disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Study Kelayakan Bisnis Semester 5
Oleh Kelompok 4 :
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T karena dengan taufik
dan rahmatnya makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis ini dapat kami
selesaikan penyusunannya, sehingga dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membatu
menyusun makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis.
Kami yakni bahwa makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis ini
masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik dari
siapapun dalam rangka kesempurnaan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih yang sebesar besarnya, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................4
C. TUJUAN MASALAH............................................................5
BAB II.........................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................6
A. ASPEK HUKUM....................................................................6
B. TUJUAN KAJIAN ASPEK HUKUM....................................7
C. JENIS JENIS BADAN USAHA.............................................7
D. LANGKAH MENDIRIKAN BADAN USAHA....................8
E. LEGALITAS PERUSAHAAN.............................................14
F. MEMPEROLEH LEGALITAS PERUSAHAAN.................14
G. MANFAAT LEGALITAS PERUSAHAAN........................15
BAB III.....................................................................................17
PENUTUPAN...........................................................................17
A. KESIMPULAN.....................................................................17
B. SARAN.................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan sering gagal karena masalah hukum atau kurangnya izin dari
pemerintah daerah. Oleh karena itu, sebelum mengimplementasikan sebuah ide bisnis,
sebaiknya Anda melakukan analisis detail dari aspek legal untuk memastikan bisnis
Anda tidak gagal di kemudian hari karena masalah legal atau perijinan. Aspek hukum
merupakan aspek pertama yang dipertimbangkan dalam studi kelayakan. Jika ide
bisnis tidak layak berdasarkan analisis aspek hukum, prosesnya tidak perlu
melanjutkan analisis aspek lain, jadi tergantung pada kompleksitas perusahaan,
persyaratan hukum dari berbagai jenis perusahaan Otonomi Daerah mengarah pada
undang-undang dan perizinan. bervariasi dari daerah ke daerah. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memahami peraturan perundang-undangan dan izin penanaman
modal masing-masing daerah agar dapat dilakukan analisis kelayakan hukum. Jadilah
sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena legalitas urusan hukum, dll sebelum
melakukan transaksi atau ketidaktepatan penilaian mengenai legalitas.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. ASPEK HUKUM
Berikut ini daftar jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan
metode analisis data yang terkait dengan aspek hukum :
1. Jenis Data dan Sumber Data Umumnya jenis data yang dibutuhkan
adalah data kuantitatif. Ini termasuk formulir perizinan pendirian, izin
lokasi untuk mendirikan proyek atau perusahaan. Semua ini dapat
diperoleh dari sumber eksternal seperti notaris dan pemerintah daerah.
Pemerintah, kantor afiliasi dan pemerintah daerah.
Dari sudut pandang hukum, sebuah ide bisnis dinyatakan layak jika memenuhi
ketentuan hukum dan dapat memenuhi semua persyaratan persetujuan peraturan di
wilayah tersebut. Secara khusus, tujuannya adalah untuk menganalisis aspek hukum
studi kelayakan bisnis.)
2. Analisis kebenaran bentuk korporasi yang memiliki ide bisnis untuk dilaksanakan
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih
tergantung pada modal yang dibutuhkandan jumlah pemilik. Kepemilihan badan
usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a) Persiapan
a) Persiapan
ii. Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk
Perseriaktan Komanditer (CV)
v. Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak
yang akan bertindak selaku persero diam
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
Ø Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut
izin usaha perdagangan, yaitu:
a) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang
perdagangan dan jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada
para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun
BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor
wilayah Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen
Perdagangan yang menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan
lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan
pembelian SIUP.
b) SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi
keamanan dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten atau Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang
Gangguan mewajibkannya.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib
menaati syarat-syarat antara lain:
i. Keamanan.
ii. Kesehatan.
iii. Ketertiban.
iv. Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan
menjaga keindahan lingkungan, serta penghijauan).
c) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena
pajak (PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak
mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai berikut: "Barang siapa
dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau
denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang
kurang atau yang tidak dibayar."
d) NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib
daftar perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor
pendaftaran perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat.
NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib
dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib
dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang
dipergunakan dalam kegiatan usaha.
e) AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan
ilmiah, dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang
merupakan dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
E. LEGALITAS PERUSAHAAN
Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang
terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan
suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas
perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan
tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata
hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
adalah keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor
legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki
izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban
atau pembongkaran
1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut,
dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat
membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat
Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, apalagi
perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin
(SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan
kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai biaya
administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka
ia harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan
dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.
4. Izin Usaha Industri (IUI)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri.
Sama halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus
memiliki surat izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan
industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada
perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha
pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-lain yang
diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku untuk
seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.
G. MANFAAT LEGALITAS PERUSAHAAN
Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, amka akan
diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hokum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak
berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan
usahanya
2. Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut,
secara tidak langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas tersebut
menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan hukum yang berlaku,
secara tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu
mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum yang
menyatakan pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting
nantinya untuk sarana pengembangan usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti
diperlukan dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank, dan
dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan yang
diajukan pihak bank
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti Perusahaan Perseroan, Firma (Fa),
Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.
B. SARAN
FSKDMFMWSADMQKWD;KNQKDN
DAFTAR PUSTAKA
Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.