Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laras Dwi Pangestuti

NPM : E18010017

1. Hukum Pidana Anak, terdiri dari 3 kata yaitu :


 Hokum merupakan kumpulan peraturan yang muncul akibat dari
kebiasaan kebiasan suatu masyarakat, yang kemudian diakui oleh suatu
negara dan bertujuan untuk mengatur kehidupan setiap masyarakat.
 Pidana yaitu suatu penderitaan yang sengaja dijatuhkan/diberikan oleh
negara pada seseorang atau beberapa orang, berupa pembalasan
(pengimbalan) sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas
perbuatannya yang telah melanggar larangan hukum pidana atau akibat
perbuatan si pelaku tindak pidana.
 Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang
perempuan dengan seorang laki-laki atau seseorang yang dilahirkan
oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan dan belum
mencapai batas usia dewasa sesuai yang disebutkan dalam peraturan
perundang-undangan.
2. Pengertian Hukum, Pidana dan Anak menurut para ahli dan peraturan
perundang-undangan :
a. Pengertian Hukum :
 Plato
Hukum yaitu sebuah peraturan yang sistematis dan teratur yang
mengikat, baik masyarakat dan pemerintah.
 S. M. Amin
Hukum merupakan sekumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi yang bertujuan untuk menertibkan masyarakat dan
menciptakan keamanan di lingkungan masyarakat.
 Utrecht
Hukum adalah himpunan atau kumpulan petunjuk hidup yang berupa
perintah dan larangan yang mengatur ketertiban masyarakat dan harus
dipatuhi.
 UU No. 12 Tahun 2011
Sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia
dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang
lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang
timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Pengertian Pidana :
 Simons
Pidana adalah suatu penderitaan yang oleh undang-undang pidana
telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang
dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang
bersalah.
 Sudarto
Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang
yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Pertemuan Kedua
Tanggal : 05-09-2020
Nama : Laras Dwi Pangestuti
NPM : E18010017

  Van Hamel
Pidana adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus, yang telah
dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana
atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban hukum
umum bagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang
tersebut telah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan
oleh negara.
 Kitab Undang Undang Hukum Pidana Pasal 10 :
Pasal 10 KUHP disebutkan pidana itu terdiri atas pidana pokok dan
pidana tambahan. Pidana pokok terdiri atas pidana mati, kurungan,
denda dan tutupan.
c. Pengertian anak :
 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974
Anak adalah mereka yang belum dewasa dan sudah sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan
belas) tahun untuk laki-laki.
 UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai
umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan
belas) tahun dan belum pernah kawin.
 UU No. 23 Tahun 2002 tentang hokum perlindungan anak Pasal 1
angka 1
 Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas
tahun), termasuk anak yang masih dalam kandungan.
3. Contoh Kasus Hukum Pidana Anak :
Kasus Siswa SD Tewas karena Berkelahi Gunakan UU Sistem Peradilan
Pidana Anak
Polres Sukabumi akhirnya menerapkan Undang-undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam perkara
tewasnya, SR (8) seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN). Pelajar
kelas 2 SD itu meninggal dunia diduga setelah berkelahi dengan temannya
di halaman SDN di wilayah Kecamatan Cicantayan, Sukabumi, Jawa
Barat, Selasa (8/8/2017) pagi. Sesuai amanat UU, Polres Sukabumi
membentuk tim yang melibatkan sejumlah unsur, di antaranya penyidik,
Badan Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Sosial (Dinsos), Komisi
Perlindungan Anak (KPA) dan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak (P2TP2A). "Hasil kesepakatan, tim memutuskan
menggunakan pasal 21 Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak,"
ujar Kepala Polres Sukabumi, AKBP Syahduddi kepada wartawan di
Cibadak,
Selasa (15/8/2017) Syahduddi menjelaskan, penggunaan pasal 21
dikarenakan usia terduga pelaku di bawah 12 tahun. Dalam pasal 21, jika
anak yang diduga berbuat tindak pidana, maka tim wajib mengambil
keputusan. Keputusannya ada dua pilihan, yakni pertama mengembalikan

Pertemuan Kedua
Tanggal : 05-09-2020
Nama : Laras Dwi Pangestuti
NPM : E18010017

kepada orangtua. Kedua, mengikutsertakan anak dalam program


pembinaan, pendidikan dan pembimbingan di instansi pemerintah atau
Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) paling lama enam
bulan. "Tim memilih opsi yang kedua dan akan diikutsertakan di LPKS
yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi," tutur Syahduddi didampingi
sejumlah anggota tim. Syahduddi menjelaskan, dalam prosesnya nanti, tim
juga masih terus mengawasi dan melaksanakan evaluasi berkelanjutan.
Terkait keluarga korban, Syahduddi menyatakan, pada dasarnya keluarga
korban menerima. Kedua belah pihak juga sudah mediasi, meskipun
sempat terjadi ketidakpuasan dari pihak keluarga anak yang meninggal
dunia. "Tapi hasil akhirnya kedua belah pihak bisa diupayakan
perdamaian," pungkas Syahduddi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Siswa SD


Tewas karena Berkelahi Gunakan UU Sistem Peradilan Pidana Anak,
https://regional.kompas.com/read/2017/08/15/20584701/kasus-siswa-sd-
tewas-karena-berkelahi-gunakan-uu-sistem-peradilan-pidana.
Penulis : Kontributor Sukabumi, Budiyanto

 Analisis : menurut saya kasus tersebut sudah termasuk dalam Kasus


Hukum Pidana Anak karena korban dan terduga pelaku sama sama
masih dibawah umur yaitu masih dibawah 12 tahun, sehingga belum
dianggap dewasa dan cakap dalam melakukan perbuatan hokum.
Kemudian proses penyelesaian perkara Anak yang berhadapan
dengan hokum tersebut sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap
pembimbingan setelah menjalani pidana. yang berkonflik
dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana,
dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Setelah menjalani
beberapa rangkain proses penyelesaian tim penyidik memutuskan
untuk pihak terduga pelaku tindak pidana agar di selesaikan dengan
bimbingan Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS).

Pertemuan Kedua
Tanggal : 05-09-2020

Anda mungkin juga menyukai