Anda di halaman 1dari 26

ASPEK HUKUM PADA STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dosen Pengampu: Tetty Yuliati, Dr., SE, M.Si

Disusun oleh:

Yosephin Fransiskanis Br Tarigan 210502143


Nahda Ivana 210502157
Bertiana Sirait 210502186
Cut Nisza Thahyra 210502191

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
ABSTRAK

Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan ke susilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat. Dan yang menjadi pedoman bagi Penguasa-
penguasa Negeri dalam melakukan tugas-nya”. Dalam perkembangan hukum, dikenal dua
jenis hukum yaitu : Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum Privat mengatur hubungan
antara orang perorangan, sedangkan hukum public mengatur hubungan antara Negara
dengan individu. Setiap pengusaha menghendaki adanya ketenangan dan keberlanjutan
usaha. Hal tersebut dapat dicapai jika lingkungan usaha menerima dan mendukung
keberadaan usaha. Keberadaan usaha yang dapat diterima oleh lingkungan biasanya
mampu memberikan kemanfaatan bagi semua komponen masyarakat sekitarnya.
Keberlanjutan usaha selain ditentukan oleh faktor-faktor fundamental bisnis berupa pasar,
produksi, sumber daya manusia dan keuangan juga harus ditunjang adanya legalitas usaha.
Sebaik apapun prospek bisnis yang akan dijalankan, secanggih apapun teknologi dan
operasi, seprofesional apapun personalia dan sesolid dan selukuid apapun sumber
keuangannya, namun jika legalitas usaha tidak ada atau tidak dapat diperoleh dari otoritas
pemerintah melalui instansi/departemen terkait, usaha tersebut tidak akan dapat beroperasi
dalam waktu yang lama dan berkelanjutan, sehingga setiap bisnis yang akan dilakukan
harus dilengkapi dengan legalitas usaha (memenuhi syarat aspek hukum). Dengan hal ini
dalam melakukan suatu analisis aspek hukum ini dilakukan secara teliti dan cermat dalam
mencari sumber- sumber informasi yang jelas sampai ketangan yang memang berkompeten
untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti.demikian juga pada mereka yang
hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha maka perlu diadakan berbagai persiapan yang
berkaitan dengan aspek hukum ini.

Kata Kunci : Aspek, Hukum, Bisnis, Perusahaan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis ibu Tetty Yuliati, Dr., SE, M.Si dengan baik.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Tetty Yuliati, Dr., SE, M.Si yang telah
memberikan tugas makalah ini dan memberikan masukan kepada kami dalam Menyusun
makalah yang berjudul " Aspek Hukum pada Studi Kelayakan Bisnis" ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
ada kekurangan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar kedepannya kami bisa menulis
lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas kebaikan
semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca

Medan, 04 September2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................iv

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3

C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4

1. Landasan Teori.....................................................................................................................4

BAB III

PEMBAHASAN........................................................................................................................8

1. Pengertian Aspek Hukum...........................................................................................8

2. Tujuan Pengkajian Aspek Hukum..............................................................................9

3. Faktor yang menjadi dasar dalam penilaian kelayakan bisnis.................................9

4. Jenis Jenis Badan Hukum Usaha.............................................................................10

5. Jenis Jenis Dokumen Yang Diteliti Dalam Analisis Aspek Hukum........................11

6. Legalitas Perusahaan................................................................................................14

7. Cara memperoleh Legalitas Perusahaan..................................................................14

8. Manfaat Legalitas Perusahaan.................................................................................15

9. Contoh Kasus Perusahaaan Mengenai Studi Kelayalan Bisnis Dalam Aspek


Hukum .......................................................................................................................16
BAB III....................................................................................................................................17

PENUTUP...............................................................................................................................17

A. Kesimpulan................................................................................................................17

B. Saran...........................................................................................................................17

iv
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terkena masalah hukum atau tidak
memperoleh izin dari pemerintah setempat. Pada dasarnya setiap perusahaan berupaya
untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari kegiatan, baik industri, perdagangan
maupun jasa.

Perusahaan juga harus mempunyai strategi dalam jangka pendek, menengah maupun
panjang demi kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu,
sebelum ide bisnis dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum yang
harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis yang dilaksanakan tidak gagal karena
terkena permasalahan hukum dan perizinan.

Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji dalam studi kelayakan
bisnis. Hal ini karena jika berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis
sudah tidak layak maka proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada
aspek-aspek yang lain.

Dalam jangka panjang perusahaan harus mampu meningkatkan dan memantapkan


posisi usahanya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk bersaing dengan meningkatkan kualitas dari
produknya.

Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelummenjalankan


usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada
kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum
dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda.

Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula dinyatakan
layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena
kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau kelegalitasan di bidang
hukum dan lain sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.

Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya tidak lepas dari problema- problema


yang dihadapi. Untuk itu perlu dicarikan pemecahannya agar masalah tersebut tidak

1
menjadi semakin besar dan akan merugikan perusahaan. Perusahaan perlu untuk
melakukan perencanaan yang matang dan perhitungan yang teliti serta mengevaluasi
kelayakan yang akan dilakukan.

Analisis terhadap studi kelayakan bisnis yaitu mencakup kriteria pokok yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Aspek Hukum Atau Legalitas, Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi
kelayakan dilakukan adalah aspek hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut
pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam
mendirikan perusahaan.
Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat tanda
daftar perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin
usaha perdagangan (SIUP), dan lain-lain.
2. Aspek keuangan, aspek ini memberikan penilaian atas kelayakan ditinjau dari
aspek jumlah dana yang digunakan memberikan manfaat ekonomi.
3. Aspek ekonomi dan sosial, melakukan analisis terhadap dampak yang
ditimbulkan mengenai keberadaan perusahaan sehingga memberikan dampak
terhadap kondisi perekonomian masyarakat disekitar.
4. Aspek pasar dan pemasaran, Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar
yang diteliti dalam studi kelayakan. Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan
menjawab pertanyaan apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki
peluang pasar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi
persaingan di industri tersebut, dan lain-lain.
5. Aspek teknis dan produksi, aspek ini digunakan untuk menentukan lokasi, tata
letak alat produksi, bentuk bangunan (bertingkat atau tidak), kajian atas bahan
dan sumbernya, desain produk, dan analisis biaya produksi sehingga tidak
memberikan dampak negatif atas kegiatan operasional perusahaan.
6. Aspek Manajemen, Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek manajemen
sebagai aspek dasar yang harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat dengan
operasional perusahaan baik itu pembangunan maupun pengembangan. Dari
semua aspek yang dianalisis, aspek manajemen memiliki cangkupan yang sangat
luas.

2
Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan
ikut ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen sumber daya
hingga finansial perusahan.
7. Aspek Lingkungan, salah satu aspek yang sangat penting dalam sebuah
perencanaan untuk medirikan suatu perusahaan untuk mengetahui segala dampak
lingkungan yang akan ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
8. Aspek politik merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan suatu kegiatan usaha, karena aspek politik dapat mendukung atau
sebaliknya menggagalkan kegiatan usaha yang akan dijalankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu aspek hukum?
2. Apa tujuan pengkajian aspek hukum?
3. Apa faktor yang menjadi dasar dalam penilian kelayakan bisnis?
4. Apa saja jenis jenis badan hukum usaha?
5. Apa saja jenis jenis dokumen yang diteliti dalam Analisi aspek hukum?
6. Apa itu legalitas Perusahaan?
7. Bagaimana cara memperoleh legalitas Perusahaan?
8. Manfaat legalitas Perusahaan?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui apa itu aspek hukum?
2. Untuk mengetahui apa itu tujuan pengkajian aspek hukum?
3. Untuk mengetahui apa faktor yang menjadi dasar dalam penilian kelayakan bisnis?
4. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis badan hukum usaha?
5. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis dokumen yang diteliti dalam Analisi aspek
hukum?
6. Untuk mengetahui apa itu legalitas Perusahaan?
7. Untuk mengetahui bagaimana cara memperoleh legalitas Perusahaan?
8. Untuk mengetahui manfaat legalitas Perusahaan?

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
Pengertian Bisnis
Berdasarkan pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:7) Pengertian bisnis adalah usaha
yang di jalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan.
Boone, Louis E. Kurtz dan David L. (2008:5) bisnis adalah semua jenis aktivitas dan
usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi
sistem perekonomian.
Menurut pendapat Griffin dan Elbert (2007:4) bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk mendapatkan laba.
Sementara Bisnis menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005:3) dalam
bukunya yang berjudul “Business : its nature and environment : An Introduction” adalah
seluruh kegiatan yang diorganisasikan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan
mempertahankan dan memperbaiki standar dan kualitas hidup mereka.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis adalah keseluruhan dari suatu kegiatan
usaha yang dilaksanakan oleh seluruh elemen di dalam suatu organisasi yang di kelola oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri dengan menyediakan
barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan untuk memperoleh keuntungan.

1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Menurut pendapat Kasmir dan Jakfar (2010:7) studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut pendapat Umar (2005:8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi
juga saat dioprasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk
waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Yacob Ibrahim (2009:1) studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek.
Dari pengertian tersebut, dapat simpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah kegiatan

4
dalam meneliti suatu rencana usaha yang akan di jalankan untuk menilai layak atau tidak nya
suatu usaha tersebut dijalankan dan mengoptimalkan keuntungan usaha.

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Umar (2005:19) Sebuah studi kelayakan Sebuah studi kelayakan bisnis akan
memiliki manfaat yang berguna bagi beberapa pihak, yaitu:
1. Pihak investor Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai di cari,
misalnya dari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya
pada proyek yang akan dikerjakan itu.
2. Pihak Kreditor Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, dimana pihak
bank sebelumnya memustuskan untuk memberikan kredit atau tidak, diperlukan
kajian dari studi kelayakan bisnis yang ada.
3. Pihak Manajemen Perusahaan Studi kelayakan ini dapat berguna sebagai
gambaran tentang potensi sebuah proyek di masa yang akan datang dengan
berbagai aspeknya.
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat Penyusunan studi kelayakan ini perlu
memperhatikan kebijakankebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah
karena bagaimanapun, pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kebijakan perusahaan.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi 13 Dalam menyusun studi kelayakan ini
perlu juga dianalisis manfaat yang akan di dapat dan biaya yang akan timbul oleh
proyek terhadapa perekonomian nasional.

Tahapan-tahapan Dalam Studi Kelayakan Bisnis


Ada beberapa tahapan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:18-20) dalam studi
kelayakan bisnis, yaitu:
1. Pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber-sumber
yang dapat dipercaya, mislnya dari lembaga-lembaga yang memang berwenang
untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam), Bank
Indonesia (BI), Departemen Teknis atau lembaga-lembaga penelitian baik milik

5
pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun
data sekunder dengan berbagai metode.
2. Melakukan pengolahan data Setelah data dan informasi yang didapatkan
terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan
informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan
metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis.
Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek
yang ada. Kemudian dalam hal penghitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk
memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya.
3. Analisis data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka
menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan
dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan.
Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak
layak untuk dilakukan. kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh
aspek yang telah dilakukan.
4. Mengambil keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah
diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil
keputusan hasil tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan
dengan menyebutkan alasanya.
5. Memberikan rekomendasi Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi
kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam
memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu,
jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen maupun persyaratan
lainnya. Apabila suatu hasil studi kelayakan dinyatakan layak untuk dijalankan.

Aspek Hukum
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:24), untuk memulai studi kelayakan suatu usaha
pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukan aspek
lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian
dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan prosedur lembaga yang
mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Aspek ini penting karena

6
sebelum usaha tersebut dijalankan, semua prosedur berkaitan dengan izin-izin atau berbagai
persyaratan telah dipenuhi terlebih dahulu.
Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum
ini sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2012:25-35)
1. Bentuk Badan Usaha Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di
Indonesia, misalnya Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV),
koperasi yayasan, Firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang
akan melakukan suatu investasi merupakan perusahaan besar, baik dari segi
modal maupun jangkauan usahanya.
2. Bukti Diri Kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh
kelurahan setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Tanda Daftar Perusahaan Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia,
haruslah membuat surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang
usahanya masing-masing.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang
penting diteliti. Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan
pengajuan akta notaries ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP adar
setiap usaha yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada
pemerintah sesuai dengan Undang Undang Dasar negara Indonesia.
5. Izin-izin Perusahaan Izin-izin perdagangan meliputi Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU).

7
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Aspek Hukum
Analisis aspek hukum dimaksudkan untuk meyakini apakah secara hokum (yuridis)
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak
layak tetap direalisasikan, bisnis akan mengalami resiko yang besar terutama akan
dihentikan pleh pihak yang berwajib atau akan di protes oleh masyarakat. Analisis aspek
hukum mengkaji tentang legalitas rencana bisnis yang akan dibangun serta dioperasikan
di wilayah tertentu harus memenuhi aturan hokum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Keterlanjuran investasi di suatu daerah/wilayah yang ternyata melarang
usaha yang akan dilakukan akan menimbulkan kerugian besar.
Di pandang dari sudut sumbernya, bentuk legalitas dapat dibedakan menjadi sumber
(Fitriani, 2017) :
i. Kelompok masyarakat, yaitu kelompok masyarakat yang hidup dan tinggal di
daerah/wilayah tempat proyek/bisnis yang akan didirikan. Masyarakat ini dapat
menjadi bagian dari system dan struktur pemerintahan ataupun kelompok
adat/suku. Misalnya, dalam struktur pemerintahan terdapat rukun tetangga (RT),
rukun warga (RW), desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota. Selain itu terdapat
kelompok adat/suku, misalnya suku/adat Minang, Dayak, Bugis, dan sebagainya
yang menguasai tanah ulayat.
ii. Pemerintah, yang merupakan bagian dari struktur dan system pemerintah
Indonesia termasuk lembaga pemerintah dari desa sampai Negara serta
instansi/lembaga/departemen yang membidangi sector-sektor tertentu.
Oleh karena itu, hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan
secara teliti dancermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai
ketangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita
teliti, demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha mak
perlu dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan dengan aspek hukum ini.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan cara
menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum
1. Jenis data dan sumber data
Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data kuantitati" yang mencakup
tentang bentuk badan usaha, ijin usaha dan ijin lokasi pendirian proyek atau
bisnis.Semua ini dapat diperoleh dari sumber ekstern seperti notaries, pemda,

8
departemen terkaitmaupun pemerintah setempat.
2. Cara memperoleh dan menganalisis data
untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus
dipenuhi tentang ijin usaha dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan Teknik
wawancara dan dokumentasi

2. Tujuan Pengkajian Aspek Hukum


Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut
sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di
wilayah tersebut.
Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
 Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
 Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
 Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan
 Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akna dibiayai
dengan pinjaman

3. Faktor yang menjadi dasar dalam penilaian kelayakan bisnis


Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari segi hokum dapat
dipelajari dari berbagai sisi, diantaranya adalah bentuk jenis usaha, identitas pelaksana
bisnis, bisnis apa yang akan dikerjakan, waktu pelaksanaan dan tempat dimana rencana
bisnis tersebut akan dilaksanakan. Kajian hokum terdapat rencana bisnis tersebut hendaknya
menggunakan peraturan-peraturan yang berlaku, sehingga setelah dikaji secara seksama.
akan tampak jelas layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut dilihat dari aspek hukum.
Dalam aspek hukum dan legalitas ini, ada beberapa faktor yang dijadikan dasar
dalam penilaian kelayakan. Faktor-faktor tersebut adalah :
i. Badan hukum apa yang sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha
yag akan didirikan.
ii. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang
diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
iii. Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak.

9
iv. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/diknas
terkait atau tidak (Intan & Puji, 2015).

4. Jenis Jenis Badan Hukum Usaha


Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari perusahaan
perseorangan,firma sampai kepada bentuk koperasi. Masing- masing badan hukum
memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.kelebihan dan kekurangan dapat dilihat dari
luasnya bidang usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas tanggung jawab
dan kewajiban masing-masing pemilik, serta pembagian keuntungan masing masing
badan usaha.
Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada diindonesia sebagai berikut:
 Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
perseorangan (hanya seorang).
 Firma (Fa)
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan.
 Perseroan komanditer (CV)
Perseroan komanditer atau sering dikatakan CV,merupakan persekutuan
yang didirikan atas dasar kepercayaan.

 Perseroan terbatas (PT)

Perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum perusahaan yang paling


banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha.
 Perusahaan negara
Perusahaan negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan
undang-undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara
yang dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham.
 Perusahaan daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu
peraturan daerah.
 Yayasan
Yayasan adalah badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial.

10
 Koperasi
Menurut undang-undang No. 25 tahun 1995. Koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan (Supriadi, et al.,
2021).

5. Jenis Jenis Dokumen Yang Diteliti Dalam Analisis Aspek Hukum


Banyaknya dokumen yang diteliti sangat terngantung dari jenis usahanya, yang
terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi pokok perhatian.urutan prioritas
menunjukan bahwa dokumen tersebut sangat penting bagi usaha yang diajukan nanti.
Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum
adalah sebagai berikut.
 Bentuk badan usaha
Ada beberapa badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya perseroan terbatas
(PT), perseroan komanditer (CV), kopersi, yayasan, firma (Fa), dan
lainnya.kebanyakan perusahaan yang melakukan suatu investasi, biasanya
merupakan perusahaan besar, baik dari segi modal maupun dari segi jangkauan
usahanya.
 Bukti diri
Yaitu kartu identitas dari para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan
setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk (KTP).
 Tanda daftar perusahaan (TDP)
Setiap perusahaan yang beroperasi diindonesia,haruslah membuat surat daftar
perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing- masing. Dalam hal ini
yang perlu kita teliti adalah kedepartemenan teknis yang mengeluarkan surat daftar
perusahaan tersebut.
 Nomor pokok wajib pajak
Nomor pokok wajib pajak merupakanhal yang penting untuk diteliti, apakah sudah
dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti dapatlah mengeceknya kedepartemen teknis
yang mengeluarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
 Izin-izin perusahaan
Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang usaha

11
perusahaan tersebut. Izin-izin tersebut adalah:
1. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).

2. Surat izin usaha industri (SIUI).

3. Izin usaha tambang dari departemen pertambangan.

 Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata pos dan
telekomunikasi

 Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan

 Izin usaha peternakan dan pertanian dari departemen pertanian

4. Izin domisili dimana perusahaan/lokasi proyek dari pemda.

5. Izin mendirikan bangunan.

6. Izin tenaga kerja asing jika ada.


7. Keabsahan dokumen lainnya
Disamping keabsahan dokumen diatas tidak kalah pentingnya adalah penelitian
dokumen lainnya :
 Status hukum tanah
Keabsahan sertifikat tanah sampai kepada pihak yang berwenang yang
mengeluarkan seperti badan pertanahan nasional (BPN). Yang perlu
diperhatikan adalah status tanah tersebut antara lain:
a. Jenis hak atas tanah.

b. Harga tanah sekarang dan prediksi dimasa yang akan


datang.
c. Nama dan alamat pemilik yang sebenarnya.

d. Kondisi tanah dalam sengketan atau tidak.

e. Rencana tata kota.

f. Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak.


 Kendaraan bermotor

Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha-

12
usaha tersebut seperti usaha angkutan:
g. Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB).

h. Harga beli (faktur dan kuintasi).

i. Kondisi kendaraan.

j. Izin trayek, jika usaha transportasi.


 Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu (Dr.
Kasmir & Jakfar, 2003).

3. Legalitas Perusahaan
Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting,
karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan
usaha sehingga diakui oleh masyarakat.
Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan
peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai
dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. dalam suatu usaha, faktor legalitas ini
berjujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. dengan memiliki izin maka
kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau
pembongkaran.
Bentuk Bentuk Legalitas Perusahaan
Ada beberapa jenis jati diri yang badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin Usaha Industri (IUI)

4. Cara memperoleh Legalitas Perusahaan


1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan
tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan

13
dapat membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: Merek adalah tanda berupa gambar,
susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki
Surat Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh
menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan
menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan.
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin
(SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan
kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai
biaya administrasi, SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau
penanggung jawab perusahaan. Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar
tempat kedudukan perusahaan maka ia harus menunjuk penanggung jawab kuasa
berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.
4. Izin Usaha Industri (IUI)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan
industri. Sama halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun
juga harus memiliki surat izin yaitu Sumt Izin Industri (IUI) Setiap pendirian
perusahaan industri bani atau perluasan wajib memperoleh IUI.Untuk
memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada
perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha
pembangunan, pengadaan pemasangan/instalasi peralatan dan lain-lain yang
diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku untuk
seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.

5. Manfaat Legalitas Perusahaan


Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, maka akan
diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hukum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan

14
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaman atau penertiban dari pihak
berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan
usahanya.
2. Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak
langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi,
3. Buku kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas tersebut
menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara
tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan
bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum yang menyatakan
pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana
pengembangan usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan
dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa
diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen
legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank

6. Contoh Kasus Perusahaaan Mengenai Studi Kelayalan Bisnis Dalam Aspek


Hukum

Contoh Kasus 1
ANALISIS KELAYAKAN USAHA STUDI KASUS PADA PETANI BAWANG
MERAH KECAMATAN JATIBARANG BREBES
Usaha petani Bawang merah yang dikelola oleh bapak makum merupakan salah satu
usaha penanaman bawang merah yang dijadikan sebagai pendapatan utama. Usaha
penanaman bawang merah yang dilakukan oleh bapak makdum yang terdapat di desa
tegalwulung Kecamatan jatibrang, dimana usaha tersebut mulai dirintis sejak tahun
1990. Bagi pihak investor, pemerintah, perbankan,maupun pihak petani bawang itu
sendiri penting untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk
dikembangkan atau berinvestasi pada usaha petani bawang.
Aspek Hukum
Dalam aspek hukum, bisa dilihat dari segi kepemilikan, petani bawang merah bapak
makdum berbentuk usaha perseorangan, namun pendirian usaha tersebut belum
memiliki badan hukum yang jelas menurut perundang;undangan. Pada aspek hukum

15
ini, evaluasi terhadap usaha tersebut perlu dilakukan bagi pemilik usaha. Adanya
bentuk hukum yang sah akan sangat berguna untuk kelangsungan hidup usaha di masa
depan. Disamping itu, dengan adanya bentuk hukum yang sah, akan dapat lebih
meyakinkan pihak kreditor dan investor bahwa usaha yang didirikan tidak
menyimpang dari aturan yang berlaku.
Contoh kasus 2
STUDI KELAYAKAN BISNIS ONLINE TRAVEL AGENT
Bisnis online travel agent adalah salah satu usaha yang beroperasi di bidang
pariwisata. Jika dilihat dari fungsinya, online travel agent memiliki fungsi yang sama
dengan travel agent /agen perjalanan wisata, yaitu melayani pemesanan tiket dan
pemesanan akomodasi. Baik sistem pemesanan maupun sistem pembayarannya
sepenuhnya dilakukan secara online tetapi pelanggan masih dapat menghubungi
perusahaan untuk bertanya atau menyampaikan kritik dan saran melalui customer
service.
Online travel agent akan menyediakan daftar dan informasi lengkap mengenai kamar
hotel yang akan dipesan mulai dari nama hotel, alamat hotel, star rating, fasilitas,
hingga harga kamar per malam. Pada sistem pembayaran, pelanggan dapat melakukan
pembayaran melalui kartu kredit dan transfer ATM. Terdapat batas waktu
pembayaran (jam) yang ditentukan perusahaan, jika pembayaran yang dilakukan
melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka pemesanaan otomatis akan
dibatalkan.
Aspek Hukum
Aspek hukum / legal dari bisnis online travel agent perlu dianalisis kelayakannya agar
pada saat bisnis sudah dijalankan dan pada saat bisnis baru dimulai dapat berjalan
dengan baik dan tidak melanggar peraturan dan ketentuan yang berlaku. Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek hukum bisnis online travel agent,
yaitu bentuk badan usaha, kelengkapan umum, dan kelengkapan khusus.
1. Bentuk Badan Usaha
Menurut Suliyanto (2010), “kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk
badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk
badan usaha dipilih berdasarkan modal yang dibutuhkan, jumlah pemilik, dan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bisnis yang akan
dijalankan”. Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tersebut, dapat
ditetentukan badan usaha yang sesuai dengan bisnis online travel agent. Bentuk

16
badan usaha yang terpilih adalah Perseroan Terbatas (PT) karena memenuhi
seluruh kriteria yang berlaku.
2. Kelengkapan Umum
Kelengkapan umum ini diperlukan pada saat bisnis baru akan dumulai dan saat
bisnis sudah berjalan karena terdapat beberapa kelengkapan yang harus
diperbaharui secara berkala. Kelengkapan umum yang dimaksud adalah
kelengkapan yang dibutuhkan bisnis pada umumnya, semua bidang usaha.
Terdapat beberapa kelengkapan umum yang harus dipenuhi, yaitu (Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2017) :
 SKDU
 NPWP
 Izin Gangguan / HO
 SIUP
 TDP
3. Kelengkapan Khusus
Selain dibutuhkan kelengkapan umum untuk menjalankan suatu bisnis,
dibutuhkan juga kelengkapan khusus yang perlu dipenuhi oleh bisnis online travel
agent yang akan dijalankan. Kelengkapan khusus adalah kelengkapan spesifik
yang diperlukan bisnis online travel agent online travel agent yang akan
dijalankan. Berikut merupakan kelengkapan khusus yang perlu dipenuhi
perusahaan:
 TDUP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2017)
 Keanggotaan ASITA (ASITA, 2017)
 Ketentuan Pembuatan Domain
Setelah mengumpulkan data mengenai peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
bisnis online travel agent serta persyaratan yang harus dipenuhi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dapat diketahui bahwa
seluruh persyaratan dapat dipenuhi oleh perusahaan sehingga bisnis dapat dinyatakan
layak dari aspek hukum.
Contoh Kasus 3
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA “GINZA.ID”
Ginza.id tertarik melakukan usaha dibidang ini dengan memiliki ciri khasnya sendiri yaitu
dengan melakukan inovasi. Ciri khas yang ditawarkan dalam bentuk produk buatan sendiri,

17
dan untuk memasarkan produknya masih dalam skala kecil dengan sasaran bagi semua
kalangan terurtama bagi kaum milineal.
Bisnis pakaian memang sangat marak saat ini, tetapi Ginza.id membuat produk yang berbeda
karena motifnya tidak pasaran, pilihan yang simple, mengikuti perkembangan trend fashion,
memberi kualitas yang bagus dan harga terjangkau. Sehingga Ginza.id bisa bersaing dengan
bisnis pakaian lainnya dan dapat diterima oleh kalangan masyarakat. Dengan demikian,
dilakukan kegiatan menganalisis kelayakan usaha dari Ginza.id, untuk melihat kemampuan
usaha tersebut untuk bertahan di masa yang mendatang
Aspek Hukum
Analisis hukum ini berkaitan dengan lengkapnya dan sahnya dokumen suatu usaha/bisnis
yang dijalankan. Sahnya dokumen yang dimiliki menjadi pegangan apabila ada masalah yang
timbul. Dilakukannya analisis ini untuk mengetahui apakah pemilik usaha/bisnis telah sesuai
dengan aturan yang berlaku atau bagaimana legalitas atas bisnis yang dilakukan. (Arianton,
dkk 2019, Fahrani dkk). Legalitas Ginza.id menjadi hal yang penting dan harus sah menurut
undang-undang, sehingga diakui oleh masyarakat. Nama Ginza.id pun telah disahkan, sejak
dibuatnya akta pendirian di depan notaris, diumumkan di Berita Negara dan didaftarkan
dalam daftar perusahaan. Apabila tidak ada pihak lain yang berkeberatan dengan nama
Ginza.id, hal ini berarti sudah ada pengakuan dan nama tersebut menjadi legal atau sah untuk
digunakan. Legalitas usaha Ginza.id menjadi jaminan atas keberlangsungan perusahaannya,
seperti untuk perlindungan hukum, promosi, bukti kepatuhan terhadap hukum, mudah
memperoleh proyek dan mudah untuk mengembangkan usaha/bisnis (Fitriani, 2017). Usaha
Ginza.id merupakan jenis Perusahaan Perseorangan. Perusahaan perseorangan merupakan
jenis badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh satu orang. Sehingga pemiliknya
bertanggung jawab secara penuh atas semua kegiatan yang terjadi didalam perusahaan
tersebut. Ginza.id telah memiliki perijinan-perijinan yang telah terpenuhi, antara lain: Nomor
Induk Berusaha (NIB), Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP) Pemilik usaha, dan Surat
Keterangan Domisili (SKDP).
Contoh Kasus 4
PB. X memiliki rencana untuk mengembangkan kegiatan bisnis dengan melakukan pembelian
aktivas tetap berupa bangunan pabrik penggilingan padi beserta seluruh fasilitasnya. PB. X
sudah menjalankan pabrik penggilingan tersebut sejak tahun 2012 hingga saat ini, dengan
cara sistem sewa dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 25.000.000 dibayarkan per tahun
kepada pemilik pabrik. Hal ini lah yang menjadi pemicu PB. X untuk membeli aset atau
pabrik yang selama ini disewa.
Aspek Hukum
Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia bahwa setiap kegiatan
usaha yang memiliki tingkat kekayaan bersih di atas Rp. 50.000.000 diluar tanah dan

18
bangunan tempat usaha diwajibkan untuk memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP) [8],
untuk saat ini PB. X memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sehingga tergolong
ke dalam kegiatan usaha yang diwajibkan untuk memiliki SIUP. Studi kelayakan PB. X dari
segi aspek hukum diketahui bahwa PB. X merupakan kegiatan usaha yang berbentuk
perseorangan yang dipimpin oleh Bapak Agus yang merupakan anak pertama dari Bapak
Mardi (Alm.). Sejak awal beroperasi PB. X hanya memiliki dokumen perizinan berupa surat
izin tempat usaha/HO dan tidak memiliki dokumen perizinan yang lain, sehingga dapat
dinyatakan kegiatan bisnis PB. X berdasarkan aspek hukum untuk saat ini belum layak

BAB III
PENUTUP

19
A. Kesimpulan
Aspek hukum merupakan salah satu tahapan penting dalam studi kelayakan bisnis. Aspek
hukum bertujuan untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dokumen-dokumen
yang dimiliki, serta memastikan bahwa semua prosedur izin dan persyaratan telah dipenuhi
sebelum usaha tersebut dijalankan.
Selain itu, dalam penilaian kelayakan bisnis, faktor-faktor seperti legalitas usaha,
ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis, kemampuan bisnis dalam memenuhi
persyaratan perizinan, dan jaminan-jaminan yang dapat disediakan jika bisnis dibiayai
dengan pinjaman juga perlu dianalisis.

B. Saran
Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa saran yang diberikan yaitu:
1. Pentingnya melakukan analisis yang seksama terhadap aspek hukum dan legalitas
usaha yang akan dijalankan, termasuk memastikan bahwa rencana bisnis sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.
2. Memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait berdasarkan hasil studi
kelayakan bisnis, termasuk saran-saran dan perbaikan yang perlu dilakukan jika
diperlukan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan agar penulisan makalah kedepannya dapat lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Halim, I. (2021). Analisis Aspek Hukum Pada Studi Kelayakan Bisnis (No. 3xzkv).

20
Center for Open Science.
Hasan, S., Elpisah, E., Sabtohadi, J., Zarkasi, Z., & Fachrurazi, F. (2022). Studi
Kelayakan Bisnis. Penerbit Widina.
Ichsan, R. N., SE, M., Lukman Nasution, S. E. I., & Sarman Sinaga, S. E. (2019). Studi
kelayakan bisnis= Business feasibility study. CV. Sentosa Deli Mandiri.
Intan, Z., & Puji, T. (2015). Analisa Aspek Hukum Pada Studi Kelayakan Bisnis.
Sobana, D. H. (2018). Studi kelayakan bisnis.

21

Anda mungkin juga menyukai