Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun oleh :
Yenti Rostiana
(19040172P)

Dosen Pembimbing :
Ermy Wijaya. S.F.,M.M

PROGRAM MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kimia dasar. Makalah ini dibuat dalam
tujuan memenuhi salah satu tugas perkuliahan kimia dasar.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang saya tulis ini, dengan kerendahan
hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah yang
saya tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Saya sebagai penyusun berharap
semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca, Amin Ya Rabbal Alamin.

Bengkulu, 15 Juni 2021

Yenti Rostiana

           

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aspek Hukum...................................................................................4
2.2 Tujuan Aspek Hukum.........................................................................................5
2.3 Bentuk-bentuk Badan Hukum.............................................................................5
2.4 Langkah Pelaksanaan Bisnis...............................................................................6
2.5 Peraturan dan Perundang Aspek Hukum............................................................7
2.6 Izin Usaha............................................................................................................8
2.7 Penerpan Studi Kelayakan Bisnis.......................................................................10
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau
tidakmemperoleh izin dari pemerintah setempat. Hal ini karena jika berdasarkananalisis
pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses tersebut tidak
perluditeruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan
usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergatung pada kompleksitas
bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan
antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah
merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau
kelegalitasan di bidang hukum dan lain sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.
Studi kelayakan telah dikenal luas oleh masyarakat terutama masyarakat yang
bergerak dalam bidang dunia usaha dan bisnis. Bermacam-macam peluang dan
kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha, menuntut perlu adanya penilaian
tentang seberapa besar kegiatan ataupun kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat
(benefit) bila diusahakan kepada calon pengusaha. Studi kelayakan juga sering disebut
dengan feasibility study yang merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan atau
menolaknya.
Pengertian layak dalam penilaian sebagai studi kelayakan maksudnya adalah
kemungkinan dari gagasan usaha atau proyek yang akan dilaksanakan memberikan
manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit.
Layaknya suatu gagasan usaha atau proyek dalam arti social benefit, tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit dan begitu pula sebaliknya, hal ini
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

1
Proyek-proyek yang dinilai dari segi social benefit pada umumnya adalah proyek-
proyek yang benefit-nya dihitung atau dinilai dari segi manfaat yang diberikan proyek
terhadap perkembangan perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Kegiatan usaha atau proyek yang dinilai dari segi financial benefit adalah usaha-
usaha yang dinilai darisegi penanaman investasi atau modal yang diberikan untuk
pelaksanaan usaha atau proyek tersebut. Walaupun sudah dilakukan identifikasi, tidak
menutup kemungkinan suatu usaha atau proyek tersebut mengalami hambatan dan resiko
meleset dari yang diharapkan. Terlebih apabila tidak dilakukan identifikasi kelayakan
sama sekali. Selain itu, dengandilakukan identifikasi, dapat memberikan pandangan
kedepan serta meminimalkan hambatan yang timbul dimasa yang akan datang.
Ketidak pastian dimasa yang akan datang menjadi satu hal yang perlu
diperhitungkan dalam menjalankan usaha atau proyek yang akan dijalankan. Bidang
ekonomi, bidang hukum, sosial dan politik,serta budaya dan perubahan lingkungan serta
trend pada masyarakat, selalu berubah dan tidak pasti. Dengan adanya studi kelayakan
bisnis, setidaknya ada pedoman dan arahan usaha atau proyek yang akandijalankan oleh
calon pengusaha.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah
yang diambil sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Aspek Hukum?
2. Apa saja tujuan dari Aspek Hukum?
3. Apa saja bentuk-bentuk Badan Hukum?
4. Bagaimana Langkah Pelaksanaan Bisnis?
5. Bagaimana Peraturan dan Perundang Aspek Hukum?
6. Bagaimana yang dimaksud dengan Izin Usaha?
7. Bagaimana Penerpan Studi Kelayakan Bisnis?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari perumusam masalah diatas yaitu:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Aspek Hukum.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Aspek Hukum.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Badan Hukum.
4. Untuk mengetahui Langkah Pelaksanaan Bisnis.

2
5. Untuk mengetahui Peraturan dan Perundang Aspek Hukum.
6. Untuk mengetahui bagaimana Izin Usaha.
7. Untuk mengetahui Penerpan Studi Kelayakan Bisnis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Hukum


Usaha atau bisnis dapat mengalami kegagalan karenaterbentur masalah hukum atau
tidak memperoleh izin daripemerintah, baik dari tingkat daerah maupun tingkat
yanglebih tinggi. Oleh karena itu, sebelum ide bisnisdilaksanakan, analisis secara
mendalam terhadap aspekhukum harus dilakukan agar di kemudian hari bisnis yangakan
dilaksanakan tidak gagal karena terbentur masalahhukum dan perizinan. Aspek hukum
merupakan aspek yangpertama kali harus dikaji karena jika berdasarkan analisisaspek
hukum sebuah ide bisnis tidak layak, maka prosesanalisis aspek yang lain tidak perlu
dilakukan.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum danperizinan investasi dengan tujuan
menjaga ketertibanmasyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnisdiharapkan
akan mendapatkan manfaat yang lebih besardibandingkan dengan dampak negatif dari
adanya suatuinvestasi bisnis.
Aspek hukum adalah aspek yang mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi
sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda,
tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan
ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain
berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan
investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan
analisis kelayakan aspek hukum.  Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan
perizinan investasi dengan tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat
di sekitar lokasi bisnis diharapkan akan mendapatkan manfaat yang besar dibandingkan
dengan dampak negatif dari adanya suatu investasi bisnis
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan,ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslahmemenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah
tersebut. Bagi penilaian studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan,
kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, serti ikat
tanah atau dokumen lainnya yang mendukungkegiatan usaha tersebut.
Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil
penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna

4
pastiakan menimbulkan masalah dikemudian hari. Oleh karna itu, hendaknya dalam
melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan secara teliti dancermat dengan mencari
sumber-sumber informasi yang jelas sampai ketangan yang memang berkompeten untuk
mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti, demikian juga bagi mereka yang
hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha maka perlu dilakukan berbagai persiapan
yang berkaitan dengan dengan aspek hukum ini.

2.2 Tujuan Aspek Hukum


Aspek hukum dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan “Apakah bisnis yang
akan dijalankan dapat memenuhi ketentuan hukum dan perizinan di suatu wilayah?
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut
sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di
wilayah tersebut. Secara spesifik analis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis
bertujuan untuk:
1. Menganalis legalitas usaha yang akan dijalankan
2. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
4. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman

2.3 Bentuk-Bentuk Badan Hukum


Beberapa bentuk perusahaan dari sisi aspek hukum adalah:
1) Perusahaan Perorangan.
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola oleh
seseorang.
2) Firma.
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang dengan menggunakan nama bersama. Didalam firma semua anggota
mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun bersama--sama
terhadap utang-utang perusahan pada pihak lain. Bila terjadi kerugian maka kerugian
ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi. Jika salah satu
anggota keluar dari firma, firma otomatis bubar.

5
3) Perseroan Komanditer (CV).
CV merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang
masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu sama.
Sekutu dalam Perseroan Komanditer ini ada dua macam, ada yang disebut sekutu
komplementer yaitu orang-oarng yang bersedia untuk mengatur perusahaan dan
sekutu komanditer yang mempercayakan uangnya dan bertanggung jawab terbatas
kepada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan
4) Perseroan Terbatas (PT). 
Badan jenis ini adalah suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan,hak, dan
kewajibab yang terpisah dari yang mendirikan dan yang dimiliki. Tanda keikutsertan
seseorang memiliki perusahaan  adalah dengan memiliki saham perusahaan, makin
banyak saham yang dimiliki makin besar pula andil dan kedudukannya dalam
perusahaan tersebut. Jika terjadi utang, maka harta milik pribadi tidak dapat
dipertanggungkan atas utang perusahaan tersebut, tetapi terbatas pada sahamnya saja.
5) Perusahaan Negara (PN).
Perusahaan negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang
modalnya secara keseluruhan dimiliki oleh negara, kecuali ada hal-hal yang khusus
berdasarkan ungdang-undang. Tujuan dari pendirian perusahaan negara adalah untuk
membangun ekonomi nasional menuju masyrakat yang adil dan makmur.
6) Koperasi.
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan kersejahteraan anggotanya yang bersifat murni, pribadi
dan tidak dapat dialihkan. Jadi ia merupakan suatu wadah yang penting untuk
kesejahteraan anggota berdasarkan persamaan.

2.4 Langkah Pelaksanaan Bisnis


Ketika misalnya perusahaan kekurangan modal untuk menyelesaikan proyek,
meminjam uang dari perorangan atau lembaga keuangan adalah beberapa alternatif untuk
mengatasi kesulitan itu. Lembaga keuangan sebagai peminjam telah menentukan syarat-
syarat dalam rangka pengamanan secara hukum, baik yang bersifat pencegahan maupun
penanggulangan. Syarat-syarat tersebut antara lain yaitu:
a. Pencegahan
Contoh pencegahan yang disyaratkanoleh lembaga keuangan yang bersangkutan
terhadap calon debitur misalnya, setiap penggantian persero pada Perseroan

6
Komanditer atau pemegang saham pada pada Perseroan Terbatas, sebelumnya harus
mendapat persetujuan dari lembaga keuangan yang akan menjadi kreditur.
b. Penanggulangan.
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu sebagai berikut:
c. Jaminan
Jaminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu sebagai stimulan kesungguhan sponsor
proyek dan dapat mengatasi kesulitan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua, yaitu jaminan atas benda dan janji tidak
bersyarat atau jaminan perorangan.
Jaminan atas benda bisa berupa proyek itu sendiri dan jaminan tambahan.
Sedangkan janji tidak bersyarat diberikan oleh sponsor proyek atau bisa pula
dilakukan oleh pihak ketiga, misalnya bisnis induk dari calon debitur. Jaminan atas
benda, baik berupa proyek maupun jaminan tambahan biasanya berupa tanah,
bangunan, mesin-mesin, dan peralatan, serta piutang.
d. Asuransi.
Dalam hal kreditur menerima barang-barang jaminan kredit dan diasuransikan
maka kreditur harus mensyaratkan dalam pengansurasiannya dengan
pencantuman klausula bank. Artinya, setiap ganti rugi yang diberikan penanggung
kepada tertanggung harus diterima kreditur

2.5 Peraturan dan perundangan


Peraturan pemerintah berkaitan dengan aspek yuridis yang harus dipatuhi dalam
pendirian suatu usaha,antara lain:
1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
2) PP No. 63 Tahun 2008 tentang Yayasan
3) UU No.25 Tahun 1995 tentang Koperasi
4) UU No.13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri
5) Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentan
dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung
6) UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
7) UU No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
8) PP No. 10 Tahun 2004 tentang Perusahaan Perseroan dibidang Pengelolaan Aset.

7
2.6 Izin Usaha
Pemerintah mengeluarkan beberapa jenis izin usaha. Inilah beberapa izin usaha
terkait perdagangan. Antara lain :
a. Surat Izin Tempat Usaha
Tiap perusahaan membutuhkan dan wajib mengurus SITU. Tujuannya untuk
kelancaran dan keamanan usaha. Yang mengeluarkan SITU adalah pemerintah
Kotamadya atau Kabupaten.
b. Surat Izin Usaha Perdagangan
SIUP untuk pengusaha firma, perseorangan, koperasi, CV, PT, dan BUMN.
Kewajiban dari pemegang surat ini untuk kepala kantor wilayah Dept. Perdagangan &
Industri / Kantor Dept. Perdagangan yang membuat SIUP. Jika perusahaan tak lagi
melakukan aktivitas perdagangan dan menutup perusahaan, diikuti pembelian SIUP.
c. Nomor Pokok Wajib Pajak
Tiap warga negara dengan penghasilan melebihi penghasilan tidak kena pajak
wajib membayar pajak kepada negara. Harus mendaftar NPWP ke pelayanan Pajak
setempat. Hal ini juga sudah jelas diatur dalam undang-undang. Dan memang
merupakan kewajiban warga negara. Apabila melanggar dapat dikenakan sanksi
pidana sesuai UU nomor X / 2000. Karena anggapannya menimbulkan kerugian untuk
negara. Sebab pajak adalah pendapatan utama dari sebuah negara.
d. Nomor Register Perusahaan & Tanda Daftar Perusahaan
UU nomor 3 / 1982 juga mengatur mengenai wajib daftar perusahaan, di mana
perusahaan wajib untuk daftar pada kantor pendaftaran perusahaan. Yakni pada
Kantor Dept. Perdagangan Setempat.
NRP dikenal juga dengan nama lain TDP. Di mana wajib dipasang pada tempat
yang gampang dilihat. Nomor NRP atau Nomor TDP ini dicantumkan di papan nama
sebuah perusahaan, beserta dokumen yang dipakai di kegiatan usaha tersebut.
e. Analisis Mengenal Dampak Lingkungan
Yang berikutnya adalah AMDAL. Suatu hasil studi menggunakan pendekatan
ilmiah. Yang dipandang melalui beberapa sudut pandang dari ilmu pengetahuan.
Adalah dampak penting dari kegiatan usaha yang terpadu dan direncanakan pada
lingkungan hidup di dalam kesatuan hamparan ekosistem, serta melibatkan
kewenangan lebih yang berasal dari instansi bertanggung jawab.

8
Selain ini aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis masih ada yang lainnya,
karena memang cakupannya cukup luas. Termasuk bentuk legalitas perusahaan
(Nama perusahaan, merk, SIUP, dan Izin Usaha Industri (IUI).
f. Jenis-Jenis Izin Usaha
Jenis-jenis izin usaha Izin usaha diperlukan sebelum menjalankan sebuah usaha.
Dokumen dan izin usaha diperlukan dengan tujuan melindungi kepentingan
perusahaan itu sendiri dari berbagai hal seperti, penyimpangan yang mungkin terjadi.
Juga untuk memudahkan instansi untuk mengambil tindakan, sehingga tidak
menimbulkan kerugian kepada pihak-pihak tertentu.
Terdapat beragam izin tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin
yang dimaksud seperti:
a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).  
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
c. Izin-izin usaha.
d. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.
Izin-izin perusahaan lainnya yang harus diurus dan dinilai sesuai dengan bidang
jenis usaha antara lain:
a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).  
b. Surat izin usaha Industri (SIUI)
c. Izin usaha tambang.
d. Izin usah perhotelan dan pariwisata.
e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit.
f. Izin usaha peternakan dan pertanian.
g. Izin domisili, di mana perusahaan/ lokasi proyek berada.
h. Izin gangguan.
i. Izin mendirikan bangunan (IMB).  
j. Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.
Disamping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya adalah
penelitian dokumen lainnya yaitu:
a. Bukti diri (KTP atau SIM)  
b. Sertifikat tanah
c. Bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB)
d. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang di perlukan

9
2.7 Penerapan Studi Kelayakan Bisnis
a. Studi kelayakan bisnis dalam bisnis properti
Setiap usaha tentu memiliki tantangan dan permasalahan yang tidak sama. Di
mana tantangan tersebut harus diselesaikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Kalau di dalam bisnis properti maka peminat dan pasar dapat dibilang cukup banyak.
Jadi tidak menjadi masalah. Tetapi yang harus dipertanyakan yakni status tanah legal
tidak untuk dimiliki, serta dari manakah modal awal yang akan didapatkan.
Apabila sebuah rumah baru terjual sesudah waktu 2 tahun dibangun. Profitnya
masih bisa didapatkan atau tidak. Di mana semakin sering pengalaman bisnis yang
kamu dapatkan di lapangan. Maka kamu pun akan lebih mudah dalam
memperkirakan ide bisnis yang mana yang layak untuk kamu jalankan, serta mana
yang tidak layak untuk dijalankan.
b. Pihak yang akan membutuhkan studi kelayakan bisnis
1) Investor
Pihak penanam modal atau dana dalam suatu bisnis akan memperhatikan
prospek usaha dibandingkan tingkat keuntungan.
2) Pemerintah
Tentu saja pemerintah merupakan pihak yang tidak akan pernah lepas dari
kebutuhan akan studi kelayakan bisnis. Karena pemerintah akan memperhatikan
apakah sebuah perusahaan akan memberikan manfaat untuk perekonomian
nasional, sekaligus pendapatan pemerintah, dari pajak yang harus dibayarkan oleh
bisnis atau perusahaan itu.
3) Kreditor
Pihak ketiga yang juga akan membutuhkan studi kelayakan bisnis dari sebuah
usaha adalah pihak kreditor. Karena kreditor akan melihat studi kelayakan dan
memperhatikan faktor keamanan dana, di mana Nantinya akan dipinjamkan pada
perusahaan untuk sebuah kegiatan bisnis.
c. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam sebuah studi kelayakan bisnis terdiri atas beberapa tahapan. Antara lain:
1) Penemuan ide
Supaya ide proyek yang dihasilkan, dapat memproduksi produk yang laku
untuk dijual atau profitable maka dibutuhkan penelitian. Dan penelitian tersebut
harus dilakukan dengan pengaturan yang baik dan dengan dukungan sumber daya

10
cukup. Apabila ide proyek ada lebih dari satu maka akan dipilih dengan cara
memperhatikan hal-hal di bawah ini:
- Keyakinan pada kemampuan proyek untuk menghasilkan profit
- Ide proyek apakah sesuai dengan kata hati atau tidak
- Pengambilan keputusan akan bisa melibatkan diri di dalam hal-hal dengan
sifat teknis
2) Penelitian
Tahapan kedua adalah penelitian. Sesudah sebuah ide proyek berhasil dipilih.
Maka selanjutnya penelitian lebih mendalam pun akan dijalankan. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah di bawah ini:
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
- Analisa dan interpretasi hasil dari pengolahan data
- Menyimpulkan hasil
- Laporan hasil akhir
3) Evaluasi
Tidak berhenti di tahap penelitian, tahapan selanjutnya adalah tahapan
evaluasi. Jadi di tahapan ini akan dibandingkan sesuatu dengan yang lain, dengan
menggunakan kriteria atas dasar kualitatif atau kuantitatif. Untuk evaluasi sendiri
dibagi menjadi 3, antara lain:
- Evaluasi usaha proyek yang hendak didirikan
- Evaluasi proyek yang hendak dibangun
- Evaluasi bisnis yang telah dioperasionalkan dengan rutin
Di dalam sebuah evaluasi bisnis yang hendak dibandingkan, yakni keseluruhan
biaya yang tercipta dari usulan bisnis, dan manfaat / benefit yang akan
didapatkan. (Perkiraan)
4) Pengurutan rekomendasi yang layak
Apabila memang ada usulan rencana bisnis yang lebih dari satu yang dianggap
bagus. Maka harus dilakukan sebuah pemilihan yang memiliki skor paling tinggi
apabila dibandingkan dengan usulan lain atas dasar kriteria penilaian yang sudah
ditentukan.
5) Pelaksanaan
Apabila memang rencana bisnis sudah kamu pilih, maka selanjutnya perlu
dibuat planning kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Dimulai penentuan jenis

11
pekerjaan, kualifikasi dan jumlah tenaga perencana, ketersediaan sumber daya
dan dana, dan kesiapan manajemen juga jangan sampai terlupakan.
Terkait realisasi pembangunan proyek maka dibutuhkan manajemen proyek.
Apabila proyek sudah selesai dikerjakan maka langkah selanjutnya yakni
pelaksanaan operasional bisnis dengan rutin. Supaya dapat bekerja dengan efektif
serta efisien untuk meningkatkan profit perusahaan. Di dalam operasional harus
ada kajian-kajian dalam mengevaluasi bisnis yang berasal dari fungsi pemasaran,
keuangan, operasi dan fungsi produksi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan,ini berarti bah!a setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan industri,
dalammenjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi
keberlangsungan perusahaan tersebut. Dengan dimilikinya dokumen-dokumen
pelegalan perusahaan, maka akan didapat beberapa manfaat diantaranya dalam hal
perlindungan dari tindakan hukum yang berhubungan dengan masalah perizinan,
dalam hal promosi produk, dalam hal bukti kepatuhan terhadap hukum,dalam hal
permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal permudahan mendapatkan pinjaman
dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan lainnya.

3.2 Saran
Kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka perlunya
pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan bisnis terdapat berbagai aspek
yang harus dikaji dan diteliti kelayakanya apakah sebaiknya proyek atau bisnis
tersebut layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan terutama dalam aspek
hukum

13
DAFTAR PUSTAKA

Husain, Umar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2), Teknik Menganalisis Kelayakan
Rencana Bisnis Secara Komprehensif. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama).

Kasmir, Jakfar. 2006.  Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Kencana.

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.

Umar, Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia. Jakarta.

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. RinekaCipta. Jakarta.

I Made Sudana. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 2. Erlangga. Jakarta.

Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Aplikasi. Elex Media Komputindo.
Jakarta

Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan,
(Jakarta: PT Bumi Angkasa)

14

Anda mungkin juga menyukai