Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MELLY AGESTY

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043509549

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103/Filsafat Hukum Dan Etika Profesi

Kode/Nama UPBJJ : 311/ILMU HUKUM

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Kasus
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis terhadap 2 pelaku penyiram
air keras kepada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, masing-
masing 2 tahun penjara untuk Rahmat Kadir dan 1 Tahun 6 bulan penjara untuk Ronny Bugis.
Dalam putusan, keduanya dinyatakan bersalah karena melanggar Pasal 353 Ayat (2) KUHP jo
Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP, subside pasal 351 Ayat (2) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yaitu satu tahun.
Novel disiram air keras pada 11 April 2017 lalu setelah menunaikan shalat subuh di mesjid Al
Ihsan, tak jauh dari rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat penyerangan
tersebut, Novel mengalami luka pada matanya yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Sumber : kompas.com
1. Bagaimanakah vonis yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta kepada
2 pelaku penyiraman novel berdasarkan konsep teori keadilan menurut Thomas Aquinas?
Jelaskan analisis anda!
Jawaban
Keadilan adalah suatu keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan
menjalankan kewajiban.
Thomas Aquinas menyatakan bahwa disamping kesederhanaan, keteguhan, dan
kebijaksanaan, keadilan merupakan salah satu keutaman hidup. Keutamaan ini
berhubungan dengan akal, budi, emosi, dan kehendak.
Keadilan menurut konsep Thomas Aquinas adalah kesetaraan. Menurutnya keadilan terkait
mengenai apa yang seharusnya diterima oleh seseorang menurut suatu kesamaan
proporsional.
Kasus penyiraman air keras kepada mantan penyidik KPK, Novel Baswedan kembali
bergulir. Dua terdakwa yang disidangkan dalam kasus tersebut, yakni Roni Bugis dan
Rahmad Kadir Mahulette dituntut hukuman 1 tahun penjara. Jaksa penuntut umum menilai
terdakwa dianggap “tidak sengaja” menyiram wajah Novel dengan air keras. Karena
sebenarnya mereka berniat menyiram badan Novel. Tindakan itu mengakibatkan Novel
mengalami cacat mata permanen.
Dalam suatu proses hukum, hakim harus melihat berdasarkan fakta yang ada untuk
menentukan pasal berapa yang dijatuhkan beserta vonis akhirnya. Dari putusan hakim
nantinya baru dapat didiskusikan kembali bagaimana perspektif hakim dalam melihat
kasus ini.
Tuntutan satu tahun bagi pelaku yang mencederai rasa keadilan, serta tidak terungkapnya
aktor intelektual dan motif pelaku. Tuntutan jaksa terhadap pelaku merupakan lanjutan
dari rentetan kejanggalan selama proses penegakan hukum dalam kasus ini. Selanjutnya,
preseden yang buruk menjadi ancaman bagi warga negara khususnya pegiat antikorupsi,
bisa jadi kejadian seperti ini dapat berulang. Transparansi, akuntabilitas dan pengendalian
benturan kepentingan di institusi penegak hukum sangat dibutuhkan untuk menjamin
pelindungan hukum bagi warga negara, menjaga etika serta mencegah perilaku korupstif
penegak hukum.

2. Apakah perbuatan yang dialami oleh Novel Baswedan dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran HAM berdasarkan Undang-undang No. 39 Tahun 1999? Jelaskan analisis anda
secara konkrit!
Jawaban
Ya, perbuatan yang dialami Novel Baswedan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran HAM
berdasarkan Undang-undang No. 39 Tahun 1999.
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat.
Novel Baswedan mengalami tindakan kekerasan yang diduga direncanakan dan sistematis
yang melibatkan beberapa pihak yang masih belum terungkap. Komnas HAM mendapatkan
bukti permulaan yang cukup mengenai terjadinya pelanggaran hak atas rasa aman dan hak
untuk diperlakukan sama di muka hukum. Selain itu, Novel diduga mengalami pelanggaran
hak atas perlindungan HAM dan kebebasan dasar tanpa diskriminasi.
Ketika seorang melakukan perbuatan melawan hukum (unlawful act), katakanlah
melakukan pelanggaran/kejahatan yang dilarang, dia mungkin telah melakukannya, dari
sudut pandang kesalahan mental, dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sengaja
(intentionally), ceroboh (recklessly), atau lalai (negligently).

3. Berdasarkan kasus yang dialami oleh Novel Baswedan diatas, jelaskanlah bagaimana
implementasi hukum sebagai sarana social engineering & Social control!
Jawaban
- Adanya fungsi hukum sebagai alat rekayasa sosial, Suatu masyarakat di manapun di
dunia ini, tidak ada yang statis. Masyarakat manapun senantiasa mengalami
perubahan, hanya saja ada masyarakat yang perubahannya pesat dan ada pula yang
lamban.
Law as a tool of sosial engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe
Pound, yang berarti hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam
istilah ini hukum diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam
masyarakat. Teori tentang perubahan sosial dalam hubungannya dengan sektor
hukum merupakan salah satu teori besar dalam ilmu hukum. Hubungan antara
perubahan sosial dengan sektor hukum tersebut merupakan hubungan interaksi,
dalam arti terdapat pengaruh perubahan sosial terhadap perubahan sektor hukum,
sementara di pihak lain, perubahan hukum juga berpengaruh terhadap suatu
perubahan sosial. Perubahan hukum yang dapat mempengaruhi perubahan sosial
sejalan dengan salah satu fungsi hukum, yakni fungsi hukum sebagai sarana
perubahan sosial, atau sarana merekayasa masyarakat (social engineering).
- Dalam memandang hukum sebagai alat kontrol sosial manusia, maka hukum
merupakan salah satu alat pengendali sosial. Alat lain masih ada sebab masih saja
diakui keberadaan pranata sosial lainnya (misalnya keyakinan, kesusilaan). Kontrol
sosial merupakan aspek normatif kehidupan sosial. Hal itu bahkan dapat dinyatakan
sebagai pemberi defenisi tingkah laku yang menyimpang dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya, seperti berbagai larangan, tuntutan, dan pemberian ganti rugi.
Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia merupakan sesuatu
yang dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah laku ini dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang menyimpang terhadap aturan hukum.
Sumber :
BMP HKUM4103/MODUL 4-5
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiynNSqopL7AhW6SWwGHZdGAhEQFnoECAwQAQ&url
=https%3A%2F%2Fejournal.iainkendari.ac.id%2Fal-adl%2Farticle%2Fview
%2F219%2F209&usg=AOvVaw2yHJdkrnqUimFXHh1cqYLx

Anda mungkin juga menyukai