Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASPEK HUKUM DAN REGULASI


Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada
mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis.

Dosen Pengampu:
Dr. Hendrianto, MA

Disusun Oleh :
Liyen Permata Sari 22631041
Regipa Indah Lestari 22631055

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

Alhmdulillahirabbilalamin, Segala puji hanya layak kita panjatkan


kehadirat Allah Swt. Atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang
tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Aspek Hukum dan Regulasi".
Penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak atas penyusunan
makalah ini, karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis Bapak Dr.
Hendrianto, MA. yang telah memberikan dukungan, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi kedepannya. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan namun tak ada gading
yang tak retak, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Curup, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

...................................................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR

...................................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aspek Hukum.................................................................................

B. Tujuan Pengkajian Aspek Hukum....................................................................

C. Jenis-jenis Badan Hukum Usaha......................................................................

D. Pengertian Legalitas..........................................................................................

E. Cara Memperoleh Legalitas..............................................................................

F. Manfaat Legalitas Perusahaan..........................................................................

iii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah
hukum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu,
sebelum ide bisnis dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek
hokum harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis hukum yang
dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan hukum dan
perizinan. Aspek hukum merupakan aspek yang kali pertama harus dikaji.
Hal ini karena jika berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis
sudah tidak layak maka proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis
pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda- beda,
tergatung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
ketentuan hokum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal
yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut
dapat terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan
atau kelegalitasan di bidang hukum dan lain sebagainya sebelum usaha
tersebut dijalankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aspek hukum?
2. Apa tujuan pengkajian Aspek hukum?
3. Apa jenis-jenis badan hukum usaha?
4. Apa pengertian legalitas?
5. Bagaimana cara memperoleh legalitas?
6. Apa manfaat legalitas perusahaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek hukum.
2. Untuk mengetahui tujuan pengkajian Aspek hukum.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis badan hukum usaha.
4. Untuk mengetahui pengertian legalitas.
5. Untuk mengetahui cara memperoleh legalitas.
6. Untuk mengetahui manfaat legalitas perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan bisnis suatu usaha pada umumnya
dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukannya dari
aspek lain. Mengenai aspek mana yang harus dimulai tergantung dari kesiapan
data dan kesiapan dari para penilai. Tujuan aspek hukum adalah untuk meneliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang
mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan.1
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan
dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan
dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan
yang berlaku di Wilayah tersebut. Bagi penilaian studi kelayakan bisnis,
dokumen yang perlu diteliti keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi
badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya
yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek
ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil penelitian. dengan kata lain apabila
ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna pastiakan menimbulkan
masalah dikemudian hari.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data
dan cara menganalisisdata yang terkait dengan aspek hukum.
1. Jenis data dan sumber data jenis data yang diperlukan secara umum yaitu
data kuantitatif yang mencakup tentang bentuk badan usaha, ijin usaha dan
ijin lokasi pendirian proyek atau bisnis. Semua ini dapat diperoleh dari
sumber ekstern seperti notaries, pemda, departemen terkaitmaupun
pemerintah setempat.
2. Cara memperoleh dan menganalisis data Untuk memperoleh gambaran
kelengkapan data dasar dan data yang harus dipenuhi tentang ijinusaha dan
ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik wawancara dan
dokumentasi.
B. Tujuan Pengkajian Aspek Hukum
1
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2003). h. 24

3
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide
bisnis tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala
persyaratan perizinan di wilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum
pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
1. Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan.
2. Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan.
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan .
4. Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan
dibiayai dengan pinjaman.
C. Jenis-Jenis Badan Hukum Usaha
Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari
perusahaan perseorangan, firma sampai ke bentuk koperasi. Masing-masing
badan hukum memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri.
Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai
berikut:
1. Perusahaan Perseroan/Perseoangan
Perusahaan perseorrangan merupakan perusahan yang dimiliki oleh
perseorang (hanya satu orang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan
sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaaratan khusus,
sebagaimana bentuk badan hukum lainnya. Di samping itu, pendirian
perusahan perseorangan tidak memerlukan modal besar. Kelebihan
perusahaan jenis ini di samping pendiriannya mudah dalah tidak diperlukan
organisasi besar, tetapi cukup dengan organisasi dan manajemen yang
sederhana (Kasmir, 2003). Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri
dan untuk modal dari luar relatif lebih sulit. Tujuan utama didirikan
perusahaan perseorangan adalah semata-mata hanya untuk mencari
keuntungan.

2. Firma (Fa)

4
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu
kesatuan untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan
menurut (Sucipto, 2017) badan usaha ini dimiliki oleh lebih dari satu orang
dengan perjanjian tertentu. Biasanya pemilik firma adalah orang yang sangat
dekat misalnya keluarga. Kepempinan perusahaan biasanya ditentukan
dengan cara kesepakatan bersama. Pembagian keuntungan dibagi
berdasarkan modal yang dimilik imasing-masing pemilik.
3. Perserikatan Komanditer (CV)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu
kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana sebagian anggota
merupakan anggota aktif, sedangkan anggota yang lain merupakan anggota
pasif.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu
kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke
perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
5. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001
tentang yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.
6. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun
1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas
kekeluarga.

D. Cara Memperoleh Legalitas


1. Nama Perusahaan

5
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan
untuk menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau
perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai
perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan
perusahaan yang lain.
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: Merek adalah tanda berupa
gambar, susunan warna, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa 3. Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan
memiliki Surat Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang
diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan
kecil, perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan
kecil perorangan.
Untuk memperoleh SIUP. perusahaan wajib mengajukan Surat
Permohonan Izin (SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data
perusahaan pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib
membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi. SIUP dikeluarkan
berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi
pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan
maka ia harus menunjuk penanggung jawab kuasa berdasarkan domisili
yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.

4. Izin Usaha Industri (IUI)


Selain perusahaan perdagangan barang dan atau jasa, ada pula
perusahaan industri. Sama halnya dengan perusahaan perdagangan,
perusahaan industri pun juga harus memiliki surat izin yaitu Surat Izin
Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau perluasan
wajib memperoleh IUI.

6
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang
diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan
persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi
peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan
produksi percobaan. IUI berlaku untuk seterusnya selama perusahaan
industri yang bersangkutan berproduksi.

E. Manfaat Legalitas Usaha


Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas
perusahaan, maka akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya: 1. Sarana
perlindungan hukumSeorang pengusaha yang telah melegalkan
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban
dari pihak berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan
keberlangsungan usahanya

2. Sarana Promosi
Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara
tidak langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hukum
Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan bahwa
pengusaha telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara tidak
langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek
Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa perusahaan harus
memiliki dokumen-dokumen hukum yang menyatakan pelegalan
perusahaan tersebut. Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk
sarana pengembangan usaha. 5. Mempermudah pengembangan usaha
Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana yang cukup besar
untuk merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan
proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini
akan menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek hukum mengkajii tentang legalitas usulan proyek yang akan
dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan
dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan
yang berlaku di wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti Perusahaan
Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas
(PT). Yayasan, Koperasi. Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan
maupun perusahaan industri, dalam menjalankan kegiatannya akan sangat
membutuhkan suatu legalitas demi keberlangsungan perusahaan tersebut.
Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam disesuaikan
dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama
Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha
Industri (IUI). Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan,
maka akan didapat beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari

8
tindakan hukum yang berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal
promosi produk, dalam hal bukti kepatuhan terhadap hukum, dalam hal
permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal permudahan mendapatkan
pinjaman dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan lainnya.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Dari makalah yang dibuat ini, penulis
sangat mengharapkan tanggapan, baik kritik maupun saran dari pembaca agar
penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Sucipto, Agus. (2017). Studi Kelayakan Bisnis (Analisis Integratif dan Studi
Kasus. Malang : UIN-MALIKI PRESS.

Anda mungkin juga menyukai