Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

EKUITAS (MODAL SAHAM)

AKUNTANSI KEUANGAN 2

DISUSUN OLEH:

Nama Mahasiswa : Andika Bhayangkara (7213220010)

Jurusan : Akuntansi A

Dosen Pengampu : Drs. Jumiadi AW, M.Si., C.FR., C.FTax

Mata Kuliah : Akuntansi Keuagan 2

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mereview buku dan jurna
tentang ekuitas (modal saham) untuk memenuhi tugas mata kuliah. Terimakasih kepada
Bapak Drs. Jumiadi AW, M.Si., C.FR., C.FTax selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuagan 2
di prodi akuntansi UNIMED yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Dengan
mereview buku dan jurnal Akuntansi Keuagan 2 Penulis berharap kiranya book and journal
review ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui isi buku dan jurnal.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam book and journal review ini
terdapat kekurangan dan banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan book and journal review
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 17 Agustus 2022

Andika Bhayangkara

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI
.......................................................................................................................................................................
iii...................................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................................................................................................
1

A. Latar Belakang
............................................................................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
............................................................................................................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan
............................................................................................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
.......................................................................................................................................................................
3

A. Karakteristik Bentuk Organisasi


............................................................................................................................................................................
3
B. Penerbitan Modal Saham
............................................................................................................................................................................
5
C. Saham Tresuri
............................................................................................................................................................................
12
D. Saham Preferen
............................................................................................................................................................................
14

iii
E. Pembagian Deviden
............................................................................................................................................................................
17
F. Pemecahan Saham
............................................................................................................................................................................
19
G. Menganalisis Ekuitas
............................................................................................................................................................................
22

BAB III PENUTUP


.......................................................................................................................................................................
25

A. Kesimpulan
............................................................................................................................................................................
25

DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................................................................................
26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekuitas adalah komponen yang cukup penting dalam analisis keuangan. Ekuitas atau
modal sendiri adalah hak kepemilikan pemilik dalam suatu perusahaan (owners equity).
Ekuitas ini dapat dibedakan sesuai dengan jenis perusahaannya. Perusahaan dapat
dikelompokkan atas perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas serta
koperasi. tujuan ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan yang harus
dilaporkan sehingga dapat memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan
disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang
terpisah dan pemiliknya namun menurut pandangan akuntansi perusahaan
perseorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan Terbatas menurut pandangan
hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga
dapat dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial entity). Ekuitas
perusahaan persekutuan serupa dengan ekuitas perorangan kecuali bahwa  hal itu
diklasifikasikan sesuai kepentingan Sekutu yang memiliki nilai harus diakui bahwa
klasifikasi ini hanya menunjukkan kepentingan dalam aset bersih perusahaan setiap
kepentingan Sekutu dalam laba perusahaan dapat seluruhnya berbeda menurut syarat
perjanjian. 

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Saja Karakteristik Bentuk Organisasi?


2. Bagaimana Cara Menerbitkan Modal Saham?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Tresuri?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Preferen?
5. Bagaimana Pembagian Deviden?
6. Apa Yang Dimaksud Dengan Pemecahan Saham?
7. Bagaimana Menganalisis Ekuitas?

v
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Akuntansi Keuangan 2. Dan adapun tujuan lainnya yaitu :

1. Untuk mengetahui Karakteristik Bentuk Organisasi


2. Untuk mengetahui Cara Menerbitkan Modal Saham
3. Untuk mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Tresuri
4. Untuk mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Preferen
5. Untuk mengetahui Bagaimana Pembagian Deviden
6. Untuk mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Pemecahan Saham
7. Untuk mengetahui Bagaimana Menganalisis Ekuitas

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Bentuk Organisasi


1. Karakteristik Perseroan

Perseroan adalah sebuah entitas yang memiliki kekuatan hukum yang terpisah dari
pemiliknya. Perseroan Terbatas dapat dibedakan atas dua yaitu Perseroan Terbatas
Tertutup dan Perseroan Terbatas Terbuka (TBk). PT Tertutup adalah perseroan
terbatas yang sahamnya tidak diperdagangkan ke umum/ publik sedangkan PT.
terbuka (go public) adalah perseroan terbatas yang sahamnya dijual ke umum.

Karakteristik dari perseroan diantaranya :

a) Kesatuan Usaha Terpisah

Dari segi akuntansi suatu perseroan yang telah berdiri dengan sah akan dipandang
sebagai suatu kesatuan akuntansi yang terpisah dari para pemilik (para pemegang
saham). Hal ini berbeda dengan perusahaan perseroan atau persekutuan.

b) Tanggung Jawab Terbatas

Tanggung jawab para pemegang saham atas kewajiban-kewajiban (utang-utang)


perseroan biasanya terbatas pada jumlah penyertaanya dalam perseroan yang
bersangkutan. Hal ini berarti bahwa pemegang saham tidak bertanggung jawab dengan
seluruh harta kekayaan yang dimilikinya seandainya perseroan tidak mampu melunasi
utang-utangnya.

c) Pemindahan Pemilikan

Saham-saham yang dikeluarkan suatu perseroan dapat dipindahtangankan tanpa


mempengaruhi operasi perusahaan. Apabila saham dijual oleh pemegangya kepada
pihak lain, maka hal ini tidak perlu dibukukan oleh perseroan yang mengeluarkan
saham tersebut, tetapi cukup dengan membuat suatu catatan atau keterangan dalam
buku saham. Perseroan perlu memiliki daftar pemegang saham yang diperlukan untuk
mengundang mereka dalam rapat umum pemegang saham atau untuk pembayaran
deviden, tetapi hal ini tidak membutuhkan pengakuan akuntansi.

d) Kelangsungan Hidup

Karena pemilikan saham bisa dipindahkan atau dioperkan kepada pihak lain tanpa
mengganggu jalanya operasi perusahaan, maka kelangsungan hidup perseroan lebih
terjamin.

vii
e) Kemampuan Meningkatkan Modal

Tanggung jawab terbatas pemegang saham dan kemudahan dalam menjual kembali
saham merupakan daya tarik yang menyebabkan perseroan mudah meningkatkan
modalnya apabila dikehendaki. Baik pemegang saham dalam jumlah besar maupun
kecil, sama-sama mempunyai hak kepemilikan dalam perseroan. Dengan demikian
perseroan tidak hanya menarik bagi orang-orang kaya tetapi juga penanaman modal
kecil.

2. Karakteristik Persekutuan

Persekutuan adalah suatu penggabungan diantara dua orang atau badan atau lebih
untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba. Dari segi akuntansi, persekutuan sebagai suatu unit usaha harus
dianggap mempunyai kedudukan terpisa dengan para pemiliknya.

Karakteristik dari persekutuan diantaranya :

a) Berusaha bersama-sama (Mutual agency)


  Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan
usahanya
b) Jangka waktu terbatas (Limited Line)
  Persekutuan Tetap ada selama orang-orang badan-badan yang mengadakan
persekutuan itu ada dan masing-masing masih tetap menghendakinya setiap
perubahan yang berhubungan dengan maksud mengakhiri perjanjian dari para
anggota berarti membubarkan persekutuan penarikan modal atau kaitan Seorang
anggota otomatis membubarkan persekutuan
c) Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited liability)
  Tanggung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam
usaha persekutuan. Apabila di dalam keadaan tertentu persekutu tidak dapat
membayar hutang-hutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur
berhak menagih pada salah satu seorang dari anggota persekutuan tersebut.
d) Memiliki suatu bagian atau hak di dalam persekutuan (Ownership of Interest
in a Partnership)
  Anggota yang menanamkan kekayaan ke dalam persekutuan berarti
menyerahkan haknya untuk mengusahakan dan menggunakan kekayaannya itu, dan
sepenuhnya rela untuk dipakai guna mencapai tujuan-tujuan persekutuan. Hak yang
diberikan kepada persekutuan ini memberikan hak yang sama dengan anggota
lainnya untuk memimpin dan menjalankan usaha persekutuan

viii
e) Pengembalian  bagian keuntungan persekutuan
  Setiap anggota mendapat bagian dari keuntungan persekutuan. Suatu
persetujuan yang dibuat untuk membagi keuntungan itu sendiri tidak merupakan
suatu bentuk persekutuan 

3. Karakteristik Perusahaan Perseorangan


Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi hanya oleh
satu orang saja. Pengelola dari perusahaan akan memperoleh seluruh keuntungan
perusahaan. Akan tetapi, pengelola juga harus menanggung semua risiko yang akan
terjadi dalam perusahaan tersebut. Semua hak dan kewajiban juga ditanggung oleh
pemilik perusahaan. 

Karakteristik dari perusahaan perseorangan diantaranya :

a) Tidak memiliki badan hukum resmi.


b) Tanggung jawab dari pemilik tidak terbatas.
c) Skala operasi dan sasaran pasar yang terbatas.
d) Pemilik bertanggung jawab dan memiliki kendali penuh atas keuangan, operasi
bisnis dan keuntungan.
e) Usaha dapat berakhir ketika pemiliknya meninggal
f) Tidak menanggung pajak perusahaan hanya menanggung pajak penghasilan
pribadi.

B. Penerbitan Modal Saham

Pengakuan modal saham dilakukan melalui penerbitan saham dan dengan cara
penjualan tunai, pesanan atau pertukaran dengan asset non kas.

1. Penjualan Tunai
Penerbitan saham dengan tunai dicatat dengan mendebetkan akun kas dan
mengkredit akun modal saham sesuai dengan jenisnya berdasarkan nilai
nominalnya. Saham biasa dicatat pada akun Saham Biasa (Common Stock) , Saham
Preferen dicatat pada akun Saham Preferen (Preferred Stock). Selisih nilai nominal
dengan harga penjualan berupa disagio/agio Saham dicatat pada akun Tambahan
Modal Disetor (Additional Paid-in Capital). Bila saham tidak memiliki nilai nominal,
tetapi nilai state, maka harga transaksi diakui sebagai nilai nominalnya jadi tidak
ada agio atau disagio saham.

ix
Misalnya, pada tanggal 1 Februari diterbitkan dan dijual secara tunai per
lembar saham Rp 21.000 atas 6.000 lembar saham biasa dengan nilai par per
lembar Rp 20.000 maka ayat jurnalnya :
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Februari Cash 126.000
Common Stock 120.000
Additional Paid-in Capital 6.000
Penjualan saham biasa

Apabila saham tersebut tidak memiliki nilai nominal atau nilai ditetapkan, maka
ayat jurnalnya :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Februari Cash 126.000
Common Stock 126.000
Penjualan saham biasa

Pada umumnya saham dinyatakan dalam nilai nominal atau nilai yang dinyatakan,
tetapi jika keduanya tidak ada, kas yang diterima diakui sebagai modal saham, tidak
ada agio/disagio saham.

2. Penjualan dengan Pertukaran

Pertukaran dapat berupa tanah, peralatan, gaji atau penggabungan usaha. Saham
yang telah mempunyai nilai pasar dijadikan sebagai patokan pencatatan
transaksi. Namun jika nilai pasar saham belum dipastikan, nilai pasar yang
diterima digunakan sesuai nilai pasar yang dinilai oleh pihak penilai yang
berkompeten.
Contoh pada tanggal 1 Maret PT. Karya menukarkan 2000 lembar sahamnya
@ Rp20.000 dengan tanah. Saham diperdagangkan dengan harga Rp21.000 per
lembar, maka ayat jurnalnya :
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Maret Land 42.000
Common Stock 40.000

x
Additional Paid-in Capital 2.000
Penjualan saham biasa

Pada tanggal 1 Maret PT Karya menerima tanah dengan harga pasar Rp


43.000.000 dengan menyerahkan 2000 lembar sahamnya @ Rp20.000, maka
ayat jurnalnya :
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Maret Land 43.000
Common Stock 43.000
Penjualan saham biasa

3. Penjualan Secara Pesanan


 Pada saat menerima saham dicatat dengan mendebit akun piutang pesanan
saham (common stock subscription receivable) dan mengkredit akun modal
saham dipesan  (common stock subscribed) berdasarkan nilai nominalnya. Selisih
nilai nominal dengan harga pesanan dicatat pada akun tersendiri yaitu disagio
atau agio Saham sebagai tambahan modal disetor. Ketika pesanan diterima maka
di debet akun kas dan kredit akun piutang saham dipesan. Jika pesanan
dilunaskan, maka modal saham dipesan ditutup ke modal saham. 
Misalnya pada tanggal 1 Mei diterbitkan dan dijual secara pesanan per
lembar saham Rp21.000 atas 1000 lembar saham biasa dengan nilai par per
lembarnya Rp20.000 dengan uang muka 30%. Kemudian tanggal 1 Juni diterima
sisanya dan saham diserahkan, maka ayat jurnalnya :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Maret common stock subscription receivable 21.000
common stock subscribed 20.000
Additional Paid-in Capital 1.000
Penerimaan pesanan saham biasa
Cash 6.300
common stock subscription 6.300
receivable
Penerimaan uang muka

xi
Pada saat penerimaan sisa tagihan dicatat sebagai berikut :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Juni Cash 14.700
common stock subscription 14.700
receivable
Penerimaan uang muka
common stock subscribed 20.000
common stock 20.000
Penyerahan saham

Apabila sampai pelaporan akuntansi masih terdapat piutang pesanan,  maka


piutang pesanan saham diperlakukan mengurangi modal disetor.   
pemesanan yang gagal melunasinya, segera dibatalkan. Beberapa kebijakan yang
diambil dalam pembatalan adalah :
1. Mengembalikan jumlah pembayaran yang sudah dilakukan 
2. mengembalikan jumlah yang telah dibayarkan dikurangi dengan biaya dalam
jumlah tertentu 
3. memberikan saham sebanding dengan jumlah yang telah diterima 
4. pembayaran tidak dikembalikan dan diakui sebagai tambahan modal dari
pembatalan penjualan saham (Additional paid-in Capital from default subscriber) 
Contoh :
April 01 : Diterima pesanan 200 lembar saham biasa PT Karya @ Rp20.000 nominal
per lembar dengan kurs 120% dan uang muka diterima sebanyak 20%.
April 21 : Pemesanan diketahui tidak mampu lagi melunaskan sisa uang
pesanannya.
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 April common stock subscription receivable 4.800
common stock subscribed 4.000
Additional Paid-in Capital 800
Penerimaan pesanan saham biasa
Cash 960

xii
common stock subscription 960
receivable
Penerimaan uang muka

Apabila PT. Kris mengambil kebijakan mengembalikan pembayaran maka jurnalnya


adalah :
 JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


21 April Additional Paid-in Capital 800
common stock subscribed 4.000
common stock subscription 3.840
receivable
Cash 960
Pengembalian kas pesanan saham

Kebijakan lain mengembalikan pembayaran, setelah dikurangi penurunan harga


atau beban penjualan. Pengembalian kas ditunda sampai terjadi penjualan kembali,
maka untuk sementara dicatat sebagai utang, dengan akun Utang Pembatalan
Pesanan (Payable to Defaulting Subscriber), maka jurnalnya adalah :

 JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


21 April Additional Paid-in Capital 800
common stock subscribed 4.000
common stock subscription 3.840
receivable
Payable to Defaulting Subscriber 960
Pengembalian kas ditunda
Misalkan 22 April saham yang gagal dipesan dijual dengan kurs 110%, maka jurnalnya
adalah :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


22 April Cash 4.400
Common Stock 4.000
Additional Paid-in Capital 400

xiii
Penjualan kembali saham gagal pesan
Payable to Defaulting Subscriber 400
Cash 400
Penutupan kerugian penjualan

Setelah itu dibayar kepada pemesan dengan jurnal sebagai berikut :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


22 April Payable to Defaulting Subscriber 560
Cash 560
Pembayaran kas gagal pesan
Jumlah kas yang dibayarkan adalah Rp 960.000 – Rp 400.000 = Rp 560.000
Alternatif mengambil kebijakan mengembalikan pembayaran dalam saham biasa
sebanding dengan pembayaran, maka jurnalnya adalah ;

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


22 April Additional Paid-in Capital 640
common stock subscribed 3.200
common stock subscription 3.840
receivable
Penutupan pesanan gagal
common stock subscribed 800
Common stock 800
Penyeraan saham biasa
Saham yang akan diserahkan = 20% x Rp 4.000.000 = Rp 800.000 (nilai nominal),
sedangkan Agio saham yang dibatalkan adalah 80% x Rp 800.000 = Rp 640.000 serta
Saham Dipesan yang dibatalkan adalah 80% x Rp 4.000.000 = Rp 3.200.000
Seluruh saldo piutang pesanan saham dihapuskan.
Apabila PT. Kris mengambil kebijakan tidak mengembalikan pembayaran dalam
bentuk apapun, maka jurnalnya adalah :

JURNAL

xiv
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


21 April Additional Paid-in Capital 800
common stock subscribed 4.000
common stock subscription receivable 3.840
Paid-In Capital From Default subscriber 960
Pembatalan pesanan

Penerbitan modal saham dapat menimbulkan pengeluaran besar seperti


biaya pendaftaran, komisi penanggung, honor pengacara dan akuntan, biaya
cetak dll. Perlakuan akuntansi atas pengeluaran penerbitan saham (Stock
Issuance Cost) ini dapat dibedakan atas dua yaitu metode offset dan metode
deferral.

Metode offset ( Offset Method) adalah metode di mana biaya penerbitan


saham diperlakukan mengurangi jumlah yang diterima dari penjualan modal
saham. Penerapan metode ini lebih efektif bilamana penjualan saham dilakukan
secara sekaligus.

Misalnya pada tanggal 2 Januari dikeluarkan dan dijual 10.000 Lembar saham
@ Rp10.000 nominal dengan kurs 140% biaya penerbitan Saham adalah Rp
20.000.000. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah sebagai
berikut :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


2 Jan Cash 140.000
Common Stock 100.000
Additional Paid-in Capital 40.000
Penjualan modal saham

Metode deferral (Deferred Method) adalah metode di mana biaya penerbitan


saham diperlakukan sebagai Aset tak berwujud. Biaya penerbitan saham dicatat
tanpa berhubungan langsung dengan penjualan saham, ditangguhkan sebagai
beban dan diamortisasi selama periode tertentu. Metode ini lebih mengandung
penandingan dengan pendapatan (matching). Dari contoh diatas dapat dibuat
jurnal secara terpisah sebagai berikut :

xv
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


2 Jan Stock Issuance Cost 20.000
Cash 20.000
Pembayaran biaya penerbitan saham
Cash 140.000
Common Stock 100.000
Additional Paid-in Capital 40.000
Penjualan modal saham

C. Saham Tresuri

Saham treasuri merupakan saham yang dibeli kembali oleh perusahaan setelah
disebarkan kepada beberapa pihak. Pengukuran atas pembelian saham sendiri ini,
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode biaya dan metode nilai nominal.
Dalam metode biaya (cost method), saham yang diperoleh kembali diakui dengan
mendebet akun Modal Saham Diperoleh Kembali/Saham Pembendaharaan
(Treasury Stock) sebesar harga belinya.
Misalnya pada tanggal 12 Mei, dibeli kembali saham sendiri sebanyak 5.000
lembar dengan harga per lembar Rp25.000 nilai nominalnya Rp20.000 maka
jurnalnya adalah :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


12 Mei Treasury Stock 125.000
Cash 125.000
Pembelian kembali saham biasa

 Bila saham tersebut dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga
pembelian kembali, maka menimbulkan keuntungan, namun dicatat ke akun
Tambahan Modal dari Saham Perbendaharaan (Additional Paid In Capital From
Treasury Stock). Sebaliknya bila saham tersebut dijual kembali dengan harga lebih
rendah dari harga pembelian kembali, maka menimbulkan kerugian, dicatat ke akun
Laba Ditahan (Retained Earnings). Laba Ditahan dapat berkurang tetapi tidak
pernah bertambah karena transaksi ini.
xvi
Misalkan tanggal 1 Juni saham tersebut dijual kembali dengan harga per lembar
Rp22.000 maka jurnalnya adalah :
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


1 Juni Cash 110.000
Retained Earning 15.000
Treasury Stock 125.000
Penjualan treasury stock

 Dalam metode nominal (Par/Stated Method), Saham yang diperoleh kembali diakui
dengan mendebit akun Modal Saham Diperoleh kembali/saham pembendaharaan
(Treasury Stock) sebesar nilai nominalnya, selisih nilai nominalnya dengan nilai buku
saat saham ditempatkan dicatat sebagai pembatalan Tambahan Modal Disetor yang
telah tercatat sebelumnya sewaktu dijual. Perbedaan harga beli kembali dengan nilai
buku saham yang dibeli sebagai keuntungan atau kerugian, namun tidak dicatat sebagai
rugi laba. Kemungkinan kerugian di debet akun Laba Ditahan (Retained Earnings),
sedangkan jika laba di kredit akun Tambahan Modal Dari Saham Pembendaharaan
(Additional Paid In Capital From Treasury Stock).
Dalam hal ini diasumsikan saham biasa, ditempatkan dengan harga Rp21.000 per
lembar berarti pembatalan agio saham sebesar 5.000 x Rp1.000 = Rp 5.000.000.
Kerugian Rp 125.000.000 – Rp 105.000.000 = Rp 20.000.000 dicatat kea kun Laba
Ditahan. Dalam contoh ini maka jurnalnya :

JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit


12 Mei Treasury Stock 100.000
Additional Paid-In Capital 5.000
Retained Earning 20.000
125.000
Cash
Pembelian kembali saham biasa

Bila dijual kembali dengan harga Rp 22.000 per lembar, maka jurnalnya :
JURNAL
(Dalam ribuan rupiah)

xvii
Tanggal Akun dan Keterangan Debet Kredit
1 Juni Cash 110.000
Treasury Stock 100.000
Additional Paid In Capital From 10.000
Treasury Stock
Penjualan treasury stock

D. Saham Preferen
1. Definisi saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

a) Keuntungan saham

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham

 Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal


dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin
mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut
dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut
berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen.

 Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian
menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

xviii
b) Risiko saham

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

 Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan
harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami
penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham
tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

 Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau


perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.

2. Saham Preferen

Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan prioritas lebih kepada
pemiliknya atas aset dan laba perusahaan. Saham preferen merupakan gabungan gabungan
antara obligasi dan saham biasa yang bisa menghasilkan pendapatan tetap bagi
pemegangnya.  

a) Keuntungan Saham Preferen

 Didahulukan dalam pembagian dividen dibanding pemegang saham biasa


 Memiliki hak pembayaran dividen tetap yang besarannya sama dengan (bunga)
deposito

xix
 Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, pemegang saham preferen yang
diprioritaskan mendapat aset perusahaan maupun pembayaran kembali
permodalan
 Saham preferen bisa ditukar dengan saham biasa
 Saham preferen ada yang diperdagangkan di bursa saham, ada juga yang tidak,
tergantung perusahaan tersebut.
b) Kerugian Saham Preferen

Meski termasuk saham istimewa, pemegang saham preferen juga memiliki kerugian atau
kelemahan, di antaranya:

 Saham preferen sulit diperjualbelikan, seperti saham biasa karena jumlahnya


sedikit
 Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara atau voting dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan kebijakan manajemen perusahaan
atau pemilihan direksi maupun dewan komisaris
 Pemegang saham preferen tidak bisa membeli kembali saham perusahaan

c) Jenis jenis saham preferen

1. Saham Preferen Partisipasi (Participating Preferred Stock)

Saham preferen partisipasi adalah jenis saham preferen yang memberikan pemegangnya
dividen tambahan berdasarkan kondisi yang sudah ditentukan. Misalnya ketika jumlah
dividen yang diterima pemegang saham biasa melebihi jumlah per saham yang ditetapkan.

2. Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock)

Saham preferen konvertibel atau saham preferen yang dapat dikonversi/ditukar adalah
jenis saham yang menyertakan opsi bagi pemegangnya untuk mengubah saham preferen
menjadi sejumlah saham biasa setelah tanggal yang ditentukan.

Saham preferen dapat ditukar atas permintaan langsung pemegang saham, atau ketentuan
dari perusahaan. Nilai saham preferen yang dapat dikonversi didasarkan pada kinerja
saham biasa.

3. Saham Preferen Disesuaikan (Adjustable Rate Preferred Stock/ARPS)

xx
Saham preferen disesuaikan adalah jenis saham preferen di mana dividen yang dibayarkan
bervariasi. Nilai dividen dari saham preferen ini ditentukan berdasarkan pergerakan kurs
dan suku bunga acuan.

Jadi, jumlah pembayaran dividen saham preferen ini tidak tetap atau disesuaikan. Nilai
dividen bisa turun bila suku bunga acuan turun. Dan sebaliknya.

4. Saham Preferen yang Dapat Ditebus (Callable Preferred Stock)

Saham preferen yang dapat ditebus atau callable preferred stock adalah jenis saham
preferen yang dapat ditebus oleh penerbit atau perusahaan pada nilai yang ditetapkan
sebelum tanggal jatuh tempo. Biasanya dilakukan perusahaan untuk mendapatkan
pembiayaan karena menggabungkan ekuitas dan utang.

5. Saham Preferen Kumulatif (Cumulative Preferred Stock)

Saham preferen kumulatif adalah jenis saham preferen yang mengharuskan perusahaan
membayar semua dividen, termasuk tunggakan dividen sebelumnya kepada pemegang
saham ini. Harus didahulukan sebelum pemegang saham biasa. 

d) Contoh Saham Preferen di Bursa Efek Indonesia

Contoh saham preferen di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memiliki empat kode huruf atau
ditambahkan “P” yang artinya preferen. Di antaranya:

 PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMIP)


 PT Bayer Indonesia Tbk (BYSP)
 PT Hanson International Tbk (MYRXP)
 PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)
 PT Squibb Indonesia Tbk (SQBI)
 dan lainnya.

E. Pembagian Deviden
1. Definisi deviden

xxi
Dividen merupakan pembagian pendapatan laba dari sebuah perusahaan kepada para
pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Dalam pengertian lain,
dividen saham adalah pembagian keuntungan perusahaan atau laba perusahaan yang
diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk saham tambahan.

Pembagian dividen saham merupakan bagian dari proses pembagian laba perusahaan


kepada para pemegang sahamnya. Pembagian dividen dalam sebuah perseroan terbatas
diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan
anggaran dasar Perseroan. 

Pembagian dividen akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi
perusahaan. Meski begitu, pembagian laba ini memang merupakan tujuan utama dari
sebuah bisnis. Pembagian dividen inilah yang selalu dinantikan oleh para investor saham. 

2. Pembagian deviden saham

Pembagian dividen bervariasi besarnya tergantung dari jumlah saham yang dimiliki
oleh masing-masing investor. Umumnya, pembagian dividen dilakukan setiap akhir
periode laporan keuangan yakni sekali dalam setahun. Namun, ada beberapa perusahaan
yang membagikan dividen hingga dua kali atau lebih dalam satu tahun seperti dividen
interim. 

Sementara itu, dividen hanya boleh dibagikan jika perusahaan memiliki laba yang
positif. Laba positif yang dimaksud adalah laba bersih perseroan dalam tahun buku
berjalan yang telah menutup akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya. 
Perusahaan juga perlu menyisihkan laba bersih tersebut untuk setiap tahun buku sebagai
cadangan atau kas hingga mencapai 20% dari jumlah modal yang ditetapkan dan disetor. 

Penetapan pembagian dividen dilakukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Dalam forum ini juga ditetapkan jumlah laba yang akan dibagikan dan besaran per
sahamnya. Dalam pembagian dividen, pihak emiten atau perusahaan akan menentukan
nama-nama pemegang atau investor saham yang berhak menerima pembagian dividen.
Jika daftar nama tersebut telah ditentukan, maka perusahaan akan menentukan distribusi
dividen yang akan dibagikan. Penentuan distribusi dividen ini dapat melalui Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) atau broker tempat investor saham menanamkan dana
mereka. Setelah semua daftar penerima dividen telah ditentukan berikut distribusinya,
maka perusahaan akan menentukan waktu pembagian dividen kepada para pemegang
sahamnya.  Setiap investor akan mendapatkan jumlah dividen yang berbeda-beda
begitupun perhitungan pajaknya. 

3. Pembagian Dividen Saham Interim

xxii
Dividen saham interim merupakan dividen sementara yang dibayarkan sebelum
ditetapkannya laba tahunan perusahaan dalam RUPS, sepanjang hal ini ada dalam
anggaran dasar perusahaan. Biasanya dividen interim dibagikan sebelum berakhirnya
tahun buku. 

Pembagian dividen interim ini dilakukan berdasarkan keputusan Direksi setelah


mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Namun, dividen interim ini harus
dikembalikan oleh para pemegang saham ketika ternyata perusahaan mengalami kerugian
setelah berakhirnya tahun buku. Pembagian dividen interim dapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut. 

1. Jumlah kekayaan bersih perusahaan tidak menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang
ditempatkan dan disetor serta ditambah cadangan wajib. 
2. Pembagian dividen tidak boleh mengganggu kegiatan perusahaan terutama mengganggu
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada kreditor. 

4. Tanggal Penting dalam Pembagian Dividen

Dalam pembagian dividen, ada beberapa tanggal penting yang harus diperhatikan oleh
pemegang saham atau investor. Tanggal penting ini antara lain cum date, ex date, recording
date, dan payment date. Tanggal ini biasa disebut saat pengumuman pembagian dividen.

1. Cum date (cumulative date) adalah tanggal terakhir seorang investor saham berhak
mendapatkan dividen atas kepemilikan suatu saham. 
2. Ex date (expired date) merupakan tanggal dimana investor saham tidak lagi berhak
mendapatkan dividen. 
3. Recording date adalah tanggal penentuan pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. 
4. Payment date adalah tanggal pembayaran dividen tersebut.

F. Pemecahan Saham
1. Definisi pemecahan saham

Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar
saham. Harga per lembar saham baru adalah 1/n dari harga sebelumnya (Jogiyanto, 2000).
Investor akan menerima sejumlah n yang sama dari tiap lembar saham yang dimiliki
sebelumnya. Nilai nominal saham tersebut adalah 1/n dari nilai nominal saham
sebelumnya. Dengan demikian total ekuitas yang dimiliki perusahaan sebenarnya adalah
sama. Pemecahan saham menimbulkan efek fatamorgana. Investor merasa lebih makmur
karena seolah-olah memiliki jumlah lembar saham yang lebih banyak.

xxiii
2. Jenis Jenis Pemecahan Saham

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham dilakukan (Ewijaya, 1999):

1) Pemecahan naik (split-up)

Adalah penurunan nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya


jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan
1:2, 1:3, 1:10 dan sebagainya.
2) Pemecahan turun (split down atau reverse split)

Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham
yang beredar. Misalnya pemecahan saham turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1,
10:1 dan sebagainya.

Reverse split dilakukan karena harga saham dipasar dirasa sudah terlalu murah.
Reverse split di Indonesia sangat jarang dilakukan, reverse split pernah dilakukan sekali di
Indonesia oleh PT. BNI Tbk pada bulan Juni 2002. Dilakukan untuk memenuhi salah satu
ketentuan BEI tentang harga teoritis sebelum melakukan right issue, yaitu tidak dibawah
100. Harga saham BNII pada tanggal 12 Juni 2002 (sehari sebelum reverse) adalah 20. BNII
melakukan reverse split tersebut dengan faktor pemecahan 10:1 (Hasna, 2010).

McGough dalam Ewijaya (1999) mengatakan bahwa pasar Amerika yang diwakili
New York Stock Exchange (NYSE) juga mengatur mengenai pemecahan saham. NYSC
membedakan pemecahan saham menjadi dua, yaitu pemecahan saham sebagian (partial
stock split) dan pemecahan saham penuh (full stock split).

Pemecahan saham sebagian adalah tambahan distribusi saham yang beredar


sebesar 25 persen atau lebih tetapi kurang dari 100 persen dari jumlah saham lama yang
beredar. Pemecahan saham penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar
100 persen atau lebih dari jumlah saham lama yang beredar.

3. Tujuan Pemecahan Saham

Tujuan utama emiten melakukan pemecahan saham adalah untuk mengarahkan harga
sahamnya pada titik optimal sehingga likuiditas saham meningkat dan distribusinya
menjadi lebih luas (Fatmawati, 1999). Harapannya adalah untuk mendorong tingkat
transaksi yang terjadi sehingga penjualan saham meningkat

Stock split dipercaya dapat membangunkan “saham tidur”. Kemungkinan penyebab


saham tidur adalah (Hasna, 2010):

xxiv
1) Saham tersebut cukup prospektif dalam memberikan dividen yang teratur sehingga
diminati investor jangka panjang. Pemegang saham jadi tidak tertarik melepas sahamnya.

2) Saham tidak menarik dan tidak berprospek.

Baker (1980) melakukan penelitian terhadap 100 CFO perusahaan yang sahamnya
terdaftar dalam NYSE dengan distribusi 25 persen atau lebih. Hasil survey menunjukkan
bahwa 94 persen dari sampel mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan pemecahan
saham agar tingkat perdagangan berada pada kondisi yang lebih baik sehingga dapat
menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan.

Beberapa alasan manajer perusahaan melakukan stock split antara lain (Hasna, 2010):

1) Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah
pemegang saham dan meningkatkan likuiditas saham.

2) Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran
yang telah ditargetkan.

3) Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan


laba dan dividen kas.

4. Manfaat Pemecahan Saham

Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa aktivitas split dapat
memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan menjadi
lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor. McGough dalam Hasna (2010),
mengemukakan bahwa manfaat yang pada umumnya diperoleh dari pemecahan saham
yaitu:

1) Menurunkan harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan daya tarik
investor.

2) Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.

3) Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham dibawah 1 lot/500
lembar) menjadi investor round lot (investor yang membeli saham minimal 1 lot/500
lembar).

Stock split dianggap memberikan sinyal positif bagi pasar. Pengumuman stock split
mengindikasikan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang besar
sehingga tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan berprospek
baiklah yang mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini dianggap valid. Meskipun stock

xxv
split tidak memiliki nilai ekonomis, sinyal positif yang mengiringi pengumuman stock split
membuat pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.

Selain bagi perusahaan, stock split juga dipercaya beberapa pihak membawa keuntungan
bagi investor, baik itu investor lama maupun investor baru. Keuntungan stock split bagi
investor adalah:

1) Bagi investor lama


Secara tidak langsung investor lama yang jumlah sahamnya belum banyak akan
berkesempatan untuk memperoleh bonus tambahan karena untuk memperoleh
bonus tambahan diperlukan minimal 1000 saham.

2) Bagi investor bar

Jika sebelumnya calon investor belum mampu membeli saham emiten, dengan
adanya stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih murah maka calon
investor jadi mampu membelinya.
5. Contoh

 Emiten A stock split 1:5. Harga sebelumnya Rp 20.000 per lembar. Setelah stock
split, harganya menjadi Rp 4.000 per lembar saham
 Jumlah lot saham juga bertambah menjadi 5 kali lebih besar. Misal, yang tadinya
kamu cuma punya 1 lot bisa menjadi 5 lot saham.

G. Analisis Ekuitas

 Studi Kasus
Laporan Keuangan PT MIRNA PT KARO
Net Income 95 73
Ordinary Dividends 44 14
Preference Dividends 4 6
Total Equity 164 111
Capital-preference 288 236
Outstanding Shares (lembar) 7.500 11.000
Dalam Milyar
 Return on Equity Ratio
Mengukur Profitabilitas dari perspektif pemegang saham biasa.

xxvi
Net Income – preference dividends
Average Shareholders Equity
Dimana semakin tinggi rasio menunjukkan semakin tinggi return yang diperoleh investor.
PT MIRNA PT KARO
Net Income 95 73
Pref. Dividens 4 6
Total Equity 164 111
Rasio 55% 60%
Dari setiap modal yang diberikan oleh investor, PT MIRNA menghasilkan profit sebesar 55%, sedangkan
PT KARO 60%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat profitabilitas PT KARO lebih tinggi dari pada
PT MIRNA.

 Payout Ratio
Bertujuan mengukur seberapa besar presentase dari profit perusahaan yang dibagi ke investor dalam
bentuk dividen.
Ordinary Dividends
Net Income – Preference Dividends
Dimana semakin tinggi rasio menunjukkan semakin besar perusahaan membayar dividen dari profit yang
didapat.

PT MIRNA PT KARO
Net Income 95 73
Ord. Dividens 44 14
Pref. Dividens 4 6
Rasio 48% 21%

Dari setiap laba yang dihasilkan, PT MIRNA membayarkan ke pemegang saham sebesar 48%, sedangkan
PT KARO 21%. Dimana PT MIRNA lebih banyak membayar dividen daripada PT KARO.

 Book Value per Share Ratio


Bertujuan untuk mengukur seberapa banyak yang akan diterima oleh pemegang setiap lembar saham jika
perusahaan dilikuidasi.
Ordinary Shareholders Equity
Outstanding Shares

xxvii
Dimana semakin tinggi Rasio menunjukkan semakin banyak nilai yang diperoleh pemegang saham
berdasarkan nilai buku perusahaan.
PT MIRNA PT KARO
Capital-Pref. 288 236
Total Equity 164 111
Outstanding Shares 7.500 11.000
Rasio 0,016 0,011

xxviii
Hak ekuitas per saham PT MIRNA lebih besar daripada hak ekuitas per saham PT KARO. Dimana hal ini
menunjukkan bahwa nilai buku ekuitas per lembar di PT MIRNA lebih tinggi dari PT KARO.

 Dividend per Share Ratio


Bertujuan mengukur dividen yang diperoleh pemegang setiap lembar saham biasa.
Ordinary Dividends
Outstanding Shares
Dimana Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin besar investor untuk setiap lembar saham biasa.
PT MIRNA PT KARO
Ord. Dividends 44 14
Outstanding Shares 7.500 11.000
Rasio 0,006 0,001
Sehingga setiap pemegang lembar saham PT MIRNA memperoleh 0,006, sedangkan PT KARO 0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa dividen yang diterima per lembar saham PT MIRNA lebih besar daripada PT
KARO.

Sehingga kesimpulan dari empat rasio analisis ekuitas ini ialah:


Rasio PT MIRNA PT KARO
Return on Equity 55% 60%
Payout Ratio 48% 21%
Book Value per Share 0,016 0,011
Dividends per Share 0,006 0,001

Jika untuk short term period PT MIRNA lebih bagus dikarenakan kita lebih focus terhadap dividennya.
Sedangkan untuk Long term period sebaiknya fokus ke PT KARO karena didapat dari angka Return on
Equity nya yang lebih besar daripada PT MIRNA.

xxix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perseroan terbatas dapat dibedakan atas dua yaitu perseroan terbatas tertutup
dan Perseroan Terbatas terbuka atau (Tbk). PT tertutup adalah perseroan
terbatas yang sahamnya tidak diperdagangkan ke umum, atau publik sedangkan
PT terbuka atau (go public) adalah perseroan terbatas yang sahamnya dijual ke
umum sehingga sering disebut juga dengan korporasi. Modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat ditempatkan melalui bursa. Saham tersebut Pada
umumnya mempunyai nilai nominal (face value) atau nilai par (par value). Modal
saham dapat dibedakan atas saham biasa dan saham preferen. Saham biasa
(common stock) adalah jenis saham dasar voting korporasi dalam suatu
perusahaan yang memungkinkan pemegang saham untuk memiliki suara dan
jumlah kepemilikan tertentu dalam perusahaan penerbit. Saham preferen atau
(preferred stock) adalah jenis saham dimana pemegang saham melepas hak
suaranya sebagai ganti hak khusus Seperti hak untuk mendapatkan deviden tetap
terlebih dahulu atau hak untuk didahulukan dalam proses likuidasi. saham tresuri
merupakan saham yang dibeli kembali oleh perusahaan setelah disebarkan
kepada beberapa pihak. Sedangkan saham preferen yang jenis saham diberikan
prioritas lebih kepada pemiliknya atas aset dan laba perusahaan. Adapun juga
dijelaskannya macam-macam pembagian dividen dan pemecahan saham. Dan
yang terakhir analisis ekuitas dengan contoh studi kasus

xxx
DAFTAR PUSTAKA

Chaniago,Sabaruddin. Pirmatua sirait., dan Widy Hastuty HS. (2021). AKUNTANSI


KEUANGAN ; Profesional Kelola Liabilitas dan Ekuitas . Medan : Expert

Sinaga, Timbul dan Ardin Doloksaribu. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH


(INTERMEDIETE ACCOUNTING). Medan : GALASIBOT

Mengenal Ekuitas, Jenis, dan Contohnya (klinikakuntansi.net)

scribdfree.com_makalah-modal-saham-kelompok-1.pdf

Mengenal Ekuitas, Jenis, dan Contohnya (klinikakuntansi.net)

CORPORATION : Organisasi,Transaksi Saham, Dividen Dan Laba Ditahan. - Creative And


Addictive Education (canducation.com)

pencarian cita: karakteristik dan pengertian persekutuan


(sriarumendangsetyowati.blogspot.com)

√ Saham Treasuri Adalah ~ Pengertian, Karakteristik, Contoh Soal Saham Treasuri - Mas Raffi

Perusahaan Perseorangan, Karakteristik dan Keuntungan - Indogate

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/575/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

xxxi
https://www.cermati.com/artikel/stock-split-pengertian-tujuan-contoh-dan-untung-ruginya
https://www.idxchannel.com/market-news/bagaimana-pembagian-dividen-saham-ini-
penjelasan-lengkapnya/2
https://www.idx.co.id/produk/saham/
https://www.cermati.com/artikel/saham-preferen-arti-contoh-dan-bedanya-dengan-saham-
biasa

https://youtu.be/yOGEPmIe9l4

xxxii

Anda mungkin juga menyukai