Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

HUKUM BISNIS PERUSAHAAN


BADAN USAHA ATAU BADAN HUKUM
DosenPengampu :JektiRahayu SE. M. Si

DISUSUN OLEH :

1. ANIS NURHANAFIYAH ( 2110411240 )


2. IMELDA KHAIRIZA SAFIRA ( 2110411241 )
3. KHASIN KHUSNIAH ( 2110411242 )
4. VIKY NURAINI ( 2110411243 )
5. DWI AYU LESTARI ( 2110411244 )
6. YENI AMALIYA ( 2110411245 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat dan rahmatnyalah penulis bisa
menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Badan Usaha atau Badan Hukum”.
Makalah ini guna untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis Perusahaan di
Universitas Muhammadiyah Jember. Dalam menulis dan menyelesaikan makalah ini
penyusun tidak terlepas dari bantuan rekan kelompok sehingga penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak dan yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun merupakan hal yang sangat penting
bagi penyusun dan akan penulis terima untuk evaluasi penyelesaiyan makalah ini
dengan baik dan benar Jember,

21 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

MAKALAH.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 LatarBelakang..............................................................................................................4
1.2 RumusanMasalah..............................................................................................................4
1.3 TujuanPembahasan..........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
2.1 BADAN HUKUM.................................................................................................................7
A. Pengertian Badan Hukum....................................................................................................7
B. Jenis Badan Hukum..............................................................................................................7
1. Badan Hukum Publik............................................................................................................7
2. Badan Hukum Privat.............................................................................................................7
C. Teori Badan Hukum..............................................................................................................7
2.2 BADAN HUKUM DALAM KONTEKS BISNIS........................................................................10
2.3 FAKTOR YANG MENENTUKAN JENIS BADAN USAHA / BADAN HUKUM.....................16
2.4 PERBEDAAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM DAN BADAN USAHA NON BERBADAN
HUKUM..................................................................................................................................18
1. Subyek dan Permodalan................................................................................................19
2. Prosedur Pendirian........................................................................................................19
3. Harta Kekayaan..............................................................................................................20
4. Pertanggungjawaban.....................................................................................................20
2.4 BADAN USAHA PERSERUAN TERBATAS (PT)..............................................................20
A. Pengertian Badan Usaha Perseruan Terbatas (PT).........................................................20
2.6 COMANDITER VENOONCHAP (CV)..................................................................................25
BAB III..........................................................................................................................30
PENUTUP......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan badan usaha dapat memberi dampak positif bagi perekonomian
pada suatu negara, dikarenakan badan usaha dapat menyerap tenaga kerja yang
mengurangi jumlah pengangguran, dan menambah pemasukan negara melalui
pajak. Badan usaha merupakan perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau
lebih dengan penyatuan modal untuk mencapai tujuan tertentu1 . Di Indonesia,
badan usaha terdiri atas dua jenis, yaitu badan usaha yang berbadan hukum, dan
badan usaha yang non badan hukum. Badan usaha berbadan hukum terdiri dari
Perseroan Terbatas, yayasan, dan koperasi, sedangkan badan usaha non badan
hukum, terdiri atas persekutuan perdata, firma, dan CV (Commanditaire
Vennotschaap). Menurut Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu badan hukum ?
2. Apa saja jenis badan hukum?
3. Bagaimana teori badan hukum ?
4. Bagaimana badan hukun dalam konteks bisnis ?
5. Apa itu badan hukum usaha?
6. Apa saja jenis badan hukum usaha?
7. Bagaimana karakteristik badan hukum usaha ?
8. Bagaimana cara memilih jenis badan hukum usaha?
9. Apa saja faktor yang menentukan jenis badan usaha atau badan hukum ?
10. Apa perbedaan badan usaha berbadan hukum dan badan usaha non berbadan
hukum ?

4
11. Apa pengertian badan usaha perseteruan terbatas ?
12. Apasaja jenis jenis persetoran terbatas ?
13. Apa itu modal perseruan terbatas ?
14. Apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan perseruan terbatas ?
15. Apa saja PT sebagai badan hukum ?
16. Bagaimana pengertian comanditer venoonchap (CV) ?
17. Apa saja jenis jenis CV ?
18. Apa yang menjadi tujuan dibentuknya CV ?
19. Apa saja ciri ciri CV ?
20. Bagaimana dasar hukum CV ?
21. Apa saja kekurangan dan kelebihan CV ?

1.3 TujuanPembahasan
Berdasar kanrumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
1) Menjelaskan pengertian badan hukum
2) Menjabarkan jenis badan hukum
3) Menjelaskan teori badan hukum
4) Memahami badan hukun dalam konteks bisnis
5) Menjelaskan itu badan hukum usaha
6) Menbahas jenis badan hukum usaha
7) Mejelaskan karakteristik badan hukum usaha
8) Memberi tahu cara memilih jenis badan hukum usaha
9) Menjabarkan faktor yang menentukan jenis badan usaha atau badan hukum
10) Mejelaskan perbedaan badan usaha berbadan hukum dan badan usaha non
berbadan hukum
11) Menjelaskan pengertian badan usaha perseteruan terbatas
12) Menbahas Jenis jenis persetoran terbatas
13) Menjelaskan mengenai modal perseruan terbatas
14) Menjelaskan apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan perseruan terbatas
15) Menjelaskan pengertian comanditer venoonchap (CV)
16) Apa saja jenis jenis CV

5
17) Menjelaskan yang menjadi tujuan dibentuknya CV
18) Ciri ciri CV
19) mengetahui dasar hukum CV
20) Mengetahui kekurangan dan kelebihan CV

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BADAN HUKUM


A. Pengertian Badan Hukum
Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau
perkumpulan yang didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum
diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga
dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam ilmu hukum ada dua yakni, orang
dan badan hukum. Disebut sebagai subyek hukum oleh karena orang dan badan
hukum menyandang hak dan kewajiban hukum.

B. Jenis Badan Hukum


1. Badan Hukum Publik
Badan Hukum Publik (publiekrecht) yaitu badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum publik atau badan hukum yang mengatur hubungan antara
negara dan atau aparatnya dengan warga negara yang menyangkut kepentingan
umum/publik, seperti hukum pidana, hukum tatanegara, hukum tata usaha negara,
hukum international dan lain sebagainya. Contoh: Negara, Pemerintah Daerah,
Bank Indonesia.
2. Badan Hukum Privat
Badan Hukum Privat (privaatrecht) yaitu badan hukum yang didirikan atas
dasar hukum perdata atau hukum sipil atau perkumpulan orang yang mengadakan
kerja sama (membentuk badan usaha) dan merupakan satu kesatuan yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum.

C. Teori Badan Hukum


1. Teori Fiksi (Fictie Theorie)
Menurut Teori dari Von Savigny badan hukum semata – mata buatan
negara saja. Badan hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya
tidak ada, tetapi orang menghidup-kannya dalam bayangan sebagai subjek hukum
yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Teori ini juga diikuti
oleh Houwing Teori ini juga disampaikan oleh sarjana Jerman Friedrich Carl von

7
Savigny (1779-1861) dalam bukunya yang berjudul System des Hentingen
Romischen Recht. Teori ini menjelaskan bahwasanya badan hukum adalah fiksi
hukum, dalam teori ini diungkapkan “They have existence but no real personality
save that given by law,which regards them as ‘person’ “(Mereka diakui
keberadaanya, tetapi bukan suatu pribadi nyata yang dinyatakan oleh hukum,yang
dianggap sebagai orang.).[3] Maksudnya hanya manusialah yang menjadi subjek
hukum, sedangkan badan hukum sebagai subjek hukum hanyalah fiksi, yaitu
sesuatu yang sebenarnya tidak ada tetapi orang menghidupkannya dalam
bayangannya. Badan Hukum tersebut diciptakan Negara/pemerintah yang
wujudnya tidak nyata, untuk menerangkan suatu hal. Dengan kata lain,
sebenarnya menurut Alam, manusia selalu subjek hukum, tetapi orang
menciptakan dalam bayangannya, badan hukum selaku subjek hukum
diperhitungkan sama dengan manusia. Jadi, orang-orang bersikap seolah-olah ada
subjek hukum lain, tetapi wujud yang tidak riil itu tidak dapat melakukan
perbuatan perbuatan, sehingga yang melakukan ialah manusia sebagai wakil-
wakilnya.

2. Teori Harta Kekayaan Bertujuan (doel vermogents theorie)

Menurut teori ini hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hukum.
Namun, kata teori ini ada kekayaan (vermogen) yang bukan merupakan kekayaan
seseorang, tetapi kekayaan itu terikat tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada
yang mempunyainya dan yang terikat kepada tujuan tertentu inilah yang diberi
nama badan hukum. Teori ini timbul dari colltiviteitstheorie dan dikemukakan
oleh sarjana Jerman A. Brinz, dan diikuti oleh Van der Hayden dalam bukunya
yang berjudul Lehrbuch der Pandecten. Teori ini menjelaskan bahwa badan
hukum hanyalah sebagai badan dengan kepentingan tertentu, dan manusialah yang
menjadi subyek murni dari hukum. Menrut penganut teori ini ; ”Only human
beings can be considered correctly as’Person’,the law,however protects purposes
other than those concerning the interest of human beings.The property ‘owned’ by
corporations does not ‘belongs’ to anybody.But it may considered as belongings
for certain purposes and the device of the corporation is used to protect those
purposes”. (Hanya manusia yang dapat dianggap sebagai orang, hukum
bagaimanapun juga melindungi tujuan tujuan lain selain memperhatikan tujuan

8
manusia. Harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan bukanlah milik setiap
orang. Namun, dianggap sebagai kepemilikan untuk tujuan yang pasti dan
merupakan perlengkapan perusahaan untuk melindungi tujuan tujuan tersebut).
Teori ini disebut juga teori Zweckvermogen.

3. Teori Kekayaan Bersama (Propriete Collective Theorie)

Teori ini disampaikan oleh sarjana jerman Rudolf von Jheering yang
kemudian diikuti oleh Molengraaft, Marcel Planiol, dan Apeeldorn. Teori ini
menjelaskan bahwa badan hukum tidak lain merupakan perkumpulan manusia
yang mempunyai hak dan kewajiban masing-masing, teori ini tidak menganggap
badan hukum sebagai abstraksi maupun organisme, oleh karena itu apa yang
merupakan hak dan kewajiban badan hukum merupakan hak dan kewajiban para
anggotanya bersama sama, begitu juga kekayaan badan hukum itu adalah milik
bersama, tidak boleh dibagi-bagi. Karena itu, badan hukum merupakan suatau
konstruksi yuridis saja. Teori ini juga disebut Propriete Collective Theorie
(Planiol), Gezmenlijke Vermogenstheorie (Molengraaft), dan Gezamenlijke
eigendomstheorie/teorie kolektif (Utrecht).[2]

4. Teori Organ
Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak (fiksi) dan bukan kekayaan
(hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum adalah sesuatu organisme yang
riil, yang menjelma sungguh – sungguh dalam pergaulan hukum yang dapat
membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan alat – alat yang ada padanya
(pengurus, anggota -anggotanya) seperti manusia biasa, yang mempunyai panca
indera dan sebagainya. Pengikut teori organ ini antara lain Mr. L.C. Polano. Teori
ini juga dikemukakan oleh sarjana jerman, Otto von Gierke (1841-1921) dalam
bukunya yang berjudul Das Deutsche Cenossenchtsrecht. Teori ini menjelaskan
bahwa badan hukum itu terbentuk, menjelma dalam pergaulan hukum (eine
leiblichgeistige Lebensein Heit), dan bisa memenuhi kehendaknya dari
kepengurusan-kepengurusan (Verbandpersoblich Keit), perantara alat-alat atau
organ-organ tersebut misalnya anggotanya atau pengurusnya mengucapkan
kehendak dengan perantara mulutnya atau dengan tangannya jika kehendak
tersebut ditulis diatas kertas, seperti halnya organ tubuh manusia, Sehingga

9
menurut teori ini, Badan Hukum itu nyata adanya, Contoh: Kepengurusan ketua
badan hukum seperti halnya kepala pada manusia
5. Teori Kenyataan Yuridis (juridishe realiteitsleere)
Dikatakan bahwa, badan hukum itu merupakan suatu realiteit, konkret, rill,
walupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi kenyataan yuridis. Teori ini
dikemukakan oleh sarjana Belanda E.M Meijers dan dianut oleh Paul
scolten,menurut teori ini, Badan hukum adalah wujud yang riil dan konkret seperti
halnya manusia, meskipun tidak bisa diraba, menekankan bahwa hendaknya
dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai pada
bidang hukum saja. Teori ini adalah penghalusan dari teori Organ yang
dikemukakan oleh Otto von Gierke. Meijers sendiri menyebut teori ini sebagai
teori kenyataan sederhana,karena hendaknya persamaan yang diberikan pada
manusia dan badan hukum ini hanya terbatas di bidang hukum saja.[3]
6. Teori pemisah kekayaan
Teori ini menjelaskan bahwa badan hukum itu dari aspek harta kekayaan
yang dipisahkan tersendiri.
7. Teori harta karena jabatan
Teori ini menjelaskan bahwa badan hukum itu ialah badan hukum yang
mempunyai harga dan berdiri sendiri, yang dimiliki oleh badan hukum itu sendiri,
akan tetapi badan hukum ini mempunyai pengurus dan jabatan untuk mengurusi
harta tersebut.

2.2 BADAN HUKUM DALAM KONTEKS BISNIS


A. Pengertian Badan hukum dalam bisnis 
Badan hukum dalam bisnis adalah entitas bisnis yang dibentuk dan dikelola
sesuai dengan hukum perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan bisnis, pekerjaan
amal, atau kegiatan lain yang diizinkan. Meski yang paling sering dijumpai adalah
entitas bisnis yang dibentuk untuk menjual produk atau layanan. Ada banyak jenis
badan hukum usaha yang didefinisikan dalam sistem hukum di berbagai negara,
termasuk Indonesia. Mencakup perusahaan, koperasi, kemitraan, pedagang
tunggal, perseroan terbatas, dan jenis entitas lain yang diizinkan dan diberi label
secara khusus. Secara sederhana, badan hukum usaha adalah organisasi yang
dibuat oleh individu atau beberapa individu untuk menjalankan bisnis, terlibat

10
dalam perdagangan atau mengambil bagian dalam kegiatan serupa. Jenis badan
hukum usaha ini nantinya akan menentukan struktur organisasi bagaimana
perusahaan itu dikenai pajak.Sebelum memulai bisnis, penting bagi Anda untuk
memilih jenis badan hukum usaha. Keputusan tersebut akan memiliki implikasi
hukum dan keuangan yang penting bagi bisnis Anda kelak. Sehingga Anda tidak
salah melangkah. Sekaligus mempertimbangkan jumlah pajak yang harus dibayar,
ini tergantung pada pilihan jenis badan hukum usaha Anda. Begitu pula dengan
kemudahan mendapatkan pinjaman usaha kecil atau menarik minat dari investor
untuk membantu modal usaha Anda.
B. Badan Hukum Usaha
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tingkat yang sangat dasar,
badan hukum usaha berarti organisasi yang dibentuk untuk menjalankan bisnis.
Melansir dari Nerd Wallet, pemilihan jenis badan hukum usaha akan menentukan
struktur perusahaan Anda dan aturan mengenai pajak. Misalnya, menurut definisi,
kepemilikan tunggal harusnya dimiliki dan dioperasikan oleh satu pemilik. Jika
jenis badan usaha Anda adalah kemitraan, ini berarti di lain sisi ada dua atau lebih
pemilik.Demikian pula, jika endirikan bisnis sebagai kepemilikan tunggal, ini
berarti pajak yang ditangguhkan adalah entitas yang lewat. Maksudnya pajak
diteruskan ke pemilik bisnis. Sebaliknya, jika Anda mendirikan bisnis sebagai
korporasi. Ini artinya bisnis tersebut ada secara terpisah dari pemiliknya, dan
biaya perpajakannya juga terpisah. Jika Anda ingin mengubah suatu jenis badan
hukum usaha, tergantung pada visi misi dan tujuan dari badan usaha itu. Tapi jika
dalam perkembangannya ingin memperluas kegiatan bisnis Anda, maka bisa
"diubah" dengan membentuk badan usaha baru. Sesuai dalam peraturan
perundang-undangan. Mengutip dari Hukum Online, berdasarkan peraturan
perundang-undangan, suatu badan usaha diwajibkan berbentuk badan hukum,
contohnya rumah sakit. Didirikan oleh pihak swasta yang kegiatan usahanya
hanya bergerak di bidang perumahsakitan. Kecuali rumah sakit publik yang
diselenggarakan oleh badan hukum yang bersifat nirlaba. Ditambah lagi, jika ada
penyertaan modal asing dalam badan usaha itu. Maka badan usaha tersebut wajib
berbentuk badan hukum, yakni Perseroan Terbatas.

11
C. Jenis Badan Hukum Usaha

Ada berbagai jenis badan hukum usaha berdasarkan kepemilikan tunggal,


kemitraan umum, kemitraan terbatas, perseroan terbatas, korporasi C dan
korporasi S. Simak selengkapnya berikut ini, seperti dilansir dari Nerd Wallet dan
Pathway Lending:
1. Kepemilikan Tunggal
Kepemilikan tunggal adalah jenis badan hukum usaha paling sederhana,
dengan satu orang atau pasangan yang sudah menikah sebagai pemilik tunggal
dan operator bisnis. Jenis badan usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh individu
ini tak ada perbedaan hukum antara pemilik dan bisnis. Tidak perlu mendaftarkan
kepemilikan tunggal dengan negara. Tapi mungkin Anda memerlukan lisensi atau
izin bisnis lokal tergantung pada industri yang dijalankan.
Kelebihan Kepemilikan Tunggal:
 Mudah untuk memulai
 Tidak ada formalitas perusahaan atau persyaratan dokumen, seperti notulen
rapat, anggaran rumah tangga
 bisa mengurangi sebagian besar kerugian bisnis pada pengembalian pajak
pribadi
 Pengajuan pajak mudah, cukup isi dan lampirkan Jadwal C-Laba atau Rugi
dari bisnis, ke pengembalian pajak penghasilan pribadi.
Kekurangan Kepemilikan Tunggal:
 Anda secara pribadi bertanggung jawab atas semua utang dan kewajiban
bisnis
 Seseorang yang memenangkan gugatan terhadap bisnis Anda dapat
mengambil aset pribadi.
 Tidak ada pemisahan nyata antara Anda dan bisnis, jadi lebih sulit untuk
mendapatkan pinjaman bisnis atau mendapatkan investor.
 Lebih sulit untuk membangun kredit bisnis tanpa badan usaha yang terdaftar.
2. Kemitraan Umum
Kemitraan memiliki kesamaan dengan kepemilikan tunggal, bedanya adalah
bahwa bisnis tersebut memiliki dua atau lebih pemilik. Kemitraan umum adalah
asosiasi antara dua orang atau lebih dalam bisnis mencari keuntungan.

12
Ada dua jenis kemitraan, yakni kemitraan umum, atau GP, dan kemitraan terbatas,
atau LP. Dalam kemitraan umum, semua mitra secara aktif mengelola bisnis dan
berbagi keuntungan dan kerugian.
Perjanjian kemitraan menetapkan persyaratan kemitraan dengan memformalkan
aturan, termasuk pembagian untung/rugi, persentase kepemilikan, persyaratan
pembubaran, dan hak pengelolaan di antara banyak hal lainnya.
Kelebihan Kemitraan Umum:
 Mudah untuk memulai
 Anda tidak perlu menanggung semua kerugian bisnis sendiri karena mitra
membagi keuntungan dan kerugian.
 Pemilik dapat mengurangi sebagian besar kerugian bisnis pada pengembalian
pajak pribadi.
Kelemahan Kemitraan Umum:
 Setiap pemilik secara pribadi bertanggung jawab atas utang bisnis dan
kewajiban lainnya
 setiap mitra mungkin secara pribadi bertanggung jawab atas tindakan atau
perilaku lalai mitra lain.
 Perselisihan di antara mitra dapat melengserkan bisnis.
 Lebih sulit untuk mendapatkan pinjaman bisnis, mendapatkan klien besar dan
membangun kredit bisnis tanpa badan usaha yang terdaftar.
4 dari 7 halaman
3. Perseroan Terbatas (LLC)
Hibrida antara korporasi, kemitraan umum, dan kepemilikan tunggal.
Pemilik LLC disebut anggota, mencakup individu, perusahaan, LLC lain, dan
entitas asing. LLC menawarkan perlindungan kewajiban terbatas. Tapi juga
memiliki lebih sedikit dokumen dan persyaratan berkelanjutan, menyerupai
kemitraan tunggal.
4. Persekutuan Terbatas (LP)
Tidak seperti persekutuan umum, persekutuan komanditer, LP adalah badan
usaha yang terdaftar. Untuk membentuk kemitraan terbatas, Anda harus
mengajukan dokumen ke negara. Dalam LP, ada dua jenis mitra, mereka yang
memiliki, mengoperasikan, dan bertanggung jawab atas bisnis. Sedangkan yang
bertindak sebagai investor, disebut mitra terbatas, terkadang disebut "mitra diam".

13
Mitra terbatas tidak memiliki kendali atas operasi bisnis dan memiliki lebih
sedikit kewajiban. Investor dalam bisa juga membayar pajak lebih sedikit karena
mereka memiliki peran yang lebih tangensial di perusahaan.
5. Korporasi C
Korporasi C adalah jenis badan hukum usaha independen yang berdiri
terpisah dari pemilik perusahaan. Pemegang saham (pemilik), dewan direksi, dan
pejabat memiliki kendali atas korporasi, meskipun satu orang di C corp dapat
memenuhi semua peran ini. Dengan jenis badan usaha ini, masih banyak lagi
peraturan dan undang-undang perpajakan yang harus dipatuhi oleh perusahaan.
6. Korporasi S
Korporasi S mempertahankan kewajiban terbatas yang menyertai korporasi C.
Tapi ini adalah entitas pass-through untuk tujuan pajak. Ini berarti bahwa, mirip
dengan prop tunggal atau kemitraan, keuntungan dan kerugian korporasi S
melewati pengembalian pajak pribadi pemilik.
Kelebihan Korporasi S:
Tidak ada pajak perusahaan dan tidak ada pajak berganda, jadi pemerintah
mengenakan pajak seperti kepemilikan tunggal atau kemitraan.
Kekurangan Korporasi S:
 Seperti korporasi C, di korporasi S lebih mahal untuk dibuat daripada
kepemilikan perseorangan dan kemitraan.
 Ada lebih banyak batasan untuk menerbitkan saham dengan korps S daripada
korps C.
 Harus mematuhi formalitas perusahaan, seperti membuat peraturan dan
mengadakan rapat dewan dan pemegang saham.

D. Karakteristik Badan Hukum Usaha


1. Badan Usaha Berbentuk Badan Hukum
Karakteristik suatu badan hukum usaha yakni adanya pemisahan kekayaan
pemilik dengan kekayaan badan usaha. Sehingga pemilik bisnis hanya
bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya. Badan usaha yang berbentuk
badan hukum, di antaranya:
- Perseroan Terbatas (PT)

14
Perseroan Terbatas adalah persekutuan modal. Maka pemegang saham
hanya bertanggung jawab sebatas saham yang dimilikinya. Ini tidak meliputi harta
kekayaan pribadi. Terkait besaran modalnya, ditentukan berdasarkan keputusan
para pendiri PT. Modal dasar PT harus ditempatkan dan disetor penuh, setidaknya
paling sedikit 25%. Mendirikan sebuah PT, memiliki sejumlah syarat yang wajib
ada, yakni:
 Persekutuan modal;
 Didirikan berdasar perjanjian;
 Melakukan kegiatan usaha;
 Lahirnya perseroan melalui proses hukum dalam bentuk pengesahan
pemerintah.
- Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan, yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan di bidang sosial, keagamaan dan
kemanusiaan. Yayasan ini boleh melakukan kegiatan usaha untuk menunjang
pencapaian tujuan dengan cara mendirikan badan usaha dan terlibat dalam suatu
badan usaha.
- Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum dengan berlandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi. Sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Keanggotaannya
bersifat sukarela.
2. Badan Usaha Bukan Berbentuk Badan Hukum
Karakteristik selanjutnya dari badan hukum usaha, bukan berbentuk badan
hukum. Tidak ada pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan
pemiliknya. Badan usaha bukan berbentuk badan hukum di antaranya:
- Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata (maatschap) adalah perjanjian di mana dua orang atau
lebih untuk terikat dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan dari
usaha. Persekutuan perdata merupakan badan usaha bukan berbentuk badan
hukum. Maka para sekutu yang tadi terlibat, bertanggung jawab secara pribadi
sesuai kesepakatan mereka atau sesuai dengan ketentuan undang-undang.
- Firma

15
Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha
di bawah satu nama. Tapi para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap
firma.
- Persekutuan Komanditer (CV)
Sesuai dengan namanya, Commanditaire Vennootschap (CV) atau
Persekutuan Komanditer terdiri dari pesero aktif dan pesero pasif/komanditer.
Pesero aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi.
Sementara pesero pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang telah
disetorkan kepada CV.
E. Cara Memilih Jenis Badan Hukum Usaha
Setelah memahami serangkaian jenis badan hukum usaha dan
karakteristiknya, Anda sekarang dapat menentukan mana yang paling sesuai untuk
memulai bisnis kecil Anda. Tindakan terbaik, jika Anda mampu adalah
berkonsultasi dengan pengacara bisnis dan profesional pajak. Ini akan membantu
Anda menentukan struktur mana yang optimal. Menentukan rencana dan tujuan
ke depan. Namun, sebagai titik awal, ada 3 faktor umum yang perlu
dipertimbangkan saat memilih jenis badan hukum usaha, yakni perlindungan
hukum, perlakuan pajak, dan persyaratan dokumen.

2.3 FAKTOR YANG MENENTUKAN JENIS BADAN USAHA / BADAN


HUKUM
Pemilihan badan usaha sendiri, entah itu Perseroan Terbatas (PT), CV
(Commanditaire Vennootschap), Frima atau lainnya, berkaitan erat dengan
aspek bisnis lainnya seperti ketenaga kerjaan, pajak, partisipasi dalam suatu
tender, dan pengajuan permodalan ke bank.
Dengan badan usaha, sebuah perusahaan akan memiliki legalitas dalam
menjalankan usahanya. Badan usaha juga dapat melindungi perusahaan dari
segala tuntutan atau akibat selama menjalankan kegiatannya. Tak hanya itu,
perusahaan yang berbadan hukum jelas  akan memberikan kemudahan pihak
lain untuk menjalin kerjasama.
Bagaimana memilih jenis perusahaan yang pas untuk bisnis Anda?
Memang tidak mudah. Tetapi Anda pasti dapat melakukannya.

16
Berikut beberapa faktor utama yang perlu Anda pertimbangkan dalam
menentukan jenis perusahaan atau badan hokum yang sesuai untuk bisnis
Anda.

1. Batas tanggungjawab dan kewenangan pemilik


Setiap badan usaha memiliki karakter tertentu dalam hal pengambilan
keputusan dan batas wewenang dalam menjalankan usaha. Dan, tidak semua
jenis usaha memiliki pemisahan tanggung jawab antara pemilik dan
perusahaannya.  
Saat memilih Firma atau CV maka Anda sebagai pemilik harus siap
mempertaruhkan harta pribadi bila terjadi kerugian karena menjadi tanggung
jawab pemilik secara penuh. Berbeda bila jenis perusahaan Anda adalah
Perseroan Terbatas (PT). Tanggung jawab Anda hanya sebatas modal yang
disetorkan.
2. Kemampuan Finansial dan Kemudahan Pendirian
Modal biasanya menjadi pertimbangan utama seseorang dalam memilih
jenis perusahaan. Pebisnis dengan modal terbatas biasanya lebih menyukai
pendirian usaha yang tidak menguras biaya serta prosesnya sederhana. Anda
bisa memilih mendirikan CV yang biayanya lebih murah bila buget untuk
mendirikan PT tidak mencukupi.
3. Kemudahan Mendapatkan Modal
Dalam menjalankan bisnis, penting untuk memisahkan keuangan pribadi
dengan usaha agar tidak tercampur. Hal ini berkaitan erat dengan keperluan
permodalan. Dengan badan usaha yang terpilih, Anda dapat membuat
rekening atas nama perusahaan dan mengajukan pinjaman modal ke
perbankan atau investor atas nama perusahaan.
4. Perkembangan Usaha
Seiring dengan perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset saja yang
meningkat tapi juga dibarengi dengan resiko yang semakin besar. Oleh karena
itu, pebisnis yang memiliki visi untuk mengembangkan bisnisnya perlu
mempertimbangkan untuk memilih badan usaha yang tepat untuk usahanya.

17
Selain melindungi aktivitas bisnis yang dijalankan, perusahaan Anda
yang berbadan hukum akan memberikan peluang kemudahan pada pihak lain
untuk bekerja sama.
5. Kewajiban dari Undang-undang
Pada kasus tertentu, pemilik usaha tidak dapat melakukan pemilihan
jenis badan usaha karena telah ada peraturan yang membatasinya. Misalnya
rumah sakit atau bank yang ditetapkan harus berbadan hukum PT dalam
pendiriannya dan tidak diperkenankan untuk memilih jenis badan usaha lain.
Penetapan ini pun dikuatkan dengan adanya UU atau peraturan yang
mengikat.
Tidak mudah untuk menentukan jenis perusahaan atau badan usaha yang
tepat untuk bisnis Anda. Namun, bila Anda mempertimbangkan kelima faktor
di atas dengan seksama maka diharapkan badan usaha yang Anda pilih
nantinya benar-benar sejalan dengan harapan Anda.
Penting untuk diingat bahwa bisnis Anda yang semakin berkembang
akan membutuhkan wadah atau badan usaha yang juga mampu menampung
misi dan visi perusahaan dalam jangka panjang.

2.4 PERBEDAAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM DAN BADAN


USAHA NON BERBADAN HUKUM
Secara umum, pembagian badan usaha dalam melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu: badan usaha berbadan hukum
dan badan usaha tidak berbadan hukum.
Badan usaha berbadan hukum misalnya antara lain: perseroan terbatas,
koperasi, yayasan, badan usaha milik Negara, perseroan, perseroan terbuka, dan
perum. 
Adapun badan usaha tidak berbadan hukum antara lain usaha perseorangan,
persekutuan perdata (maatschap), firma, persekutuan komanditer (CV).
Relevansi pembagian 2 (dua) kelompok tersebut perlu diketahui dalam kaitan
pengenalan mengenai kewajiban dan tanggung jawab pendiri/pemegang saham.

18
Pengelompokan kedua badan usaha tersebut dapat dilihat dengan perbedaan yang
cukup signifikan.
1. Subyek dan Permodalan.
Sejak pendiriannya disahkan, maka subyek hukum badan usaha berbadan
hukum itu adalah dia sendiri sebagai personifikasi orang sebagai badan hukum. 
Oleh karenanya, dia sendiri telah diakui sebagai badan hukum terpisah dari
pendiri/pemegang saham. Dalam melakukan perbuatannya, badan usaha berbadan
hukum diwakilkan oleh pengurus/direksi yang ditunjuk sesuai dengan akta
pendirian/anggaran dasar.
Sedangkan, subyek hukum dalam badan usaha tidak berbadan hukum
melekat pada pendiri atau pengurusnya, dengan demikian badan usaha tersebut
bukan merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri di luar pendiri/pengurus. 
Dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, badan usaha tidak
berbadan hukum diwakilkan oleh pendiri yang sekaligus juga bertindak sebagai
pengurus.  
Badan usaha berbadan hukum ini mempunyai hak dan kewajiban,
sedangkan badan usaha tidak berbadan hukum tidak. 
Konsekuensi hukumnya, pihak ketiga yang mempunyai perikatan hanya dapat
menuntut pendiri/atau pengurusnya, dan bukan badan usahanya selayaknya pada
badan usaha berbadan hukum.
Mengenai harta (permodalan) pada badan usaha berbadan hukum terpisah
dari kekayaan para pendiri/pengurus, sementara harta kekayaan dalam badan
usaha tidak berbadan hukum bercampur dengan harta/kekayaan pendiri/pengurus. 
Selain itu, badan usaha berbadan hukum dapat digugat dan menggugat, sedangkan
badan usaha tidak berbadan hukum tidak dapat, akan tetapi dapat ditujukan
kepada pendiri/pengurus aktif karena pendiri/pengurus aktif tersebutlah yang
secara tidak langsung melakukan hubungan hukum.
2. Prosedur Pendirian.
Pendirian badan usaha berbadan hukum mutlak harus ada pengesahan dari
pemerintah terhadap akta pendirian dan anggaran dasarnya.
Sebagai gambaran, akta pendirian suatu perseroan terbatas disahkan oleh
Menteri Hukum dan HAM (Pasal 7 ayat (4) UU Perseroan Terbatas), sedangkan
pendirian suatu firma hukum hanya didirikan di bawah sebuah akta notaris dan

19
kemudian didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang di dalam daerah
hukumnya firma bertempat kedudukan (Pasal 23 KUH Dagang).
3. Harta Kekayaan.
Harta kekayaan badan usaha berbadan hukum terpisah dengan harta
kekayaan pribadi pendiri/pengurus.  Dengan demikian, dalam akta pendirian
dijelaskan permodalan badan usaha tersebut. Pemisahan harta keduanya sangat
jelas diatur. 
Sementara, pada badan usaha tidak berbadan hukum tidak ada suatu
pembatasan yang jelas antara harta kekayaan pribadi pendiri/pengurus dengan
harta kekayaan badan usaha tersebut, atau dengan kata lain, harta kekayaannya
bercampur dan tidak ada suatu pemisahan yang jelas.
4. Pertanggungjawaban.
Dalam badan usaha berbadan hukum, pertanggungjawaban
pendiri/pemegang saham terhadap perikatan badan usaha kepada pihak ketiga
hanya sebatas modal (inbreng) yang dimasukkan ke dalam badan usaha tersebt. 
Sedangkan, pada badan usaha tidak berbadan hukum,
pertanggungjawabannya akan sampai harta pribadi pendiri tersebut alias tidak ada
pembatas.
Dalam terjadi kebangkrutan (kepailitan) atau dalam likuidasi, harta yang
dibereskan dalam badan usaha berbadan hukum yang dibereskan hanya
harta/modal yang terdaftar.
Sedangkan pada badan hukum yang tidak berbadan hukum pemberesan
dilakukan terhadap semua hartanya sampai terhadap harta pribadinya.

2.4 BADAN USAHA PERSERUAN TERBATAS (PT)


A. Pengertian Badan Usaha Perseruan Terbatas (PT)
Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan
hukum yang mana modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap
pemiliknya memiliki bagian dari banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh
masing-masing investor.

20
Lembar saham yang menjadi modal pembentukan Perseroan Terbatas bisa
diperjualbelikan sehingga akan ada perubahan status kepemilikan perusahaan
tanpa harus membubarkan perusahaan.
Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian PT adalah suatu bentuk  badan
usaha yang melakukan kegiatan perkumpulan modal atau saham dengan
kemampuan mengatur saham yang baik, yang mana para pemilik saham di
dalamnya memiliki tanggung jawab sesuai dengan banyaknya saham yang
dimiliki
Biasanya, perusahaan terbatas atau PT ini dibentuk oleh minimal dua orang
atau lebih dengan melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris yang nantinya
akan dibuatkan akta perusahaan. Lalu, akta tersebut harus disahkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM agar nantinya perusahaan tersebut resmi menjadi
suatu badan usaha Perseroan Terbatas atau PT.
Karakteristik yang menempel pada badan usaha bisa dianalisa apakah badan
usaha tersebut tergolong dalam unit badan Perseroan Terbatas atau tidak. Secara
umum, ciri-ciri PT adalah sebagai berikut:
 PT didirikan untuk mencari keuntungan
 PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi
 Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.
 Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara
 RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan
tertinggi perusahaan PT.
 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak
modal saham yang ditanamkan.
 Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
 Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT

B. Jenis-Jenis Perseroan Terbatas (PT)


Secara garis besar, terdapat enam jenis Perseroan Terbatas atau PT yang
mana setiap jenis perusahaan PT ini memiliki keunikannya sendiri. Berikut ini
adalah jenis-jenis perusahaan PT.

21
1. Perseroan Terbatas Terbuka
Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT
yang sudah go-public atau Initial Public Offering (IPO) karena penyetoran modal
didalamnya bersifat terbuka untuk para masyarakat. Jenis PT ini akan menjual
sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal. Beberapa contoh perusahaan PT
TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia Tbk., PT Bank Bank Central Asia Tbk.,
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk., dll.
2. PT Tertutup
Berbanding terbalik dengan PT TBK, PT tertutup adalah jenis PT yang tidak
melakukan aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang
didapat dari jenis PT ini bisa dari kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat,
keluarga, kerabat, dll. Beberapa contoh perusahaan PT tertutup adalah Salim
Group, Bakrie Group, Sinar Mas Group, Lippo Group, dll.
3. PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin
lainnya, tapi belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan
perusahaan. Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana
Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang, PT
Bayur Air, dll.
4. PT Domestik
PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan
operasional perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan
yang berlaku di dalam negeri.
5. PT Perseorangan
PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang
dan dimiliki oleh satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung
sebagai direktur perusahaan. Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal,
dimana dia akan menguasai seluruh wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham)
6. PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain
dengan mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut.

22
Tapi, jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri,
maka perusahaan atau para investor di dalamnya harus mengikuti dan
menjalankan perusahaan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di dalam
negeri.
C. Modal Perseroan Terbatas
Masing-masing badan usaha sudah pasti mengantongi sumber modal untuk
menjalankan setiap kegiatan operasionalnya. Untuk hal tersebut, modal yang
didapat perusahaan PT terbagi menjadi tiga bagian, yaitu modal dasar, yang
ditempatkan, dan modal yang disetorkan.
1. Modal Dasar
Modal dasar adalah modal perusahaan PT yang sudah ditentukan dengan
seberapa besar perusahaan tersebut. Nantinya, modal ini akan menentukan skala
perusahaan PT, apakah PT dengan skala kecil, sedang atau besar.
2. Modal yang Ditempatkan
Biasanya, badan usaha terbentuk dari beberapa pihak, yang mana setiap
pihak tersebut akan menanamkan modalnya untuk mendirikan perusahaan. Jadi,
jenis modal ini akan mengacu pada jumlah modal yang diberikan oleh para
pemegang saham perusahaan.
Berdasarkan Pasal 33 tentang Undang-Undang Perseroan Terbatas, total
jumlah modal yang harus ditempatkan adalah minimal 25% dari modal dasar
perusahaan.
3. Modal yang Disetorkan
Modal ini adalah sumber keuangan perusahaan PT yang disetorkan oleh
para pemilik saham. Jenis modal ini diklaim sebagai sumber dana yang sangat
nyata.
Seluruh total modal yang harus disetorkan oleh para pemegang saham
minimal harus 25% dari modal dasar. Artinya, jumlah modal yang disetorkan
nanti harus sama dengan modal yang ditempatkan oleh para pemilik perusahaan.
D. Kelebihan dan Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)
Setiap jenis badan usaha pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya
sendiri. Berdasarkan apa yang sudah kita bahas diatas, kelebihan dan kekurangan
dari dibentuknya PT adalah berikut ini.

23
1. Kelebihan Perseroan Terbatas
Seperti yang sudah kita bahas bersama bahwa perusahaan PT adalah
perusahaan yang sudah mengantongi badan hukum, sehingga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut akan terjamin walaupun ada pergantian milik perusahaan.
Selain itu, para pemilik saham juga hanya bertanggung jawab dengan modal yang
ditanamkannya saja.
Pemindahan kepemilikan saham dalam perusahaan PT juga bisa dilakukan
secara mudah. Setiap perusahaan PT juga bisa mengembangkan usahanya dengan
mudah karena sudah mendapatkan suntikan modal. Ditambah lagi, seluruh sumber
modal PT juga akan dikelola oleh para ahli sehingga akan lebih efektif dan
efisien.
2. Kekurangan Perseroan Terbatas
Kekurangan dari mendirikan perusahaan PT adalah Anda harus
mengeluarkan biaya yang lumayan besar. Prosesnya pun cenderung lebih rumit
dan sulit jika dibandingkan dengan pembentukan badan usaha lainnya.
Selain itu, beberapa pemegang saham juga banyak yang menganggap bahwa
perusahaan PT sering merahasiakan keuntungan yang didapatnya. Terlebih lagi,
perusahaan PT juga akan dikenakan pajak karena PT adalah salah satu sumber
subjek pajak negara.
E. Unsur – Unsur PT Sebagai Badan Hukum
Sebagai salah satu badan hukum, suatu perusahaan PT juga wajib memenuhi
beberapa unsur badan hukum yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas. Unsur-unsur yang harus dipenuhi berupa:
 Organisasi yang Teratur
Sebagai suatu bentuk organisasi yang teratur, maka dalam perusahaan PT
juga harus memiliki organisasi perseroan yang didalamnya terdapat Rapat umum
pemegang saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris. Struktur ini tercantum dalam
pasal 1 ayat 2 dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Ketiga komponen ini nantinya yang akan menggerakan perusahaan PT.
untuk itu, konsep organisasi ini harus bisa dilakukan dengan baik.
 Kekayaan Tersendiri
Perusahaan PT memiliki bentuk kekayaan sendiri berupa modal dasar. Hal
ini seperti yang tercantum dalam Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Perseroan

24
Terbatas, yang mana modal dasar ini terdiri dari semua nilai nominal dan
kekayaan dalam bentuk lain berupa benda yang bisa bergerak ataupun diam.
Kekayaan tersendiri ini nantinya akan menghasilkan konsekuensi yuridis
untuk PT yang erat kaitannya dengan tanggung jawab nya sebagai debitur atau
pihak ketiga, yaitu hanya sebatas kekayaan yang dikantongi oleh perusahaan.
 Melak ukan Hubungan Hukum Sendiri
Sebagai salah satu bentuk badan hukum, maka status perusahaan PT akan
menjadi jelas di mata hukum. Hal ini dikarenakan mereka tergolong subjek
hukum. Untuk itu, perusahaan juga berhak dan memiliki wewenang untuk
melakukan hubungan hukum atau perbuatan hukum dengan pihak kedua atau
pihak ketiga yang diwakilkan oleh direksi.
Ketentuan ini seperti yang sudah tercantum dalam Pasal 14 Undang-Undang
Perseroan Terbatas.
 Memiliki Tujuan Sendiri
Sebagai salah satu bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan
operasional usaha, maka perusahaan PT harus memiliki tujuannya sendiri.

2.6 COMANDITER VENOONCHAP (CV)


A. Pengertian CV (commanditaire vennootschap)
CV yang kita bahas kali ini bukan curriculum vitae, namun commanditaire
vennootschap yang diambil dari bahasa Belanda. Dalam bahasa Jerman,
dinamakan kommanditgesellschaft (KG).
CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua orang atau
lebih yang kemudian mempercayakan modal yang dimiliki kepada dua orang atau
lebih. Hal itu dilakukan ntuk menjalankan perusahaan tersebut sekaligus
dipercaya untuk memimpin perusahaan. Tujuannya agar tercapainya cita-cita
bersama dengan tingkat keterlibatan masing-masing anggotanya berbeda. Oleh
karena itu, di dalam CV terdapat dua sekutu yang berbeda.
Sementara itu ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa CV terdiri dari
sekutu komanditer dan sekutu komplementer. Sekutu komanditer (sekutu pasif)
memiliki tanggung jawab untuk memberikan modal CV kepada sekutu

25
komplementer (sekutu aktif) yang bertanggung jawab untuk menjalankan kegiatan
CV.
Besarnya bagi hasil usaha disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Untuk
lebih jelasnya, kita bisa menengok pasal 20 KUHD atau Kitab Undang-undang
Hukum Dagang yang membahas tentang sekutu pasif (komanditer) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tidak ikut terlibat langsung terhadap jalannya perusahaan.
2. Setiap sekutu pasif (komanditer) disebut sebagai sekutu penanam modal
terbatas karena hanya menyetorkan uang atau asetnya sebagai modal agar
berhak mendapatkan keuntungan dari laba perusahaan.
3. Kerugian CV juga ditanggung oleh sekutu pasif namun hanya sebatas
besaran modal yang ditanamkan.
4. Sekutu pasif bisa juga disebut sebagai silent partner atau sleeping
partner karena namanya harus disembunyikan dan tidak boleh diketahui.
B. Jenis-jenis CV (Persekutuan Komanditer)
1. CV Bersaham
CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini mengeluarkan
saham yang bisa diambil oleh sekutu aktif maupun pasif. Masing-masing dapat
mengambil satu saham atau lebih. Namun demikian, saham tersebut tidak dapat
diperjualbelikan karena tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah
disetorkan. Tujuan adanya saham untuk menghindari adanya modal beku.
2. CV Murni
CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama kali ada dan
paling sederhana. Di dalam CV ini hanya terdapat satu sekutu komplementer
sedangkan pihak-pihak lainnya berperan sebagai sekutu komanditer.
3. CV Campuran
CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk awal. Namun
dalam operasionalnya, firma tersebut memerlukan tambahan suntikan modal.
Pihak yang berkenan memberikan tambahan modal berperan sebagai sekutu
komanditer, sehingga firma yang menerima modal dan menjalankan usaha disebut
sebagai sekutu komplementer.

26
C. Tujuan Dibentuk CV
CV dibentuk agar sebuah badan usaha dapat menjalankan aktivitas
bisnisnya dengan resmi dan legal sesuai hukum. Karena CV pada umumnya
didirikan dengan akta dan didaftarkan melalui notaris sehingga mempunyai
payung hukum.
Dalam perjalanan bisnis, seringkali kerja sama dengan pihak lain, terutama
perusahaan atau instansi besar dan resmi, mensyaratkan adanya badan usaha yang
legal menurut hukum. Misalkan untuk mengikuti tender dari instansi pemerintah
atau perusahaan swasta, perusahaan-perusahaan yang diperbolehkan mengikuti
tender tersebut adalah perusahaan yang berbentuk CV atau PT.

Hal ini bukan tanpa sebab. Bekerja sama dengan perusahaan yang legal dan
resmi sesuai hukum memberikan jaminan keamanan yang lebih tinggi dibanding
bekerja sama dengan usaha yang belum terdaftar secara hukum. Terlebih di dalam
kerja sama tersebut ada transaksi yang nilainya besar.
D. Ciri-ciri CV
CV dapat dikenali dengan ciri-ciri yang dimilikinya. Di antara ciri-ciri
sebuah CV adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pendiri dua orang atau lebih.
2. Terdiri dari dua sekutu, yakni sekutu aktif (sekutu komplementer) dan
sekutu pasif (sekutu komanditer).
3. Sekutu aktif mengelola perusahaan.
4. Sekutu pasif menanamkan modal.
5. Hanya boleh didirikan oleh warga negara Indonesia (WNI), sementara
warga negara asing tidak diperkenan mendirikan CV.
6. Modal pendiriannya tidak ada batasan minimal.
7. Syarat pendiriannya cenderung lebih mudah.
8. Diakui secara legal.
9. Mudah untuk melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga resmi.
E. Dasar Hukum CV
Karena sifatnya merupakan badan usaha yang diakui legal secara hukum,
CV mempunyai dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Dasar hukum
keberadaan CV disebutkan dalam beberapa sumber hukum sebagai berikut

27
1. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 19, 20, dan 21 yang
membahas tentang pendirian, permodalan CV, dan pembahasan mengenai
sekutu komplementer maupun komanditer.
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2018
yang membahas pendaftaran persekutuan komanditer, persekutuan firma,
dan persekutuan perdata.
3. KUHD pasal 31 yang membahas tentang pembubaran CV.
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) pasal 1647 dan 1649 yang
membahas tentang pembubaran CV.
5. KUHPer pasal 1651 yang membahas tentang pewarisan sekutu.
F. Kelebihan CV
Adanya pilihan badan usaha CV yang disediakan hukum dan banyaknya
perusahaan yang memilih CV sebagai badan usahanya tentu mengisyaratkan CV
memiliki kelebihan. Di bawah ini merupakan kelebihan dari CV, yakni:
1. Proses pendirian relatif mudah. Tidak seperti perseroan terbatas (PT), pendirian
CV cenderung lebih mudah untuk dilakukan.
2. Lebih mudah untuk mendapatkan bantuan modal dari eksternal baik dari
investor, perbankan, atau koperasi. Karena adanya legalitas dari hukum, CV
mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dibanding tidak berbadan usaha.
3. Lebih mudah mendapatkan modal dari internal. Kemudahan ini karena CV
didirikan oleh orang-orang yang terlibat dalam persekutuan.
G. Kekurangan CV
Walaupun demikian, bukan berarti badan usaha yang berbentuk CV tidak
memiliki kekurangan. Badan usaha berbentuk CV juga memiliki kekurangan.
Beberapa kekurangan yang dihadapi jika Anda memilih badan usaha Anda
berbentuk CV adalah sebagai berikut:
1. Riskan terjadi konflik dan gesekan di antara anggota sekutu.
2. Sebagian sekutu memiliki tanggung jawab yang lebih besar, yakni sekutu
aktif atau komplementer yang berperan sebagai pelaku aktivitas perusahaan
CV, dibandingkan sekutu lainnya.
3. Kemajuan atau kemunduran CV bergantung pada sekutu aktif atau
komplementer sehingga kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu. Jika
sekutu aktif merupakan orang-orang yang kompeten hal ini tentu menjadi

28
nilai plus. Namun yang dikhawatirkan adalah perusahaan dijalankan oleh
orang-orang yang tidak kompeten, tentu hal ini memberikan resiko yang
besar terhadap keberlangsungan jalannya perusahaan.
4. Kerugian ditanggung secara bersama-sama. Hal ini bisa menjadi kelebihan,
bisa juga menjadi kekurangan CV. Bagi persekutuan pasif, hal ini tentu
menjadi kerugian karena dia harus merelakan modal yang ditanamkan pada
CV berkurang akibat kerugian yang ditanggung.
5. Tidak dapat dinyatakan pailit, sehingga apabila terjadi kerugian dan harta
perusahaan tidak cukup untuk menanggung kerugian, maka sekutu aktif
memiliki kewajiban untuk menanggung kerugian tersebut walaupun harus
menggunakan harta pribadinya. Sementara sekutu pasif hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang ditanam di dalam CV.
6. Modal susah ditarik kembali.
Modal yang telah disetorkan kepada CV sangat susah untuk ditarik kembali,
sehingga hal ini menjadi salah satu kekurangan CV.
7. Pengawasan dan kekuasaan CV sangat kompleks.
8. Tanggung jawab sekutu komanditer (pasif) yang terbatas bisa
mengendorkan semangat mereka dalam memajukan perusahaan. Hal ini jika
dibandingkan dengan sekutu-sekutu yang terdapat pada firma.
Contoh – contoh CV
Di bawah ini adalah beberapa contoh CV yang ada di Indonesia

29
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam perekonomian Indonesia badan usaha terbanyak adalah badan usaha
berbentuk usaha kecil yang pada umumnya merupakan badan usaha bukan badan
hukum. Pemikiran tentang perlunya pengaturan bagi badan usaha bukan badan
hukum terutama mengingat banyaknya badan usaha kecil yang tidak jelas bentuk
dan statusnya. Sebagai penopang perekonomian Indonesia usaha kecil dan
menengah merupakan bagian integral dalam dunia usaha nasional yang dalam
kenyataannya usaha kecil terutama belum mampu mewujudkan perannya secara
optimal. Kesulitan modal, manajemen yang tidak jelas (kadang tanpa neraca) sering
menyulitkan UKM mengembangkan diri terutama karena ketidak jelasan status
badan usaha mereka meskipun telah ada perlindungan hukum terhadap UMKM
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menegah. Namun status badan usaha yang tidak jelas ini perlu menjadi perhatian
agar mereka dapat mengembangkan diri menjadi badan usaha yang mapan. Perlu
dipikirkan tentang perlunya bentuk badan usaha yang bisa digunakan bagi UKM.
Dalam KUHD dikenal bentuk usaha perorangan, Firma dan CV yang sudah kurang
sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia dewasa ini, sehingga perlu dibuat
suatu rancangan undang-undang baru yang sesuai dengan perkembangan ekonomi.
Rancangan Undang-undang itu dapat memperbaiki dan mengembangkan apa yang
diatur dalam KUHD atau juga dapat dibuat rancangan yang baru sama sekali. Satu
hal yang perlu dipikirkan kecuali usaha perorangan adalah badan usaha 101 badan
hukum di Indonesia yang baru apakah akan dipertahankan sebagai badan usaha
bukan badan hukum atau dikembangkan menjadi badan hukum mengingat
perkembangan di Belanda yang sudah mengarah pada pembentukan badan usaha
dalam bentuk badan hukum (NNBW). Keuntungan dan pentinganya suatu badan
usaha dalam bentuk badan hukum dalam perolehan modal dan dalam kerja sama
akan sangat bermanfaat bagi pengembangan badan usaha Indonesia pada era
global. Disamping itu pembangunan hukum badan usaha adalah salah satu
penjabaran dari peranan hukum dalam penyusunan ulang sistem hukum perusahaan
yang selama ini menggunakan KUHPerdata, KUHDagang, dan peraturan

30
perundang-undangan lain sebagai dasar pendirian dan pelaksanaannya. Untuk
memantapkan pembangunan hukum perusahaan, khususnya badan usaha bukan
badan hukum tidak dapat dilepaskan dari asas-asas hukum yang merupakan prinsip-
prinsip mendasar dari bangunan hukum perusahaan yang akan dibangun, hal ini
sejalan dengan stuffenth theory dimana pembangunan hukum harus taat asas agar
bangun hukum yang dibentuk dapat berdiri kokoh dan kuat, bermanfaat bagi
pengembangan ekonomi rakyat pada umunya. Badan usaha bukan badan hukum
adalah badan usaha kerakyatan yang melibatkan elemen-elemen masyarakat
ekonomi menengah kebawah, yang dibangun di atas asas-asas hukum yang
bersumber dari hukum perusahaan dan Pancasila serta kebiasaan-kebiasaan dan
kepatutan yang telah diterima dan berlangsung dalam masyarakat, seperti asas
hukum perjanjian, asas kesimbangan, asas gotong royong, asas kekeluargaan, asas
kepribadian, asas tanggung jawab sosial dan lingkungan, asas tanggung jawab
dalam perusahaan, asas publisitas dan domisili.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah Kurnia (2022).jenis badan hukum usaha dan karakteristiknya.


https://m.merdeka.com/trending/jenis-badan-hukum-usaha-dan-
karakteristiknya-pahami-contoh-di-
indonesia.html#:~:text=Merdeka.com%20%2D%20Badan
%20hukum%20usaha,untuk%20menjual%20produk%20atau
%20layanan. diakses pada 21 desember 2022.

Avenue Kantor. Bagaimana memilih jenis perusahaan sesuai bisnis anda.


https://www.avenue8offices.com/latest-news/2019/11/5/bagaim
ana-memilih-jenis-perusahaan-sesuai-bisnis-anda-pt-vs-cv diakses
pada 21 Desember 2022.

31
Lutfiyah Azizi (2022).segala informasi mengenai perseroan terbatas.
https://voffice.co.id/jakarta-virtual-office/business-tips/pengertian
-pt-perseroan-terbatas-dan-hal-lain-yang-perlu-diketahui/ diakses
pada 21 Desember 2022.

Pardosi Ishak. Perbedaan badan usaha berbadan hukum dan tidak berbadan hukum
https://www.kompasiana.com/pardosi/5923be5e8e7e61283ca6a
053/perbedaan-badan-usaha-berbadan-hukum-dan-tidak-
berbadan-hukum?page=all#section1 diakses pada 21 Desember
2022.

Kurniasih Wida .pengertian CV (persekutuan komanditer).


https://www.avenue8offices.com/latest-news/2019/11/5/bagaim
ana-memilih-jenis-perusahaan-sesuai-bisnis-anda-pt-vs-cv diakses
pada 21 Desember 2022.

32

Anda mungkin juga menyukai