BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertentu, untuk benda siapa yang melanggar larangan tersebut. Bisa juga
sesuatu aturan hukum dilarang serta diancam pidana, asal saja dalam
warga, perbuatan pidana ataupun tindak pidana tidak cuma dicoba oleh
apalagi manusia lanjut umur (manula) juga ikut jadi subjek dalam sesuatu
tindak pidana. Bagi Pasal 1 Ayat (2) Undang- Undang No 13 Tahun 1998
psikologis, serta sosial yang tidak lagi sebaik dengan yang dirasakan pada
lansia ditandai dengan adanya ciri-ciri emosional yaitu mudah marah dan
tersinggung, regresi yaitu tingkah laku kembali seperti anak kecil, ilusi
yaitu salah tangkap terhadap obyek apapun, delusi yaitu anggapan bahwa
segala disekitarnya jelek, dimensia yaitu pikun atau mudah lupa, dan
neurasthenia yaitu merasa letih, lelah, sensitif terhadap cahaya dan suara.
tak terima dengan vonis bersalah oleh hakim. Nenek Asyani divonis 1
https://www.liputan6.com/news/read/2219231/nenekasyani-terdakwa-
tajam kebawah namun tumpul keatas. Orang miskin serta lansia dengan
bersifat kaku serta menekankan pada aspek the legal system tanpa
harus ditempuh upaya untuk menggali nilai-nilai yang hidup dan diyakini
oleh masyarakat sebagai sebuah nilai luhur (Ali Imron, 2008:123). Kondisi
pelanggar hukum dalam beberapa tahun terakhir ini terlanjur legal, formal,
2013:141).
Bahwa perlu kiranya para penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim,
dan advokat selaku legal structure mengerti konsep yang efektif dalam
principle artinya tindak pidana yang dilakukan tidak mempunyai nilai dan
kedua prinsip tersebut, akan lebih efektif bila kasus sebagaimana dialami
tindak pidana dan keadaan fisiknya yang sudah tidak muda lagi.
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Tidak hanya
6
131/KMA/SKB/X/2012,M.HH-07.HM.03.02,KEP-06/E/EJP/10/2012,B/39/X/
Tindak Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP kesemua aparat penegak
hukum.
yang dilakukan oleh penyidik pada tahap penyidikan atau hakim semenjak
restosrative justice juga dikenal sebagai alternatif atau cara lain peradilan
yang bertolak pada teori absolut yang lahir pada aliran klasik. Teori
absolut atau teori balas dendam yang menjadi dasar pijakan aliran klasik
nenek Asyani sebagai subjek dalam suatu tindak pidana. Ada juga
masalah lain yang lebih penting dan harus diperhatikan adalah bagaimana
tindak pidana dengan melibatkan para pihak yang terlibat. Cara ini
cukup lama.
(https://regional.kompas.com/read/2018/02/23/13320071/kakek-61-
menggali nilai dasar hukum itu sendiri. Berdasarkan uraian yang dituliskan
B. Rumusan Masalah
manula?
C. Tujuan Penelitian
adalah :
oleh manula.
D. Kegunaan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hukum pidana dan para ahli dalam criminal justice science di Amerika
prosedur hukum dan kemudian kendala ini tidak membuahkan hasil yang
2009:1).
1. Pendekatan Normatif
hukum Jepang.
juga perbedaan dari nilai-nilai yang dijadikan landasan kerja kedua model
(Atmasasmita, 2010:7-11):
17
guilt 3. Formal-adjudicative
finding 5. Efektivitas
4. Factual guilt
5. Efesiensi
penegakan hukum;
membawa kearah:
pembelaannya;
peradilan;
4). Model ini bertolak dari nilai yang bersifat anti terhadap kekuasaan
5). Gagasan “equality before the law” atau persamaan di muka hukum
yang sama untuks etiap orang yang berurusan dengan hukum. Kewajiban
yudisial.
Masih dari sumber yang sama, dalam tipologi modelnya, crime control
yang dominan dalam model ini adalah kekuasaan yudikatif dan selalu
dari masyarakat.
satu negara yang menganut Family Model ini adalah negeri Belanda.
bahwa terkait family model ini tidak dapat diterima sepenuhnya karena
terlalu fokus pada pelaku, sementara disisi lain terdapat korban (the victim
2. Pendekatan Administratif
2010:7).
3. Pendekatan Sosial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem soal sehingga
B. Restorative Justice
berikut:
focuses on repairing the harm done, meeting the victim's needs, and
sudah ada esensinya paling tidak semenjak Aristoteles, hanya saja saat
ini diterapkan pada kasus tindak pidana anak sebagaimana diatur dalam
pidana bukan tanpa landasan yang jelas, hal ini dibuktikan dengan adanya
as possible the harm suffered by the victim; (b) that offenders should
23
that it had some real consequences for the victim and community; (c)
needs and to participate in determining the best way for the offender
lain;
masyarakat;
menentukan cara terbaik bagi pelaku untuk meminta ganti rugi; dan
Seminar Nasional Hari Ulang TahunI katan Hakim Indonesia ke-59 yang
24
seluruh dunia dan menjanjikan hal positif kedepan berupa sistem keadilan
C. Hukum Pidana
(Moeljatno, 2000:1):
2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah
larangan tersebut.
dengan sanksi pidana bagi yang melanggar atau yang tidak mematuhi,
kapan dan dalam hal apa sanksi pidana itu dijatuhkan dan bagaimana
negara.
terbagi dalam dua hal, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana
formal. Menurutnya, hukum pidana materil terdiri atas tindak pidana yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka jenis penelitian
Normatif
hati-hati guna mendapatkan data yang valid. Oleh karena itu dalam
D. Analisis Data
dengan menggunakan legislasi dan regulasi. Hal ini bertujuan agar peneliti
melakukan analisis.
oleh responden secara tertulis atau lisan serta tingkah laku yang nyata
kualitatif ini mementingkan kualitas data dan hanya data - data yang
yang dikumpulkan, maka Data yang telah terkumpul, baik data primer
maupun data sekunder diolah dan dianalisis secara kualitatif dan disajikan
DAFTAR PUSTAKA