keuntungan.
46
Ade Maman Suherman, 2002, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 17 .
47
Sri Redjeki Hartono, 2000, Kapita Selekta Hukum Ekonomi, Mandar Maju, Bandung, hal. 4.
dirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam Wilayah Negara Indonesia
menyangkut perusahaan.
Dagang” yang diatur pada pasal 2 sampai dengan pasal 5 KUH Dagang,
akan tetapi sejak tahun 1938 dicabut berdasarkan Stb. 1938 No.276
ini dapat ditemui dalam pasal 6, pasal 16 dan pasal 36 KUH Dagang
sebagai berikut :
Pasal 6 :
Setiap orang yang menjalan perusahaan wajib membuat
pembukuan …..
Pasal 16 :
Firma adalah badan usaha yang menjalankan perusahaan…..
Pasal 36 :
Tujuan perseroan diambil dari tujuan perusahaan …..
48
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Perinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia,Edisi
Revisi, Rajawali Pers, 2005. Hal. 34.
49
Sentosa Sembiring, 2001, Hukum Dagang, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 5.
mengenai pengertian perusahaan dibiarkan berkembang menurut
Usaha .51
50
Purwosutjipto, HMN, 1991, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia
1 Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, hal. 15-16.
51
Wasis, 1986, Pengatu Ekonomi Perusahaan, Alumni Bandung, hal. 4.
dimana faktor-faktor prosuksi tersebut dipadukan dengan mana dapat
52
Komarudin, Ekonomi Perusahaan dan Manajemen, Alumni, Bandung,
hal. 72.
diungkapkan oleh John A. Shubin, yaitu "A firm is an ownership
profit" 53
pabrik, toko, bengkel dan yang lainnya. Ditempat itu kegiatan produksi
perusahaan.
ini seperti pendapat pertama makin lama makin kabur, dan kelihatannya
53
John A. Shubin, 1968, Business Management, Barnes and Woble, Inc,
New York, hal. 12.
54
Wasis, Op.Cit, hal. 5.
pendapat yang tidak membedakan antara “Badan Usaha” dan
“Perusahaan” ;
55
Wasis, Op.Cit. hal. 6
gabungan/kelompok orang yang bukan badan hukum. Jadi dapat
bentuk, yaitu :
56
Abdulkadir Muhammad, 1991, Hukum Perusahaan, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, hal. 50.
57
Sentosa Sembiring, Op.Cit, hal. 17.
subjek hukum tersendiri dan oleh hukum dianggap sebagai suatu
kesatuan…. 58
undang, maka para ahli hukum mencoba membuat kriteria, badan usaha
unsur;
usaha.
ini akan diuraikan badan usaha yang tidak termasuk dalam kelompok
58
H.E. Algra et.al., 1983, Kamus Istilah Hukum Fochema Andreal Belanda-
Indonesia, Bina Cipta, Bandung, hal. 83
59
Ali Rido, 1986, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Bagi
Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Alumni, Bandung, hal. 1-9
60
Ibid. hal. 20.
2.2.1. Usaha Dagang (UD) atau Perusahaan Dagang (PD)
sebagai berikut :
2. Sentosa Sembiring
Perusahaan Dagang (PD) adalah perusahaan
perseorangan yang dilakukan oleh seorang pengusaha.
Perusahaan Dagang dapat dikelola oleh satu orang atau
lebih, modal milik sendiri. Perusahaan Dagang belum
diatur khusus dalam undang-undang, tetapi dalam
praktek diterima sebagai pelaku usaha.62
61
Irma Devita Purnamasari, 2010, Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak
Mendirikan BAdan Usaha, PT. Mizan Pustaka, Bandung, hal. 5.
62
Sentosa Sembiring, Op.Cit, hal. 18.
perusahaan, sedangkan pemilik atau pengusaha perusahaan
upah.
tertulis, dengan akta dibawah tangan, atau dengan akta notaris. Dari
maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang
63
Tukirin Sy. Sastroresono, 1987, Materi Pokok Hukum Dagang dan
Hukum Perdata, Karunika, Jakarta, hal. 7.3-7.4.
pengusaha/pemilik Usaha Dagang adalah penuh terhadap pihak
ketiga.
64
Sentosa Sembiring, Op.Cit, hal. 19.
menyerahkan uang atau barang-barang atau menyediakan
dua orang atau lebih, menangani bisnis dan untuk keuntungan 67.
65
CST. Kansil, 1985, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 3.
66
Rudhi Prasetya, 2004, Maatschap, Firma, dan Persekutuan Komanditer, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 4-5.
67
Melvin Aron Eisenberg, 1994, Corporations And Business Associations, uniform
Partnership Act (UPA), America, hal.42.
sehingga bentuk ini kiranya dapatlah dipakai juga untuk
melakukan perdagangan.68
yakni:
umum;
mencari keuntungan.
diatur dalam pasal 1642 sampai dengan pasal 1645 KUH Perdata.
68
CST. Kansil, 1979, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta, hal. 76.
umum Maatschap tidak pernah dapat dipertanggung jawabkan
nama bersama.
69
Achmad Ichsan, 1986, Dunia Usaha Indonesia, Pradnya Paramita,
Jakarta, hal, 292.
70
Ibid.
mejalankan perusahaan dibawah satu nama bersama dan
bisnisnya.
persekutuan.71
71
Irma Devita Purnamasari, Op.Cit, hal. 18.
Terkait dengan tanggung jawab renteng dari para sekutu
hukum juga mengikat Jodi dan Sony. Dalam hal pihak ketiga
masing sekutu.
bersama. 72
72
Tukirin Sy. Sastroresono, Op.Cit,. hal. 7.24 – 7.25.
tersebut. Sekutu komplementer itu adalah sekutu yang mengurus
dipikul bersama).
Secara khusus CV. diatur dalam pasal 19, 20, dan 21 KUHD.
(Naamloze Venootschap) 74
73
I.G. Rai Widjaja, 1994, Pedoman Dasar Perseroan Terbatas (PT), PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 1.
74
Sudargo Gautama et.al., 1991, Ikhtisar Hukum Perseroan Berbagai
Negara yang Penting Bagi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 83.
dengan memenuhi persyaratan tertentu seperti yang telah
berikut :
75
I.G. Rai Widjaja, Loc.Cit.
76
H. Rochmat Soemitro, 1983, Penuntun Perseroan Terbatas dengan
Undang-Undang Pajak Perseroan, PT. Eresco, Jakarta, hal. 6
Dari definisi tentang PT sebagaimana disampaikan di
77
Chidir Ali, 1982, Yurisprudensi Hukum Dagang, Alumni, Bandung, hal. 310.
hukum dan kebutuhan masyarakat, maka kemudian diganti
dari satu pemegang saham. Para pendiri yang terdiri dari dua
78
I.G. Rai Widjaya, 2003, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas,
Megapoin, Jakarta, hal. 14.
79
H. Rochmat Soemitro, 1993, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan
Wakaf, PT. Eresco, Bandung, hal. 6.
orang atau lebih datang kepada Notaris untuk dibuatkan akta
3. Pendaftaran
Daftar Perusahaan.
4. Pengumuman.
secara sah.
80
Normin S. Pakpahan, 1995, Hukum Perusahaan Indonesia, Yayasan
Pengembangan Hukum Ekonomi, Jakarta, hal. 13.
81
Achmad Yani & Gunawan Widjaja, 2000, Perseroan Terbatas, PT. Raja
Grafindo Pesada, Jakarta, hal. 19.
tersebut diatas terdapat dalam pasal 3(1) UUPT yang
82
Normin S. Pakpahan, Op.Cit, hal. 10
Dengan hilangnya tanggung jawab terbatas pemegang
pada PT.
83
Chatamarrasjid Ais, 2004, Penerobosan Cadar Perseroan dan Soal-Soal
Aktual Hukum Perusahaan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.8.
84
Asrul Sani, 1995, Litigasi Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas,
Makalah pada Konferensi Perkembangan Akhir Undang-Undang Perseroan
Terbatas, Jakarta, 27 – 28 September 1995, hal. 12-13.
dibidang ekonomi. Pola keterlibatan itu diwujudkan oleh
yang dipisahkan.
berikut :
85
Himawan Estu Bagijo, 2000 Posisi Hukum BUMN Persero Pasca
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Artikel pada Majalah Yuridika Vol. 15
No.5 September-Oktober 2000, hal. 44.
negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Perusahaan Negara adalah suatu subyek hukum yang
merupakan badan hukum (rechtspersoon). 86
Didirikannya BUMN sebagai unit ekonomi negara
karena didorong oleh rasa tanggung jawab dan kewajiban
pemerintah untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sektor perekonomian rakyat. Sebagai lokomotif baru
dalam perekonomian nasional BUMN diharapkan dapat
berperan lebih aktif sesuai dengan misi dan tujuan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.87
86
L.J. Van Apeldoorn, 1993, Terjemahan Octarid Sadino, Pengantar Ilmu
Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 191.
87
Aminuddin, 2000, Kerangka Dasar dan Arah Privatisasi BUMN, Artikel
pada Majalah Yuridika, vol. 15 No. 6, September 2000, hal. 421.
88
R. Susanto, 1982, Hukum Dagang dan Koperasi di Indonesia, Pradnya Paramita,
Jakarta, hal. 101.
89
Iting Partadireja, 1978, Pengetahuan & Hukum Dagang, Erlangga, Surabaya, hal. 60.
bekerjasama. Adanya kerjasama dimaksud untuk mencapai
90
Butterworths,1984, The Sociology of Law an Introduction, Roger Cotterrell LLM,
MSC (SOC), Quceen Mary College, University of London, hal.145.
3. Berdasarkan permohonan dari Tim pendiri, Dinas koperasi
AD & ART.
pengesahannya.