Anda di halaman 1dari 75

MAKALAH

Perusahaan, Perusahaan Bukan Badan Hukum dan Perusahaan Perseorangan

Ditujukan untuk mata kuliah hukum bisnis

Disusun Oleh : Kelompok 2

Fariska (1800542020)

Dia Alenda (1800542038)

Suci Indah Sari (1800542085)

Misnar Syam, M.H.

DIII KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah pengantar hukum bisnis ini.

Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

yang membutuhkan informasi mengenai “Perusahaan ,Perusahaan Bukan Badan

Hukum dan Perusahaan Perseorangan”.

Kami menyadari makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna.

Untuk itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang

membaca makalah kami ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak dan sumber-sumber yang telah membantu kami dalam

penyusunan makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan penyusunan dan isi dari

makalah ini.

Padang, Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................................

C. Tujuan Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................

10

A. Perusahaan..................................................................................................

10

a. Definisi................................................................................................

10

b. Unsur-unsur perusahaan.......................................................................

15

2
c. Fungsi perusahaan................................................................................

18

d. Legalitas perusahaan.............................................................................

20

e. Bentuk-bentuk perusahaan...................................................................

25

B. Perusahaan Bukan Badan Hukum..............................................................

28

a. Firma.....................................................................................................

29

b. Persekutuan perdata..............................................................................

46

c. Persekutuan komanditer (CV)..............................................................

58

C. Perusahaan Perseorangan...........................................................................

67

a. Pengertian.............................................................................................

67

b. Ciri-ciri.................................................................................................

67

c. Kelebihan..............................................................................................

68

3
d. Kelemahan............................................................................................

70

e. Contoh..................................................................................................

70

BAB III PENUTUP......................................................................................................

71

A. Kesimpulan.................................................................................................

71

B. Saran...........................................................................................................

72

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan dapat dipandang sebagai sistem yang memproses masukan

(input) untuk menghasilkan keluaran (output). Perusahaan mengolah masukan

berupa sumber ekonomi yang nilainya lebih tinggi dari pada nilai masukan yang

dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Pada umumnya perusahaan

mempunyai tujuan utama memperoleh keuntungan dari usaha yang dijalankan

serta berusaha mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidup dari

usaha itu sendiri.

Perusahaan adalah lembaga yang organisir dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan. Perusahaan mempunyai fungsi essensial untuk

mencapai tujuan, fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan fungsi

personalia, yang merupakan fungsi-fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang

lain, contohnya fungsi personalia sebagai salah satu fungsi perusahaan yang

berhubungan erat dengan fungsi produksi.

Perusahaan dikenal juga dengan istilah Badan Usaha. Badan usaha di

Indonesia beraneka ragam jenis. Badan usaha dibagi dalam dua kategori besar

berdasar kacamata hukum, yakni badan usaha yang berbadan hukum dan badan

usaha yang tidak berbadan hukum. Badan usaha yang tidak berbadan hukum

terdiri dari Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Usaha

Perseorangan. Adapun badan usaha yang berbadan hukum adalah Perseroan

Terbatas (PT) dan Koperasi. Jenis badan usaha ini dalam sistem hukum di

5
Indonesia lebih mendapatkan pengaturan yang tegas dengan peraturan perundang-

undangan tersendiri untuk tiap jenis badan hukum tersebut.

Disamping itu bentuk badan sebagai wadah untuk menjalankan usaha,

bentuk usaha yang telah banyak digunakan adalah bentuk usaha perseorangan

yang belum diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan.

Sehubungan dengan hal diatas, pemerintah menyiapkan suatu rancangan undang-

undang yang meliputi pengaturan mengenai usaha perseorangan, persekutuan

perdata, persekutuan firma, dan persekutuan komanditer.

Oleh karena itu, kami merasa sangat penting untuk mengetahui apa itu

perusahaan secara umum, apa itu perusahaan tidak berbadan hukum, apa itu

perusahaan perseorangan, keunggulan dan kelemahan masing-masing, maka dari

itu kami membuat makalah sederhana dengan judul “Perusahaan, Perusahaan

Bukan Badan Hukum, Perusahaan Perseorangan”. Dengan makalah ini hendaknya

para pembaca dapat mendapat gambaran tentang perusahaan, perusahaan tidak

berbadan hukum, dan perusahaan perseorangan.

6
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan?

2. Apa saja yang menjadi unsur-unsur Perusahaan?

3. Apa saja yang menjadi Fungsi Perusahaan?

4. Bagaimana legalitas sebuah perusahaan?

5. Apa saja bentuk-bentuk dari perusahaan?

6. Apakah yang dimaksud dengan perusahaan Bukan Badan Hukum?

7. Apa saja Jenis-jenis Perusahaan Bukan Badan Hukum?

8. Apakah yang dimaksud dengan Firma?

9. Apa saja ciri-ciri Firma?

10. Apa saja yang menjadi sifat Firma?

11. Bagaimana proses pendirian Firma?

12. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan Firma?

13. Bagaimana berakhirnya Firma?

14. Apakah yang dimaksud dengan Persekutuan Perdata?

15. Apa saja Unsur-unsur Persekutuan Perdata?

16. Apa saja jenis-jenis Persekutuan Perdata?

17. Apa saja ciri dan sifat Persekutuan Perdata?

18. Apakah yang dimaksud dengan Perseroan Comanditer (CV)?

19. Bagaimana cara pendirian CV(Perseroan Comanditer)?

20. Apa saja yang menjadi ciri-ciri CV(Perseroan Comanditer)?

21. Apa tujuan dari CV (Perseroan Comanditer)?

22. Apa saja yang menjadi unsur-unsur CV(Perseroan Comanditer)?

7
23. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan CV(Perseroan

Comanditer)?

24. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan Perseorangan?

25. Apa saja yang menjadi ciri-ciri Perusahaan Perseorangan?

26. Apa saja Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseorangan?

8
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi Perusahaan.

2. Untuk mengetahui unsur-unsur Perusahaan.

3. Untuk mengetahui Fungsi dari Perusahaan.

4. Untuk mengetahui Legalitas dari suatu Perusahaan.

5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari Perusahaan

6. Untuk mengetahui dan memahami pengertian perusahaan Bukan Badan

Hukum

7. Untuk mengetahui Jenis-jenis Perusahaan Bukan Badan Hukum.

8. Untuk mengetahui dan memaham pengertian dari Firma.

9. Untuk mengetahui ciri-ciri Firma.

10. Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki firma.

11. Untuk mengetahui bagaimana proses pendirian Firma.

12. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan

Firma.

13. Untuk mengetahui sebab /bagaimana berakhirnya Firma.

14. Untuk mengetahui dan memahami maksud dari Persekutuan Perdata.

15. Untuk mengetahui unsur-unsur Persekutuan Perdata.

16. Untuk mengetahui jenis-jenis Persekutuan Perdata

17. Untuk mengetahui sifat dan ciri-ciri Persekutuan Perdata.

18. Untuk mengetahui pengertian CV (Perseroan Comanditer)/

19. Untuk mengetahi cara pendirian CV (Perseroan Komanditer).

20. Untuk mengetahui ciri-ciri CV (Perseroan Komanditer).

9
21. Untuk Mengetahui tujuan CV(Perseroan Komanditer).

22. Untuk mengetahi unsur-unsur CV(Perseroan Komanditer).

23. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan CV (Perseroan Komanditer).

24. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Perusahaan Perseorangan.

25. Untuk mengetahui ciri-ciri Perusahaan Perseoragan.

26. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseorangan.

10
BAB II

PEMBAHASAN

PERUSAHAAN

A. Definisi

Menteri Kehakiman Nederland (Minister van justitie Nederland) dalam

memori jawaban kepada Parlemen menafsirkan pengertian perusahaan sebagai

berikut :

“Barulah dapat dikatakan adanya perusahaan, apabila pihak yang

berkepentingan bertindak secara tidak terputus-putus, terang-terangan

serta di dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh laba rugi dirinya

sendiri.”1

Molengraaf memberikan perumusannya sebagai berikut :

“Barulah dikatakan ada perusahaan jika secara terus menerus bertindak

keluar untuk memperoleh penghasilan dengan mempergunakan atau

menyerahkan barang-barang atau mengadakan perdagangan.” 2

Kemudian, perumusan ini ditambahkan oleh Polak dengan menyatakan

bahwa suatu perusahaan mempunyai “keharusan melakukan pembukuan.”3

1
Zaeni Asyhadie. Hukum Bisnis “Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia”, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2016), hlm, 31.
2
Ibid, hlm.32.
3
ibid

11
Menurut pemerintahan Belanda, Perusahaan adalah apabila pihak yang

berkepentingan bertindak secara tidak terputus dan terang-terangan serta dalam

kedudukan tertentu untuk memperoleh laba rugi dirinya sendiri.4

Secara jelas Pasal 1 UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan , yang menyatakan sebagai berikut :

“perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan

setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus didirikan,

bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan

tujuan memperoleh keuntungan/Laba.” 5

Dari pengertian diatas ada dua unsur pokok yang terkandung dalam suatu

perusahaan : 6

1. Bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha, baik berupa suatu

persekutuan atau badan usaha yang didirikan,bekerja, dan berkedudukan di

Indonesia.

2. Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang bisnis, yang dijalankan

secara terus menerus untuk mencari keuntungan.

Dengan demikian, suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur antara

lain : 7

1. Terus-menerus atau tidak terputus-putus

2. Secara terang-terangan (karena berhubungan dengan pihak ketiga)

3. Dalam kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan)

4
Farida Hasyim. Hukum Dagang, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm, 91.
5
Op.cit, hlm, 32.
6
ibid
7
ibid

12
4. Mengadakan perjanjian perdagangan

5. Harus bermaksud memperoleh laba

Dari unsur diatas dapat dirumuskan bahwa suatu perusahaan adalah

setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian

secara terus-menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan tujuan

memperoleh keuntungan dan/atau laba yang dibuktikan dengan pembukuan.

Kata perusahaan dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian yaitu : 8

1. Onderneming yang berarti satu bentuk hukum (rechtsvorm) dari suatu

perusahaan seperti PT, Firma, Persekutuan Komanditer, atau CV.

Onderneming yang dimaksudkan adalah menunjuk pada bentuk hukumnya,

yaitu badan hukum dan bukan badan hukum.

Dari ketentuan tersebut Onderneming mengandung unsur-unsur :

a. Adanya suatu persekutuan

b. Suatu ikatan organisatoris yang berdiri sendiri

c. Melakukan sesuatu pekerjaan yang didasari oleh perjanjian kerja

2. Bedriff berarti kesatuan teknik untuk produksi seperti huisviljt atau home

industry atau industry rumah tangga atau rumahan, nijverheid atau kerajinan

atau suatu keterampilan khusus, fariek (pabrik).

Pengertian perusahaan menurut pasal 1 UU No. 8 tahun 1997 tentang

dokumen perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang dilakukan dengan

kegiatan tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau

laba baik diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha yang


8
Farida Hasyim. Hukum Dagang, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm, 96.

13
berbentuk badan hukum dan/atau bukan berbadan hukum yang didirikan atau

berkedudukan dalam wilayah RI. 9

Berkaitan dengan definisi perusahaan tersebut, maka pembagian

perusahaan, yaitu sebagai berikut : 10

1. Perusahaan swasta, yaitu perusahaan yang modal seluruhnya dimiliki oleh

swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah. Mempunyai 3 macam

bentuk, yaitu :

a. Perusahaan swasta nasional, yaitu perusahaan swasta warga Negara

Indonesia. Contoh : PT. Gudang Garam Tbk., Univeler, Trans Corp, dan

lain lain.

b. Perusahaan swasta asing, yaitu perusahaan swasta milik warga Negara

asing. Contoh : Chevron, Samsung, CIMB NIAGA, dan lain lain.

c. Perusahaan swasta campuran, yaitu perusahaan swasta milik warga

negara Indonesia dan warga negara asing. Contoh : PT Indosat, PDAM

Jaya, dan PT Aqua Golden Mississippi.

2. Perusahaan negara, yaitu perusahaan yang modal seluruhnya dimiliki oleh

negara Indonesia.

a. Perusahaan negara berdasarkan IBW

Perusahaan yang mendapat pinjaman uang dengan bunga dari pemerintah

dengan keuangan otonom. Contoh : Jawatan Kereta Api, Jawatan

Pegadaian, Percetakan Negara.

b. Perusahaan negara berdasarkan ICW

9
ibid, hlm, 98.
10
ibid

14
Perusahaan negara yang tidak mendapat keuangan otonom di mana

keuangannya menjadi bagian dari keuangan negara pada umumnya.

Contoh : Penerbitan Balai Pustaka, Perusahaan Listrik Negara,

Perusahaan Air Minum Negara.

c. Perusahaan negara berdsarkan undang-undang No. 19 Prp tahun 1960

perusahaan negara yang modal seluruhnya merupakan kekayaan negara

Republik Indonesia. Contoh : Perum Pegadaian Negara.

d. Perusahaan negara berdasarkan undang-undang nasional perusahaan-

perusahaan Belanda, yaitu Undang-Undang No. 86 tahun 1958.

e. Perusahaan negara berdasar Undang-Undang No. 19 Prp Tahun 1960.

Menurut Undang-undang ini, perusahaan dalam bentuk apapun yang

modal seluruhnya menjadi kekayaan Republik Indonesia, kecuali jika

ditentukan lain berdasarkan undang-undang.

Menurut Undang-undang No.9 tahun 1969 tentang penetapan Prp No. 1

tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara, perusahaan negara

dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu : 11

a. Perusahaan Jawatan

Perusahaan negara yang didirikan dan diatur menurut ketentuan-

ketentuan dalam IBW. Contoh : PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api),

sekarang menjadi PT. KAI. Perjan RS Jantung Harapan Kita, Perjan RS

Cipto Mangunkusumo, Perjan RS  AB Harahap, Perjan RS Sanglah,

Perjan RS Kariadi.

b. Perusahaan umum
11
Ibid, hlm, 100.

15
Perusahaan yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan

dalam Undang-Undang No. 19 Prp Tahun 1960.

Contoh : Perum Pegadaian, Perum Jasatirta, Perum DAMRI, Perum

ANTARA, Perum Peruri.

c. Perusahaan Perseroan

Perusahaan negara dalam bentuk PT yang didirikan dan diatur

berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam KUHD pasal 36 sampai dengan

56 dan PP No. 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan. Perusahaan

ini saham-saham seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh pemerintah.

B. Unsur-unsur perusahaan

Unsur-unsur perusahaan secara umum : 12

a. Badan Hukum

Badan hukumnya berbentuk badan hukum tertentu, seperti perusahaan

dagang, firma persekutuan komanditer, perseroan terbatas, perusahaan

umum, perusahaan perseorangan, dan koperasi. Hal ini dapat diketahui dari

akta pendirian perusahaan yang dibuat di depan notaries kecuali koperasi

yang dibuat oleh para pendiri dan disahkan pejabat koperasi.

b. Bergerak dalam bidang perekonomian

Yakni dalam bidang perindustrian, perdagangan, dan jasa.

c. Berlangsung terus menerus. Sebagai mata pencarian, tidak insidental, dan

bukan pekerjaan sambilan.

d. Bersifat tetap. Tidak pernah berubah atau berganti dalam waktu singkat

melainkan memerlukan waktu yang lama.


12
Ibid, hlm, 100.

16
e. Bersifat terbuka terang-terangan. Ditujukan kepada dan diketahui oleh

umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh

pemerintah berdasarkan undang-undang.

f. Bertujuan memperoleh keuntungan dan laba

g. Adanya pembukuan

h. Ada akta atau izin usaha terdaftar di notaris

i. Harus ada buruh

Menurut Basu Swasta dan Ibnu Sukorjo, ada 5 unsur yang penting, yaitu :
13

a. Organisasi

Organisasi berasal dari kata organ yang berarti alat. Adanya alat

produksi belum menimbulkan organisasi. Setelah diatur dan dikombinasikan

dengan sumber ekonomi lainnya seperti manusia, bahan-bahan, dan

sebagainya, timbullah keharusan untuk mengadakan kerja sama secara

efisien, efektif, dan dapat hidup sebagaimana mestinya. Keadaan seperti ini

dapat membentuk suatu organisasi.

b. Produksi

Produksi yaitu segala usaha yang ditujukan untuk menciptakan

atau menaikkan faedah (utility)

1) Produksi langsung

13
Ibid, hlm, 101.

17
a) Produksi primer. Yaitu segala usaha untuk mendapatkan bahan-bahan

atau material langsung dari alam, seperti pertanian, perikanan,

kehutanan dan pertambangan.

b) Produksi sekunder. Yaitu segala usaha yang menggunakan bahan-

bahan atau material untuk meningkatkan faedah atau pengolahannya

menjadi barang lain, misalnya pembuatan kapal, gedung, dan

sebagainya.

2) Kegiatan yang membantu produksi langsung.

Selain produksi langsung terdapat kegiatan lain yang

membantunya, disebut produksi tersier meliputi perdagangan dan

kegiatan lain seperti distribusi, perbankan, perasuransian, penelitian

pasar, dan periklanan.

3) Produksi tidak langsung

Produksi tidak langsung ini, tidak menaikkan nilai penggunaan

ataupun tidak langsung dari alam, tetapi memberikan jasa-jasa yang

sangat berguna bagi perusahaan.

c. Menggunakan dan mengkoordinasikan sumber ekonomi/faktor produksi

d. kebutuhan

Kebutuhan meliputi kebutuhan barang dan jasa. Sebuah perusahaan

tidak akan memenuhi semua kebutuhan manusia, melainkan hanya sebagian

saja, sedang sebagian yang lain dipenuhi oleh perusahaan lain.

18
e. Cara yang menguntungkan

Cara menguntungkan bagi suatu perusahaan tergantung pada

bidang operasi, alat produksi, dan tujuan perusahaan.

C. Fungsi Perusahaan14

a. Pemasaran

Pemasaran adalah seluruh sistem kegiatan usaha yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

menditribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

b. Pembelanjaan

Pembelanjaan adalah usaha yang berkaitan dengan bagaimana

perusahaan harus mengorganisir untuk mendapatkan dana, menggunakan

dana, dan bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan. Jadi,

pembelanjaan berkaitan dengan pencairan dan penggunaan dana secara

efektif dan efisien.

c. Personalia

Untuk dapat mencapai tujuan suatu organisasi diperlukan fungsi-

fungsi yang dilaksanakan oleh personalia yang diberi wewenang dan

tanggung jawab serta diminta pertanggungjawaban.

Macam-macam personalia :
14
Ibid, hlm, 104.

19
1) Tenaga eksekutif : yang bertugas mengambil berbagai keputusan dan

melaksanakan fungsi organik manajemen.

2) Tenaga operatif : tenaga terampil, yang menguasai bidang

pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat

dilaksanakan dengan baik.

d. Produksi dan produktivitas

Produksi adalah perubahan bahan-bahan dari berbagai sumber

menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil ini dapat berupa

barang atau jasa.

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan

hubungan antara hasil dengan sumber yang dipakai untuk memperoleh

hasil tersebut.

20
D. Legalitas Perusahaan

1. Nama Perusahaan15

Nama perusahaan ini melekat pada bentuk badan usaha atau

perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai

perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan

perusahaan yang lain.

Nama perusahaan dapat diberi dengan cara menggunakan :

a. Nama pribadi pengusaha. Misal Fa. Indah. Berarti nama pribadi

pengusaha adalah indah.

b. Jenis usaha yang dilakukan. Misal PT Permata Hati. Karena jenis

usahanya adalah permata.

c. Tujuan didirikan. Misalnya bertujuan untuk memberikan kesejahteraan

pada masyarakat, PT Sejahtera.

Dalam hal nama perusahaan, dilarang memakai nama perusahaan

yang sudah ada dan dipakai duluan, walaupun sedikit ada perbedaan.

Karena akan menimbulkan kebingungan pada masyarakat. 16

Setiap nama perusahaan harus disahkan. Apabila tidak ada pihak

lain yang menyangkal atau keberatan atas pemakaian nama perusahaan

tersebut, maka itu berarti sudah ada pengakuan dan nama tersebut menjadi

legal. Sebaliknya apabila ada pihak yang menyangkal, membantah atau

tidak mengakui nama perusahaan, pihak tersebut dapat mengajukan

15
Zaeni Asyhadie. Hukum Bisnis “Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia”,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm, 81.
16
ibid

21
keberatan secara tertulis kepada menteri perdagangan mengenai nama

yang didaftarkan dengan menyebut alasannya. 17

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah jatidiri yang dipakai oleh perusahaan atau badan usaha

untuk menjalankan usaha secara sah.18

a. Tata cara dan prosedur mengajukan SIUP :19

1) Si pemohon harus mengisi dan menandatangani surat pemohonan

izin dengan melampirkan dokumen-dokumen seperti : akta

pendirian, surat izin tempat usaha, kartu tanda penduduk, pasfoto,

bukti pembayaran uang jaminan dan biaya administrasi.

2) Pemohon dan dokumen yang dilampirkan akan diteliti kebenaran

pengisiannya dan kelengkapannya oleh pejabat yang berwenang.

3) Apabila sudah benar, akan dikeluarkan surat pemerintah untuk

membayar uang jaminan perusahaan dan biaya administrasi

perusahaan untuk disetorkan pada bank yang ditunjuk sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

4) Berkas akan diteruskan kepada Departemen Perdagangan dengan

surat pengantar dari Kepala Kantor Perdagangan dan Perindustrian

Provinsi untuk diterbitkan SIUP.

5) Apabila SIUP sudah ditandatangani dan diberi nomor, kemudian

segera dikirimkan dengan surat pengantar Kepala Kantor Dinas

17
Ibid, hlm, 83.
18
ibid
19
Ibid, hlm, 85.

22
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten di tempat kedudukan

perusahaan yang mengajukan permohonan.

6) Penyerahan SIUP dilakukan kepada pemilik atau penanggung

jawab perusahaan yang mengajukan permohonan.

b. Pembekuan dan Pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan20

SIUP suatu perusahaan dapat dibekukan apabila yang bersangkutan

sedang diperiksa di pengadilan karena disangka telah melakukan tindak

pidana di bidang ekonomi, atau perbuatan yang berkaitan dengan

kegiatan bisnisnya yang didasarkan atas adanya bukti pemeriksaan di

pengadilan.21

3. Wajib Daftar Perusahaan

a. Kewajiban pendaftaran

Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan.

Pendaftaran dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang

bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan

memberikan surat kuasa yang sah.22

Perusahaan yang dikecualikan dari wajib daftar :23

1. Setiap Badan Usaha Milik Negara

2. Setiap perusahaan kecil perorangan yang dijalankan oleh pribadi

pengusahanya sendiri atau dengan memperkerjakan hanya anggota

keluarganya sendiri yang terdekat sehingga tidak memerlukan izin

20
Ibid, hlm, 87.
21
Ibid, hlm, 87.
22
Ibid,hlm,92.
23
Ibid, hlm, 93.

23
usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu

persekutuan.

b. Tempat pendaftaran dan hal-hal yang wajib didaftarkan :

Tempat pendaftaran perusahaan : 24

1) Di tempat kedudukan kantor perusahaan

2) Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu

perusahaan atau kantor anak perusahaan

3) Di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan

yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Hal-hal yang wajib didaftarkan :25

1) Umum

a. Nama perusahaan

b. Merek perusahaan

c. Tanggal pendirian perseroan

d. Jangka waktu berdirinya perseroan

e. Kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha perseroan

f. Izin-izin usaha yang dimiliki

g. Alamat perusahaan pada waktu didirikan dan perubahan-

perubahan selanjutnya

h. Alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, agen serta

perwakilan tersebut

2) Mengenai pengurus dan komisaris

24
ibid
25
Farida Hasyim. Hukum Dagang, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm, 117.

24
a. Nama lengkap dengan alias-aliasnya

b. Setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan nama sekarang

c. Nomor dan tanggal tanda bukti diri

d. Alamat tempat tinggal yang tetap

e. Tempat dan tanggal lahir

f. Negara tempat lahir

g. Kewarganegaraan pada saat pendaftaran

h. Tanda tangan

i. Tanggal mulai menduduki jabatan

3) Kegiatan usaha lain-lain oleh setiap pengurus dan komisaris

a. Modal dasar

b. Banyaknya dan nilai nominal masing-masing saham

c. Besarnya modal yang ditempatkan

d. Besarnya modal yang disetor

e. Tanggal dimulainya kegiatan usaha

f. Tanggal dan nomor pengesahan badan hukum

g. Tanggal pengajuan permintaan pendaftaran

4) Mengenai setiap pemegang saham

a. Nama Nama lengkap dengan alias-aliasnya

b. Setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan nama sekarang

c. Nomor dan tanda bukti diri

d. Alamat tempat tinggal yang tetap

e. Tempat dan tanggal lahir

25
f. Negara tempat lahir

g. Kewarganegaraan

h. Jumlah saham yang dimiliki

i. Jumlah uang yang disetorkan atas tiap saham

E. Bentuk-bentuk Perusahaan

1. Secara umum26

a. Bidang industri. Misalnya pabrik radio, tv, kendaraan, teksil, dan lain-

lain.

b. Bidang perdagangan. Misalnya agen, makelar, toko besar, toko kecil,

dan lain-lain.

c. Bidang jasa. Misalnya konsultan, penilai, akuntan, biro perjalanan,

perhotelan, dan lain-lain.

d. Bidang agraris. Misalnya pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain-

lain.

e. Bidang ekstraktif. Misalnya pertambangan, penggalian, dan lain-lain.

2. Secara badan hukum

a. Berbadan hukum

1) Perseroan Terbatas

Dalam undang-undang No. 1 tahun 1995 tealh diatur

dengan jelas bahwa suatu perseroan Didirikan oleh dua orang atau

lebih dengan suatu akta notaris yang dimuat dalam bahasa

Indonesia.27 Misal PT Pertamina.


26
Richard burton simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis,(Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Hlm 2.
27
Ibid, hlm,4.

26
2) Yayasan

Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan

dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,

keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.28

Misal yayasan panti jompo.

3) Koperasi

Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan.29 Misal Koperasi Unit Desa.

b. Tidak berbadan hukum

1) Firma

Persekutuan yang menyelenggarakan perusahaan atas nama

bersama.30 Misal Firma Hukum, Firma Akuntansi.

2) Persekutuan Perdata

Pasal 1618 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

menjelaskan bahwa persekutuan perdata adalah perjanjian dimana

dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu

kedalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan

yang terjadi karenanya.

3) CV

28
Ibid, hlm, 23.
29
Ibid, hlm, 15.
30
Farida Hasyim. Hukum Dagang, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm, 140.

27
Pasal 19 KUHD menjelaskan bahwa perseroan komanditer

atau CV adalah perseroan yang menjalankan suatu perusahaan yang

dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang secara

langsung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan

satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain.31 Misal

CV Canvil Group.

31
Ibid, hlm ,144.

28
PERUSAHAAN BUKAN BADAN HUKUM

Merupakan perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa

prang pengusaha secara kerja sama, jenis perusahaan ini dapat menjalankan usaha

di bidang perekonomian (perindustrian, perdagangan, dan perjasaan).

Beberapa penjelasan singkat mengenai Perusahaan Bukan Badan Hukum :

1. Subjek hukumnya adalah orang-orang yang menjadi pengurusnya,jadi bukan

badan hukum itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat

menjadi subjek hukum.

2. Pada perusahaan bukan badan hukum, yang betindak sebagai subjek hukum

adalah orang-orangnya dan bukan perkumpulannya sehingga yang dituntut

adalah orang-orangnya oleh pihak ketiga.

3. Harta kekayaan dalam perusahaan yang tidak berbadan hukum adalah

dicampur, artinya bila terjadi kerugian/penuntutan yang berujung pembayaran

ganti rugi/pelunasan utang maka harta kekayaan pribadi dapat menjadi

jaminannya. Dengan kata lain, pertanggung jawabannya pribadi untuk

keseluruhan.

4. Harta perusahaan bersatu dengan harta pribadi para

pengurus/anggotanya.Akibatnya kalau perusahaannya pailit,maka harta

pengurus/anggotanya ikut tersita juga.

29
A. Firma

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara

harfiah: perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga

disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha

antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama

bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas

usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah

persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama

bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu

perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah

seorang sekutu.

Firma atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk

persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan

memakai nama bersama. Firma (Fa) ialah suatu persekutuan antara dua

orang atau lebih yang menjalankan badan usaha dengan nama bersama

dengan mempunyai tujuan untuk membagi hasil yang didapat dari

persekutuan tersebut. Dalam mendirikan firma mempunyai anggota paling

sedikit dua orang atau lebih. Semua anggota mempunyai tanggung jawab

terhadap sebuah perusahaan dan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai

yang tercantum di dalam akta pendirian Firma. Jika bangkrut semua

anggota harus bertanggung jawab sampai harta punya pribadi ikut

dipertanggungkan.

30
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik

sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak

lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila

perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh

2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma

terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota

persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam

akta pendirian perusahaan.

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena

: Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi

sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk

keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri

Kehakiman dan HAM, Firma berakhir apabila jangka waktu yang

ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.

Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah

modal agar lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma

juga biasa disebut Persekutuan(Partnership), sebab perusahaan yang

berbentuk firma memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu

sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik firma biasa disebut

anggota atau sekutu atau partner. Perusahaan dengan berbentuk firma bisa

dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan,

31
perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor konsultan

hukum, dan akuntansi politik.

Keberadaan firma sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 16

sampai Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.Prof.Sukardono

mengatakan bahwa firma adalah suatu perserikatan perdata yang

khusus.Kekhususan itu menurut Pasal 16 KUHD terletak pada keharusan

adanya tiga unsur mutlak,yaitu :32

a) Menjalankan perusahaan;

b) Dengan pemakaian firma(nama) bersama;

c) Pertanggungjawaban tiap-tiap sekutu secara keseluruhan mengenai

perikatan dengan firma;

Menurut Pasal 16 dan 18 KUHD yang dimaksudkan persero firma

adalah tiap-tiap persero yang didirikan untuk menjalankan perusahaan di

bawah satu nama bersama,di mana anggota-anggotanya langsung dan

sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pihak ketiga.

Dengan nama bersama itu juga dipakai untuk menandatangani surat

menyurat perusahaan.33

a) Ciri-ciri Firma
32
Farida Hasyim. Hukum Dagang, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm, 140.
33
Ibid, hlm, 141.

32
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:

a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling

mempercayai.

b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di

bawah tangan.

c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.

d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.

e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib

melunasi dengan harta pribadi.

f. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.

g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa

seizin anggota yang lainnya.

h. keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.

i. seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.

j. pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.

k. mudah memperoleh kredit usaha.

Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota

adalah pemilik yang sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung

aktif melaksanakan usaha perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma

memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk organisasi

perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982) membagi karakteristik

Firma itu menjadi 5 yaitu:

33
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan

usaha firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada

salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka

secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota firma yang

lain.

2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa

anggota memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota

yang keluar berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hokum,

demikian juga apabila ada anggota baru yang bergabung. Firma

dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika tidak ada perubahan dalam

komposisi keanggotaannya.

3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak

terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan

yang dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para

anggota firma. Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang

pada kreditur dan firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah

kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para

anggota firma sampai harta milik pribadi.

4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap

anggota yang sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan

bersama dan tidak dapat dipisahkan secara jelas. Masing-masing

anggota adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma. Tanpa

seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan

34
firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo

modal akhir para anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai

berikut : penanaman modal awal, penanaman modal tambahan,

pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan

dari pembagian rugi.

5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi

Firma akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan

partisipasi para anggota didalam firma. Jika ada seorang anggota yang

aktif menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak atas

bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun

modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal yangditanam oleh

anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas

persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian

laba rugi ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte

pendirian firma tersebut.

35
b) Penggunaan nama firma

Firma artinya nama bersama.Pengguna nama bersama untuk nama

perusahaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini :34

a) Menggunakan nama seseorang sekutu,misalnya Fa.Haji Tawi

b) Menggunakan nama seseorang sekutu dengan tambahan yang

menunjukkan anggota keluarganya ,misalnya Firma Ibrahim and

Brothers.

c) Menggunakan himpunan nama semua sekutu secara singkatan

d) Menggunakan nama bidang usaha perusahaan,misalnya Fa.Ayam

Buras.

e) Menggunakan nama lain,misalnya Fa.Serasan Sekate.

c) Sifat Firma (Fa)

Sifat dari Persekutuan Firma adalah:

1. Keagenan atau perwakilan bersama

2. Umur terbatas

3. Dalam Tanggung jawab tak terbatas

4. Pemilikan kepentingan

5. Partisipasi (Keikutsertaan) dalam sebuah Persekutuan Firma

6. Bentuk firma ini sudah digunakan baik untuk suatu kegiatan usaha

berskala besar ataupun kecil.

34
Ibid, hlm, 142.

36
7. Bisa berupa perusahaan kecil yang menjual sebuah barang pada satu

lokasi, atau suatu perusahaan besar yang memiliki cabang atau

kantor di banyak lokasi.

8. Masing-masing sekutu menjadi suatu agen atau wakil dari

persekutuan firma untuk sebuah tujuan usahanya.

9. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta bila terdapat salah satu

anggota mengundurkan diri atau meninggal.

10. Tanggung Jawab seorang anggota tidak terbatas pada jumlah

investasinya.

11. Harta benda yang diinvestasikan dalam suatu persekutuan firma

tidak lagi dipunyai secara terpisah oleh masing-masing sekutu dan,

12. Masing-masing sekutu berhak mendapatkan pembagian laba

persekutuan firma

d) Proses Pendirian Firma

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,

Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan untuk

menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.

Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan

yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama

bersama atau Firma sebagai nama yang dipakai untuk berdagang

bersama-sama.

37
Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal

22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun

pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan

dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat

ditemukan untuk merugikan pihak ketiga 35.Ada tiga unsur penting

dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Firma harus didirikan dengan akta otentik.

2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik.

3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.

Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka

pihak ketiga menganggap firma sebagai persekutuan umum yang

menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka waktu yang

tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai

surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29 KUHD.

Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD

yang harus memuat sebagai berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu

umum ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan

35
Ibid.

38
tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus

itu.

3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan

atas nama firma.

4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya

yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap

para sekutu.

Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian

firma biasanya berisi tentang hal-hal berikut:

1. Nama dan alamat firma.

2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan,

atau manufaktur.

3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi

manajer serta tugas dan wewenang anggota lainnya.

4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota,

termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan

(bila ada) yang digunakan dalam operasi firma.

5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio

antara anggota yang satu dengan yang lain.

6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.

7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.

39
8. Prosedur keluarnya anggota firma.

9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.

10. Dan uraian penting lainnya.

Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma

hanyalah berfungsi sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian

berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan kewajiban masing-masing

anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus didaftarkan kepada

Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat

berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun

1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma

pendirian itu harus diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia

(BNRI) atau Tambahan Berita Negara.

Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera,

maka pendirian Firma tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan

umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu yang

dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani

dan berbuat perbuatan hukum bagi persekutuannya. Tetapi karena

40
Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak

memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

e) Kelebihan dan kekurangan firma

1. Kelebihan Firma

a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga

lebih mudah untuk memperluas usahanya.

b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan

finansial yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang

dimiliki beberapa orang.

c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian

kerja di antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di

ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi

lebih baik.

d. Tergabung alasan-alasan rasional.

e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.

f. Prosedur pendirian relative mudah.

g. Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-

masing.

h. Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.

i. Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan

j. Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha

perorangan.

41
2. Kekurangan Firma

Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai

keburukan-keburukan sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.

b. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian

ini memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para

sekutu.

c. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

d. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah

seorang anggota keluar, maka firma pun bubar.

e. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para

anggota firma.

f. Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu

perbedaan pendapat dari kedua pemimpin.

g. Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama

h. Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan

Firma. Bila mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut

dipertanggungkan.

42
f) Sekutu, Hukum dan Tanggung Jawab

1. Sekutu Firma

Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu,

yaitu sekutu komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer

menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan

pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk keseluruhan.

Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern

setidaknya telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang yang menjelaskan, “tiap-tiap persero yang tidak

dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk

mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, pula untuk

mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga

dengannya. Segala tindakan yang tidak bersangkut-pautan dengan

perseroan tersebut, atau yang para persero tidak berhak

melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan diatas.

Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya

atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum

dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat

tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur

dalam Pasal 18 KUHD.Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu

komplementer dalam CF, yaitu:

43
a. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.

b. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.

c. Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.

Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah

sekutu aktif, yaitu sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan

bertanggung jawab tidak terbatas atau pribadi. Tugas dari sekutu ini

sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam hal

tanggung jawabnya. Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas pada

tiap-tiap anggota secara tanggung-menanggung, bertanggung jawab

untuk seluruhnya atas perikatan Firma yang disebut dengan

tanggung jawab solider. Cara menggunakan nama bersama:

a. Nama seorang sekutu (Mis: Firma H. Mulyadi)

b. Nama seorang sekutu dengan tambahan (Mis:Firma H. Mulyadi

& Brothers (disingkat Fa. H. Mulyadi & Bros), artinya

perusahaan persekutuan ini beranggotakan Hasan serta saudara-

saudaranya).

c. Kumpulan nama semua sekutu (Mis: Firma Mulyadi/Hasan, Mira,

Ana dan Rusli).

d. Nama lain berupa tujuan perusahaan. (Mis: Firma Butik Chloe)

berusaha di bidang butik.

44
2. Hubungan hukum antara sekutu Firma :

a. Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu

yang ditunjuk sebagai pengurus Firma.

b. Semua sekutu berhak melihat dan mengontrol pembukuan Firma

(pasal 12 KUHD).

c. Semua sekutu memberikan persetujuan, jika Firma menambah

sekutu baru.

d. Penggantian kedudukan sekutu diperkenankan, jika diatur dalam

akta pendirian.

e. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi

sebagai kreditur Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas

Firma.

g) Hubungan Hukum antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga:

1. Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak

ketiga atas dasar perjanjian yang belum diselesaikan

pembayarannya.

2. Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga

bagi kepentingan persekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan

dari kewenangannya (pasal 17 KUHD).

3. Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan

Firma, meskipun dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena perbuatan

melawan hukum (ps.18 KUHD).

45
4. Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma

tidak ada (karena tidak ada akta pendirian), maka pihak ketiga itu

dapat membuktikan adanya Firma dengan segala macam alat

pembuktian (pasal 22 KUHD).

5. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai

kreditur Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.

h) Berakhirnya Firma

Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam

anggaran dasar telah berakhir.Firma juga dapat bubar sebelum

berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar akibat

pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.Pembubaran Firma harus

dilakukan dengan akta yang autentik yang dibuat di muka notaris,

didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri setempat dan pengumuman

dalam tambahan berita negara.Kelalaian pendaftaran dan pengumuman

ini mengakibatkan tidak berlakunya pembubaran firma,dan pengunduran

diri atau pemberhentian sekutu atau perubahan anggaran dasar terhadap

pihak ketiga.36

Setiap pembubaran firma memerlukan pemberesan,tugas

pemberesan adalah menyelesaikan semua utang Firma dengan

menggunakan uang kas.Jika masih ada saldo ,maka saldo dibagi antara

para sekutu.Jika ada kekurangan saldo ,maka kekurangan itu harus

dipenuhi dari kekayaan pribadi para sekutu.37


36
Ibid, hlm, 143.
37
Ibid, hlm, 144.

46
B. Persekutuan Perdata (Partnership/Maatscahap)

1. Pengertian

Persekutuan Perdata adalah Perjanjian antara dua orang atau lebih

yang mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam

persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh

karenanya.

Persekutuan perdata adalah padanan dan terjemahan dari burgerlijk

maatschap. Di dalam common law system dikenal dengan istilah

partnership. Kemudian di dalam hukum Islam dikenal dengan istilah

sharikah atau shirkah. Persekutuan adalah suatu bentuk dasar bisnis atau

organisasi bisnis. Persekutuan perdata menurut Pasal 1618 KUHPerdata

ada perjanjian antara dua orang atau lebih mengikat diri untuk

memasukkan sesuatu (inbrengen) ke dalam persekutuan dengan maksud

membagi keuntungan yang diperoleh karenanya.

Di Inggris, menurut Pasal 1 Partnership Act 1890 persekutuan

perdata adalah hubungan antara orang yang menjalankan kegiatan

bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (partnership is

relation which subsists between persons carrying a business in

common with a view to profit).

Persekutuan perdata atau lebih popular disebut Maatschap

merupakan bentuk genus (umum) dari Persekutuan Firma (VoF)

,Persekutuan Komanditer (CV) dan Perseroan Terbatas (PT). Hanya

saja, karena saat ini pengertian tentang PT sudah jauh berkembang,

47
maka ada pendapat yang mengatakan PT bukan lagi termasuk bentuk

species (khusus) dari Maatschap. Jelasnya, apa yang diatur dalam BW

mengenai Maatschap berlaku pula terhadap Firma dan CV. Keadaan ini

terbaca dalam Pasal 15 KUHD, yang menyatakan bahwa persekutuan-

persekutuan yang disebut dalam Buku I, Bab III, Bagian I KUHD,

diatur oleh perjanjian-perjanjian antara para pihak dan oleh BW.

Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah

istilah tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan

perserikatan. Ketiga istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan

istilah bahasa Belanda “maatschap”; “vennootschap”. Maat maupun

vennoot dalam bahasa aslinya (Belanda) berarti kawan atau sekutu.

“Persekutuan” artinya persatuan orang-orang yang sama

kepentingannya terhadap suatu perusahaan tertentu. Sedangkan

“sekutu” artinya peserta dalam persekutuan.Jadi, persekutuan berarti

perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan

tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka

badan itu bukanlah persekutuan perdata, tetapi disebut “perserikatan

perdata”. Sedangkan orang-orang yang mengurus badan itu disebut

sebagai “anggota”, bukan sekutu. 

Dengan demikian, terdapat dua istilah yang pengertiannya hampir

sama, yaitu “perserikatan perdata” dan “persekutuan perdata”.

Perbedaannya, perserikatan perdata tidak menjalankan perusahaan,

sedangkan persekutuan perdata menjalankan perusahaan. Dengan

48
begitu maka perserikatan perdata adalah suatu badan usaha yang

termasuk hukum perdata umum, sebab tidak menjalankan perusahaan.

Sedangkan persekutuan perdata adalah suatu badan usaha yang

termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab

menjalankan perusahaan. H.Van der Tas, dalam Kamus Hukum

menerjemahkan Maatschap sebagai perseroan, perserikatan,

persekutuan. Fockema Andreae, menerjemahkannya sebagai perseroan,

perseroan perdata. R. Subekti dalam terjemahan BW menyebut istilah

Maatschap sebagai persekutuan. Menurut Purwosutjipto, persekutuan

perdata (maatschap) sebagaimana diatur dalam Buku III, Bab VIII BW

adalah persekutuan yang termasuk dalam bidang hukum perdata umum,

sebab apa yang disebut “maatschap” itu pada umumnya tidak

menjalankan perusahaan. Tetapi dalam praktek, persekutuan perdata

juga sering menjalankan perusahaan. Namun persekutuan yang

dimaksud adalah persekutuan perdata khusus. Hal ini dapat diketahui

dari Pasal 1623 BW jo Pasal 16 KUHD. Pasal 1623 BW berbunyi :

”Persekutuan perdata khusus ialah persekutuan perdata yang hanya

mengenai barang-barang tertentu saja, pemakaian atau hasil yang

didapat dari barang-barang itu atau mengenai suatu usaha tertentu,

melakukan perusahaan ataupun melakukan pekerjaan”. Sedangkan

Pasal 16 KUHD berbunyi : “Yang dinamakan persekutuan firma ialah

persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan

dengan nama bersama (firma)”.

49
Sedangkan Menurut Soenawar Soekowati, Maatschap adalah suatu

organisasi kerjasama dalam bentuk taraf permulaan dalam suatu usaha.

Yang dimaksudkan dalam taraf permulaan disini adalah bahwa

Maatschap merupakan suatu badan yang pra atau sebelum menjadi

perkumpulan berbadan hukum. Ia merupakan bentuk badan yang paling

sederhana, sebagai dasar dari bentuk-bentuk badan usaha yang telah

mencapai taraf yang sempurna (berbelit-belit) pengaturannya. Jadi,

maatschap bentuknya belum sempurna, artinya belum memiliki

pengaturan yang rumit atau belum memenuhi unsur-unsur sebagai

badan hukum.

Persekutuan Perdata (partnership / maatschap) menurut pasal 1618

KUHPerdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya

diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan

maksud membagi keuntungan yang diperoleh karenanya.

Batasan yuridis Maatschap dimuat di dalam Pasal 1618 BW yang

dirumuskan sebagai berikut: ”Persekutuan perdata (Maatschap) adalah

suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri

untuk memasukkan sesuatu (inbreng) dalam persekutuan dengan

maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”.

Dalam Pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukkan

sesuatu ke dalam persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah

“pemasukan” (inbreng). Yang dimaksud dengan “pemasukan”

(inbreng) bisa berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga badaniah

50
maupun tenaga kejiwaan (pikiran). Adapun hasil dari adanya

pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin pula

“kemanfaatan”, misalnya: 3 (tiga) orang bersahabat asal yogyakarta

(Sadimin,Sudimin dan Sudiwati) yang hendak pergi ke Pulau Bali

untuk bertamasya dan sekaligus mengunjungi teman kuliahnya di

magister kenotariatan UNDIP dulu yang bernama Ni Putu Sri, masing-

masing inbreng berupa ; Sadimin menyediakan mobil, Sudiwati

menyediakan uang bensin dan Sudimin yang menyetir mobilnya.

Sedikitpun tidak mendapat keuntungan dari persekutuan tersebut, tetapi

hanya kemanfaatan yang berwujud kepuasan hati. Kenyataan hukum ini

disebut “perserikatan perdata”.

Inti perjanjian dalam Pasal 1618 KUHPerdata ini adalah adanya

kerja sama. Selain itu juga unsur memasukkan sesuatu, dan

mendapatkan keuntungan. Sesuatu itu bisa berupa :

a. Pemasukan dengan barang (inbreng van zaken)

b. Pemasukan dengan uang (inbreng van Geld); dan

c. Kerajinan (nijverheid), Tenaga Kerja dan Kerajinan (Arheid en

Vlijt). 

Perkembangan lebih lanjut di Belanda penggunaan istilah

maatschap di Belanda ini sudah ditiadakan dan dimasukkan ke dalam

pengertian vennootschap. Perseroan Perdata bersifat suatu bentuk

perjanjian kerjasama. Persekutuan perdata ini merupakan bentuk

pemitraan yang paling sederhana karena :

51
a. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal

b. Dalam hal pemasukan sesuatu dalam persekutuan atau rnaatschaap,

selain terbentuk uang atau barang, boleh menyumbangkan hanya

tenaga kerja

c. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang

perdagangan

d. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan

dalam Firma. Apabila tidak ditetapkan lain dalam

persetujuan/perjanjian, maka kerjasama ini udah rnulai berlaku sejak

saat persetujuan.

Isi Perjanjian Pada umumnya hal-hal yang diatur dalam

persetujuan perjanjian adalah:

a. Bagian yang harus dimasukkan ke dalam persekutuan

b. Bara kerja

c. Pembagian keuntungan, apabila pembagian keuntungan tidak diatur,

maka berlaku ketentuan menurut undang-undang

d. Tujuan kerjasama

e. Waktu atau lamanya

f. Lain-lain yang perlu.

Ke luar masing-masing anggota bertindak seakan-akan untuk

diri sendiri, artinya dapat mengikat dirinya sendiri kepada pihak ketiga,

yaitu hanya anggota yang bertindak ke luar tersebut.

2. Unsur-Unsur Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

52
Dari ketentuan Pasal 1618 KUHPerdata tersebut ,dapat beberapa

unsur tyang terdapat di dalam persekutuan perdata, yaitu :

a. adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih

b. masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam

persekutuan (inbreng)

c. bermaksud membagi keuntungan antara bersama anggota

d. bertindak secara terang-terangan

e. kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan

kepada umum

f. harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan

dan diizinkan

g. diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya.

Partneship dapat diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement)

diantara dua orang / lebih untuk memasukkan uang ,tenaga kerja ,dan

keahlian ke dalam atau lebih untuk mendapatkan keuntungan yang

dibagi-bagi bersama sesuai dengan bagian atau proporsi yang telah

disepakati bersama Orang (Person) yang melakukan kerjasama di

dalam persekutuan tersebut dapat berupa perorangan ,persekutuan

perdata , perusahaan yang berabadan hukum ,atau bentuk persekutuan

lainnya. Makna bisnis (business) di dalam definisi persekutuan di atas

mencakup setiap aktivitas yang menjalankan perusahaan, perkerjaan,

atau profesi.

53
Dari persekutuan perdata baik yang dianut di Inggris dan

Amerika Serikat dapat ditarik beberapa unsur yang melekat dalam

persekutuan perdata yakni :

a. Ketentuan di atas secara tegas tidak memasukkan persekutuan

perdata sebagai perusahaan yang terdaftar berdasarkan ketentuan

perundang-undangan perusahaan

b. Persekutuan perdata merupakan hubungan kontraktual

c. Persekutuan itu menjalankan suatu kegiatan bisnis

d. Persekutuan didirikan dan dijalankan dengan maksud untuk

mendapatkan keuntungan.

Dengan demikian, dapat ditarik simpulan bahwa persekutuan

perdata baik dalam sistem hukum Indonesia maupun dalam sistem

common law memiliki kesamaan, Kesamaan itu terletak pada hubungan

para sekutu didasarkan perjanjian. Dengan perkataan lain, persekutuan

perdata tunduk ada hukum perjanjian. Orang (person) yang melakukan

kerjasama di dalam persekutuan tersebut dapat berupa perorangan,

persekutuan perdata, perusahaan yang berbadan hukum, atau bentuk

persekutuan lainnya.

3. Jenis Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

a. Persekutuan Perdata (Maatschap) Umum/Penuh (Pasal 1622 BW)  

Persekutuan perdata (Maatschap) umum ini adalah dimana

para sekutu memasukkan seluruh harta nya atau bagian yang

sepadan dengannya tanpa adanya suatu perincian apapun.

54
Maatschap umum meliputi apa saja yang akan diperoleh para

sekutu sebagai hasil usaha mereka selama maatchap berdiri.

Maatschap jenis ini usahanya bisa bermacam-macam (tidak

terbatas) yang penting inbrengnya ditentukan secara

jelas/terperinci. 

b. Persekutuan Perdata (Maatschap) Khusus (Pasal 1623 BW)

Persekutuan perdata (Maatschap) khusus ini adalah dimana

para sekutu menjanjikan pemasukan benda-benda tertentu atau

sebagian tenaga kerja nya. Maatschap khusus (bijzondere

maatschap) adalah maatschap yang gerak usahanya ditentukan

secara khusus, bisa hanya mengenai barang-barang tertentu saja,

atau pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari barang-

barang itu, atau mengenai suatu usaha tertentu atau

penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi,

penentuan nya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh

maatshap (umum atau khusus), bukan pada inbrengnya. Mengenai

inbreng, baik pada maatschap umum maupun maatschap khusus

harus ditentukan secara jelas/terperinci. Kedua maatschap ini

dibolehkan.

Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan

(partnership) yang dikenal dalam hukum Perusahaan di Indonesia

disamping bentuk lainnya seperti Vennootschap Onder Firma (Fa)

dan Commanditaire Vennooschap (CV). Maatschap merupakan

55
bentuk usaha yang biasa dipergunakan oleh para Konsultan, Ahli

Hukum, Notaris, Dokter, Arsitek dan profesi-profesi sejenis

lainnya.

Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling sederhana

karena :

a. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal,

seperti yang berlaku dalam Perseroan Terbatas (PT) yang

menetapkan besar modal minimal, saat ini adalah minimal Rp.

50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah)

b. Dalam rangka memasukkan sesuatu dalam persekutuan atau

maatschap, selain berbentuk uang atau barang, boleh

menyumbangkan tenaga saja

c. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang

perdagangan

d. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang

dilakukan dalam Firma.

4. Ciri-ciri dan Sifat Persekutuan Perdata (Partnership /

Maatschap)

Tujuan Pasal 1619 KUHPerdata, menetapkan bahwa segala

Perseroan harus mengenai suatu usaha yang hal ini, dan dibuat untuk

kemanfaatan bersama dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Kemanfaatan bersama dari pihak yang bersangkutan dimaksudkan

56
bahwa masing-masing sekutu berjanji untuk mendapatkan keuntungan,

yang akan dibagi bersama di antara para anggota sekutu. Setiap usaha

dari peserta pesero tidaklah dapat dibenarkan bila ditujukan untuk diri

pribadinya sendiri, akan tetapi harus selalu ditujukan bagi kepentingan

bersama, termasuk dalam hal mendapatkan keuntungan ditujukan untuk

keuntungan bersama, sehingga janji memberikan keuntungan kepada

seseorang pesero atau beberapa orang adalah batal. Sebaliknya bila

kerugian boleh diparjanjikan bahwa bila terjadi kerugian dalam

usahanya, maka segala kerugian hanya dipikul oleh seseorang atau

beberapa orang anggota sekutu.

1. Ciri-ciri Persekutuan Perdata (Maatschap)

a. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih

b. Para pihak memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng)

c. Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk

membagi keuntungan atau kemanfaatan dari hasil usaha yang

dilakukan secara bersama-sama

Dalam Pasal 1619 ayat (1) KUHP yang berisikan “usaha

persekutuan usaha yang halal dan dibuat untuk manfaat bersama

para pihak”, pasal yang menjelaskan bahwa bidang usaha yang

dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu yang bermanfaat bagi

para sekutu.

57
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti

yang dijelaskan dalam Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata, yaitu :

“masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang,

dan keahliannya ke dalam persekutuan”.

2. Sifat Persekutuan Perdata (Maatschap)

a. Gunanya untuk mencari keuntungan;

b. Cara pendirian sederhana;

c. Cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal

d. Cara pendirian persekutuan perdata dimulai saat di tandatangani

nya akta pendirian di notaris dan selanjutnya didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan negeri.

C. Perseroan Comanditer (CV)

Pasal 19 KUHD mengatakan bahwa perseroan komanditer adalah

perseroan yang menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu

orang atau beberapa orang persero yang secara langsung bertanggung

jawab untuk seluruhnya pada satu pihak,dan satu orang atau lebih sebagai

pelepas uang pada pihak lain.38

CV berada diantara Firma dan Perseroan Terbatas, dengan

demikian CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang atau tenaga

sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih

38
Ibid, hlm, 144.

58
anggota aktif yang bertanggung jawab secara reteng,di satu pihaj dengan

satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang.Persekutuan komanditer

mempunyai 2 macam sekutu yaitu :39

1. Sekutu komplementer,yaitu sekutu aktif yang menjadi pengurus

persekutuan.

2. Sekutu komanditer,yaitu sekutu pasif yang tidak ikut mengurus

persekutuan.

Dua macam sekutu ini menyerahkan pemasukan pada persekutuan

bersama untuk memperoleh keuntungan bersama,dan kerugian juga ikut

dipikul bersama secara berimbang dengan pemasukan masing-

masing.Dasar pemikiran pembentukan perseroan komanditer adalah

seseorag atau lebih mempercayakan uang atau barang untuk digunakan

dalam perniagaan atau perusahaan pada orang lain untuk menjalankan

perusahaan tersebut. Oleh sebab itu orang yang menjalankan perusahaan

itu sajalah yang berhubungan dengan pihak ketiga.40

Status hukum seorang sekutu komanditer dapat disamakan dengan

seorang yang meminjamkan atau menanamkan modal pada suatu

perusahaan dan diharapkan dari penanaman modal itu adalah hasil

keuntungan dari modal yang dipinjamkan atau ditanamkan tersebut.

39
Ibid
40
Ibid, hlm, 145.

59
Sekutu komanditer sama sekali tidak ikut terlibat mencampuri

pengurusan dan pengelolaan CV. Seolah-olah sekutu komanditer ini tidak

berbeda dengan ”pelepas uang” yang diatur dalam UU Pelepas Uang.

Menurut Pasal 20 KUHD mengenal Sekutu Komanditer dengan

penanaman modal, dimana bahwa status dan tanggung jawabnya adalah

sebagai berikut:

1. Tidak mencampuri pengurusan perusahaan atau tidak bekerja dalam CV

tersebut

2. Sekutu Komanditer ini hanya menyediakan modal atau uang untuk

mendapatkan keuntungan dari laba perusahaan, sehingga Sekutu

Komanditer disebut juga sekutu penanam modal terbatas.

3. Kerugian CV yang ditanggung oleh Sekutu Komanditer, hanya terbatas

pada sejumlah modal atau uang yang disetorkan atau ditanamkan.

4. Nama Sekutu Komanditer tidak boleh diketahui, itu sebabnya disebut

komanditer ataucommanditeire vennoot yang berarti sleeping partner

atau silent partner.

1) Pendirian CV

Sama halnya dengan firma,tata cara pendirian CV tidak ada

ketentuan yang tegas dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang,tetapi dalam praktik dibuat secara autentik (akta notaris). CV

didirikan dengan pembuatan anggaran dasar yang dituangkan dalam

60
akta pendirian yang dibuat dimuka notaris.Akta pendirian kemudian

didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.Akta pendirian

yang sudah didaftarkan itu diumumkan dalam Tambahan Berita

Negara.41

Pada CV tidak ada pemisahan antara harta kekayaan

persekutuan dan harta kekayaan pribadi para sekutu komplementer. Hal

ini disebabkan oleh CV adalah Firma maka tanggung jawab sekutu

komplementer secara pribadi untuk keseluruhan.42

2) Ciri-ciri CV

Adapun di bawah ini beberapa ciri dari CV, yang diantaranya

yaitu sebagai berikut :

a. Sekutu aktif atau sekutu Komplementer (Pengurus), adalah sekutu

yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian

dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan

dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai

persero kuasa atau persero pengurus atau sekutu aktif adalah sekutu

yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan

termasuk bertanggungjawab atas utang piutang (harta pribadinya)

Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

41
Ibid, hlm, 146.
42
Ibid

61
b. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer (Tidak Kerja), adalah sekutu

yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan

menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal

yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka

memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status

Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang

menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan

hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut

campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha

perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam

(Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).

3) Tujuan Persekutuan Komanditer (CV)

Setiap CV memiliki tujuan dalam setiap pendiriannya, salah

satunya agar bisa melakukan suatu kegiatan usaha yang sama dengan

perseroan lain atau berbeda, yang sifatnya khusus atau umum sesuai

dengan keinginan para pendiri persero. Tapi ada beberapa bidang usaha

yang hanya bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum

PT. Selain itu tujuan dari pendirian CV yaitu untuk Badan usaha agar

suatu usaha mempunyai wadah resmi dan legal untuk memudahkan

pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”, perlu

suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan

jika akan menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal

62
lain adanya pembentukan suatu badan usaha. Contohnya : untuk

pengadaan suatu barang di kantor atau instansi pemerintah dengan nilai

s/d Rp 200 juta, harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.

4) Unsur-unsur Persekutuan Komanditer (CV)

Unsur – unsur Persekutuan Komanditer (CV) pada umumnya

terbagi menjadi 4, yaitu:

1) Unsur CV sebagai perkumpulan

a. Sebagai Kepentingan bersama

b. Sebagai Kehendak bersama

c. Mempunyai Tujuan bersama

d. Mempunyai Kerja sama.

2) Unsur CV Sebagai persekutuan perdata

a. Sebagai Perjanjian timbal balik

b. Sebagai Inbreng

c. Sebagai Pembagian keuntungan.

3) Unsur CV Sebagai firma

a. Untuk Menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD)

b. Dengan nama bersama atau firma (pasal 16 KUHD)

63
c. Sebagai Tanggung jawab sekutu (kerja) yang sifatnya

pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).

d. Unsur kekhususan persekutuan komanditer

Persekutuan komanditer adalah suatu persekutuan firma dengan

bentuk khusus. Bentuk khususnya adalah adanya sekutu komanditer.

5) Sifat Persekutuan Komanditer (CV)

a. Sulit untuk menarik modal yang sudah disetor

b. Modal yang besar karena didirikan banyak pihak

c. Gampang mendapatkan sebuah kridit pinjaman

d. Ada anggota aktif yang mempunyai tanggung jawab tidak terbatas

dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan

e. Relatif tidak sulit untuk didirikan

f. Kelangsungan hidup sih perusahaan cv tidak menentu.

6) Jenis-jenis CV

a. Persekutuan Komanditer Murni

Ini adalah bentuk persekutuan komanditer dimana di

dalamnya hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan

sekutu lainnya adalah sekutu komanditer.

b. Persekutuan Komanditer Campuran

64
Ini adalah bentuk persekutuan komanditer yang berasal dari

bentuk firma jika firma memerlukan modal tambahan. Sekutu firma

menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lainnya adalah

sekutu komanditer.

c. Persekutuan Komanditer Bersaham

Ini adalah bentuk persekutuan komanditer yang

mengeluarkan saham yang tidak bisa diperjualbelikan dimana sekutu

komplementer dan sekutu komanditer mengambil satu saham atau

lebih.

Alasan dikeluarkannya saham tersebut adalah untuk

mencegah terjadinya modal beku karena dalam persekutuan

komanditer tidak mudah untuk menarik modal yang telah diserahkan.

7) Kelebihan dan Kekurangan CV

Berikut ini beberapa keuntungan yang didapatkan jika memilih

bentuk usaha CV, yang diantaranya sebagai berikut:

a. Kemampuan manajemennya lebih besar.

b. Biasanya memilih bentuk usaha CV akan lebih mudah dalam

memperoleh modal, sebab pihak perbankan akan lebih

mempercayainya.

65
c. CV biasanya akan lebih mudah menerima suntikan modal, karena

badan usaha persekutuan komanditer ini sudah sangat populer di

negara Indonesia.

d. Mudah untuk berkembang dan pengelolaannya lebih baik, karena

manajemen dapat di duduki oleh orang yang memang ahli dan

dipercaya oleh sekutu lainnya.

e. Resiko dapat ditanggung bersama-sama.

Dan berikut ini beberapa kekurangan dari CV, yang diantaranya

sebagai berikut:

a. Anggota aktif di CV memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas.

b. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.

c. Modal atau dana yang sudah ditanam sulit untuk ditarik kembali.

d. Mudah terjadi konflik antar sekutu pengusaha.

66
PERUSAHAAN PERSEORANGAN

A. Pengertian

Perusahaan perseorangan adalah merupakan perusahaan swasta

yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan

hukum dapat berbentuk perusahaan dagang, perusahaan jasa, perusahaan

industri.43

B. Ciri-Ciri

a. Proses pendiriannya relatif mudah, begitu juga pembubarannya

b. Pemilik perusahaan adalah individu atau keluarga

c. Tugas dan tanggungjawab tidak terbatas

d. Permodalan perusahaan perseorangan biasanya tidak terlalu besar dan bisa

melibatkan harta pribadi

e. Keberlangsungan usaha tersebut tergantung pada pemiliknya

f. Sistem atau cara mengelola usahanya sederhana.

g. Nilai tambah atau nilai penjualan usahanya relatif kecil

Danang Sunyoto. Aspek Hukum DalamBisnis. (yogyakarta : Parama Publishing,


43

2015), hlm, 23.

67
h. Perusahaan perseorangan dapat dipindah tangankan sewaktu-waktu

C. Kelebihan

a. Perusahaan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau

Partnership (Firma)

b. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga menjadi bagian

dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu kompleks dan

mudah diawasi oleh pemilik langsung

c. Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang bekerja

dalam perseorangan adalah si pemilik usaha

d. Tidak melalui proses administrasi hukum yang terlalu kompleks, biasanya

hanya sampai akte notaris, dan surat keterangan domisili dari keluharan

saja. Tidak perlu melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP ataupun

hingga membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM

e. Proses pembentukan yang sangat cepat

f. Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi kerugian maka kompensasi

kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak penghasilan pemilik

g. Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan

memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan

68
h. Kepuasan pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik

untuk mengambil keputusan

i. Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan perseorangan tidak perlu

berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil keputusan

j. Sifat kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau informasi

yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Dengan

demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh pesaing

k. Peraturan minim. Jika pada persekutuan dengan firma, komanditer, PT,

terdapat banyak peraturan-peraturan pemerintah yang harus dituruti maka

perusahaan perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.

l. Dorongan perusahaan. Pengusaha perusahaan perseorangan selalu

berusaha sekuat tenaga agar perusahaannya mendapatkan keuntungan

tanpa waktu bekerja dalam perusahaan.

m. Lebih mudah memperoleh kredit. Perusahaan perseorangan lebih mudah

mendapatkan kredit kareba tanggung jawab atau jaminannya tidak terbatas

pada modal usaha sendiri saja tetatpi juga kekayaan pribadi dari pemilik

maka resiko kreditnya lebih kecil.

69
D. Kelemahan

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh kekayaan

pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh utang perusahaan.

b. Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu orang, maka

usaha-usahanya yang dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya

bergantung pada kemampuannya.

c. Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan,

pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang

pimpinan. Ini lebih sulit apabila manajemen dipegang oleh beberapa orang.

d. Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan atau pemilik,

bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan usaha ini berhenti

kegiatannya

E. Contoh Badan Usaha Perseorangan

Semisal, sebuah perusahaan perseorangan mempunyai usaha kecil

(UKM) seperti laundry, bengkel, rumah makan, salon kecantikan, persewaan

komputer serta internet, dll.

70
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan

dalam bidang perekonomian secara terus-menerus, bersifat tetap, dan

terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba yang

dibuktikan dengan pembukuan. Unsur-unsur perusahaan secara umum

yaitu badan hukum, bergerak dalam bidang perekonomian, berlangsung

terus menerus, bersifat tetap, bersifat terbuka terang-terangan, ditujukan

kepada dan diketahui oleh umum, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah

berdasarkan undang-undang, bertujuan memperoleh keuntungan dan laba,

adanya pembukuan, ada akta atau izin usaha terdaftar di notaris, harus ada

buruh. Menurut Basu Swasta dan Ibnu Sukorjo, ada 5 unsur yang penting,

yaitu organisasi, produksi, menggunakan dan mengkoordinasikan sumber

ekonomi/faktor produksi, kebutuhan, cara yang menguntungkan.

Fungsi perusahaan yaitu pemasaran, pembelanjaan, personalia,

produksi dan produktivitas. Bentuk-bentuk Perusahaan Secara umum yaitu

: Bidang industri, Bidang perdagangan. Bidang jasa, Bidang agraris,

Bidang ekstraktif. Lalu ada secara badan hukum, pertama perusahaan

berbadan hukum yaitu ; Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi. Dan yang

kedua yaitu tidak berbadan hukum yaitu : Firma, Persekutuan Perdata, dan

CV.

71
Adapula perusahaan perseorangan yaitu Perusahaan perseorangan

adalah merupakan perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh

pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum dapat berbentuk

perusahaan dagang, perusahaan jasa, perusahaan industri.

B. Saran
Dari penjelasan yang telah kami paparkan sebelumnya terdapat

kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun untuk meningkatkan

pemaparan diatas adapun saran-saran untuk menunjang sebuah

peningkatan dari materi maupun penerapannya.

1. Alangkah baiknya jika materi makalah yang tersebut diatas tidak hanya

dijadikan sebagai materi yang membantu mahasiswa saja namun dapat

digunakan langsung atau dipraktekkan secara langsung dalam kehidupan

sehari-hari, dalam dunia kerja nantinya atau dalam proses pembelajaran.

2. Alangkah baiknya jika setiap individu dapat menerapkan dan mengerti

benar mengenai materi yang sudah kami paparkan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

72
Asyhadie, Aeni. 2016. Hukum Bisnis ”Prinsip dan Pelaksanaannya di

Indonesia”. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Fuady, Munir. 2006. Pengantar Hukum bisnis. Jakarta : Sinar Grafika.

Hasyim, farida. 2009. Hukum dagang. Jakarta : sinar grafika.

Hermansyah. 2008. Pokok Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia.

Jakarta : Sinar Grafika

Prodjodikoro, Wirjono. 1985. Hukum Perkumpulan Perseroan dan Koperasi di

Indonesia. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.

Rido, Ali. 1986. Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan,

Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf. Bandung : P.T. Alumni.

Saliman, Abdul R. 2005. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan “Teori dan Contoh

Kasus”. Jakarta : Sinar Grafika.

Simatupang, Richard Buton. 2003. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta : Rineka

Cipta

Sunyoto, Danang. 2015. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Yogyakarta : Parama

Publishing.

Yani, Ahmad, Gunawan Widjaja. 2006. Segi Hukum Bisnis : Perseroan Terbatas.

Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

73
“Pengertian Firma”. Guru Pendidikan. 27 Juni 2019. 12 Oktober 2019.

<https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-firma/>

74

Anda mungkin juga menyukai