Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM STUDY KELAYAKAN BISNIS

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Study Kelayakan Bisnis Semester 5

Oleh Kelompok 4 :

Iqbal Yudha S (B.131.19.0412)

Hery Kuswantoro (B.131.19.0486)

Muhammad Sharifudin (B.131.19.0595)

S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T karena dengan taufik
dan rahmatnya makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis ini dapat kami
selesaikan penyusunannya, sehingga dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membatu
menyusun makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis.

Kami yakni bahwa makalah aspek hukum dalam study kelayakan bisnis ini
masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik dari
siapapun dalam rangka kesempurnaan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih yang sebesar besarnya, semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, April 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................4
C. TUJUAN MASALAH............................................................5
BAB II.........................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................6
A. ASPEK HUKUM....................................................................6
B. TUJUAN KAJIAN ASPEK HUKUM....................................7
C. JENIS JENIS BADAN USAHA.............................................7
D. LANGKAH MENDIRIKAN BADAN USAHA....................8
E. LEGALITAS PERUSAHAAN.............................................14
F. MEMPEROLEH LEGALITAS PERUSAHAAN.................14
G. MANFAAT LEGALITAS PERUSAHAAN........................15
BAB III.....................................................................................17
PENUTUPAN...........................................................................17
A. KESIMPULAN.....................................................................17
B. SARAN.................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan sering gagal karena masalah hukum atau kurangnya izin dari
pemerintah daerah. Oleh karena itu, sebelum mengimplementasikan sebuah ide bisnis,
sebaiknya Anda melakukan analisis detail dari aspek legal untuk memastikan bisnis
Anda tidak gagal di kemudian hari karena masalah legal atau perijinan. Aspek hukum
merupakan aspek pertama yang dipertimbangkan dalam studi kelayakan. Jika ide
bisnis tidak layak berdasarkan analisis aspek hukum, prosesnya tidak perlu
melanjutkan analisis aspek lain, jadi tergantung pada kompleksitas perusahaan,
persyaratan hukum dari berbagai jenis perusahaan Otonomi Daerah mengarah pada
undang-undang dan perizinan. bervariasi dari daerah ke daerah. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memahami peraturan perundang-undangan dan izin penanaman
modal masing-masing daerah agar dapat dilakukan analisis kelayakan hukum. Jadilah
sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena legalitas urusan hukum, dll sebelum
melakukan transaksi atau ketidaktepatan penilaian mengenai legalitas.

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa pengertian aspek hukum?

 Apa tujuan pengkajian Aspek hukum?

 Apa jenis - jenis badan hukum usaha?

 Bagaimana langkah-langkah mendirikan badan usaha?

 Apa pengertian legalitas

 Bagaimana cara memperoleh legalitas?


 Apa manfaat legalitas perusahaan?

C. TUJUAN MASALAH

 Untuk mengetahui pengertian aspek hukum.

 Untuk mengetahui tujuan pengkajian Aspek hukum.

 Untuk mengetahui jenis - jenis badan hukum usaha.

 Untuk mengetahui langkah-langkah mendirikan badan usaha.

 Untuk mengetahui pengertian legalitas

 Untuk mengetahui cara memperoleh legalitas.

 Untuk mengetahui manfaat legalitas perusahaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. ASPEK HUKUM

Aspek hukum memverifikasi legalitas proyek yang direncanakan untuk


dibangun dan dioperasikan. Setiap proyek yang dibangun dan dibangun di wilayah
tertentu harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah
tersebut. Dalam penilaian studi kelayakan, badan hukum, izin properti, sertifikat
tanah, atau dokumen lain yang mengesahkan kegiatan usaha ini harus merupakan
dokumen yang diperiksa kelengkapan, dan keasliannya. Jadi jika Anda memiliki
dokumen yang tidak valid atau cacat, Anda pasti memiliki masalah. Oleh karena itu,
dalam melakukan analisis aspek hukum ini, pihak yang bertanggung jawab atas
penerbitan dokumen yang sedang diselidiki, yaitu proyek atau perusahaan, perlu
melakukan berbagai persiapan terkait aspek hukum ini.

Berikut ini daftar jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan
metode analisis data yang terkait dengan aspek hukum :

1. Jenis Data dan Sumber Data Umumnya jenis data yang dibutuhkan
adalah data kuantitatif. Ini termasuk formulir perizinan pendirian, izin
lokasi untuk mendirikan proyek atau perusahaan. Semua ini dapat
diperoleh dari sumber eksternal seperti notaris dan pemerintah daerah.
Pemerintah, kantor afiliasi dan pemerintah daerah.

2. Pengumpulan dan evaluasi data (untuk mendapatkan gambaran umum


tentang integritas data dasar, dan data yang Anda perlukan untuk
mendapatkan izin dan lisensi dapat diperiksa dengan menggunakan teknik
wawancara dan dokumentasi.
B. TUJUAN KAJIAN ASPEK HUKUM

Dari sudut pandang hukum, sebuah ide bisnis dinyatakan layak jika memenuhi
ketentuan hukum dan dapat memenuhi semua persyaratan persetujuan peraturan di
wilayah tersebut. Secara khusus, tujuannya adalah untuk menganalisis aspek hukum
studi kelayakan bisnis.)

1. Analisis legalitas proyek yang akan dilaksanakan

2. Analisis kebenaran bentuk korporasi yang memiliki ide bisnis untuk dilaksanakan

3. Menganalisis kemampuan perusahaan yang diusulkan untuk memenuhi persyaratan


lisensi

4. Analisis jaminan yang dapat diberikan perusahaan saat dipinjamkan

C. JENIS JENIS BADAN USAHA

Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih
tergantung pada modal yang dibutuhkandan jumlah pemilik. Kepemilihan badan
usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankann bisnis

b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan

c. Bidang industry yang dijalankand

d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku

Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar


pertimbangan tersebut. Perlu mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk
badan usaha :

a) Perusahaan Perseroan merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan


pemilik antara hak pribadai dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005).
Sedangkan menurut swasta 2002, perusahaan perseroan adalah salah satu
bentuk usaha yang dimiliki oleh sesorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan.

b) Firma (Fa) merpakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu


kesatuan untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan
menurut Manulang (1975), persekutuan dengan firma adalah persekutan
untuk menjalankan perusahaan dengan memakai namabersama.

c) Perserikatan Komanditer (CV) Merupakan perserikatan beberapa pengusaha


swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelolah usaha bersama, dimana
sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota yang lain
merupakan anggota pasif.

d) Perseroan Terbatas (PT) Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta


menjadi satu kesatuan untuk mengelolah usaha bersama, dimana perusahaan
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan
modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.

e) Yayasan pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001


tentang yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

f) Koperasi Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun


1995, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas
kekeluargaan.

D. LANGKAH MENDIRIKAN BADAN USAHA

A) Langkah-langkah mendirikan perusahaan perseroan p

a) Persiapan

i. Menyiapkan Kartu tanda penduduk (KTP) pihak yang akan mendirikan


perusahaan
ii. Menentukan calon nama perusahaan

iii. Menentukan tempat kedudukan perusahaan

iv. Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan


perseorangan tersebut

b) Pendaftaran ke notaris : setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi,


selanjutnya adalah mendaftar ke notaris untuk mendapatkan akta notaris
tentang pendirian perusahaan perseorangan.

B) Langkah-langkah mendirikan perserikatan Komanditer (CV)

a) Persiapan

i. Membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk perserikatan


Komanditer (CV).

ii. Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk
Perseriaktan Komanditer (CV)

iii. Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan


Komanditer (CV)

iv. Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)

v. Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak
yang akan bertindak selaku persero diam

vi. Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan


Komanditer (CV) tersebut

b) Pendaftaran ke notaris : Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi,


selanjutnya adalah mendaftar ke notaris untuk mendapatkan akta notaris
tentang pendirian Peserikatan Komanditer (CV).

c) Untuk memperkokoh posisi Perserikatan Komanditer (CV), sebaiknya


Perserikatan (CV) yang telah didirikan dengan akta notaris didaftarkan pada
pengadilan negeri setempat.
C) Langkah-langkah Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)
a) Pembuatan akta notaries
Akta pendirian Perseran Terbatas (PT) memuat anggaran dan keterangan sebagai
berikut:
i. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri
ii. Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat
tinggal, dan kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang kali
pertama diangkat
iii. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian
jumlah saham, dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dari
saham yang telah ditempatkan dan disektor pada saat pendirian
b) Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
i. Nama dan tempat kedudukan perseroan
ii. Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
iii. Jangka waktu berdirinya perseroan
iv. Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang
disetor
v. Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk
tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai
nominal setiap saham
vi. Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
vii. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)
viii. Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian
anggota direksi dan komisaris
ix. Tata cara pengguanaan laba dan pembagian devidenKetentuan-ketentuan
lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
c) Pengesahan Menteri Kehakiman : Akta notaris yang telah dibuat harus
mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman untuk mendapatkan status
sebagai badan hukum.
d) Pendaftaran wajib : Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK
pengesahan dari Menteri Kehakiman selanjutnya wajib didaftarkan dalam
daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah tanggal pengesahan
Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal diterimanya pengesahan.
e) Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara (TBN) : Apabila pendaftaran
dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi mengajukan pemohonan
pengumuman perseroan di dalam Tambahan Berita Negara (TBN) dalam
waktu paling lambat 30 hari, terhitung sejak pendaftaran tersebut.
D) Langkah-langkah Mendirikan Yayasan
a) Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan, yang meliputi:
i. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) para badan pendiri, badan
Pembina, dan badan pengurus
ii. Nama yayasan
iii. Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
iv. Jangka waktu berdirinya yayasan
v. Modal awal yayasan
vi. Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan yayasan
 
b) Penandatanganan akta pendirian yayasan
c) Pengurusan surat keterangan domisili Usaha Perseroan Terbatas (PT)
d) Pengurusan NPWP
e) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
f) Pengumuman dalam Berita Negara Republic Indonesia (BNRI)
 
E) Langkah-langkah Mendirikan Koperasi
 
a) Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang
menjadi pendirinya.
b) Pelaksnaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan
dalam berita acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar koperasi.
c) Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para
pendiri dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan
memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian
secara tertulis kepada pejabat.
e) Permohonan pengsahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada
bentuk koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi
yang bersangkutan.
f) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu
paling lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan.
g) Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah
diterimanya permintaan pengesahan.
h) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia (BNRI).

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
 
Ø Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
 
2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut
izin usaha perdagangan, yaitu:
a) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang
perdagangan dan jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada
para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun
BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor
wilayah Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen
Perdagangan yang menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan
lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan
pembelian SIUP. 
b) SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi
keamanan dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten atau Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang
Gangguan mewajibkannya.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib
menaati syarat-syarat antara lain:
i. Keamanan.
ii. Kesehatan.
iii. Ketertiban.
iv. Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan
menjaga                    keindahan lingkungan, serta penghijauan).
c) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena
pajak (PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak
mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai berikut: "Barang siapa
dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau
denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang
kurang atau yang tidak dibayar."
d) NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib
daftar perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor
pendaftaran perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat.
NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib
dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib
dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang
dipergunakan dalam kegiatan usaha.
e) AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan
ilmiah, dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang
merupakan dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.

E. LEGALITAS PERUSAHAAN

Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang
terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan
suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas
perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan
tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata
hukum  pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.
 
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
adalah keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor
legalitas ini berwujud  pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki
izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban
atau pembongkaran

F. MEMPEROLEH LEGALITAS PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut,
dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat
membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat
Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu  surat izin yang diberikan oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, apalagi
perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin
(SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan
kegiatan usaha,  dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai  biaya
administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka
ia harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan
dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.
4. Izin Usaha Industri (IUI)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri.
Sama halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus
memiliki surat izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan
industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada
perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha
pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-lain yang
diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku untuk
seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.
G. MANFAAT LEGALITAS PERUSAHAAN

Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, amka akan
diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hokum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak
berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan
usahanya
2. Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut,
secara tidak langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas tersebut
menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan  hukum yang berlaku,
secara tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu
mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum yang
menyatakan pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting
nantinya untuk sarana pengembangan usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti
diperlukan dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank, dan
dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan yang
diajukan pihak bank
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti Perusahaan Perseroan, Firma (Fa),
Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.

Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan


industri, dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas
demi keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan
bermacam-macam disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut,
diantaranya Nama Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan
Izin Usaha Industri (IUI).

Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan


didapat beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum
yang berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal
bukti kepatuhan terhadap hukum, dalam hal permudahan mendapatkan proyek, dan
dalam hal permudahan mendapatkan pinjaman dana unutk perluasan perusahaan
maupun kegiatan lainnya

B. SARAN

FSKDMFMWSADMQKWD;KNQKDN
DAFTAR PUSTAKA

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai