Anda di halaman 1dari 50

Jenis-Jenis Perusahaan

Berdasarkan Bentuk

dan Kegiatannya
Daftar Isi

 Pengertian Perusahaan
 Unsur-Unsur Pembentuk Perusahaan
 Jenis-Jenis Perusahaan Berdasarkan Bentuk Badan Usaha

o Perseroan Terbatas (PT)

o Persekutuan Komanditer (CV)


o Persekutuan Firma
 5 Jenis-Jenis Perusahaan Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan

o Perusahaan Manufaktur atau Industri

o Perusahaan Jasa
o Perusahaan Dagang
o Perusahaan Agraris
o Perusahaan Ekstraktif
Pengertian Perusahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi perusahaan, yaitu kegiatan yang
diselenggarakan dengan cara teratur atau dengan peralatan, dengan tujuan untuk mencari
keuntungan. Perusahaan merupakan tempat di mana terjadi kegiatan produksi barang atau jasa
untuk kemudian dijual ke masyarakat. Tujuan perusahaan adalah untuk memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya alam, guna memproduksi suatu barang atau jasa, agar dapat
menciptakan keuntungan sebanyak-banyaknya. Perusahaan akan memproduksi barang atau jasa
yang mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat atau mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Perusahaan juga didefinisikan sebagai suatu organisasi yang berbadan hukum, yang mengadakan
usaha atau transaksi. Menurut buku Hukum Perusahaan yang ditulis oleh Handri Raharjo, pada
awalnya istilah perusahaan disebut sebagai pedagang. Namun, seiring dengan penghapusan Pasal
2 hingga Pasal 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, istilah pedagang turut dihapus dan
digantikan dengan perusahaan.

Selain berfungsi untuk memberikan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat di dalamnya,
perusahaan juga berfungsi untuk menjadi penggerak perekonomian suatu negara. Pasalnya,
perusahaan akan memanfaatkan tenaga kerja untuk memproduksi suatu barang atau jasa supaya
bisa dijual ke masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997, perusahaan
didefinisikan sebagai setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara terus-menerus dan
tetap dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, baik itu yang diselenggarakan oleh
perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang
didirikan dan berada di wilayah Indonesia.

Selain itu, berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, perusahaan
diartikan sebagai sebuah badan usaha yang didirikan dan beroperasi di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), yang bertujuan menghasilkan keuntungan. Dari kedua pengertian
menurut undang-undang di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan badan hukum
yang dibentuk oleh sejumlah orang untuk menjalankan sebuah bisnis komersial atau bisnis
industri. Sebuah perusahaan bisa diatur dengan berbagai cara untuk memenuhi tujuan pajak dan
kewajiban keuangan. Hal ini bergantung pada hukum perusahaan dalam yurisdiksinya.

Lini bisnis perusahaan biasanya akan menentukan struktur bisnis yang dipilihnya seperti
kepemilikan, kemitraan, atau korporasi. Struktur ini juga menunjukkan struktur kepemilikan
perusahaan. Lini bisnis perusahaan juga dapat dibedakan antara perusahaan publik dan
perusahaan swasta. Kedua perusahaan tersebut mempunyai perbedaan dalam peraturan, struktur
kepemilikan,, dan persyaratan pelaporan keuangan.

Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada juga yang tidak terdaftar. Untuk
perusahaan yang terdaftar di pemerintah, perusahaan itu akan memiliki badan usaha untuk
perusahaannya. Setiap badan usaha mempunyai pengertian yang berbeda pula. Badan usaha ini
berdiri sesuai dengan jenis-jenis usahanya.
Unsur-Unsur Pembentuk Perusahaan

Berdasarkan pengertian perusahaan yang telah dijelaskan di atas, suatu organisasi dapat disebut
sebagai perusahaan jika memenuhi berbagai unsur, yaitu:

1. Terdapat bentuk usaha yang jelas; diketahui secara jelas siapa pemilik perusahaan itu,
perusahaan berbadan hukum atau tidak.
2. Memiliki tujuan untuk mencari keuntungan atau laba.
3. Menjalankan kegiatan produksi yang dilakukan terus-menerus dan bersifat tetap.
4. Segala kegiatan dilakukan secara terang-terangan.

Dalam mendirikan sebuah perusahaan terdapat 2 unsur pokok yang sangat penting, yang menjadi
sebuah pondasi berdirinya sebuah perusahaan. Unsur pertama adalah bentuk usaha. Perusahaan
perlu terlebih dahulu menentukan bentuk usaha yang akan dibuat, apakah bentuk usahanya
adalah perorangan, PT, UKM, atau CV. Bentuk usaha ini dapat berubah seiring dengan
perkembangan dari perusahan itu.

Unsur kedua adalah jenis usaha. Jenis usaha ini sifatnya lebih beragam. Perusahaan dapat secara
bebas menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankannya. Contohnya perusahaan akan
bergerak di bidang kuliner, kesehatan, perkebunan, atau lain sebagainya. Jenis-jenis perusahaan
dapat dikategorikan sesuai dengan industri yang dijalankan dan bentuk badan hukumnya. Jenis-
jenis perusahaan juga dapat dibedakan berdasarkan kepemilikan modal atau berdasarkan
besarnya modal usaha. Setiap badan usaha mempunyai pengertian yang berbeda pula. Badan
usaha ini berdiri sesuai dengan jenis usaha masing-masing.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai macam badan usaha yang diakui
negara. Di bawah ini akan dijelaskan berbagai jenis perusahaan berdasarkan bentuk badan usaha
dan jenis perusahaan berdasarkan kegiatan yang dilakukannya.
Jenis-Jenis Perusahaan Berdasarkan Bentuk Badan Usaha

Di Indonesia, perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada juga yang tidak terdaftar.
Bagi perusahaan yang terdaftar, maka perusahaan itu akan memiliki badan usaha untuk
perusahaannya. Melansir dari buku Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo, jenis-jenis
perusahaan di Indonesia yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.

Perseroan Terbatas (PT)

Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan hukum yang mana
modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap pemiliknya memiliki bagian dari
banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh masing-masing investor.

Lembar saham yang menjadi modal pembentukan Perseroan Terbatas bisa diperjualbelikan
sehingga akan ada perubahan status kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan
perusahaan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian PT adalah suatu bentuk badan usaha yang
melakukan kegiatan perkumpulan modal atau saham dengan kemampuan mengatur saham yang
baik, yang mana para pemilik saham di dalamnya memiliki tanggung jawab sesuai dengan
banyaknya saham yang dimiliki

Biasanya, perusahaan terbatas atau PT ini dibentuk oleh minimal dua orang atau lebih dengan
melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris yang nantinya akan dibuatkan akta perusahaan.
Lalu, akta tersebut harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM agar nantinya perusahaan
tersebut resmi menjadi suatu badan usaha Perseroan Terbatas atau PT.
Ciri-Ciri Perseroan Terbatas

Secara umum, ciri-ciri PT adalah sebagai berikut:

 PT didirikan untuk mencari keuntungan


 PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi
 Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi
 Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara
 RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan tertinggi
perusahaan PT
 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak modal
saham yang ditanamkan
 Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
 Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT

Jenis-jenis Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas Terbuka

Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT yang sudah go-public
atau Initial Public Offering (IPO) karena penyetoran modal didalamnya bersifat terbuka untuk
para masyarakat. Jenis PT ini akan menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal.

Beberapa contoh perusahaan PT TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia Tbk., PT Bank Bank
Central Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk., dll.

PT Tertutup

Berbanding terbalik dengan PT TBK, pengertian PT tertutup adalah jenis PT yang tidak
melakukan aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang didapat dari jenis PT
ini bisa dari kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat, keluarga, kerabat, dll.

Beberapa contoh perusahaan PT tertutup adalah Salim Group, Bakrie Group, Sinar Mas Group,
Lippo Group, dll.
PT Kosong

Pengertian PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi
belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan perusahaan. Beberapa contoh dari
perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air,
PT Semen Kupang, PT Bayur Air, dll.

PT Domestik

Pengertian PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional
perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di dalam negeri.

PT Perseorangan

Pengertian PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan dimiliki
oleh satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai direktur perusahaan.
Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal, dimana dia akan menguasai seluruh wewenang
direktur dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

PT Asing

Pengertian PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan
mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut.

Tapi, jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka perusahaan
atau para investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan perusahaan sesuai dengan
undang-undang yang berlaku di dalam negeri.
Modal Perseroan Terbatas

Modal Dasar

Modal dasar adalah modal perusahaan PT yang sudah ditentukan dengan seberapa besar
perusahaan tersebut. Nantinya, modal ini akan menentukan skala perusahaan PT, apakah PT
dengan skala kecil, sedang atau besar.

Modal yang Ditempatkan

Biasanya, badan usaha terbentuk dari beberapa pihak, yang mana setiap pihak tersebut akan
menanamkan modalnya untuk mendirikan perusahaan. Jadi, jenis modal ini akan mengacu pada
jumlah modal yang diberikan oleh para pemegang saham perusahaan.

Berdasarkan Pasal 33 tentang Undang-Undang Perseroan Terbatas, total jumlah modal yang
harus ditempatkan adalah minimal 25% dari modal dasar perusahaan.

Modal yang Disetorkan

Modal ini adalah sumber keuangan perusahaan PT yang disetorkan oleh para pemilik saham.
Jenis modal ini diklaim sebagai sumber dana yang sangat nyata.

Seluruh total modal yang harus disetorkan oleh para pemegang saham minimal harus 25% dari
modal dasar. Artinya, jumlah modal yang disetorkan nanti harus sama dengan modal yang
ditempatkan oleh para pemilik perusahaan.
Kelebihan dan Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

Kelebihan Perseroan Terbatas

Seperti yang sudah kita bahas bersama bahwa perusahaan PT adalah perusahaan yang sudah
mengantongi badan hukum, sehingga kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan terjamin
walaupun ada pergantian milik perusahaan. Selain itu, para pemilik saham juga hanya
bertanggung jawab dengan modal yang ditanamkannya saja.

Pemindahan kepemilikan saham dalam perusahaan PT juga bisa dilakukan secara mudah. Setiap
perusahaan PT juga bisa mengembangkan usahanya dengan mudah karena sudah mendapatkan
suntikan modal. Ditambah lagi, seluruh sumber modal PT juga akan dikelola oleh para ahli
sehingga akan lebih efektif dan efisien.

Kekurangan Perseroan Terbatas

Kekurangan dari mendirikan perusahaan PT adalah Anda harus mengeluarkan biaya yang
lumayan besar. Prosesnya pun cenderung lebih rumit dan sulit jika dibandingkan dengan
pembentukan badan usaha lainnya.

Selain itu, beberapa pemegang saham juga banyak yang menganggap bahwa perusahaan PT
sering merahasiakan keuntungan yang didapatnya. Terlebih lagi, perusahaan PT juga akan
dikenakan pajak karena PT adalah salah satu sumber subjek pajak negara.
Unsur-unsur Perusahaan PT Sebagai Badan Hukum

Organisasi yang Teratur

Sebagai suatu bentuk organisasi yang teratur, maka dalam perusahaan PT juga harus memiliki
organisasi perseroan yang didalamnya terdapat Rapat umum pemegang saham (RUPS), Direksi,
dan Komisaris. Struktur ini tercantum dalam pasal 1 ayat 2 dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas.

Ketiga komponen ini nantinya yang akan menggerakan perusahaan PT. untuk itu, konsep
organisasi ini harus bisa dilakukan dengan baik.

Kekayaan Tersendiri

Perusahaan PT memiliki bentuk kekayaan sendiri berupa modal dasar. Hal ini seperti yang
tercantum dalam Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas, yang mana modal dasar
ini terdiri dari semua nilai nominal dan kekayaan dalam bentuk lain berupa benda yang bisa
bergerak ataupun diam.

Kekayaan tersendiri ini nantinya akan menghasilkan konsekuensi yuridis untuk PT yang erat
kaitannya dengan tanggung jawab nya sebagai debitur atau pihak ketiga, yaitu hanya sebatas
kekayaan yang dikantongi oleh perusahaan.

Melakukan Hubungan Hukum Sendiri

Sebagai salah satu bentuk badan hukum, maka status perusahaan PT akan menjadi jelas di mata
hukum. Hal ini dikarenakan mereka tergolong subjek hukum. Untuk itu, perusahaan juga berhak
dan memiliki wewenang untuk melakukan hubungan hukum atau perbuatan hukum dengan pihak
kedua atau pihak ketiga yang diwakilkan oleh direksi.

Ketentuan ini seperti yang sudah tercantum dalam Pasal 14 Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Memiliki Tujuan Sendiri

Sebagai salah satu bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan operasional usaha, maka
perusahaan PT harus memiliki tujuannya sendiri.

Struktur Organisasi Perusahaan PT

Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dapat berbeda-beda,
tergantung pada ukuran, jenis industri, dan kebutuhan khusus perusahaan. Namun, secara umum,
berikut adalah komponen umum yang sering ditemukan dalam struktur organisasi perusahaan
PT:

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ pengawas perusahaan yang bertanggung jawab untuk
memberikan arahan dan pengawasan terhadap kebijakan strategis, kinerja manajemen, dan tata
kelola perusahaan. Dewan Komisaris biasanya terdiri dari individu-individu yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan di berbagai bidang.

Direksi

Direksi adalah organ pelaksana eksekutif yang bertanggung jawab untuk menjalankan
operasional sehari-hari perusahaan dan menerapkan kebijakan yang telah disepakati oleh Dewan
Komisaris. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama (CEO) dan terdiri dari berbagai Direktur
fungsional yang mengawasi departemen-departemen penting seperti keuangan, pemasaran,
produksi, sumber daya manusia, dan lain-lain.

Departemen Fungsional

Departemen fungsional adalah unit kerja yang memiliki tanggung jawab spesifik terkait dengan
berbagai aspek operasional perusahaan. Beberapa departemen umum yang mungkin ada dalam
struktur organisasi PT adalah sebagai berikut:
 Keuangan dan Akuntansi: Mengelola aspek keuangan, perencanaan anggaran, pelaporan
keuangan, dan manajemen risiko.
 Pemasaran dan Penjualan: Bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi pemasaran,
branding, dan menjalin hubungan dengan pelanggan.
 Produksi/Operasi: Mengelola proses produksi atau operasional, menjaga kualitas produk atau
layanan, serta efisiensi operasional.
 Sumber Daya Manusia: Mengelola rekrutmen, pelatihan, pengembangan karyawan, serta
administrasi terkait ketenagakerjaan.
 Teknologi Informasi: Mengelola sistem teknologi informasi, infrastruktur IT, dan keamanan
data.
 Penelitian dan Pengembangan: Melakukan riset dan pengembangan produk atau layanan baru.
 Hukum dan Kepatuhan: Menangani aspek hukum perusahaan, kontrak, serta memastikan
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Unit Kerja atau Tim

Unit kerja atau tim adalah kelompok yang lebih kecil dari departemen fungsional yang memiliki
fokus khusus pada proyek atau tugas tertentu. Setiap tim memiliki pemimpin atau manajer yang
bertanggung jawab atas koordinasi dan pencapaian tujuan tim.

Staf Pendukung

Staf pendukung ini mencakup berbagai fungsim seperti administrasi, keamanan, perawatan
fasilitas, dan pelayanan umum yang mendukung operasional perusahaan secara keseluruhan.

Karyawan

Karyawan adalah individu-individu yang bekerja dalam berbagai posisi dan tingkatan dalam
perusahaan, termasuk staf operasional, administratif, dan manajerial.

Struktur organisasi PT dapat berbentuk hirarkis atau mungkin lebih datar, tergantung pada
pendekatan manajemen yang diadopsi oleh perusahaan.
Dampak Makroekonomi yang Dihasilkan Oleh Perusahaan PT

Menciptakan Lapangan Kerja

PT merupakan penyedia lapangan kerja yang penting dalam perekonomian. Dengan


mempekerjakan karyawan dalam berbagai bidang, perusahaan PT berkontribusi dalam
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Meningkatkan Pendapatan Nasional

Aktivitas operasional dari perusahaan PT, termasuk penjualan produk atau layanan,
menghasilkan pendapatan yang akan meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.
Pendapatan ini dapat dikenai pajak dan memberikan kontribusi kepada pemerintah untuk
membiayai berbagai program dan proyek pembangunan.

Investasi dan Pengembangan

Perusahaan PT seringkali melakukan investasi dalam bentuk modal fisik, teknologi, dan inovasi.
Hal ini dapat memacu pertumbuhan sektor-sektor ekonomi terkait, serta memicu peningkatan
produktivitas dan daya saing.

Kontribusi Pajak dan Penerimaan Negara

Melalui pajak perusahaan, seperti pajak penghasilan dan pajak lainnya, perusahaan PT
memberikan kontribusi penting kepada penerimaan negara. Penerimaan ini kemudian dapat
digunakan untuk mendukung program pembangunan, layanan publik, dan investasi infrastruktur.

Ekspor dan Impor

Perusahaan PT yang terlibat dalam perdagangan internasional berkontribusi pada neraca


perdagangan negara. Ekspor produk dan jasa mereka dapat membantu meningkatkan pendapatan
devisa negara, sementara impor yang dilakukan oleh perusahaan PT memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur

Dalam banyak kasus, perusahaan PT dapat menjadi katalisator untuk pengembangan wilayah
tempat mereka beroperasi. Mereka seringkali berkontribusi dalam membangun infrastruktur,
fasilitas umum, serta mendorong pertumbuhan sektor terkait seperti pariwisata dan transportasi.

Transfer Teknologi dan Pengetahuan

Perusahaan PT yang memiliki akses ke teknologi canggih dan pengetahuan industri dapat
memberikan kontribusi dalam peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia di
negara tersebut. Hal ini akan mampu meningkatkan inovasi dan daya saing nasional.

Stabilitas Sosial

Dengan memberikan pekerjaan dan sumber pendapatan kepada masyarakat, perusahaan PT dapat
berperan dalam menjaga stabilitas sosial dan mengurangi kemiskinan.

Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi

Melalui praktik manajemen yang baik dan penggunaan teknologi yang modern, perusahaan PT
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam sektor-sektor tertentu, yang pada akhirnya
nanti akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka memaksimalkan dampak positif dan mengelola dampak negatif, penting bagi
pemerintah dan perusahaan PT untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan bisnis yang
sehat dan berkelanjutan.

Hal tersebut harus melibatkan pematuhan hukum dan regulasi, tanggung jawab sosial
perusahaan, serta kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Peraturan Terkait Perusahaan PT di Indonesia

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Peraturan ini mengatur pendirian, struktur, operasional, dan likuidasi perusahaan PT di


Indonesia. Selain itu, peraturan ini juga mengatur tentang modal, pemegang saham, dewan
direksi, dewan komisaris, serta tata cara perubahan dan penggabungan perusahaan PT.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Peraturan ini mengatur tentang prosedur dan persyaratan penanaman modal dalam bisnis di
Indonesia, termasuk untuk perusahaan PT. Undang-undang ini juga membahas tentang
klasifikasi usaha, izin usaha, dan insentif bagi investasi dalam negeri dan asing.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Akta Pendirian Perseroan


Terbatas

Peraturan ini mengatur tentang prosedur pembuatan dan pengesahan akta pendirian PT, termasuk
tentang isinya, pendaftaran, serta persyaratan dan prosedur notaris.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan


Rapat Umum Pemegang Saham

Peraturan ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan penyelenggaraan rapat umum pemegang
saham (RUPS) dalam perusahaan PT, termasuk tentang pemberitahuan, quorum, dan
pengambilan keputusan.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan Terbatas

Regulasi ini menetapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan PT, termasuk tentang
program tanggung jawab sosial perusahaan dan pengelolaan dampak lingkungan.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Perseroan Terbatas

Peraturan ini mengatur tentang prosedur pendaftaran perusahaan PT, persyaratan dokumen, serta
tata cara perubahan data perusahaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Penerbitan dan


Penyajian Laporan Keuangan Entitas Ekonomi

Peraturan ini mengatur tentang penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan,
termasuk perusahaan PT.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Melalui Penerbitan Saham
Berkelanjutan

Regulasi ini mengatur tentang kemudahan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) melalui penerbitan saham berkelanjutan di bursa efek.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang Ketenagakerjaan

Regulasi ini mengatur tentang aspek ketenagakerjaan, termasuk hubungan kerja, upah, perizinan
tenaga kerja asing, dan perlindungan hak-hak pekerja.

Peraturan di atas hanyalah sebagian peraturan yang berkaitan dengan perusahaan PT di


Indonesia. Penting bagi pemilik perusahaan dan pelaku bisnis untuk selalu memahami dan
mematuhi regulasi-regulasi yang berlaku demi menjaga kepatuhan hukum dan kelancaran
operasional perusahaan.
Cara Membuat Perusahaan PT di Indonesia

1.Penyusunan Rencana Bisnis


Tahap pertama adalah merencanakan bisnis Anda dengan matang. Di dalamnya akan melibatkan
analisis pasar, tujuan bisnis, struktur organisasi, sumber daya yang diperlukan, dan proyeksi
keuangan. Rencana bisnis ini akan menjadi dasar dalam melanjutkan langkah-langkah
selanjutnya.

2.Pemilihan Nama Perusahaan


Anda perlu memilih nama yang unik dan belum ada yang menggunakan. Pastikan nama
perusahaan juga sesuai dengan klasifikasi usaha yang ditetapkan oleh Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI).

3.Penyusunan Akta Pendirian


Akta Pendirian adalah dokumen resmi yang mendirikan perusahaan PT. Anda perlu mengajukan
permohonan kepada notaris yang sah untuk menyusun akta ini. Dalam akta tersebut, akan
dijelaskan informasi tentang perusahaan, para pendiri, tujuan perusahaan, modal, struktur
manajemen, dan lain-lain.

4.Persiapan Modal dan Saham


Anda perlu menyetor modal sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam akta pendirian.
Modal ini dapat berupa uang, barang, atau aset lainnya. Modal tersebut akan diwakili oleh
saham-saham perusahaan.

5.Pembuatan Izin Usaha


Anda perlu mendapatkan izin usaha dari instansi yang berwenang, seperti Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) untuk investasi asing atau Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham) untuk perusahaan lokal.
6.Pendaftaran NPWP dan SIUP
Anda bisa mendaftarkan dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari Direktorat
Jenderal Pajak dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari instansi yang berwenang.

7.Pendaftaran Badan Hukum


Ajukanlah akta pendirian dan izin usaha ke Kemenkumham untuk mendapatkan status badan
hukum yang sah.

8.Pengumuman di Berita Negara


Setelah mendapatkan persetujuan dari Kemenkumham, pengumuman mengenai pendirian
perusahaan PT akan dimuat di Berita Negara Republik Indonesia.

9.Pendaftaran Asuransi Ketenagakerjaan


Daftarkan juga perusahaan Anda sebagai anggota program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) untuk melindungi karyawan Anda.

10.Pendaftaran Tenaga Kerja Asing (jika diperlukan)


Jika Anda memiliki rencana untuk mempekerjakan tenaga kerja asing, Anda perlu mendapatkan
izin dari instansi yang berwenang.

11.Pendaftaran Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) atau Kamar Dagang dan


Industri (Kadin)
Hal ini mungkin diperlukan jika Anda ingin terhubung dengan jaringan bisnis dan memanfaatkan
sumber daya yang disediakan oleh asosiasi ini.

12.Pendaftaran Pajak

Daftarkanlah perusahaan Anda sebagai pengusaha pajak dan pilih sistem perpajakan yang sesuai
dengan bisnis Anda.
13.Pembuatan Izin Lingkungan (jika diperlukan)
Jika bisnis Anda memiliki dampak lingkungan, Anda perlu mengurus izin lingkungan dari
instansi yang berwenang.

14.Perizinan Tambahan (jika diperlukan)


Tergantung pada jenis bisnis Anda, Anda mungkin perlu mendapatkan izin-izin tambahan dari
instansi terkait.

Langkah-langkah ini harus diikuti dengan seksama dan sesuai dengan regulasi yang berlaku di
Indonesia. Bila Anda kesulitan, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau konsultan
bisnis yang berpengalaman agar bisa memastikan semua proses di dalamnya telah berjalan
dengan lancar dan sesuai hukum.

Persekutuan Komanditer (CV)

CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang
kemudian mempercayakan modal yang dimiliki kepada dua orang atau lebih. Hal itu dilakukan
ntuk menjalankan perusahaan tersebut sekaligus dipercaya untuk memimpin perusahaan.
Tujuannya agar tercapainya cita-cita bersama dengan tingkat keterlibatan masing-masing
anggotanya berbeda. Oleh karena itu, di dalam CV terdapat dua sekutu yang berbeda.

Sementara itu ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa CV terdiri dari sekutu komanditer dan
sekutu komplementer. Sekutu komanditer (sekutu pasif) memiliki tanggung jawab untuk
memberikan modal CV kepada sekutu komplementer (sekutu aktif) yang bertanggung jawab
untuk menjalankan kegiatan CV.

Besarnya bagi hasil usaha disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Untuk lebih jelasnya, kita
bisa menengok pasal 20 KUHD atau Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang membahas
tentang sekutu pasif (komanditer) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tidak ikut terlibat langsung terhadap jalannya perusahaan.


2. Setiap sekutu pasif (komanditer) disebut sebagai sekutu penanam modal terbatas karena
hanya menyetorkan uang atau asetnya sebagai modal agar berhak mendapatkan
keuntungan dari laba perusahaan.
3. Kerugian CV juga ditanggung oleh sekutu pasif namun hanya sebatas besaran modal
yang ditanamkan.
4. Sekutu pasif bisa juga disebut sebagai silent partner atau sleeping partner karena
namanya harus disembunyikan dan tidak boleh diketahui.
Jenis-jenis CV (Persekutuan Komanditer)

CV Bersaham

CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini mengeluarkan saham yang bisa diambil
oleh sekutu aktif maupun pasif. Masing-masing dapat mengambil satu saham atau lebih. Namun
demikian, saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan karena tidak mudah untuk menarik
kembali modal yang telah disetorkan. Tujuan adanya saham untuk menghindari adanya modal
beku.

CV Murni

CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama kali ada dan paling sederhana. Di
dalam CV ini hanya terdapat satu sekutu komplementer sedangkan pihak-pihak lainnya berperan
sebagai sekutu komanditer.

CV Campuran

CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk awal. Namun dalam operasionalnya,
firma tersebut memerlukan tambahan suntikan modal. Pihak yang berkenan memberikan
tambahan modal berperan sebagai sekutu komanditer, sehingga firma yang menerima modal dan
menjalankan usaha disebut sebagai sekutu komplementer.
Tujuan Dibentuk CV

CV dibentuk agar sebuah badan usaha dapat menjalankan aktivitas bisnisnya dengan resmi dan
legal sesuai hukum. Karena CV pada umumnya didirikan dengan akta dan didaftarkan melalui
notaris sehingga mempunyai payung hukum.

Dalam perjalanan bisnis, seringkali kerja sama dengan pihak lain, terutama perusahaan atau
instansi besar dan resmi, mensyaratkan adanya badan usaha yang legal menurut hukum.
Misalkan untuk mengikuti tender dari instansi pemerintah atau perusahaan swasta, perusahaan-
perusahaan yang diperbolehkan mengikuti tender tersebut adalah perusahaan yang berbentuk CV
atau PT.

Hal ini bukan tanpa sebab. Bekerja sama dengan perusahaan yang legal dan resmi sesuai hukum
memberikan jaminan keamanan yang lebih tinggi dibanding bekerja sama dengan usaha yang
belum terdaftar secara hukum. Terlebih di dalam kerja sama tersebut ada transaksi yang nilainya
besar.

Ciri-ciri CV

1. Memiliki pendiri dua orang atau lebih.


2. Terdiri dari dua sekutu, yakni sekutu aktif (sekutu komplementer) dan sekutu pasif
(sekutu komanditer).
3. Sekutu aktif mengelola perusahaan.
4. Sekutu pasif menanamkan modal.
5. Hanya boleh didirikan oleh warga negara Indonesia (WNI), sementara warga negara
asing tidak diperkenan mendirikan CV.
6. Modal pendiriannya tidak ada batasan minimal.
7. Syarat pendiriannya cenderung lebih mudah.
8. Diakui secara legal.
9. Mudah untuk melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga resmi.
Dasar Hukum CV

Karena sifatnya merupakan badan usaha yang diakui legal secara hukum, CV mempunyai dasar
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Dasar hukum keberadaan CV disebutkan dalam
beberapa sumber hukum sebagai berikut

1. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 19, 20, dan 21 yang membahas
tentang pendirian, permodalan CV, dan pembahasan mengenai sekutu komplementer
maupun komanditer.
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2018 yang
membahas pendaftaran persekutuan komanditer, persekutuan firma, dan persekutuan
perdata.
3. KUHD pasal 31 yang membahas tentang pembubaran CV.
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) pasal 1647 dan 1649 yang membahas
tentang pembubaran CV.
5. KUHPer pasal 1651 yang membahas tentang pewarisan sekutu.
Kelebihan CV

Adanya pilihan badan usaha CV yang disediakan hukum dan banyaknya perusahaan yang
memilih CV sebagai badan usahanya tentu mengisyaratkan CV memiliki kelebihan. Di bawah ini
merupakan kelebihan dari CV, yakni:

1. Proses pendirian relatif mudah. Tidak seperti perseroan terbatas (PT), pendirian CV cenderung
lebih mudah untuk dilakukan.

2. Lebih mudah untuk mendapatkan bantuan modal dari eksternal baik dari investor, perbankan,
atau koperasi. Karena adanya legalitas dari hukum, CV mendapatkan kepercayaan yang lebih
besar dibanding tidak berbadan usaha.

3. Lebih mudah mendapatkan modal dari internal. Kemudahan ini karena CV didirikan oleh
orang-orang yang terlibat dalam persekutuan.

CV memiliki kemampuan manajemen yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang tidak
berbadan usaha.

1. Memiliki kepastian hukum sebagai badan usaha. Karena memiliki akta perusahaan yang
didaftarkan di notaris. CV juga memiliki dasar hukum yang diakui oleh negara.
2. Meskipun modal dapat dikumpulkan dengan mudah, tidak ada batasan minimal berapa
modal yang harus dimiliki oleh CV. Tidak seperti PT yang mensyaratkan modal awal 50
juta, CV tidak ada batasan minimal modal. Oleh karena itu, CV seringkali menjadi
pilihan bagi pelaku usaha yang masih berskala usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) agar tetap bisa beroperasi dan berkompetisi.
3. Lebih mudah berkembang karena dapat dikelola oleh siapapun yang dikehendaki, pada
umumnya dikelola oleh seseorang yang dianggap memiliki kemampuan manajerial yang
paling baik.
4. Risiko dan kendala menjadi tanggung jawab bersama semua sekutu.
5. Pengambilan keputusan yang lebih cepat. Tidak seperti PT, keputusan besar harus
diambil sesuai dengan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS). CV dapat
menentukan keputusan besar tanpa melakukan rapat dan dapat melakukan tindakan
eksekusi demi kebaikan perusahaan.
6. Perubahan akta yang lebih mudah. Pemilik dapat melakukan perubahan akta tanpa harus
mengadakan rapat terlabih dahulu dengan pengurus.
7. Sistem pajak yang lebih mudah. CV bukan termasuk bentuk badan usaha yang disertai
badan hukum. Di satu sisi, hal ini tampak sebagai kekurangan, namun dari sudut pandang
pengenaan pajak, hal ini merupakan keuntungan. Laba yang diterima CV saat akhir tahun
hanya dibebani satu kali pajak, yakni pajak perusahaan. Pemilik yang menerima bagian
laba CV tidak dikenai pajak dan termasuk dalam non objek PPh.
8. Nama perusahaan bisa sesuai keinginan. Nama perusahaan mencerminkan identitas
perusahaan baik dari brand, berbisnis apa, asal daerah, pemilik, atau lainnya. Perusahaan
yang berbentuk PT tidak bisa memakai sembarang nama karena adanya kemungkinan
perusahaan lain telah menggunakannya. Hal ini tidak berlaku untuk CV, nama
perusahaan tidak dibatasi.

Kekurangan CV

Walaupun demikian, bukan berarti badan usaha yang berbentuk CV tidak memiliki kekurangan.
Badan usaha berbentuk CV juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan yang dihadapi jika
Anda memilih badan usaha Anda berbentuk CV adalah sebagai berikut:

1. Riskan terjadi konflik dan gesekan di antara anggota sekutu.


2. Sebagian sekutu memiliki tanggung jawab yang lebih besar, yakni sekutu aktif atau
komplementer yang berperan sebagai pelaku aktivitas perusahaan CV, dibandingkan
sekutu lainnya.
3. Kemajuan atau kemunduran CV bergantung pada sekutu aktif atau komplementer
sehingga kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu. Jika sekutu aktif merupakan
orang-orang yang kompeten hal ini tentu menjadi nilai plus. Namun yang dikhawatirkan
adalah perusahaan dijalankan oleh orang-orang yang tidak kompeten, tentu hal ini
memberikan resiko yang besar terhadap keberlangsungan jalannya perusahaan.
4. Kerugian ditanggung secara bersama-sama. Hal ini bisa menjadi kelebihan, bisa juga
menjadi kekurangan CV. Bagi persekutuan pasif, hal ini tentu menjadi kerugian karena
dia harus merelakan modal yang ditanamkan pada CV berkurang akibat kerugian yang
ditanggung.
5. Tidak dapat dinyatakan pailit, sehingga apabila terjadi kerugian dan harta perusahaan
tidak cukup untuk menanggung kerugian, maka sekutu aktif memiliki kewajiban untuk
menanggung kerugian tersebut walaupun harus menggunakan harta pribadinya.
Sementara sekutu pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ditanam di dalam
CV.
6. Modal susah ditarik kembali.
Modal yang telah disetorkan kepada CV sangat susah untuk ditarik kembali, sehingga hal
ini menjadi salah satu kekurangan CV.
7. Pengawasan dan kekuasaan CV sangat kompleks.
8. Tanggung jawab sekutu komanditer (pasif) yang terbatas bisa mengendorkan semangat
mereka dalam memajukan perusahaan. Hal ini jika dibandingkan dengan sekutu-sekutu
yang terdapat pada firma.
Contoh – contoh CV
1. Makanan

Contoh: CV Catur Pangan Indonesia, CV Saffa Jaya, CV Sumber Karya, CV Catering Ibu
Surabaya.

2. Fabrikasi mesin

Contoh: CV Bintang Permata, CV JMIP, CV Industri Kreatif Madiun.

3. Pertanian

Contoh: CV Sadewa Agri Jaya, CV Ivong Farm, CV Agrindo Farm and Food, CV Bumi
Makmur.

4. IT

Contoh: CV Bahtera Buana, CV Global Solusindo Teknologi, CV Adisatya IT Consultant.

5. Perdagangan

Contoh: CV Galuh Candra Kirana, CV Malino Trading, CV Unicorn, CV Snandung Ibu Pertiwi.

Dan lain-lain.
Cara dan Prosedur Mendirikan CV

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan didirikan oleh minimal dua orang dan dibagi menjadi sekutu aktif dan sekutu pasif.
2. Akta dari notaris yang dituliskan dalam Bahasa Indonesia.
3. Pendiri CV harus warga negara Indonesia (WNI).
4. Kepemilikan bisnis 100% dimiliki oleh pebisnis WNI. Adanya kontribusi WNA tidak
diperbolehkan.

Dokumen yang diperlukan dalam mengurus pendirian CV adalah sebagai berikut:

1. Dokumen pribadi: kartu keluarga (KK), e-KTP, dan Nomor pokok wajib pajak (NPWP).
2. Fotocopy sertifikat kepemilikan lokasi usaha. Jika Anda bukan pemilik lokasi tersebut, Anda
perlu memberikan bukti sewa, bukti pinjam, atau dokumen pendukung yang sejenis.
3. Surat keterangan domisili yang diterbitkan oleh pemilik toko yang menyewakan tempat.
4. Fotocopy tanda terima pajak dari kantor pajak.
5. Foto lokasi perusahaan, baik dari luar dan dalam.

Di bawah ini merupakan cara dan prosedur untuk mendirikan CV:

1. Menentukan dua pendiri CV.


Sebagaimana syarat berdirinya adalah minimal ada dua orang atau lebih, Anda diharuskan
menentukan siapa dua orang atau lebih yang menjadi pendiri CV. Tidak hanya berhenti di situ
saja, Anda juga perlu segera menentukan siapa yang akan menjadi sekutu komanditer (pasif) dan
siapa yang menjadi sekutu komplementer (aktif).

2. Menyiapkan data-data yang diperlukan untuk pendirian CV.


Pengisian ini biasanya dapat Anda lakukan di kantor notaris. Hal-hal yang perlu diisi adalah
sebagai berikut:

1. Dokumen-dokumen yang telah disebutkan menjadi persyaratan pendirian CV.


2. Nama yang akan digunakan di CV.
3. Mengisi resume Anda untuk melengkapi tujuan dan sasaran Anda.
4. Nama sekutu yang nantinya akan berkuasa.
5. Pendaftaran tanggal akta (biasanya diisi oleh notaris).
6. Dan lain-lain.

3. Membuat akta pendirian dari notaris.

4. Membubuhkan tanda tangan sebagai pendiri CV.


Dengan ini Anda dikukuhkan sebagai pendiri CV yang siap menerima keuntungan perusahaan
dengan besaran yang telah disepakati bersama. Tidak hanya itu, dengan menandatangani
dokumen tersebut, Anda telah menyatakan akan bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi
pada CV dengan konsekuensi masing-masing sesuai peran masing-masing.

5. Mengurus Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)


Surat ini perlu dimiliki untuk menyatakan lokasi perusahaan Anda beroperasi. Surat ini menjadi
acuan dala pembuatan dokumen-dokumen lainnya seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
perusahaan, Izin Usaha, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Pihak yang dapat menerbitkan SKDP adalah kelurahan setempat. Kebijakan mengenai SKDP
bergantung pada daerah setempat.

6. Mengurus NPWP
Selain NPWP pribadi, Anda diharuskan memiliki NPWP usaha agar dapat mendirikan CV.

7. Mendaftar ke Pengadilan Negeri


Setelah mendapatkan akta notaris, Anda akan diarahkan untuk mendaftarkan akta pendirian CV
ke Sekretaris Pengadilan Negeri agar CV Anda disetujui di daerah setempat.
8. Mengurus ijin usaha
9. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
10. Pengumuman ikhtisar resmi
Setelah pendaftaran CV disetujui oleh Pengadilan Negeri, prosedur selanjutanya Anda membuat
ringkasan resmi yang dipublikasikan sebagai pelengkap Lembaran Negara Republik Indonesia.

11.Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) di Online Single Submission (OSS)

Persekutuan Firma

Firma berasal dari bahasa Belanda, yakni vennootschap onder yang artinya perserikatan dagang
antara beberapa perusahaan. Firma ini menjadi persekutuan dari beberapa badan usaha yang
kemudian menjalankan bisnis antara dua orang atau lebih menggunakan satu nama.

Di mana setiap anggotanya mempunyai tanggung jawab penuh atas kemajuan perusahaan. Nah,
di Indonesia sendiri firma sudah masuk dan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD) serta Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Adapun pengertian firma dalam KUHD yaitu tiap-tiap perserikatan yang didirikan guna
menjalankan sebuah perusahaan yang berada di bawah satu nama bersama. Kemudian dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga disebutkan tentang pengertian firma, yaitu
perserikatan dagang yang didirikan untuk menjalankan usaha bersama di bawah satu nama yang
setiap anggotanya memiliki tanggung jawab penuh. Jadi ketika menjalankan firma, setiap
anggota wajib berperan aktif demi kemajuan perusahaan. Lalu untuk kegiatan usaha yang
dijalankan bisa dalam usaha skala kecil atau skala besar.

Perlu diketahui pula bahwa dalam Persekutuan Firma hanya ada satu macam sekutu, yakni
komplementer atau firmant. Sekutu komplementer atau firmant inilah yang bertugas untuk
menjalankan perusahaan. Termasuk pula mengadakan hubungan hukum atau kerja sama dengan
pihak ketiga. Maka sekutu bertanggung jawab penuh secara pribadi terhadap kemajuan
perusahaan.

Selanjutnya perlu diketahui juga bahwa dalam pendirian firma, anggotanya akan menyerahkan
seluruh kekayaan pribadi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan. Maka apabila firma yang didirikan mengalami kerugian atau bangkrut, semua
anggota firma wajib untuk ikut bertanggung jawab.

Jadi, firma ini tidak bisa dikatakan sebagai usaha yang berbadan hukum. Sebab tak ada pemisah
antara kekayaan anggota satu dengan lainnya. Maka setiap anggota mempunyai tanggung jawab
penuh terhadap firma.

Selain itu, firma juga tak bisa disebut berbadan hukum karena telah memenuhi syarat secara
materil akan tetapi belum mempunyai syarat formal, yakni pengesahan atau pengakuan dari
negara dalam bentuk perundang-undangan

Apa Saja Syarat-syarat dalam Mendirikan Firma?

1. Didirikan oleh minimal dua orang


Syarat pertama pendirian firma adalah jumlah anggota yang minimal terdiri dari dua orang.
Apabila ingin mendirikan usaha secara mandiri dengan anggota sendiri, maka dirikanlah usaha
dagang atau UD.
2. Menentukan nama yang akan dipakai dan didaftarkan
Kedua Anda dan anggota harus menyiapkan nama untuk firma. Jangan memutuskan sendiri
nama firmanya, karena firma bukan milik pribadi. Jadi lakukan diskusi dengan anggota lain
secara terbuka guna menentukan nama.

3. Mempunyai badan pengurus dan anggota yang aktif terlibat


Ketiga, setiap anggota firma harus mempunyai jabatan dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan pembagian tugas tersebut, maka diharapkan kegiatan operasional dan manajemen badan
usaha dapat berjalan dengan lancar dan terstruktur.

4. Mempunyai tujuan usaha yang jelas dan terarah


Syarat keempat yakni memiliki tujuan pendirian usaha yang jelas. Dengan begitu, firma tersebut
akan lebih mudah untuk dijalankan. Tanpa tujuan, tentu perusahaan tak dapat berjalan dengan
baik.

5. Telah menentukan domisili usaha firma


Sebelum mendirikan firma, tentu Anda harus sudah mempunyai domisili atau tempat usaha.
Sebab domisili ini akan menjadi alamat usaha Anda dan anggota. Selain itu alamat ini juga
menjadi syarat untuk mendaftarkan firma menjadi badan usaha dan membuat akta pendirian
badan usaha nantinya

Bagaimana Ciri-ciri Badan Usaha Firma?

1. Memakai nama yang disetujui oleh semua anggota

Badan usaha firma memiliki anggota yang semua harus bertanggung jawab dan ambil andil
dalam kemajuan firma. Maka dari itu, setiap orang akan berpengaruh terhadap keberlangsungan
firma. Sehingga nama yang digunakan juga harus merupakan hasil diskusi dan persetujuan
semua anggotanya.
2. Memiliki anggota yang aktif dalam mengelola perusahaan

Ciri kedua yakni setiap anggota harus aktif dalam mengelola perusahaan. Sebab tanggung jawab
setiap anggota sama, maka semua anggota harus ikut aktif dalam mengambil keputusan maupun
menjalankan firma.

3. Tanggung jawab kewajiban tidaklah terbatas

Ciri ketiga adalah tanggung jawab yang tidak terbatas. Artinya, apabila ada tanggungan
kewajiban seperti hutang yang harus dilunasi oleh firma, maka semua anggota wajin hukumnya
untuk mengeluarkan uang demi melunasi hutang tersebut.

4. Mempunyai jangka waktu yang terbatas

Keempat, yaitu pendirian badan usaha firma pada umunya memiliki jangka waktu atau umur
yang terbatas. Artinya, apabila apabila ada anggota yang memutuskan keluar, maka firma
dianggap bubar secara hukum. Akan tetapi jika kemudian ada anggota baru yang bergabung,
maka firma dianggap masih beroperasi.

5. Laba dan rugi dibagi atas sejumlah anggota

Ciri firma selanjutnya yaitu pembagian laba atau keuntungan yaitu secara proporsional sesuai
keaktifan anggota. Jadi semua anggota, tanpa terkecuali berhak menerima pembagian laba dari
perusahaan. Adapun ketentuan pembagian laba rugi ini semua dicantumkan dalam akta pendirian
badan usaha di awal.

6. Kekayaan menjadi milik bersama

Ciri terakhir yaitu bahwa kekayaan firma menjadi milik bersama. Setiap kekayaan milik anggota
yang ditanamkan di firma otomatis akan menjadi hak bersama. Jadi setiap anggota ketika hendak
menggunakan dana firma harus memperoleh persetujuan dari semua anggota. Adapun tanggung
jawab seorang anggota juga tak terbatas pada jumlah investasinya.
Sebab semua investasi dalam firma sudah tidak dimiliki secara terpisah. Lalu hak anggota
terhadap kekayaan firma akan nampak dalam saldo modal akhir, yang terdiri dari penanaman
saldo awal dan tambahan, pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba dan
pengurangan dari pembagian rugi.

Apa Saja Jenis-jenis Badan Usaha Firma?


1. Firma dagang

Jenis firma pertama yaitu firma dagang, yang bergerak di bidang industri perdagangan. Adapun
kegiatan utamanya adalah pembelian dan penjualan barang. Contoh firma dagang yaitu Nike,
Crocks, Diadora, dan lain-lain.

2. Firma jasa atau non dagang

Lalu jenis firma kedua adalah firma non dagang (jasa) yang bergerak di bidang jasa atau fokus
pada penjualan jasa berdasar keahlian. Contohnya adalah firma akuntansi (kantor akuntan
publik) dan firma hukum (konsultan hukum).

3. Firma umum (general partnership)

Yaitu merupakan firma yang seluruh anggotanya mempunyai kekuasaan yang tak terbatas. Jadi
semua anggota bertanggung jawab atas kegiatan operasional dan utang piutang perusahaan.
4. Firma Terbatas (limited partnership)

Keempat adalah firma terbatas, di mana seluruh anggota dalam firma ini tidak memiliki
kekuasaan yang bebas seperti firma umum. Maka tanggung jawab dan kewajiban setiap
anggotanya juga terbatas.

Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Firma?

Ada banyak bentuk badan usaha yang bisa dijadikan ladang penghasilan. Jika Anda memilih
badan usaha persekutuan firma, maka akan lebih baik apabila mengetahui apa saja kelebihan dan
kekurangannya. Hal ini berguna untuk melancarkan bisnis ke depan serta memaksimalkan
perkembangan firma yang telah dibentuk. Adapun kelebihan dari pendirian firma yaitu sebagai
berikut:

1. Jumlah modal yang bisa didapatkan jauh lebih besar dari milik perseorangan. Sebab
modal merupakan gabungan dari setiap anggota, sehingga memungkinkan bagi firma
untuk memperoleh modal dengan jumlah yang besar. Dengan begitu, perluasan jaringan
kerja sama dan usaha pun akan lebih mudah dilakukan.
2. Jika masih membutuhkan tambahan modal, maka modal awal yang cukup besar bisa
digunakan untuk mencari kredit. Selain itu, pengajuan kredit juga akan lebih mudah
karena ada akta notaris.
3. Karena mempunyai beberapa anggota, maka pembagian tugas pun bisa dilakukan lebih
merata. Manajemen dalam firma juga jadi lebih teratur, sebab setiap orang akan
memegang peran sesuai dengan keahliannya di bidang masing-masing.
4. Setiap anggota mempunyai perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perusahaan. Sebab
dalam firma, semua anggota memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan.
5. Prosedur pendirian badan usaha firma juga bisa dibilang cenderung lebih mudah dan
tidak ribet.
6. Pembagian laba atau keuntungan didasarkan pada modal awal, sehingga sistemnya
hampir sama dengan penanaman saham. Bedanya, setiap anggota firma yang
menanamkan modal berhak dan bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan.

Selain mempunyai kelebihan, firma juga memiliki kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan
firma, maka Anda akan bisa memetakan strategi untuk mengatasi kekurangan tersebut. Sehingga
saat menjalankan firma, segala permasalahan yang muncul telah memiliki solusi. Adapun
kekurangan firma adalah sebagai berikut:

1. Semua anggota firma memiliki tanggung jawab terhadap hutang firma. Jadi setiap
anggota harus ikut melunasi hutang yang menjadi kewajiban firma.
2. Tidak adanya pemisah antara hak kepemilikan dengan aset milik perusahaan.
3. Karena perusahaan dijalankan oleh lebih dari satu orang, maka juga rawan terjadi konflik
antar anggota. Terutama ketika pendapat masing-masing demi kemajuan firma saling
bertentangan.
4. Karena semua anggota bertanggung jawab penuh terhadap firma, maka apabila suatu
ketika firma bangkrut, kekayaan yang dimiliki oleh anggotanya bisa menjadi barang
sitaan untuk menjadi jaminan atas kerugian perusahaan.
5. Jika salah satu anggota mendapat masalah hukum atau apapun, maka anggota lainnya
akan ikut terlibat.
6. Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin, karena jika ada anggota yang keluar,
secara otomatis firma juga bubar.

Nah itu tadi beberapa kelebihan dan kekurangan firma. Dengan mengetahui keduanya, Anda bisa
membuat pertimbangan saat memilih firma sebagai badan usaha bersama. Apabila hal-hal di atas
telah sama-sama dipahami oleh setiap anggota, maka perjalanan firma setelah pendirian tentu
akan jauh lebih baik.
Sebab semua anggota sudah paham betul dengan seluk beluk firma dan bagaimana konsekuensi
yang akan didapat jika memilih mendirikan firma. Selain itu, Anda dan sekutu juga dapat
melakukan perjanjian di awal untuk mencegah sekaligus mencari alternatif solusi apabila
menemukan masalah yang sebelumnya sudah diketahui.

 Bagaimana Prosedur dan Ketentuan Pembubaran Badan Usaha


Firma?

Seperti badan usaha lainnya, firma juga memiliki prosedur pembubaran. Pembubaran
persekutuan firma ini diatur dalam Pasal 1646 sampai dengan Pasal 1652 KUHPerdata serta
Pasal 31 sampai Pasal 35 KUHD. Adapun dalam Pasal 1646 KUHPerdata disebutkan ada lima
hal yang dapat membuat firma dibubarkan atau bubar, yaitu sebagai berikut:

1. Jangka waktu firma tersebut telah berakhir sesuai dengan akta pendirian
2. Salah satu sekutu atau anggotanya ada yang mengundurkan diri atau keluar
3. Musnahnya barang dagang atau telah selesainya usaha yang dijalankan oleh firma
4. Adanya kehendak untuk membubarkan firma oleh salah satu atau beberapa orang sekutu
5. Apabila salah seorang sekutu meninggal dunia atau dinyatakan pailit.

Selain hal-hal yang bisa membubarkan firma, dalam Pasal 31-35 KUHD juga dijelaskan
beberapa hal berikut ini:

1. Perubahan atas firma harus dinyatakan dalam akta


2. Adapun perubahan pada akta harus didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri
3. Perubahan pada akta harus diumumkan di dalam berita negara
4. Adapun perubahan akta yang tidak diumumkan maka akan mengikat pihak ketiga
5. Pemberesan yang dilakukan oleh persero merupakan pihak lain yang disepakati bersama
atau yang telah ditunjuk oleh pengadilan.
Perlu diketahui pula bahwa dokumen yang akan dibutuhkan untuk membubarkan firma di
antaranya adalah akta pembubaran, putusan pengadilan yang menyatakan pembubaran firma,
serta dokumen pendukung lainnya yang menyatakan pembubaran. Kemudian, setelah proses
pembubaran selesai dilakukan, maka perlu dilakukan pemberesan atau likuidasi. Nah, dalam
Pasal 32 KUHD disebutkan bahwa pemilihan likuidator dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Langkah pertama yaitu melihat kembali pada ketentuan-ketentuan dalam perjanjian


pendirian persekutuan yang ada di awal pendirian
2. Apabila tidak ada dalam nomor 1, maka sekutu-sekutu pengurus lah yang wajib
melakukan pemberesan
3. Di dalam perjanjian pendirian bisa ditunjuk satu orang yang bukan sekutu untuk menjadi
likuidator.
4. Para sekutu secara bersama-sama boleh mendiskusikan dan menunjuk satu orang sekutu
yang bukan pengurus untuk melakukan pemberesan.
5. Apabila suara terbanyak dari hasil diskusi atau musyawarah telah didapatkan maka
sekutu-sekutu bisa meminta tolong ke pengadilan untuk menetapkan likuidator.
5 Jenis-Jenis Perusahaan Berdasarkan Kegiatan yang

Dilakukan

1. Perusahaan Manufaktur atau Industri

Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau produk utuh, sehingga dapat dijual kepada konsumen.
Perusahaan manufaktur atau industri merupakan perusahaan yang pendapatannya dihasilkan dari
kegiatan untuk mengolah bahan mentah menjadi suatu produk setengah jadi atau produk utuh
yang siap digunakan. Perusahaan industri akan memiliki harga pokok penjualan yang menjadi
patokan dalam menentukan untung atau rugi dalam penjualan produk tersebut. Perusahaan
industri memiliki berbagai biaya produksi yang terdiri atas biaya tenaga kerja, biaya bahan baku,
biaya transportasi, dan biaya overhead pabrik.

Contoh Perusahaan dan Industri Manufaktur

Untuk bisa menjalankan operasinya, perusahaan/industri manufaktur tentu harus mendaftarkan dirinya
secara legal. Mengutip laman Kementerian Perindustrian, berikut ini adalah beberapa contoh
perusahaan/industri manufaktur yang beroperasi di Indonesia:

1. Industri Manufaktur di Bidang Tekstil dan Garmen

PT Leading Garment Industries


PT Panasia Filament Inti
PT Asia Penta Garment
PT Busana Prima Global
PT Hatech Nonwoven Indo
PT Hidup Damai Textile
PT Hing Chang Finishing Textile
PT Indo Fiber Textile
PT Indo Hasasi Textile
PT Ihchi Textile Mill Machinery

2. Industri Manufaktur di Bidang Rokok (Produk Tembakau)

PT Alam Indo Megah


PT Adhiguna Multi Planextrak
PT Amcor Tobacco Packaging Indonesia
PT Ardijaya Karya Appliances Product
PT Djarum
PT Gudang Garam
CV Bina Mekanik
CV Agung Paper
CV A Surya Sejahtera Alami
CV Daun Jeruk

3. Industri Manufaktur di Bidang Makanan dan Minuman

PT Aloe Vera Indonesia


PT Aneka Pangan Mas
PT Aneka Sari Pangan Makassar
PT Asahan Food
PT Belfood Indonesia
PT Bumi Boga Indah
PT Duta Pangan Nusantara
PT Fast Food Indonesia
PT Harfindo Indah Semesta
PT Indofood CBP Sukses Makmur

4. Industri Manufaktur di Bidang Otomotif

PT Adhi Wijaya Citra


PT Astra Daihatsu Motor
PT Astra Honda Motor
PT Capitol Gravure Indonesia
PT Citra Abadi Helm
PT Hyundai Indonesia Motor
PT Indomobil Suzuki Internasional
PT Mitsubishi Electric Automotive Ind
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing

2. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan jenis perusahaan yang menjual atau memberi layanan jasa kepada
masyarakat atau konsumen, seperti bank, transportasi, kantor akuntan, asuransi, dan lain
sebagainya. Perusahaan jasa memiliki sejumlah ciri-ciri, yaitu pendapatannya diperoleh dari hasil
memberikan jasa, tidak mempunyai perhitungan harga pokok atas penjualan jasa, memberikan
layanan jasa kepada masyarakat atau konsumen, dan keuntungan atau kerugian diperoleh atas
hasil perbandingan dari total pendapatan dengan berat atau beban jasa yang diberikan.

Ciri-ciri Perusahaan Jasa

Berikut adalah ciri-ciri perusahaan jasa menurut buku Pengantar Akuntansi oleh Agie Hanggara:

1. Pemasukan didapatkan dari penjualan jasa.


2. Proses memproduksi jasa bisa atau tidak membutuhkan bantuan dari produk fisik.
3. Jasa yang diberikan tidak sama, sehingga masing-masing pelanggan dapat memperoleh jenis
pelayanan yang berbeda.
4. Tidak ada persediaan produk dalam bentuk fisik karena produk utama yang ditawarkan adalah jasa.
Sehingga produknya tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan manfaatnya.
5. Tingkat harga bersifat tidak mutlak karena mahal atau murahnya produk jasa yang ditawarkan
ditentukan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan konsumen.
6. Jasa yang dihasilkan tidak dapat disimpan sehingga sekali dibeli penggunaannya juga segera habis.

Contoh Perusahaan Jasa

Berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya, maka perusahaan jasa tidak menjual barang melainkan layanan
jasa kepada konsumen. Contoh perusahaan jasa di antaranya adalah perusahaan di bidang layanan
transportasi, layanan kesehatan seperti rumah sakit, jasa konsultan, telekomunikasi, dan lain
sebagainya. Dalam buku Pengantar Akuntansi oleh Haeruddin dkk turut menyebutkan salah satu contoh
perusahaan jasa adalah usaha bengkel kendaraan bermotor.

Usaha tersebut melayani konsumen yang membutuhkan layanan untuk memperbaiki kendaraan yang
rusak. Setelah kendaraan tersebut mendapatkan perbaikan, konsumen membayar sesuai tarif yang
ditentukan dan disepakati oleh kedua pihak. Setelah itu, pemilik kendaraan boleh membawa kembali
kendaraan yang sudah diperbaiki.
Pemberian jasa perbaikan kendaraan bermotor dari pemilik kendaraan adalah pendapatan yang
didapatkan oleh perusahaan jasa bengkel. Contoh lainnya dapat Anda temukan di usaha-usaha yang
menawarkan layanan jasa, seperti jasa perbaikan alat elektronik dan transportasi online. Selain itu,
perusahaan jasa yang lain adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan pelatihan penggunaan
software akuntansi.

Cara dan Syarat Mendirikan Perusahaan Jasa

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perusahaan jasa dapat didirikan dengan syarat dan cara seperti
berikut. Misalnya, Anda ingin mendirikan perusahaan jasa dan menentukan jenis badan hukumnya
terlebih dahulu. Perusahaan yang dibentuk dengan persekutuan modal dan didirikan sesuai perjanjian,
maka Anda dapat membuat perusahaan jasa basis Perseroan Terbatas (PT). Namun, pastikan Anda
mengetahui apa saja yang menjadi prosedur dan persyaratannya.

Sementara itu, perusahaan yang dibuat berdasarkan badan usaha persekutuan yang dibentuk oleh satu
orang atau lebih harus mempercayakan aset atau dananya dikelola oleh perusahaan secara kolektif
demi mencapai dan mendapatkan keuntungan. Dengan cara ini, Anda dapat mendirikan perusahaan jasa
berupa Commanditaire Vennootschap (CV) atau persekutuan data. Pastikan juga Anda mengetahui
prosedur dan persyaratan sebelum mendirikan CV.

3. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang merupakan jenis perusahaan yang usaha utamanya, yaitu membeli suatu
barang dan kemudian menjual kembali kepada para konsumen. Perusahaan dagang memiliki
sejumlah ciri-ciri, yaitu pendapatan utamanya diperoleh dari menjual barang dagangan, tidak
mengubah barang yang dibeli dan langsung menjual kembali barang tersebut, biaya utamanya
ditentukan oleh harga pokok barang yang terjual, dan keuntungan diperoleh dari menjual barang
dengan harga yang lebih tinggi dari harga asli ketika membeli barang itu.

Karakteristik Perusahaan Dagang

Berdasarkan penjelasan di atas, perusahaan dagang menghasilkan pendapatan lewat kegiatan menjual
barang dagangan kepada pelanggan. Mengutip dari Buku 'Akuntansi Perusahaan Dagang' karya Dr Lana
Sularto, SE, MMSI, bila barang dagang telah dijual, nantinya akan dilaporkan sebagai penjualan.

Biaya dari barang tersebut akan disebut harga pokok penjualan atau beban pokok penjualan (cost of
goods sold atau cost of merchandise sold). Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan menjadi
bentuk laba kotor (gross profit), karena hasilnya belum dikurangi dengan beban operasi. Sementara, arti
dari persediaan barang dagangan yaitu barang dagang yang belum terjual di akhir periode catatan
akuntansi. Dalam hal ini pada neraca, persediaan barang akan dilaporkan sebagai aset lancar.

Karakteristik perusahaan dagang lainnya adalah barangnya konkrit. Berbeda dari perusahaan jasa yang
barangnya justru tidak berwujud dan tidak memiliki persediaan barang.

Sama halnya dengan transaksi penjualan, transaksi pembelian barang dagang bisa dilakukan secara tunai
dan kredit. Pembelian secara kredit akan menghasilkan utang yang akan dicatat dalam akun "Utang
Dagang". Pembelian aset produktif dan perlengkapan juga termasuk aktivitas pada perusahaan dagang.

Jenis Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang memiliki kegiatan utama membeli dan menjual barang dagangan. Adapun jenis
perusahaan dagang dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perusahaan Dagang Besar (grosir)


Jenis perusahaan dagang berbentuk grosir ini yaitu kegiatan membeli barangnya dari pabrik. Barang
yang telah dibeli, lalu akan dijual kepada perusahaan dagang pengecer.

2. Perusahaan Dagang Kecil


Berbeda dengan sebelumnya, perusahaan dagang kecil ini justru membeli barang dari grosir. Barang
grosir itu, kemudian dijual kepada pelanggan perorangan dengan harga eceran. Contoh barang dagang
kecil: warung, toko baju, toko sepatu, swalayan, toserba dan lain-lain.

Ciri-ciri Perusahaan Dagang

Secara umum, ciri-ciri perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

1. Barangnya Konkrit
Artinya, perusahaan dagang memiliki persediaan barang dagang yang berwujud, bisa disimpan, dan bisa
dipisahkan menjadi bagian-bagian kecil.

2. Memiliki Persediaan Barang Dagang


Dalam perusahaan dagang, juga dilakukan pencatatan barang untuk mengetahui persediaan barang.
Sehingga, dengan memiliki persediaan barang, bisa mencegah barang tidak sampai kosong.

3. Pendapatan Pokok Disebut Pendapatan Penjualan


Pada perusahaan dagang pendapatan pokok disebut penjualan, sedangkan di perusahaan jasa disebut
pendapatan jasa. Dalam hal ini, perbedaan antara perusahaan dagang dan jasa bisa dilihat berdasarkan
istilah.

4. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan


Metode pencatatan persediaan barang dagang dalam perusahaan dagang terdiri dari metode fisik
(physical inventory system) dan metode perpetual (perpetual inventory system).

Akun-akun pada Perusahaan Dagang

Pada perusahaan dagang terdapat transaksi pencatatan akuntansi, dengan akun-akun baru yang terdiri
atas, pembelian, penjualan, dan persediaan barang dagangan.

Berikut adalah akun-akun yang ada di perusahaan dagang:

Pembelian
Retur pembelian
Potongan pembelian dan pengurangan harga
Penjualan
Retur penjualan
Potongan penjualan dan pengurangan harga
Beban angkut pembelian
Beban angkut penjualan
Persediaan barang dagang

Komponen Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Transaksi khusus di perusahaan dagang dianalisis dengan menggunakan aturan debet dan kredit. Ada
dua bentuk laporan laba rugi pada perusahaan dagang, yakni bentuk bertahap (multiple step income
statement) dan langsung (single step income statement).

Bentuk laporan laba rugi bertahap akan disiapkan dengan komponen-komponen antara lain:

1. Penjualan
Penjualan merupakan jumlah yang dibebankan ke pelanggan atas barang yang dijual, dengan secara
tunai maupun kredit. Untuk mendapatkan nilai penjualan bersih, dilihat dari retur dan pengurangan
harga atau diskon penjualan, yang dikurangi pada nilai penjualan kotor.

2. Retur dan Potongan Harga


Pembeli akan diberi potongan harga jika barang dagang rusak atau cacat. Retur dan potongan harga
diakui, jika barang dagangan dikembalikan oleh pembeli atau jika potongan diberikan oleh si penjual.

3. Diskon Penjualan
Diskon penjualan diberikan ke pelanggan di pembayaran lebih awal dari jumlah terutang. Ini akan diakui
apabila pelanggan membayar tagihan penjualan.

4. Penjualan Bersih
Penjualan bersih adalah jumlah yang diperoleh dari mengurangkan retur dan potongan harga serta
diskon penjualan.

5. Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan yakni harga yang dibeli pelanggan. Besarnya harga pokok penjualan ditetapkan
setiap kali penjualan barang dagangan, atau pada akhir periode.

4. Perusahaan Agraris

Perusahaan agraris merupakan jenis perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sumber
daya alam, contohnya seperti perusahaan perkebunan, perusahaan agro industri, perusahaan
peternakan, dan perusahaan perikanan darat. Ciri-ciri dari perusahaan agraris, yaitu kegiatannya
mengelola sumber daya alam, membudidayakan sumber daya alam yang tersedia, dan
memperoleh keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam tersebut yang menghasilkan
produk, yang dapat dijual kepada masyarakat.

Usaha di bidang agraris juga dapat menghasilkan bahan baku industri. Contoh bahan baku industri yang
dapat dihasilkan melalui usaha agraris di Indonesia yaitu:

1. Tebu untuk bahan baku gula

2. Getah karet untuk bahan baku ban

3. Kelapa sawit dan kelapa untuk bahan baku minyak goreng dan margarin

4. Cokelat untuk bahan baku makanan

5. Teh dan kopi untuk bahan baku campuran minuman


Sektor usaha agraris terdapat di daerah pedesaan dan pegunungan.
Cara meningkatkan hasil produksi sektor usaha agraris adalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi, rehabilitasi, dan mekanisasi.

Intensifikasi adalah pengolahan lahan pertanian sebaik-baiknya dengan menggunakan beberapa macam
sarana atau panca usaha tani, yaitu irigasi, penggunaan pupuk, penggunaan bibit unggul, penggunaan
pestisida, dan bimbingan dan penyuluhan.

Ekstensifikasi pertanian adalah usaha memperluas lahan pertanian dengan cara membuka lahan
pertanian baru. Sementara itu, diversifikasi pertanian adalah usaha memperbanyak kegiatan pertanian
dan jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. Contohnya, petani juga beternak ayam atau budidaya
ikan.

Rehabilitasi pertanian adalah usaha menyuburkan kembali tanah dan memperbarui cara-cara bertani,
mengganti tanaman tua dengan tanaman muda, atau mengganti jenis tanaman lama dengan jenis
tanaman baru yang lebih produktif dan baik untuk lahan.

Sementara itu, mekanisasi pertanian adalah pengolahan tanah dengan menggunakan mesin-mesin
untuk mendukung terbatasnya tenaga manusia dan hewan dalam menggarap lahan yang luas.

5. Perusahaan Ekstraktif

Usaha ekstraktif ini mendapatkan dan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari alam untuk
kemudian diproduksi menjadi sebuah produk yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari
manusia pada umumnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari para ahli yang tertuang di
dalam berbagai judul buku. Salah satunya yaitu dari buku yang berjudul Produk Kreatif dan
Kewirausahaan karya Arif Suhrson. Disana dijelaskan bahwa usaha ekstraktif merupakan
kegiatan yang mengambil berbagai macam hal yang berasal dari alam langsung, seperti
pembuatan garam, penangkapan ikan, dan lain sebagainya.

Selain itu, di dalam buku IPS terpadu (Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah) karya Nana
Supriatna dkk, menjelaskan bahwa usaha ekstraktif merupakan perusahaan yang memiliki
kegiatan usaha mengambil dan memanfaatkan kekayaan alam. Dalam pelaksanaannya, usaha
ekstraktif ini mempunyai risiko yakni merusak alam, terlebih di lingkungan yang menjadi lokasi
ekstraksi tersebut.

Ekonomi serta kesehatan masyarakat yang ada disekitar lokasi bahkan dapat terdampak jika
penggiat usaha melakukan kegiatannya tanpa memperhatikan lingkungan sekitar dan hanya
mencari keuntungan semata. Oleh sebab itu, pemerintah umumnya akan membuat regulasi
terkait dengan usaha ekstraktif ini. Tujuan dari hal itu adalah supaya bidang usaha tidak hanya
mencari keuntungan, tapi juga bisa memberikan kebermanfaatan untuk negara dan juga
lingkungan sekitar.

Secara sederhana, usaha ekstraktif adalah aktivitas industri yang mendapatkan dan
memanfaatkan bahan baku produksi yang berasal dari alam. Badan usaha ini merupakan
perusahaan ekstraktif dimana mereka akan melakukan kegiatan mengelola sumber daya alam
dengan cara mengeksplorasi, mengambil, dan kemudian memprosesnya dengan tujuan utama
yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Keberadaan perusahaan ekstraktif ini bisa membuka
lapangan pekerjaan, mendapatkan keuntungan, dan juga memberikan alternatif pemenuhan
kebutuhan manusia.

Ciri-ciri Badan Usaha Ekstraktif

Untuk bisa membedakan bentuk dan juga contoh usaha ekstraktif dari usaha lainnya yaitu ada
beberapa ciri-ciri yang perlu Anda pahami. Berdasarkan proses kegiatannya, jenis usaha ini
mempunyai karakter unik tersendiri. Berikut ini adalah beberapa ciri usaha ekstraktif, antara lain:

1. Mencari Peruntungan dari Hasil Alam

Seperti bentuk kegiatan bisnis lainnya, tujuan dari usaha ekstraktif ini yaitu untuk mengambil
keuntungan. Dimana proses pengolahan barang dari suatu kegiatan usaha dapat memastikan
jalannya prinsip ekonomi yaitu berdagang untuk memberikan keuntungan kepada semua pihak
yang terlibat.

2. Bahan Langsung Diambil dari Alam

Selain mengambil keuntungan, usaha ekstraktif ini mempunyai ciri yang unik yaitu dalam
sumber keuntungannya sendiri. Dimana usaha yang satu ini mengambil bahan langsung dari
alam.

Fungsi Usaha Ekstraktif

Dari penjelasan mengenai definisi usaha ekstraktif, bisa kita pahami bahwa usaha ini sangat
penting bagi ketersediaan barang yang ada di pasar. Beberapa fungsi usaha ekstraktif ini yaitu
sebagai berikut:

a. Memanfaatkan sumber daya alam

Fungsi utama dari adanya kegiatan ekonomi yang satu ini yaitu untuk mengolah sumber daya
alam ataupun kekayaan alam sampai menjadi produk yang kata akan manfaat.
b. Membuka lapangan pekerjaan

Selain berfungsi untuk memanfaatkan kekayaan alam ke arah yang lebih positif, fungsi lain dari
usaha ekstraktif adalah membuka lapangan pekerjaan baru. Sehingga hal itu akan menekan
angka pengangguran. Hal tersebut dikarenakan di dalam mengolah sumber daya alam yang ada,
akan membutuhkan tenaga manusia atauun Sumber Daya Manusia.

c. Meningkatkan keuntungan

Dengan memanfaatkan ataupun mengolah sumber daya alam yang ada, secara otomatis akan
mendatangkan sebuah keuntungan. Perusahaan dalam jenis usaha ekstraktif ini kebanyakan akan
memperoleh keuntungan yang besar. Hal tersebut dikarenakan produk yang dihasilkan selalu
diperlukan dan dicari oleh masyarakat.

d. Sebagai Alternatif

Arti dari poin yang satu ini yaitu usaha ekstraktif akan memberikan alternatif untuk kebutuhan
manusia. Dimana produk yang dihasilkan dari pengolahan kekayaan alam bisa menjadi
kebutuhan subtitusi sehingga masyarakat dapat memenuhi semua kebutuhan mereka.

e. Menikmati Sumber Daya Alam

Tidak hanya berfungsi untuk mengolah sumber daya alam ataupun kekayaan alam saja, tapi hasil
yang nantinya akan diedarkan di tengah masyarakat dapat dinikmati bersama. Pastinya hal ini
menjadi sangat baik, karena kekayaan alam yang tersedia tidak akan terbuang secara sia-sia.

Jika melihat fungsi yang ada, maka hal itu mencerminkan jenis usaha ini adalah kegiatan
ekonomi yang berdampak positif untuk masyarakat. Kebutuhan pkok ataupun kebutuhan hidup
sehari-hari dapat tersedia dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

Contoh Usaha Ekstraktif

Contoh dari usaha ekstraktif sendiri bisa ditemukan dalam banyak bidang, mulai dari pangan,
sandang, sampai papan. Di bawah ini adalah beberapa contoh usaha ekstraktif yang berguna
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, antara lain:

1. Usaha Perikanan Laut

Seperti yang kita tahu bahwa laut adalah salah satu sumber daya alam terbesar yang ada di
Indonesia Dimana di dalamnya, ada ribuan hingga jutaan biota laut yang dapat diambil
manfaatnya. Kegiatan perusahaan yang memaksimalkan sumber daya perikanan laut tersebut
umumnya berupa pengemasan, penangkapan, dan pendistribusian ikan.
2. Usaha Pembuatan Garam

Contoh usaha ekstraktif selanjutnya yaitu usaha pembuatan garam. Dimana usaha yang satu ini
memanfaatkan air laut dengan cara mengambil dan kemudian mengeringkannya menjadi kristal-
kristal garam. Tidak hanya dari laut, garam juga dapat diperoleh dari hasil penambangan di
daratan. Dimana proses penambangannya mirip dengan pertambangan batu. Adapun salah satu
hasil dari pertambangan garam di daratan ini adalah garam himalaya atau himalayan salt yang
dikenal sangat baik untuk kesehatan.

3. Usaha di Bidang Kehutanan

Usaha di bidang kehutanan juga termasuk ke dalam salah satu contoh usaha ekstraktif karena
memanfaatkan hasil hutan untuk kemudian diolah menjadi berbagai macam barang, mulai dari
kertas, mebel, sampai bahan bangunan. Tidak berbeda halnya dengan hasil hutan lainnya, seperti
misalnya tanaman bahkan getah karet yang dapat mendatangkan keuntungan jika diubah menjadi
sesuatu yang bermanfaat untuk kebutuhan manusia.

4. Usaha Pertambangan

Contoh usaha ekstraktif selanjutnya yang bergerak di bidang pertambangan akan melakukan
kegiatan pengelolaan dan juga penelitian terhadap bahan baku. Dimana tahapannya meliputi
penyelidikan, analisa kelayakan, eksplorasi wilayah, konstruksi, sampai pengolahan bahan baku.
Di Indonesia sendiri, usaha pertambangan ini meliputi penggalian barang tambang seperti
tembaga, emas, nikel, batu bara, dan beberapa hal lannya. Begitu juga dengan minyak bumi dan
juga gas alam yang semuanya adalah hasil dari perut bumi. Untuk beberapa jenis pertambangan
yang mungkin seringkali terdengar adalah pertambangan emas di Papua, pertambangan pasir di
Bangka, sampai pertambangan batu bara di Sumatera Selatan dan juga Kalimantan.

5. Usaha Pertanian

Di Indonesia, pertanian adalah bidang usaha yang berpotensi besar untuk dimaksimalkan oleh
masyarakat sebagai salah satu sumber penghasilan. Dimana hal tersebut sebenarnya sudah
diwujudkan dengan adanya banyak masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Alam Indonesia
yang subur dan mendukung dapat membuat kegiatan pertanian menjadi lebih mudah untuk
dikembangkan. Bahkan, sektor yang satu ini dianggap sebagai jalan keluar dalam mengatasi
kemiskinan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai