusahaan.............................................................................................3
2.2 Perusahaan Yang Tidak Berbadan Hukum Di Indonesia.......................6
2.3 Perusahaan Yang Berbadan Hukum Di Indonesia.................................11
BAB III PENUTUPAN..............................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politikon) yang hidup bermasyarakat


selalu melakukan interaksi memenuhi kepentingan baik secara perseorangan maupun
kolektif Kepentingan dimaksud meliputi berbagai bidang, termasuk diantaranya
dibidang ekonomi, khsusunya bidang aktivitas dunia usaha/perusahaan. Kegiatan
ekonomi pada umumnya dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi baik orang
perorangan yang menjalankan perusahaan atau badan-badan usaha baik yang
mempunyai kedudukan sebagai badan hukum atau bukan badan hukum.

Istilah perusahaan mulai dikenal pada saat disusunya wetboek van


koophandel (Kitab Undang-Undang Dagang) yang kemudian diberlakukan di
Netherland (Belanda) sejak tahun 1983. Berdasarkan asas konkordansi, wetboek van
koophandel dinyatakan berlakupula di Hindia Belanda (Indonesia) sejak tahun 1848
hingga saat ini. Dan perusahaan sendiri mempunyai pengertian yaitu tempat
terjadinya kegiatan produksi dan semua faktor produksi guna memenuhi kebutuhan
manusia yang pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. perusahaan sendiri
terbagi kedalam beberapa jenis perusahaan yang mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing- masing. Maka dari itu disini saya akan membahasa
mengenai jenis-jenis perusahaan baik yang berstatus badan hukum atau tidak
berbadan hukum.

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud perusahaan ?
2. Sebutkan jenis-jenis perusahaan yang tidak berbadan hukum yang ada di
Indonesia?
3. Sebutkan jenis-jenis perusahaan yang berbadan hukum yang ada di Indonesia?

1
2

1.3 Tujuan Masalah


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perusahaan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan yang tidak berbadan hukum yang
ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan yang berbadan hukum yang ada di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perusahaan

Pengertian Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan


setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dirikan, bekerja, serta
berkedudukan dalam Wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh ke
Untungan atau Laba. Sebelum istilah “Perusahaan” dahulu dikenal dengan istilah
“Pedagang”. Untuk itu, maka akan diuraikan secara sepintas tentang sejarah
perkembangan dari istilah pedagang dan perusahaan itu, sebelum memahami secara
lebih dalam tentang berbagai aspek yang menyangkut perusahaan.

Sebelum dicabut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek


van Kophandel) dikenal istilah “Pedagang” dan “Perbuatan Dagang” yang diatur
pada pasal 2 sampai dengan pasal 5 KUH Dagang, akan tetapi sejak tahun 1938
dicabut berdasarkan Stb. 1938 No.276 tanggal 17 Juli 1938. Dengan dicabutnya
pasal 2 sampai dengan pasal 5 KUH Dagang, maka muncul istilah “Perusahaan”
dalam KUH Dagang. Hal ini dapat ditemui dalam pasal 6, pasal 16 dan pasal 36 KUH
Dagang sebagai berikut

 Pasal 6 Setiap orang yang menjalan perusahaan wajib membuat pembukuan


 Pasal 16 Firma adalah badan usaha yang menjalankan perusahaan
 Pasal 36 Tujuan perseroan diambil dari tujuan perusahaan

Dari istilah perusahaan tersebut di atas tidak ada rumusan yang jelas mengenai
pengertian perusahaan. Untuk itu, mengenai pengertian perusahaan dibiarkan
berkembang menurut pandangan dari para sarjana. Ada beberapa pendapat yang
memberikan pengertian tentang perusahaan sebagai berikut :

1. Menurut Pemerintah Belanda, yang pada waktu itu membacakan “memorie van
toelichting” rencana undang-undang di muka Parlemen, menerangkan bahwa yang
disebut "perusahaan" ialah keseluruhan perbuatan, yang dilakukan secara tidak

3
4

terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari


laba (bagi diri sendiri);

2. Menurut Prof, Molengraaff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang


dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghisilan,
dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan. Di sini Molengraaff memandang
perusahaan dari sudut "ekonomi",

3. Menurut Polak, baru ada perusahaan, bila diperlukan adanya perhitungan-


perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat
dalam pembukuan. Di sini Polak memandang perusahaan dari sudut "komersiil".
Sudut pandangan ini adalah sama dengan Molengraaff, tetapi unsur pengertian
perusahaan adalah lain. Pengertian perusahaan menurut Molengraaff mempunyai
enam unsur, sedang menurut Polak cukup dua unsur.

Berkaitan dengan pengertian perusahaan ada dua aliran yang berbeda,


pertama; yaitu membedakan pengertian “Perusahaan” dan “Badan Usaha” sedangkan
yang kedua; Aliran yang tidak membedakan Perusahaan dengan Badan Usaha. Bagi
mereka yang menganut aliran pertama, maka hadan usaha adalah suatu organisasi
yang dengan mempergunakan faktor-faktor produksi berusaha mencari laba.
Sedang perusahaan adalah tempat dimana faktor-faktor prosuksi tersebut dipadukan
dengan mana dapat diprodusir hasil atau jasa. Dengan membedakan pengertian badan
usaha dan perusahaan, maka orang beranggapan bahwa ada badan usaha
tanpa perusahaan atau ada perusahaan tanpa badan usaha. Badan usaha tanpa
perusahaan berarti hanya ada organisasi formil, tetapi tidak melakukan kegiatan yang
produktif dan dengan demikian usaha untuk mencari laba tidak dijalankan.
Sebaliknya perusahaan tanpa badan usaha berarti ada kegiatan produktif, tetapi
tidak ada organisasi yang menentukan kebijakan (policy), dan yang mengaturnya.
4

Pendapat yang kedua tidak membedakan dua pengertian seperti pada


pendapat yang pertama. Pcrusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang bertujuan
mencari laba
5

dengan mempergunakan faktor-faktor produksi menghasilkan barang atau jasa untuk


keperluan masyarakat. Di sini orgnisasi dipisahkan antara tempat kegiatan produktif
dengan tempat tata usaha atau kegiatan administratif dijalankan. Tetapi tidak
dibedakan antara badan usaha dengan perusahaan. Suatu organisasi dapat disebut
perusahaan apabila organisasi tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu, itu untuk
menguatkan pendapat yang tidak membedakan antara “Badan Usaha” dan
“Perusahaan”

1) Untuk dapat disebut perusahaan maka organisasi itu harus bertujuan


mencari laba. Profit motive. Jika organisasi itu tidak bertujuan mencari
laba maka organisasi itu bukan perusahaan.
2) Tujuan mencari laba itu bukan hanya untuk satu dua kali atau secara
insidentil saja, akan tetapi secara terus- menerus, secara kontinyu, secara
berkesinambungan. Tujuan mencari laba secara terus-menerus itu diusahakan
melalui organisasi faktor-faktor produksi, dalam organisasi tersebut
3) Diperhatikan proportionalitet atau perbandingan kuantitatif dari faktor-
faktor produksi yang diusahakan dengan kemampuan managerial yang
sebaik-baiknya.

Ketiga hal tersebut diatas harus dijalankan pada suatu tempat yang jelas.
Artinya bahwa organisasi itu mempunyai tempat kedudukan secara geografis. Jelas
lokasi maksudnya bukan perusahaan apabila tidak mempunyai alamat lokasi secara
geografis, Perusahaan harus nyata. Tiga hal seperti disebutkan diatas merupakan
syarat yang mutlak perlu apabila organisasi itu akan dinamakan suatu perusahaan.
6

2.2 Perusahaan Yang Tidak Berbadan Hukum

Kegiatan ekonomi sebagaimana telah diutarakan pada uraian sebelumnya


dilakuan oleh para pelaku ekonomi, oleh subyek pribadi ataupun badan hukum
(publik maupun privat), dan bahkan oleh gabungan/kelompok orang yang bukan
badan hukum. Jadi dapat dikatakan bahwa pelaku ekonomi adalah mereka yang
menjalankan perusahaan dalam pengertian melaukan kegiatan yang terus-menerus
secara terang-terangan dalam rangka mencari keuntungan. Secara teoritis badan usaha
dapat digoloongkan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu :

1. Persekutuan Perdata (Maatschap)

Keberadaan Persekutuan Perdata sebagai badan usaha diatur dalam Pasal


1618 - Pasal 1652 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Apa yang dimaksud
dengan Persekutuan Perdata? Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
disebutkan Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian dengan mana 2 (dua) orang
atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya.
(lihat Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). Dari rumusan di atas dapat
diketahui ciri-ciri persekutuan Perdata yaitu adanya:

1) Perjanjian antara 2 (dua) orang itau lebih


2) Memasukkan sesuatu (inbreng)
3) Tujuannya membagi keuntungan atau kemanfaatan

Dalam bentuk perusahaan Matschap ini terdapat beberapa orang yang


mengadakan perjanjian akan berusaha bersama-sama guna memperoleh keuntungan
benda, dan untuk mencapai tujuan itu mereka masing-masing berjanji akan
menyerahkan uang atau barang-barang atau menyediakan kekuatan
kerja/kerajinannya (pasal 1619 KUH Perdata). Menurut kepustakaan, maatschap ini
bersifat 2 (dua) muka, yaitu dapat untuk kegiatan komersial atau dapat pula untuk
kegiatan non komersia.
6

Apabila dicermati pengertian persekutuan seperti yang diatur dalam Pasal


1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tampak bahwa pendirian persekutuan
perdata
7

dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Demikian juga halnya bila dicermati dalam
Pasal 1624 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dapat diketahui bahwa
persekutuan perdata berdiri sejak adanya kesepakatan di antara para pendiri atau saat
berdirinya ditentukan dalam anggaran dasar persekutuan. Namun demikian, jika
hendak mendirikan persekutuan perdata ada syarat yang harus dipenuhi, yakni:

1) Tidak dilarang oleh undang-undang


2) Tidak bertentangan dengan tata susila atau ketertiban umum
3) Tujuannya adalah kepentingan bersama, untuk mencari keuntungan.

Mengenai tanggung jawab dari sekutu para Maatschap diatur dalam pasal 1642
sampai dengan pasal 1645 KUH Perdata. Mengenai pertanggungjawaban ini
sebelumnya ditekankan disini bahwa karena Maatschap bukan badan hukum, maka
secara umum Maatschap tidak pernah dapat dipertanggung jawabkan terhadap pihak
ketiga. Para sekutu Maatschap tidak dapat dipertanggung-jawabkan seluruhnya untuk
hutang-hutang maatschap, sedangkan seorang sekutu tidak dapat melibatkan sekutu
lain untuk ikut memikul tanggung jawabnya, apabila untuk tindakan yang
dilakukannya itu tidak mendapat kuasa dari pihak yang bersangkutan (pasal 1642
KUH Perdata). Sekutu yang melakukan tindakan itulah yang secara penuh
bertanggung jawab.

Contoh perusahaan Persekutuan Perdata yang ada di Indonesia antara lain :

1) PT Gudang Garam

2) Tunas Muda Perkasa

3) Grup Bakrie

2. Firma

Keberadaan Badan Usaha Firma diatur dalam pasal 16 – pasal 35 Kitab


Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang). Secara sederhana pengertian Firma
7

dijabarkan dalam pasal 16 KUH dagang Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata
yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Dikatakan
persekutuan, karena dalam Firma pengusaha atau anggotanya merupakan sekutu
(partner) yang terdiri lebih dari satu orang untuk bekerjasama melakukan kegiatan
usaha. Persekutuan dua orang atau lebih yang membentuk suatu usaha dan
menggunakan nama bersama untuk usahanya.
8

Ketentuan untuk dapat disebut sebagai sebuah firma yaitu, setiap anggota berhak jadi
pemimpin, Anggota tidak boleh memasukkan orang lain tanpa persetujuan anggota
lain, keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan, dan apabila kekayaan usaha tidak
cukup maka kekayaan anggota sebagai jaminannya. Dengan memperhatikan
ketentuan pasal 22 dan pasal 23 KUHD, tidak dituntut harus bentuk
tertentu dalam mendirikan Firma. Untuk mendirikan sebuah Firma bisa
dibuat dengan akta notaris, akta dibawah tangan, dan bahkan secara lisan. Dalam
praktek, pendirian Firma selalu dibuat dengan akta autentik (dengan akta notaris).
Akta pendirian Firma tersebut didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam Berita Negara. Apabila pembuatan akta, pendaftaran, dan
penumuman selesai dilakukan, maka Firma tersebut telah sah berdiri dan dapat
melakukan kegiatan bisnisnya. Dan firma ini mempunya kelebihan dan kekuranga
diantaranya yaitu :

Kelebihan firma

1) Terdapat pembagian kerja di antara para anggota sehingga kemampuan


manajemennya lebih baik.
2) Pendirian relatif mudah karena tanpa akte pendirian
3) Kebutuhan modal dapat tercukupi karena menghimpun dana dari beberapa
orang. Ada kemudahan memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan
finansial yang cukup besar.

Kekurangan firma:

1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan kepemilikan pribadi menjadi


jaminan bagi kewajiban perusahaan.
2) Kerugian yang disebabkan seorang anggota harus ditanggung bersama oleh
anggota lain.
3) Kelangsungan perusahaan tidak menentu. Apabila salah seorang anggota
membatalkan perjanjian maka firma menjadi bubar.

Contoh perusahaan Firma yang ada di Indonesia yaitu antara lain:


8

1) Firma Hukum

2) Firma Akuntansi

3) Firma Crocs

3. Persekutuan Komanditer (CV)


9

Menurut ketentuan pasal 19 KUH Dagang disebutkan bahwa persekutuan


komanditer (CV) adalah persekutuan untuk menjalankan suatu perusahaan yang
dibentuk oleh beberapa orang sekutu yang secara tanggung menanggung
bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu orang atau lebih
sekutu sebagai pelepas uang pada pihak lainnya. Pada CV ada yang namanya
sekutu pelepas uang atau sekutu pasif (sekutu komanditer) dan sekutu aktif atau
sekutu pengurus (sekutu komplementer). Dan yang mendasari pembentukan
persekutuan komdanditer (CV) ialah adanya seorang atau lebih yang
mepercayakan uang atau barang lainnya untuk dipergunakan dalam suatu
perusahaan kepada seorang atau lebih yang menjalankan perusahaannya atau
pembiayaan bersama.

Orang yang mempercayakan untuk menyerahkan uang atau barang lainnya


itu disebut dengan “sekutu komanditer”, sedangkan orang yang menerima
kepercayaan untuk menjalankan pengurusan perusahaan disebut dengan sekutu
“komplementer”. Jadi, sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya
menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan dalam persekutuan
tetapi dia sendiri tidak campur tangan dalam pengurusan pesekutuan. Dengan
demikian, seorang sekutu komanditer dapat disamakan dengan seorang penitip
modal pada suatu perusahaan, untuk itu ia akan menerima hasil. Sementara sekutu
komplementer adalah sekutu yang bekerja (sekutu pengurus), dialah yang
menggerakkan modal tersebut. Sekutu komplementer itu adalah sekutu yang
mengurus persekutuan. Dalam hal ini perlu diketahui, baik sekutu komanditer
maupun sekutu komplimenter sama-sama menyetorkan sejumlah uang atau
barang sebagai pemasukan pada persekutuan, dengan tanggung jawab bersama
(untung rugi dipikul bersama).

Pengaturan masalah CV ini berada di dalam pengaturan masalah Firma,


sebab pada dasarnya CV juga merupakan Firma dengan bentuk khusus, dimana
kekhususannya terletak pada adanya sekutu komanditer yang tidak terdapat dalam
firma. Secara khusus CV diatur dalam pasal 19, 20, dan 21 KUHD. Disamping
9

ketentuan khusus tersebut berlaku pula ketentuan umum yang terdapat dalam
KUH
10

Perdata. KUHD tidak mengatur secara khusus bagaimana prosedur mendirikan


CV. Sama seperti Firma. Untuk mendirikan CV dapat dilakukan dengan lisan,
dengan akta dibawah tangan, atau dengan akta notaris. Dalam praktek CV.
umumnya dibuat atau didirikan dengan akta notaris. Akta pendirian atau
perjanjian pendirian CV. tersebut kemudian didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam berita negara melalui percetakan
negara di Jakarta.

Kelebihan CV

1) Pendirian relatif mudah


2) Kemampuan manajerial yang lebih baik dibandingkan perusahaan
perseorangan
3) Memiliki permodalan lebih besar dan kemudahan mendapatkan kredit

Kekurangan CV

1) Kelangsungan hidup tidak menentu.


2) Kesulitan untuk menarik kembali modal yang telah ditanamkan, terutama bagi
partner umum.
3) Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas.

Contoh Perusahaan Persekutuan Komanditer (CV) yang ada di Indonesia yaitu antara
lain:

1) CV. Canvilgrup-Advertising Lampung

2) CV. Herry Jaya Utama

3) CV. Taruna Jaya Mandiri

4. Badan Usaha Perorangan

Perusahaan perorangan merupakan suatu usaha yang kepemilikan dan


pengelolaaannya dilakukan oleh perorangan (individu). Tetapi dalam masyarakat
10

perdagangan bentuk perusahaan perorangan diterima oleh masayarakat dalam prkatik


sebagian perusahaan perseorangan pendiriannya menggunkan akta otentik.

Kelebihan

1) Mudah mendirikannya
2) keuntungan menjadi milik sendiri
3) tidak dikenai pajak ganda
4) memiliki kebanggaan atas usaha sendiri.
11

Kekurangannya

1) Risiko ditanggung sendiri


2) keterbatasan sumber dana
3) kesulitan pengelolaan usahanya
4) keuntungan dan pertumbuhan usaha terbatas

Contoh Perusahaan Badan Usaha Perorangan yang ada di Indonesia yaitu antara lain:

1) Bengkel

2) Salon

3) Jasa Foto

2.3 Perusahaan Yang Berbadan Hukum

Dalam pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya disebutkan jenis
perkumpulan badan hukum, yaitu ;

1) Yang diadakan oleh kekuasaan umum


2) Perkumpulan yang diakui oleh kekuasaan umum
3) Perkumpulan yang diperkenankan atau untuk suatu maksud tertentu yang
tidak berlawanan dengan undang-undang atau kesusilaan

Badan hukum disebut juga corporate dan yaitu suatu sekumpulan manusia
yang menurut hukum terikat mempunyai tujuan yang sama, atau berdasarkan sejarah
menjadi bersatu, yang memperlihatkan sebagai subjek hukum tersendiri dan oleh
hukum dianggap sebagai suatu kesatuan Penggunaan istilah badan hukum
(rechthspersoon; legal entity) sebagai subyek hukum semata-mata untuk
membedakan dengan manusia (naturlike person) sebagai subyek hukum. Mengingat
rumusan badan hukum tidak ditemui dalam undang-undang, maka para ahli hukum
mencoba membuat kriteria, badan usaha yang dapat dikelompokkan sebagai badan
hukum jika memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
11

1) Adanya pemisahan harta kekayaan antara perusahaan dan pemilik usaha.


2) Mempunyai tujuan tertentu
3) Mempunyai kepentingan sendiri
4) Adanya organisasi teratur.
12

Jika tidak memenuhi unsur-unsur tersebut diatas, maka suatu badan usaha tidak dapat
dikelompokkan sebagai badan hukum.dan dibawah ini adalah contoh badan usaha
yang berbadan hukum yaitu :

1. PT ( Perseroan Terbatas )

Dalam kegiatan ekonomi atau hukum dagang dikenal adanya sebuah PT


yang merupakan singkatan Perseroan Terbatas, yaitu salah satu bentuk perusahaan.
Bentuk PT sebenarnya berasal dari bentuk perusahaan Belanda NV (Naamloze
Venootschap). PT merupakan badan hukum Indonesia yang didirikan berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, dengan memenuhi persyaratan tertentu
seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang, dalam hal ini adalah
UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Menurut
pendapat dari H. Rochmat Soemitro memberikan pengertian tentang Perseroan
Terbatas (PT) sebagai berikut :

1) persekutuan (persetujuan antara dua orang atau lebih untuk menyerahkan atau
memusatkan sesuatu, barang, uang atau tenaga dengan maksud untuk
mengusahakan itu dan membagi keuntungan yang didapatnya)
2) Dengan modal peseroan yang tertentu yang terbati atas saham-saham.
3) Para pesero ikut serta dalam modal itu dengan mengambil satu saham atau
lebih.
4) Melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibawah nama yang sama, dengan
tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan.

Dalam ketentuan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas, PT. diberikan pengertian sebagai berikut : Perseroan
Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan perlaksanaannya. Dari definisi
12

tentang PT sebagaimana disampaikan di atas bahwa PT adalah merupakan badan


hukum. Sebagai badan hukum dalam PT ada pemisahan kekayaan antara milik
13

perusahaan dengan milik pribadi pengusaha. Sebagai badan hukum PT wajib


mendapatkan pengesahan dari pemerintah, dalam hal ini Menteri Kehakiman. Bentuk
usaha yang bukan badan hukum tidak memiliki kewajiban yang demikian. Bila
Perseroan Terbatas sudah menjadi badan hukum, maka keberadaan Perseroan
Terbatas (PT) dalam lalu lintas hukum diakui sebagai subyek hukum, artinya PT
dapat menuntut dan dituntut dimuka pengadilan (Persona Standi Injudicio).
Mengenai Perseroan Terbatas ini pada awalnya diatur dalam pasal 36 – 56 KUH
Dagang.

Contoh Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) yang ada di Indonesia yaitu antara lain:

1) PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

2) PT. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

3) PT. Pertamina

4) PT. Djarum

5) Indofood Surya Makmur

Pengaturan PT yang hanya dalam 20 pasal tersebut tentunya tidak dapat memenuhi
tuntutan atau menampung berbagai aspek PT yang sudah semakin berkembang
dengan pesat, terlebih-lebih bila dikaitkan pada era perdagangan bebas. Dengan latar
belakang seperti itu maka dikeluarkanlah UU.PT No. 1 Tahun 1995 untuk mengganti
ketentuan tentang PT sebagaimana termuat dalam KUHD tersebut. Selanjutnya
karena Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dipandang sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat, maka kemudian diganti
dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Untuk mendirikan PT harus melalui
beberapa tahapan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang PT
(UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007). Adapun tahapan dimaksud adalah sebagai
berikut :

1) Pembuatan Akta Pendirian PT.


2) Pengesahan dari Mentri kehakiman
13

3) Pendaftaran
4) Pengumuman

Bentuk-bentuk PT di antaranya adalah:

1) PT perseorangan yaitu PT yang saham-sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh


individu tertentu yang bertujuan untuk menghindari pengenaan pajak
penghasilan pribadi yang tinggi.
2) PT pribadi yaitu yang saham-sahamnya dimiliki oleh sekelompok kecil
pemegang saham atau manajemen untuk kepentingan sendiri.
14

3) PT tertutup yaitu PT yang dimiliki oleh beberapa orang dan sahamnya tidak
diperjualbelikan di pasar modal.
4) PT terbuka yaitu PT yang dimiliki oleh banyak orang dan sahamnya
diperjualbelikan di pasar modal.
5) PT domestik yaitu PT yang berbadan hukum di suatu negara dan melakukan
bisnis di wilayah negara tersebut.
6) PT asing yaituPT yang berbadan hukum di suatu negara tertentu dan
melakukan bisnis di negara lain.

Kelebihan dari PT yaitu

1) Memiliki sumber dana lebih besar. Kebutuhan dana mudah diperoleh melalui
penjualan saham perusahaan.
2) Kewajiban pemilik modal terbatas. Investor yang menanamkan modal pada
perseroan akan mendapatkan saham sebagai bukti kepemilikan. Dalam
perseoran terbatas, tanggung jawab pemegang saham hanya sebatas pada nilai
saham yang ditanamkan. Oleh karena itu apabila perseroan mengalami
kebangkrutan, kerugian pemilik tidak melibatkan harta pribadi sebagai
jaminannya.
3) Ukuran usaha lebih besar. Kekuatan permodalan yang dimiliki perseoran
terbatas lebih besar sehingga memungkinkan perusahaan berkembang lebih
pesat dengan membangun fasilitas produksi yang lebih lengkap, merekrut
tenaga ahli dan tenaga kerja yang banyak dan bahkan membeli perusahaan
lain.
4) Manajemen secara profesional. Pengelolaan perseroan tidak dilakukan oleh
pemilik secara langsung melainkan dikelola oleh para profesional yang
dibayar berdasarkan prestasi kerja.
5) Jangka waktu usaha yang lama. Kelangsungan hidup perseroan tidak
tergantung dari hidup mati pemilik karena pergantian pemilik tidak akan
mengganggu jalannya usaha.

Kelemahan dari PT yaitu:


15

1) Biaya pendirian mahal. Pendirian awal suatu PT harus mengikuti peraturan


yang berlaku misal terkait dengan izin usaha. Selain itu pendirian PT juga
memerlukan tanah, perawatan gedung dan fasilitas pendukung lainnya. Semua
itu tentu membutuhkan biaya yang cukup besar, yang jumlahnya dapat
mencapai miliaran rupiah.
2) Administrasi yang rumit. Semakin besar suatu PT maka semakin kompleks
pula permasalahan administrasi, pengelolaan manajerial, catatan keuangan
dan sebagainya
3) Dikenakannya pajak ganda. Laba yang diperoleh dari hasil usaha suatu PT
akan dikenakan pajak penghasilan. Selain itu ada pula bagian laba yang
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Apabila pemegang
saham berada pada kelompok pendapatan melebihi Pendapatan Tidak Kena
Pajak maka dividen yang diperoleh juga akan dikenai pajak.
4) Kemungkinan timbulnya konflik antara pemilik dan pengelola usaha bisnis.

2. Perusahaan Negara (Badan Usaha Milik Negara)

Selain bentuk-bentuk perusahaan sebagaimana telah dikemukakan di atas,


maka ada pula yang namanya bentuk usaha negara atau perusahaan negara atau yang
dikenal dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ketentuan pasal 33 UUD 1945
merupakan dasar hukum yang dijadikan landasan pemikiran keterlibatan Negara
dibidang ekonomi. Pola keterlibatan itu diwujudkan oleh pemerintah dengan
membentuk perusahaan negara atau dalam format selanjutnya disebut Badan Usaha
Milik Negara. Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik
Negara adalah sebagai berikut : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
16

Bila dilihat ketentuan pasal 1 angka 2 dan angka 4 Undang-Undang Nomor


19 Tahun 2003 dan 2 bentuk perusahaannegara (BUMN), yaitu BUMN yang
berbentuk Persero dan BUMN yang berbentuk Perum. Kedua bentuk BUMN tersebut
dapat kiranya diberikan penjelasan sebagai berikut:

1) Persero (Perusahaan Persero), yang selanjutnya disebut Persero adalah BUMN


yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham atau
seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
2) Perum (Perusahaan Umum), yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan. Perusahaan Negara adalah suatu subyek hukum yang
merupakan badan hukum (rechtspersoon). Didirikannya BUMN sebagai unit
ekonomi negara karena didorong oleh rasa tanggung jawab dan kewajiban
pemerintah untuk menumbuhkan dan mengembangkan sektor perekonomian
rakyat. Sebagai lokomotif baru dalam perekonomian nasional BUMN
diharapkan dapat berperan lebih aktif sesuai dengan misi dan tujuan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Disamping itu, dengan adanya BUMN
diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pemasukan keuntungan bagi
negara dalam memperkuat dan meningkatkan APBN.

3. Koperasi

Usaha Koperasi adalah badan hukum, sebagaimana juga ditegaskan dalam


Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun 1992) tentang Perkoperasian. Menurut pasal
1 angka 1 Koperasi diberikan pengertian sebagai berikut :

“Koperasi tidak bisa disamakan dengan jenis atau bentuk perusahaan/usaha lainnya
seperti Firma, CV, atau PT. Koperasi mempunyai karakter tersendiri bila
dibandingkan
17

dengan bentuk usaha lainnya. Koperasi mempunyai arti bekerjasama. Adanya


kerjasama dimaksud untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama anggota”.

Menurut Butterworths berpendapat ; “That currents of ideas and beliefs are


instruments of power”. Ide dan kepercayaan adalah instrumen dari kekuatan. Dari
definisi Koperasi sebagaimana tercantum dalam undang-undang koperasi, terdapat
koperasi yang para anggotanya terdiri dari orang seorang yang disebut Koperasi
Primer dan Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi yang disebut
Koperasi Sekunder (Pasal 1 angka 3 dan 4 UU No. 25 Tahun 1992). Untuk
mendirikan Koperasi Primer dibutuhkan sekurang-kurangnya 20 orang anggota, dan
untuk mendirikan Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya harus terdapat 3 buah
koperasi. Apabila persyaratan itu telah dipenuhi, maka dilanjutkan dengan pembuatan
akta pendirian yang didalamnya berisikan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
koperasi. Langkah-langkah pembuatan akta pendirian koperasi antara lain :

1) Dibentuk Tim sebagai perumus dan pendiri koperasi.


2) Tim pendiri memohon diadakan penyuluhan koperasi, kepada Kantor Dinas
koperasi Propinsi. Kab./Kota/ Provinsi.
3) Berdasarkan permohonan dari Tim pendiri, Dinas koperasi datang
mengadakan penyuluhan berkaitan dengan koperasi.
4) Calon Pengurus didiklat terlebih dahulu.
5) Tim membentuk Pengurus, dan Pengawas, yang akan melanjutkan dan
membuat konsep Akta pendiri yang memuat AD & ART.
6) Pengurus mengajukan Akta pendirian kedinas koperasi, perihal pengesahan
akta pendiri (rangkap 3).
7) Dinas koperasi meneruskan konsep akta pendiri tersebut ke Notaris (Notaris
yang telah diangkat dan bersertifikasi).
8) Notaris memperoses akta pendirian koperasi tersebut.
9) Notaris memanggil pengurus dan pengawas, berkaitan dengan pembuatan akta
pendiri koperasi, hingga akta tersebut selesai.
18

10) Dinas koperasi menerima akta dari notaris dan melanjutkan akta tersebut ke
Bupati/Walikota/Gubernur/Menteri untuk pengesahannya.
11) Sambil menunggu akta, Pengurus mengurus Ijin Usaha, TDP, NPWP dan
yang lainnya yang berkaitan dengan koperasiDinas Koperasi memanggil
pengurus koperasi, agar dapat menunjukkan Ijin-ijin seperti ijin usaha, TDP,
NPWP dll. Sesuai dengan persyaratannya, jika telah terpenuhi oleh pengurus
maka Pemerintah menyerahkan akta yang sah
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dirikan, bekerja, serta berkedudukan
dalam Wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh ke Untungan atau Laba
dan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu perusahaan yang tidak berbadan hukum dan
perusahaan yang berbadan hukum. Perusahaan yang tidak berbadan hukum yaitu
Persekutuan Perdata (Maatschap), Firma, CV, Perusahaan Perorangan. Sedangkan
perusahaan yang berbadan hukum yaitu PT, BUMN (PERUM,PERSERO), dan
Koperasi. Semua jenis-jenis perusahaan tersebut mempunya kelebihan dan
kekurangan maka dari ketika kita ingin memulai sebuah usaha kita harus mengetahui
jenis perusahaan apa yang kita inginkan, lalu kita harus memikirkan resikonya agar
kita dapat meminimalisir ketika terjadi sesuatu hal yang tidak inginkan.

3.2 Saran

Salah satu cara untuk memulai bisnis yaitu kita harus mengetahui jenis-jenis
perusahaan yang ada agar tidak terjadi kesalahan ketika akan memulai bisnis dan
setelah kita mengetahui jenis-jenis perusahaan tersebuta kita harus tau apa kelebihan
dan kekurangan dari jenis perusahaan tersebut agar kita dapat meminimalisir resiko
kerugian usaha yang akan kita jalani dan saya sebagai penulis mengharapkan kritikan
dan saran dari pembaca agar penulis makalah ini bisa lebih baik lagi di kemudian
hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Alteza,M(2011). Pengantar Bisnis. Yogyakata. Universitas Negeri


Yogyakarta.
2. http://erepo.unud.ac.id/16256/3/0890561081-3-BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai