Anda di halaman 1dari 20

BAB 4 PENGANTAR BISNIS

BAB IV

JENIS-JENIS PERUSAHAAN
Tujuan Instruksional

Setelah selesai mempelajari topik ini mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian perusahaan. Pengusaha, dan usaha.


2. Menjelaskan jenis-jenis perusahaan berdasarkan bidang usaha, teknis ekonomis, kepemilikan dan
bentuk hukumnya.
3. Menjelaskan bagaimana pendirian Perusahaan Perseorangan, Firma, Komanditer, dan Perseroan
Terbatas.
4. Membedakan setiap jenis perusahaan dilihat dari bentuk hukumnya.

Pokok Bahasan

1. Pengertian Perusahaan
2. Unsur-Unsur Perusahaan
3. Jenis-jenis Perusahaan
4. Perusahaan Perseorangan
5. Perusahaan Firma (Fa)
6. Perusahaan Komanditer (CV-Commanditaire Vennotschaap)
7. Perseroan Terbatas (P.T.)

A. Pengertian Perusahaan
Istilah atau kata perusahaan bukan lagi istilah yang asing untuk masyarakat Indonesia.
Perusahaaan atau istilah Inggrisnya enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut
pabrik atau bedriff (bahasa Belanda). Pengertian perusahaan disini maksudnya suatu lembaga yang
diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau
insentif keuntungan. Selain sebagai suatu lembaga, perusahaan juga merupakan suatu wadah yang
diorganisasikan, didirikan dan diterima dalam tata kehidupan masyarakat.

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian perusahaan menurut para ahli dan undang-undang
yang ada.

1. Molengraaff mengatakan bahwa perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan


secara terus-menerus, untuk memperoleh penghasilan, bertindak keluar, dengan cara
memperdagangkan, menyerahkan atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.
Pengertian perusahaan disini tidak mempersoalkan tentang perusahaan sebagai badan usaha,
namun justru perusahaan sebagai perbuatan, jadi terkesan hanya meliputi kegiatan usaha.

2. Polak mengatakan pengertian perusahaan dari sudut komersil artinya baru dikatakan perusahaan
apabila diperlukan perhitungan laba rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan.

1
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

Yang dimaksud dengan Laba adalah tujuan utama dari setiap perusahaan, jika tidak demikian
berarti bukan perusahaan dan tidak mempersoalkan perusahaan sebagai badan usaha.

3. Menurut UU RI No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan pasal 1 ayat b, c, dan d
adalah sebagai berikut:

b. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang dan yang
didirikan, bekerja serta bersifat tetap dan terus menerus berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba;

c. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan sesuatu jenis perusahaan;

d. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian,
yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba;

Dengan demikian pengertian perusahaan seperti yang diungkapkan di atas menurut undang-
undang meliputi bentuk usaha (company) dan sekaligus juga sebagai jenis usaha (business).

Dari pengertian di atas dapat juga disimpulkan bahwa, pengertian perusahaan adalah badan usaha
yang menjalankan kegiatan di dalam bidang perekonomian (keuangan, industri dan perdagangan), yang
dilakukan secara terus-menerus atau teratur, dengan terang-terangan dan dengan tujuan memperoleh
keuntungan (profit).

Keberadaan perusahaan di Indonesia ada yang terdaftar di pemerintah ada yang tidak terdaftar.
Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah disebut mempunyai badan usaha untuk perusahaannya.
Badan usaha menunjukkan status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana
Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

B. Unsur-Unsur Perusahaan
Perusahaan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

1. Badan usaha
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
3. Terus menerus
4. Bersifat tetap
5. Terang-terangan
6. Keuntungan dan atau laba
7. Pembukuan

2
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

C. Jenis-jenis Perusahaan
Perusahaan dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis yang terdiri dari:

1. Berdasarkan bidang usahanya.


2. Berdasrkan teknis ekonomisnya
3. Berdasrkan kepemilikannya
4. Berdasarkan bentuk Hukumnya

Dibawah ini akan dijelaskan setiap jenis perusahaan berdasarkan penggolongannya.

1. Jenis perusahaan berdasarkan bidang usaha:

a. Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengambilan kekayaan alam

b. Perusahaan agraris adalah perusahaan yang bekerja dengan cara mengolah lahan/ladang

c. Perusahaan industri adalah perusahaan yang menghasilkan barang mentah dan setengah jadi menjadi
barang jadi atau meningkatkan nilai gunanya

d. Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang bergerak dalam hal perdagangan

e. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

2. Jenis Perusahaan berdasarkan teknis ekonomis atau proses produksinya.

a. Perusahaan Analytical yaitu perusahaan yang mengurai bahan mentah dengan mengambil unsur-
unsurnya menjadi barang jadi. Contoh: Pabrik Kelapa Sawit mengurai kelapa sawit dengan mengambil
unsur minyaknya.

b. Perusahaan Synthetical yaitu perusahaan yang mempersatukan beberapa unsur untuk dijadikan menjadi
barang jadi. Contoh: Perusahaan yang menghasilkan obat-obatan.

c. Perusahaan Pabrication yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dengan mempersatukan


komponen-komponen. Contoh: perusahaan elektronik.

d. Perusahaan Integration yaitu perusahaan yang menghasilkan barang jadi dengan menggunakan
beberapa jenis proses produksinya. Contoh: setelah diurai dengan mengambil beberapa unsur-unsur dari
berbagai bahan mentah yang ada kemudian disatukan lagi unsur-unsur tersebut menjadi barang jadi.

e. Perusahaan Construction yaitu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi. Contoh: pembangunan
gedung, jalan, jembatan dan lainnya.

3
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

3. Jenis perusahaan berdasarkan kepemilikan

Berdasarkan kepemilikanya perusahaan yang ada di Indonesia ini dapat digolongkan menjadi 3 yang
terdiri dari:

a. Perusahaan Milik Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan yang didirikan
oleh pemerintah dan modalnya dimiliki seluruhnya atau sebagian besar oleh negara. Perusahaan negara
dapat berupa Perusahaan Umum atau berupa Perseroan Terbatas (Persero)

b. Perusahaan swasta nasional adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali swasta tanpa keterlibatan
modal negara. Jadi perusahaan ini murni dimiliki swasta yang dapat dimilliki perorangan, beberapa orang,
dan juga banyak orang. Dapat berupa perusahaan perseorangan, perusahaan patnership, Perseroan
Terbatas (P.T)

c. Perusahaan swasta asing atau perusahaan multinasional adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali
oleh sekelompok orang dari luar perusahaan yang disebut juga dengan PMA. Bentuk yuridisnya harus
berbentuk Perseroan Terbatas.

4. Jenis perusahaan berdasrkan bentuk hukumnya

Berdasarkan bentuk hukumnya perusahaan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Perusahaan Badan Hukum yaitu perusahaan yang dapat dimiliki oleh swasta maupun negara, dapat
berupa perusahaan persekutuan. Jenis perusahaan ini didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang
pengusaha baik swasta maupun negara yang memenuhi syarat-syarat sebagai badan hukum. Suatu
perusahaan badan hukum apabila kekakayaan pemilik perusahaan terpisah dari kekekayaan perusahaan.
Jenis perusahaan ini dapat menjalankan usaha di semua bidang perusahaan.

b. Perusahaan Bukan badan Hukum yaitu perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh
perseorangan, beberapa orang secara kerja sama. Suatu perusahaan disebut bukan badan hukum apabila
harta pemilik perusahaan tidak terpisah dengan harta perusahaan. Jenis perusahaan ini dapat menjalankan
usaha di semua bidang perusahaan.

5. Jenis perusahaan berdasarkan bentuk yuridisnya.

Berdasarkan bentuk yuridisnya perusahaan terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Perusahaan Perseorangan
b. Perusahaan Firma
c. Perusahaan Komanditer
d. Perseroan Terbatas
e. Koperasi
Selanjutnya jenis perusahaa ini akan dijelaskan satu persatu.

4
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

D. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik
perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila
bisnis mengalami kerugian, pemilik lah menanggung yang harus seluruh kerugian itu.

Suatu bentuk perusahaan yang dimiliki oleh/dioperasikan oleh satu orang.

Kebaikan

1. Prosedur pendirian sederhana dan mudah


2. Terdapat pemusatan pengawasan
3. Pemilik menerima semua keuntungan
4. Pengelolaannya flkesibel
5. Rahasia perusahaan terjamin
6. Mudah mengadakan perubahan
7. Mengambil keputusan cepat

Kelemahan

1. Sulit mendapatkan modal


2. Kemampuan bergerak terbatas
3. Tanggungjawab tidak terbatas
4. Ada ketidakstabilan

Bentuk perusahaan perseorangan secara resmi tidak ada, tetapi dalam masyarakat perdagangan bentuk
perusahaan perseorangan diterima masyarakat. Dalam praktik, sebagian perusahaan persorangan
pendiriannya menggunakan akta otentik. Beberapa karakteristik dari Perusahaan Perseorangan adalah

Perusahaan perseorangan termasuk perusahaan yang wajib didaftarkan ke Kantor Pendaftaran


Perusahaan, kecuali (pasal6 UU WDP):

1. Diurus, dijalankan, atau dikelola pribadi pemiliknya dengan hanya mempekerjakan anggota keluarga.

2. Tidak wajib memiliki izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang diterbitkan
instansi yang berwenang.

3. Benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafkah sehari-hari pemiliknya.

4. Bukan merupakan badan hukum atau persekutuan.

Contoh perusahaan perorangan adalah usaha kecil atau UKM (Usaha Kecil Menengah) seperti bengkel,
binatu (laundry), salon kecantikan, rumah makan, persewaan komputer dan internet, toko kelontong,
tukang bakso keliling, dan pedagang asongan.

5
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

E. Perusahaan Firma (Fa)


Pengertian Firma

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah


persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.
Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan untuk menjalankan
suatu perusahaan di bawah nama bersama. Dasar hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16 sampai
dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait. Seperti halnya persekutuan yang lain, firma
juga memiliki sifat atau ciri-ciri. Adapun sifat atau ciri-ciri firma antara lain:

1. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar maupun kecil.

2. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu lokasi, atau perusahaan besar yang
mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi

3. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma untuk tujuan usahanya

4. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah satu sekutu mengundurkan diri atau
meninggal.

5. Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya.

6. Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma tidak lagi dimiliki secara terpisah oleh
masing-masing sekutu.

7. Masing-masing sekutu berhak memperoleh pembagian laba persekutuan firma.

Pendirian Firma

Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik.
Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan kemudian akta pendirian
tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai
berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah terbatas pada suatu
cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus itu.

3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.

6
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk
menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu. Pada umumnya Persekutuan Firma disebut juga
sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum karena firma telah memenuhi syarat/unsur materiil
namun syarat unsur formalnya berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan
perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan
persekutuan yang berbadan hukum.

Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu komplementer atau
Firmant. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk keseluruhan. Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa
dalam anggaran dasar harus ditegaskan apakah di antara para sekutu ada yang tidak diperkenankan
bertindak keluar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Meskipun sekutu kerja
tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum
dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.

Kebaikan

1. Kemampuan mendapatkan modal lebih besar


2. Keputusan yang diambil lebih baik
3. Dapat dilakukan pembagian kerja sesuai dengan keahlian masing-masing
4. Perhatian sekutu terhadap firma cukup besar

Kelemahan

1. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas


2. Kontnuitas perusahaan tidak terjamin
3. Kemungkinan terjadi perselisihan

F. Perusahaan Komanditer (CV-Commanditaire Vennotschaap)


Pengertian

CV adalah merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang
mempercayakan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan
bertindak sebagai pemimpin.

Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu:

1. Sekutu komplementer (complementary partner). Sekutu komplementer adalah sekutu aktif yang
menjadi pengurus persekutuan.

2. Sekutu komanditer (silent partner). sekutu komanditer adalah sekutu pasif yang tidak ikut mengurus
persekutuan.
7
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer (Pasal 19 KUH Dagang).
salah satu atau beberapa anggota bertangungjawab secara tidak terbatas dan anggota lain bertanggung
jawab secara terbatas terhadap utang.

Pendirian CV

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun pengumumannya,
sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau sepakat para
pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di Indonesia untuk mendirikan persekutuan
komanditer dengan dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. Dengan kata lain
prosedur pendiriannya sama dengan prosedur mendirikan persekutuan firma.

Jenis-jenis CV

1. Persekutuan komanditer murni. Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama.
Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah
sekutu komanditer.

2. Persekutuan komanditer campuran, ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma
membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu
lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.

3. Persekutuan komanditer bersaham. Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang
tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil
satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya
modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal
yang telah disetorkan

Kebaikan

1. Lebih banyak modal yang dikumpulkan

2. Kemampuan untuk memperoleh modal relatif mudah

Kelemahan

1. Kelangsungan hidup perusahaan tidak tentu

2. Tanggung jawab tidak terbatas (sekutu komplementer)

3. Sulit menarik dana yang disetor sekutu komplementer.

8
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

G. Perseroan Terbatas (P.T.)


Pengertian

Undang-undang R.I. No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 ay. 1.

Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya.

Pendirian

Menurut UURI No. 40 Tahun 2007 Psl 7 ay (1) Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan
akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

Pasal 8

(1) Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian Perseroan.

(2) Keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri
perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal
keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan;

b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota
Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat;

c. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai
nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor.

(3) Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa.

Organ Perseroan Terbatas

1. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar.

2. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

9
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

3. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

Jenis-jenis Saham

Saham ialah surat tanda ikut serta di dalam pemilikan perusahaan atau surat tanda bukti pemilikan
perusahaan.

Jenis Saham dapat dikeluarkan atas tunjuk dan atas nama.

1. Saham atas tunjuk adalah saham apabila dalam saham tidak ditulis nama pemegang saham.

2. Saham atas nama adalah saham apabila dalam saham ditulis nama pemegang saham

Jenis saham bedasarkan hak yang dimiliki:

1. Saham biasa 3. Saham preferen kumulatif

2. Saham preferen 4. Saham bonus

Hak dari Saham

10
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

Modal Perseroan Terbatas

Modal Perseroan Terbatas dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Modal Dasar (Authorized Capital) yaitu modal yang tercantum dalam anggaran dasar perseroan.

2. Modal Ditempatkan (Subscribed Capital) yaitu modal yang sudah diakui oleh pemiliknya.

3. Modal Disetor (Paid in Capital) yaitu modal yang sudah disetor oleh pemiliknya.

Pasal 32

(1) Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(2) Undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal
Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.

Pasal 33

(1) Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
harus ditempatkan dan disetor penuh.

H. Koperasi
Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperation. Sedangkan cooperation berasal dari dua
kata yaitu co artinya bersama dan operation artinya usaha, jadi koperasi mengandung arti usaha bersama.

Menurut UU RI No 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian Psl 1 ay 1:

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
Koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi.

Tujuan Koperasi
11
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasionaldalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi memiliki prinsip yang tercantum pada pasal 6 UU No. 17 Tahun 2012, antara lain:

Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang meliputi:

1. keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;

2. pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;

3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;

4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen

5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan
karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan
Koperasi;

6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama
melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan bekerja untuk
pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh
Anggota.

Jenis-jenis Koperasi

Jenis koperasi berdasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Koperasi ProdusenKoperasi yang anggotanya terdiri atas para produsen.

2. Koperasi Konsumen. Koperasi yang anggotanya terdiri dari para konsumen.

3. Koperasi Jasa. Koperasi yang khusus melakukan kegiatan usaha memberi jasa kepada anggota dan
masyarakat.

4. Koperasi Simpan Pinjam/Kredit. Koperasi yang kegiatan usahanya memberikan pinjaman kepada
anggota dengan bunga ringan.

5. Koperasi Serba Usaha. Koperasi yang mengelola bermacam-macam kegiatan usaha.

Keanggotaan Koperasi

Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan
tindakan hukum.

Anggota koperasi memiliki kewajiban antara lain:

12
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

1. Mematuhi AD/ART

2. Partisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi

3. Mengembangkan kebenaran berdasarkan atas azaz-azaz kekeluargaan

Anggota koperasi juga memiliki hak antara lain:

1. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas

2. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar

3. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.

Organ Koperasi

Perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Rapat anggota
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota memiliki wewenang antara
lain:

1. Menetapkan anggaran dasar


2. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha
3. Menetapkan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.

Tugas-tugas pengurus:

1. Mengelola koperasi dan usahanya


2. Menyelenggarakan rapat anggota
3. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Pengawas dipilih dari dan oleh koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan
diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar.

Tugas-tugas pengawas:

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi


2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan

Wewenang pengawas:

1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi


2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan

Modal Koperasi

Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman,

Modal sendiri berasal dari:

13
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

1. Simpanan pokok 4. Dana cadangan

2. Simpanan wajib 5. Hibah

3. Simpanan sukarela

Modal pinjaman berasal dari:

1. Pinjaman dari anggota koperasi itu sendiri

2. Pinjaman dari bank

3. Pinjaman dari anggota koperasi lain

Sisa Hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku yang
bersangkutan. dikurangi dengan biaya, modal termasuk pajak dalam tahun buku SHU dibagikan secara
adil kepada anggota tergantung pada jasa yang telah mereka berikan kepada koperasi.

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, modal termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU dibagikan
secara adil kepada anggota tergantung pada jasa yang telah mereka berikan kepada koperasi.

G. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Pengertian

Badan usaha milik negara (disingkat BUMN) atau perusahaan milik negara merujuk kepada
perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. Di Indonesia, definisi BUMN
menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang
atau jasa bagi masyarakat.

Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN,
yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN.

BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.

Jenis-jenis BUMN
14
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

1. Perusahaan Perseroan (PT)

Perusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas nama
negara) yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Ciri-ciri persero adalah sebagai berikut:

a. Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden


b. Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang- undangan
c. Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
d. Modalnya berbentuk saham
e. Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan
f. Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris
g. Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
h. Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian,
maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
i. RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan
j. Dipimpin oleh direksi
k. Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan
1. Tidak mendapat fasilitas negara
m. Tujuan utama memperoleh keuntungan
n. Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
o. Pegawainya berstatus pegawai swasta.
Fungsi RUPS Dalam Persero

Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada dalam
perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero
adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik di dalam maupun diluar pengadilan.
Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan oleh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang bertugas
dalam pengawasan kinerja persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.

Pada beberapa persero, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada yang
kepemilikannya dengan membuat persero tersebut menjadi perusahaan terbuka sahamnya bisa dimiliki
oleh publik. Contohnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah penjualan
sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas. Persero yang
diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Persero yang tidak
bisa diubah ialah:

a. Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN


b. Persero yang bergerak di bidang hankam negara
c. Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat
d. Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara tegas dilarang diprivatisasi oleh UU

2. Perusahaan Umum (Perum)

15
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

Perusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Ciri-ciri perum:

a. Melayani kepentingan masyarakat umum.


b. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
c. Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan uinum
(PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
d. Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
e. Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
f. Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.
g. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
h. Dapat menghimpun dana dari pihak.

3. Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari
negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-satunya perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya
modal perjan ditetapkan melalui APBN.

Ciri-ciri perjan antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat


b. Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
c. Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau direktur jenderal
departemen yang bersangkutan
d. Status karyawannya adalan pegawai negeri.

4. Badan Usaha Milik Daerah

Ciri-ciri badan usaha milik daerah (BUMD) adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha


b. Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
c. Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
d. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
e. Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
f. Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
g. Sebagai sumber pemasukan negara
h. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa bank maupun nonbank
i. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan

Tujuan Didirikan BUMD


16
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

a. Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara


b. Mengejar dan mencari keuntungan
c. Pemenuhan hajat hidup orang banyak
d. Perintis kegiatan-kegiatan usaha
e. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.

17
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

18
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

19
BAB 4 PENGANTAR BISNIS

20

Anda mungkin juga menyukai