Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, PROFITABILITAS, LEVERAGE,

DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA


PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2018-2020
Dr. Rina Br Bukit, SE., M.Si., Ak., C.A,
Anita
NIM: 180503067
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Anitaaass10@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi, profitabilitas,
leverage, dan financial distress terhadap manajemen laba pada perusahaan sector
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020. Beberapa
penelitian sebelumnya mengenai manajemen laba memperlihatkan hasil yang berbeda -
beda. Oleh karena itu, penelitian lain perlu dilakukan untuk menguji ulang teori tentang
manajemen laba. Populasi penelitian ini sebanyak 54 perusahaan consumer goods.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling,
sehingga diperoleh 18 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2018-2020). Data
penelitian diperoleh dari perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek
Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa profitabilitas dan financial distress
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan asimetri informasi
dan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara simultan, asimetri
informasi, profitabilitas, leverage, dan financial distress terhadap manajemen laba.
Kata Kunci : Asimetri Informasi, Profitabilitas, Leverage, Financial distress,
dan Manajemen Laba.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of information asymmetry, profitability, leverage,
and financial distress on earning management in consumer goods sector companies listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. Several previous studies on profit
management have shown different results. Therefore, other studies need to be carried out
to retest the theory about profit management. The population of this study was 54
consumer goods companies. The sampling method used is the purposive sampling
method, so that 18 sample companies were obtained for 3 years of observation (2018 -
2020). The research data was obtained from the sample company downloaded from the
Indonesia Stock Exchange website. The data analysis technique used is multiple linear
regression analysis. The results of this study partially show that profitability and
financial distress have a significant effect on earning management. Meanwhile,
information asymmetry and leverage have no effect on earning management.
Simultaneously, information asymmetry, profitability, leverage, and financial distress to
earning management.
Keywords : Information Asymmetry, Profitability, Leverage, Financial distress,
and Earning Management.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan salah sumber dari bisa menyebarkan hoax atau ifo palsu pada
info penting yang diperlukan oleh para para pengguna laporan keuangan, sehingga
investor untuk melakukan penilaian akan sering sekali manajemen laba menjadikan
kinerja perusahaan yang sedang go public. laporan keuangan yang dihasilkan terlihat
SFAC atau singkatan dari Statement of tidak kredibel dan menjadi bias. Akan tetapi,
Financial Accounting Concepts mengatakan manajemen laba khususnya di perusahaan
bahwasanya informasi laba adalah hal yang yang berada pada daftar BEI saat praktiknya
akan diperhatikan pertama kali saat tidaklah melanggar Prinsip Akuntansi
melakukan penilaian kinerja / pada saat Berlaku Umum dan Standar Akuntansi
mempertanggungjawabkannya. Ketika Keuangan (SAK). Selain hal tersebut,
mencoba untuk menginterpretasikan kekuatan manajemen laba dilakukan manajer agar
pendapatan masa depan perusahaan, data dapat menjaga perusahaan agar tetap berdiri
pendapatan juga dapat membantu. serta untuk melindungi keuntungan pribadi
Manajemen, khususnya manajer, tidak sang manajer.
menyadari adanya kecenderungan khusus
untuk memperhatikan keuntungan karena Dengan menyesuaikan laba perusahaan
kinerja dinilai mengenai info yang ada, yang dalam laporan keuangan, manajemen laba
artinya mendukung munculnya hal hal yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan bisnis.
menyimpang atau disebut dysfunctional Menurut Lidiawati dan Asyik (2016),
behaviour, contohnya yakni earnings perkembangan manajemen laba adalah akibat
management (Widyaningdyah, 2011). dari agency issue yang sering muncul. oleh
pembagian tanggung jawab atau perbedaan
Manajemen laba yaitu disaat manajer kepentingan manajemen perusahaan dan
melaporkan perihal kenaikan atau penurunan pemegang saham. Profesi akuntansi dan
laba yang berasal dari unit yang masih dunia usaha telah merugi, atau rugi besar dar
tanggung jawab manajer tersebut akan tetapi dampak kasus manajemen laba seperti
tidak memiliki hubungan akan kenaikan atau Worldcom dan Enron yang menimbulkan
penurunan pada profitabilitas perusahan pada kegemparan di industri. Sehubungan dengan
jangka panjang (Fischer, et al., 1995). kegagalan Kantor Akuntan Arthur Andersen
Suryandari, dkk (2019) mengartikan menjalankan fungsi atestasi independennya,
manajemen laba sebagai bagian yang ada Profesi akuntan publik juga mendapatkan
pada perilaku oportunistik atau creative kepercayaan dan perhatian publik. Contoh
accounting yang memiliki tujuan sebagai case manajemen laba di Indonesia antara lain
kepentingan pribadi atau kelompok orang PT Ades Alfindo, PT Indofarma, Tbk, PT
agar muncul sebuah biasnya saat stakeholders Perusahaan Gas Negara, PT Bank Lippo, dan
hendak mengambil sebuah keputusan. PT Kimia Farma Tbk.
Dengan begitu dapat diartikan TINJAUAN PUSTAKA
bahwasannya Menurut Copeland (1968),
manajemen laba meliputi upaya yang Teori Keagenan (Agency theory)
dilaksanakan management untuk
memaksimalkan, sebisanya mengurangi, Teori keagenan (Agency theory) bisa
bahkan menghilangkan laba sesuai keinginan menerangkan alasan terjadinya manajemen
manajer. Upaya untuk dengan sengaja laba. Teori keagenan merupakan hubungan
mengubah dan memanipulasi laporan antara manajemen (agent) dengan pemegang
keuangan dalam batas yang diizinkan prinsip saham atau investor (principal). Investor
akuntansi dikenal sebagai manajemen laba. memberikan kepercayaan pada manajemen
Manajemen laba manajerial bermaksud agar untuk dapat mengelola dan mendapat
informasi perusahaan secara akurat dan
komplit, berbeda dengan para pemegang antara harga ask dan ask saham perusahaan
saham yang hanya mendapat informasi selama setahun, dapat digunakan untuk
perusahaan secukupnya. Masalah antar pihak mengukur variabel asimetri informasi ini.
dapat muncul ketika investor dan pemegang
saham lainnya memiliki informasi yang tidak (𝑎𝑠𝑘t − bidt)
SPREAD = × 100
akurat. Para pihak mencari celah dalam {(𝑎𝑠𝑘 t + bid t) ÷ 2}
memperoleh keuntungan satu sama lain
karena kepentingan yang berbeda ini. Dimana :

Manajemen Laba SPREAD : asimetri informasi

Manajemen laba, berdasarkan Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan


Copeland (1968), ialah proses manajer i yang terjadi pada periode t.
memaksimalkan, meminimalkan, dan
meratakan keuntungan untuk tujuan tertentu. Bid,t : harga bidterendah saham perusahaan i
Manajemen laba, sebagaimana didefinisikan yang terjadi pada periode t.
oleh Ermayanti (2016), adalah upaya yang Profitabilitas
disengaja yang dilakukan oleh manajer untuk
menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan Rasio Profitabilitas bertujuan untuk
prinsip akuntansi untuk memberikan mengevaluasi kapasitas perusahaan dan
informasi yang dapat menyesatkan mereka efektivitas manajemen dalam mengejar
yang menggunakan laporan tersebut kepada imbalan atau keuntungan, yang tercermin
manajer mereka sendiri. dalam keuntungan perusahaan dari penjualan
dan pendapatan investasi. Untuk mengukur
Menurut Wiwik Utami (2005) formula dalam ROA sebagai berikut :
mengukur manajemen laba sebagai berikut :
Laba Bersih Setelah Pajak
∆Modal Kerja ROA =
Total Aset
Manajemenlaba = × 100%
∆Pendapatan t Leverage
∆Akrual Modal Kerja = ∆AL - ∆HL - ∆KAS
Leverage ialah rasio yang bermaksud
Keterangan : untuk bisa mengukur kemampuan perusahaan
sejauh mana dapat membiayai kebutuhan
∆AL : Perubahan aset lancar pada periode perusahaan dengan dana pinjaman. Leverage
t. dalam penelitian ini diukur dengan Debt to
∆HL : Perubahan hutang lancar pada Equity Ratio dengan membagi total hutang
periode t. dengan total ekuitas.

∆Kas : Perubahan kas dan ekuivalen kas Financial distress


pada periode t. Financial distress mengacu pada
Asimetri Informasi situasi keuangan perusahaan berada pada
kondisi kritis karena kurangnya dana untuk
Asimetri informasi menurut suwadjono bisa membayar kewajiban yang sudah
(2014:548) ialah kondisi dimana pihak mencapai tenggat atau ketidakmampuan
manajemen (agent) menjadi pihak yang lebih perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
menguasai informasi atau pihak yang Pada penelitian ini financial distress diukur
memiliki informasi yang penuh dibandingkan dengan metode springate sebagai berikut :
pihak investor atau pemegang saham. Ada
dua tipe asymmetric information menurut S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C + 0,4 D
Scott (1985:197) yaitu adverse selection dan
moral hazard. Relatif bid-ask spread, atau
selisih
HIPOTESIS PENELITIAN DAN H2 : Profitabilitas berpengaruh positif
KERANGKA KONSEPTUAL tethadap manajemen laba pada
Salah satu alasan praktik manajemen perusahaan Consumer goods yang
laba adalah karena manajemen menggerakkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
laba dengan cara yang membuat perusahaan 2018-2020.
terlihat baik. Jika dalam perusahaan terjadi Leverage adalah salah satu rasio yang
asimetri informasi tentu sangat terdapat dilaporan keuangan yang bertujuan
mempengaruhi tingkat praktik manajemen mengukur kemampuan perusahaan sejauh
laba pada perusahaan. Diharapkan untuk mana dapat membiayai kebutuhan perusahaan
pihak manajemen agar dapat meningkatkan dengan dana pinjaman. Dalam hal terjadi
transparansi dalam mengungkapkan informasi krisis keuangan atau kebangkrutan,
laporan keuangannya. Fitrianan dan Prastiwi perusahaan pertama-tama akan menggunakan
(2014) menyatakan bahwa manajemen laba modal untuk melunasi semua hutangnya;
dapat ditingkatkan dengan mengurangi Sebagai konsekuensinya, investor
disparitas informasi pelaporan keuangan memandang perusahaan semakin baik jika
dalam suatu perusahaan melalui peningkatan kepemilikan modalnya semakin besar.
transparansi. Oleh karena itu, Rendahnya Sebaliknya, investor akan memandang
tingkat asimetri informasi perusahaan dapat perusahaan secara negatif jika hutangnya
berdampak pada menurunnya praktik lebih besar dari modalnya. Perusahaan
manajemen laba. (Zhang et al.,2020). dengan banyak hutang dapat menghindari hal
Hipotesis berikut dapat diajukan berdasarkan ini dengan memasukkan hutang ke dalam
pernyataan ini: strategi manajemen laba. Menurut
H1 : Asimetri Informasi berpengaruh Tambubolon (2005), Karena tingkat hutang
positif terhadap manajemen laba pada lebih besar dari tingkat hutang, bisnis dengan
perusahaan Consumer goods yang rasio leverage yang tinggi biasanya
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode mendorong manajer untuk melakukan
2018-2020. manajemen laba. Menurut Tya (2016),
manajer menggunakan manajemen laba untuk
Profitabilitas perusahaan ialah menaikkan laba bersih perusahaan sebelum
kapasitasnya untuk menghasilkan keuntungan pelanggaran perjanjian hutang dilakukan.
melalui kegiatan operasional. Meningkatnya Inilah sebabnya mengapa penelitian ini
laba akan membuat penilaian kinerja terhadap mengatakan bahwa leverage membantu
perusahaan semakin baik. Keputusan manajer manajemen laba.
mengenai penerapan manajemen laba dapat
dipengaruhi oleh profitabilitas. Karena H3 : Leverage berpengaruh positif
manajer biasanya akan bertanggung jawab terhadap manajemen laba pada
atas manajemen laba untuk memastikan perusahaan Consumer goods yang
bahwa manajemen bisnis menerima bonus terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
atau kompensasi dalam bentuk lain, jika 2018-2020.
profitabilitas perusahaan rendah. , manajer Financial distress dapat dikatakan
juga akan menerima bonus atau kompensasi suatu sikon bisnis tak lagi dapat memenuhi
yang rendah. Dengan demikian investor dapat kewajiban keuangannya yang mendekati
percaya pada kinerja perusahaan jika tanggal jatuh tempo. Ketika hutang lancar
profitabilitas tinggi. Menurut Widyastuti perusahaan lebih besar dari aset lancarnya,
(2009), manajemen laba lebih umum semakin Gunawan et al. (2014) mengatakan,
tinggi tingkat profitabilitas. Menurut Guna perusahaan mungkin tidak dapat melunasi
dan Herawati (2010), manajemen laba hutang yang besar dan dapat memilih untuk
mendapat manfaat dari profitabilitas. menerapkan manajemen laba dengan
meningkatkan laba.
H4 : Financial distress berpengaruh positif Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas,
terhadap manajemen laba pada maka penulis mengajukan hipotesis seperti
perusahaan Consumer goods yang yang ada di bawah ini:
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2018-2020. H5 : Asimetri Informasi, Profitabilitas,
Leverage, dan Financial distress
Peneliti juga menguji hubungan antara Berpengaruh Secara Simultan Terhadap
variabel independent dengan variabel Manajemen Laba.
dependen secara simultan.

Asimetri Informasi (X1) H1

Profitabilitas (X2) H2 Mana jemen Laba


(Y)

Leverage (X3) H3

Financial distress (X4) H4

H5

Gambar Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel
Metode ini bekerja secara kausal, Populasi dalam penelitian ini sebanyak
dengan tujuan yang ditentukan oleh rumusan 57 perusahaan pada perusahaan sector
masalah. Hubungan antara berbagai variabel consumer goods yang terdaftar di bursa efek
menjadi fokus penelitian ini. Variabel terikat Indonesia periode 2018-2020. Penelitian ini
berpengaruh terhadap variabel bebas. menggunakan purposive sampling dimana
Diantaranya, manajemen laba adalah variabel pada metode ini beberapa kriteria atau
independen, dan profitabilitas, rasio leverage, pertimbangan perlu ditetapkan untuk menjadi
financial distress dan asimetri informasi dasar dalam pengambilan sampel. Kriteria
adalah variabel dependen. Penelitian ini yang digunakan dalam pengambilan sampel
memanfaatkan informasi dari laporan untuk penelitian ini ialah:
keuangan perusahaan industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI melalui 1. Perusahaan sektor consumer goods
media internet dan situs resmi BEI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
www.idx.co.id. tahun 2018-2020.
2. Perusahaan sektor consumer goods
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selambat-lambatnya 2017.
3. Perusahaan yang memiliki laporan X1 : Ukuran Perusahaan
keuangan tahunan telah diaudit sampai
2020. X2 : Profitabilitas
4. Memiliki data yang lengkap mengenai X3 : Leverage
variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian. X4 : Financial distress

Dengan mengikuti kriteria diatas yang e : Standart Error


digunakan untuk menentukan sampel β1, β2, β3, β4 : koefisien regresi
penelitian ini. Maka dihasilkan contoh pada
penelitian ini ialah 21 perusahaan. SPSS digunakan untuk menganalisis
persamaan di atas, dengan taraf signifikansi
Jenis Data 5%. (α = 0,05).
Jenis data yang digunakan penelitian Uji Hipotesis
ini adalah data sekunder.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
METODE ANALISIS DATA menggunakan uji koefisien determinasi (R2),
Statistik Deskriptif uji simultan (F), dan uji parsial (t).

Analisis deskriptif menggunakan nilai HASIL DAN PEMBAHASAN


minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan Analisis Statistik Deskriptif
standar deviasi penelitian. Umumnya
populasi sampel dihitung menggunakan Berdasarkan dari analisis statistik
mean, sedangkan nilai minimum dan deskriptif yang telah dilakukan maka dapat
maksimum populasi dihitung menggunakan disimpulkan bahwa :
rumus max- minimun.
1. Variabel manajemen laba mempunyai
Uji Asumsi Klasik nilai minimum -9,88 dan nilai
maksimum 5,58. Manajemen laba
Uji asumsi klasik digunakan untuk memiliki standar deviasi 2,00727 dan
menguji kelayakan data untuk diuji dengan nilai rata-rata -0,1367 untuk
model regresi yang digunakan. Ada 4 uji manajemen laba.
yang termasuk kedalam uji asumsi klasik 2. Asimetri informasi minimum diketahui
yaitu, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji nilai 0,00, dan nilai maksimum
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. asimetri informasi adalah 14,29.
Analisis Regresi Linier Berganda Standar deviasi asimetri informasi
adalah 2,81922, sedangkan rata-rata
Analisis regresi berganda digunakan asimetri informasi adalah 3,0498.
untuk menguji hipotesis karena data yang 3. Profitabilitas mempunyai nilai
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi minimum -0,07 dan nilai maksimum
normal. Rumusnya untuk analisis regresi 0,45. Standar deviasi profitabilitas
berganda yakni seperti yang ada dibawah ini: adalah 0,10932, sedangkan rata-rata
profitabilitas adalah 0,1201. Disadari
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ є bahwa nilai dasar pengaruh adalah -
Keterangan : 2,13, sedangkan nilai pengaruh terbesar
adalah 3,16.
Y : Manajemen Laba
α : konstanta
4. Leverage memiliki nilai standar deviasi dan nilai maksimum 4,09. Financial
yaitu 0,88658, sedangkan nilai distress memiliki standar deviasi
leverage rata-rata adalah 0,7336. sebesar 1,21159 serta mean masing-
5. Financial distress mempunyai nilai masing 1,7667.
minimum -2,30
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ASIMETRI INFORMASI 47 .00 14.29 3.0498 2.81922


PROFITABILITAS 47 -.07 .45 .1201 .10932
LEVERAGE 47 -2.13 3.16 .7336 .88658
FINANCIAL DISTRESS 47 -2.30 4.09 1.7667 1.21159
MANAJEMEN LABA 47 -9.88 5.58 -.1367 2.00727
Valid N (listwise) 47

Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk α = 0,05 adalah tingkat signifikansi yang
melihat apakah variabel bebas dan variabel digunakan. Meneliti bilangan peluang dengan
terikat berdistribusi normal. Dalam penelitian kondisi sebagai berikut menjadi dasar
ini digunakan plot probabilitas normal dan pengambilan keputusan. Apabila nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji probabilitas ρ ≥ 0,05, maka asumsi normalitas
normalitas. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat terpenuhi. Apabila probabilitas ρ < 0,05,
digunakan untuk melakukan uji normalitas maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 47
a,b Mean ,0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 1,32634013
Most Extreme Differences Absolute ,177
Positive ,177
Negative -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 1,210
Asymp. Sig. (2-tailed) ,107

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Uji statistik normalitas menghasilkan Untuk mengetahui ada tidaknya
nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,107 yang multikolinearitas, dapat digunakan nilai
lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat tolerance dan variance inflation factor (VIF).
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. variabel bebas yang dipilih, yang diukur
Uji Multikolinearitas dengan toleransi, yang tidak dapat dijelaskan
oleh variabel lain. Multikolinieritas tidak
Uji multikolinearitas mencari terjadi jika nilai tolerance ≥ 0,100 atau nilai
korelasi antar variabel bebas. VIF ≤ 10,00.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 ASIMETRI INFORMASI .935 1.069


PROFITABILITAS .281 3.563
LEVERAGE .683 1.464
FINANCIAL DISTRESS .296 3.378

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Asimetri informasi memiliki nilai Demikian pula nilai toleransi variabel


VIF 1,069, profitabilitas memiliki nilai VIF independen dalam penelitian ini tidak lebih
3,563, leverage memiliki nilai VIF 1,464, dan besar dari 0,100.
financial distress memiliki nilai VIF 3,378,
terlihat pada Tabel 3. Hal ini menunjukkan Uji Autokorelasi
tidak terjadi multikolinearitas karena Nilai
VIF untuk asimetri informasi, profitabilitas, Uji Durbin-watson (DW) dapat
leverage, dan financial distress tidak lebih digunakan untuk melakukan uji autokorelasi.
besar dari 10,00. Jika nilai Durbin-watson berkisar antara du
hingga (d-4du), maka tidak ada bukti
autokorelasi.
Tabel 4
Hasil uji Surbin watson
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.772

Nilai DW sebesar 1,772 dapat


diamati pada tabel 4.5 yang didasarkan pada observasi (n) adalah 47 maka nilai du adalah
tabel 4.5. Jika dibandingkan dengan tabel 1,720. Tidak ada gejala autokorelasi karena
signifikansi 5%, nilai ini yang total variabel nilai DW sebesar 2.251 lebih besar dari batas
bebasnya (k) adalah 4 dan jumlah data. atas (du) yaitu 1.720, dan lebih rendah dari
(4- du) 4-1.720 = 2.280.
Uji Heteroskedastisitas Koefisien signifikansi dapat digunakan untuk
Uji heteroskedastisitas dipakai untuk menjelaskan karakteristik uji glejser yang
menguji sama tidaknya varians dari residual digunakan untuk menentukan apakah data
yang satu dengan yang lain. Uji glejser dan yang dianalisis menunjukkan
plot pencar dapat digunakan untuk menguji heteroskedastisitas atau tidak. Tingkat yang
heteroskedastisitas. Uji glejser, di sisi lain, ditentukan signifikansi (5%) harus
lebih mampu menjamin kekuatan hasil dibandingkan dengan koefisien signifikansi.
daripada plot pencar, yang dapat Uji heteroskedastisitas gagal jika nilai
menyebabkan bias. signifikan (sig) lebih kecil dari 0,05.

Tabel 5
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.185 .472 2.511 .016


ASIMETRI INFORMASI .096 .075 .198 1.272 .210

PROFITABILITAS 1.443 3.541 .116 .407 .686

LEVERAGE -.254 .280 -.165 -.906 .370


FINANCIAL DISTRESS -.185 .311 -.165 -.596 .554

a. Dependent Variable: ABS_RES

0,686, nilai probabilitas atau Sig. Leverage


Hasil uji heteroskedastisitas berbasis
adalah 0,370, nilai probabilitas atau Sig.
uji glejser adalah sebagai berikut: Nilai
Koefisien kesulitan keuangan adalah 0,554.
Probabilitas atau Sig sesuai Tabel 5.4.
Karena setiap nilai probabilitas (Sig.) > 0,05
Asimetri informasi adalah 0,210, nilai
maka disimpulkan tidak terdapat gejala
probabilitas atau Sig. Profitabilitas adalah
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .325 .633 .514 .610


ASIMETRI INFORMASI .105 .101 .148 1.042 .303
PROFITABILITAS 9.460 4.750 .515 1.992 .053

LEVERAGE .060 .375 .027 .160 .873


FINANCIAL DISTRESS -1.111 .417 -.671 -2.662 .011

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA


Persamaan regresi linier berganda 3. Nilai positif variabel profitabilitas
yang ditunjukkan pada tabel 6 dapat dalam koefisien regresi, 9,460,
diperoleh sebagai berikut: diketahui. Nilai ini menunjukkan
Y = 0,325 + 0.105X1 + 9,460X2 + 0,060X3 + bahwa sementara variabel manajemen
-1,111X4 + e laba biasanya meningkat sebesar 9,460,
variabel profitabilitas biasanya
1. Diketahui nilai konstanta memiliki meningkat sebesar 1 unit.
nilai positif sebesar 0,325. Nilai 4. Diketahui nilai positif variabel
tersebut dapat diartikan apabila leverage dalam koefisien regresi
asimetri informasi, profitabilitas, sebesar 0,060. Nilai ini menunjukkan
leverage, financial distress bahwa variabel manajemen laba
berpengaruh, maka nilai variabel cenderung meningkat sebesar 0,160
dependen manajemen laba adalah ketika variabel leverage meningkat
0,325. satu satuan.
2. Diketahui nilai positif variabel asimetri 5. Ditetapkan bahwa nilai variabel
informasi dalam koefisien regresi financial distress pada koefisien regresi
sebesar 0,105. Nilai ini menunjukkan adalah negatif -1.111. Nilai ini
bahwa variabel manajemen laba menunjukkan bahwa variabel
cenderung meningkat sebesar 0,105 manajemen laba cenderung mengalami
ketika variabel asimetri informasi penurunan sebesar -1.111, sedangkan
meningkat satu satuan. variabel financial distress cenderung
meningkat sebesar 1 satuan.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 7
Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 ,460 ,211 ,136 1,86573
a. Predictors: (Constant), Financial distress, Asimetri Informasi, leverage, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Karena penelitian ini menggunakan


analisis regresi linier berganda, maka nilai menunjukkan bahwa nilai variabel (Y)
koefisien determinasi dapat ditemukan pada dipengaruhi oleh semua variabel
kolom Adjusted R Squared, seperti terlihat independen jika Fhitung > F tabel (n-k-
pada tabel 7. Koefisien determinasi diketahui 1) dan tingkat signifikansi lebih kecil
sebesar 0,136.Semua variabel independen dari 0,05.
diwakili oleh nilai ini, yaitu asimetri 2. Data yang digunakan secara statistik
informasi, profitabilitas, leverage, dan menunjukkan bahwa semua variabel
financial distress terhadap manajemen laba bebas tidak berpengaruh terhadap nilai
sebesar 13,6% dan sisanya sebesar 86,4% variabel (Y) jika Fhitung F tabel (n-k-
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 1) dan signifikansi > 0,05.

Uji Simultan F Ftabel dihitung sebagai berikut: df 1 =


jumlah variabel x + jumlah variabel y – 1 =
Kriteria pengujian yang diterapkan: 4+1-1 = 4 dan df 2 (n-k-1) atau 47-4-1 = 42
dengan tingkat kepercayaan 95 % dan taraf
1. Data yang digunakan secara statistik
signifikansi 0,05.
Tingkat signifikansi sebesar 0,037 < berpengaruh signifikan terhadap manajemen
0,05 menunjukkan bahwa asimetri informasi, laba, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai
profitabilitas, leverage, dan financial distress Fhitung > Ftabel (2,811 > 2,59) pada tabel 8.
Tabel 8
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.141 4 9.785 2.811 .037b


Residual 146.199 42 3.481
Total 185.341 46

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA


b. Predictors: (Constant), FINANCIAL DISTRESS, ASIMETRI INFORMASI,
LEVERAGE, PROFITABILITAS

Uji Parsial t
Tabel 9
Hasil Uji Parsial t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .325 .633 .514 .610


ASIMETRI INFORMASI .105 .101 .148 1.042 .303

PROFITABILITAS 9.460 4.750 .515 1.992 .053

LEVERAGE .060 .375 .027 .160 .873


FINANCIAL DISTRESS -1.111 .417 -.671 -2.662 .011

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA


Kriteria tes yang digunakan adalah: df = n-k-1 = 47-4-1 = 42, maka nilai
1. Variabel bebas berpengaruh signifikan pada t-tabel adalah 1,681.
terhadap variabel terikat jika thitung Berikut kesimpulan yang dapat diambil
lebih besar dari ttabel (n-k-1) dan dari hasil uji parsial (uji t) tabel 4.9:
tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05. 1. Dapat disimpulkan bahwa variabel
2. Variabel bebas tidak berpengaruh asimetri informasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat jika terhadap manajemen laba karena nilai t
thitung ttabel (n-k-1) dan signifikansi hitung < nilai t tabel sebesar 1,042 <
lebih besar dari 0,05. 1,681 dan taraf signifikansi 0,303 >
0,05.
2. Variabel profitabilitas memiliki tingkat Pengaruh Profitabilitas terhadap
signifikansi 0,05 = 0,05 dan t hitung > t Manajemen Laba
tabel sebesar 1,992 > 1,681, hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas Menurut temuan penelitian ini,
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba mendapat manfaat yang
manajemen laba. signifikan dari profitabilitas. Hal ini
3. Karena variabel leverage memiliki t disebabkan karena profitabilitas merupakan
hitung < t tabel, dimana 0,160 < 1,681 salah satu cara untuk mengevaluasi seberapa
dan tingkat signifikansi 0,873 > 0,05 baik manajemen mengelola aset atau aset
maka dapat dikatakan bahwa leverage perusahaan. Keinginan manajemen untuk
tidak berpengaruh terhadap manajemen menggunakan manajemen laba untuk
laba. keuntungan pribadi tumbuh seiring dengan
4. Nilai t hitung > nilai t tabel sebesar - meningkatnya laba. Selain itu, laba yang
2,662 > 1,681 dan tingkat signifikansi rendah berdampak negatif terhadap kinerja
0,011 < 0,05 menunjukkan bahwa manajemen di mata pemegang saham atau
variabel financial distress berpengaruh prinsipal, yang dalam gilirannya berdampak
signifikan terhadap manajemen laba. negatif pada reputasi perusahaan. Ayu dan I
Wayan (2018), yang menunjukkan bahwa
Pengaruh Asimetri Informasi terhadap manajemen laba dipengaruhi secara
Manajemen Laba signifikan dan positif oleh profitabilitas.
Namun, temuan penelitian ini bertentangan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa
dengan temuan Purwandari (2011) bahwa
manajemen laba tidak terpengaruh oleh
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
asimetri informasi. Karena pasar tidak
manajemen laba.
bereaksi terhadap pengumuman laba yang
dilakukan oleh perusahaan manajemen laba, Pengaruh Leverage terhadap Manajemen
faktor-faktor yang dapat menyebabkan Laba
asimetri informasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap informasi laba. Informasi Leverage tidak berpengaruh terhadap
yang mereka berikan tentang laba perusahaan manajemen laba, menurut temuan penelitian
mencerminkan laba perusahaan. penampilan ini. Menurut Jao dan Pagulung (2011),
buruk. Karena sulit untuk memprediksi laba perusahaan yang memiliki debt-to-asset ratio
pada bisnis yang tidak menerapkan yang tinggi memiliki risiko gagal bayar yang
manajemen laba, Hal ini menunjukkan bahwa tinggi, atau tidak dapat memenuhi
pasar akan merespon positif jika manajemen kewajibannya. Akibatnya, langkah-langkah
laba tidak diterapkan. Karena asimetri untuk manajemen laba tidak dapat digunakan
informasi tidak mempengaruhi manajemen untuk menghindari default. Ketika datang
laba, sampel yang digunakan tidak membuat untuk mengelola laba, kewajiban tetap harus
estimasi parameter menjadi kurang tepat, dipenuhi dan tidak dapat dihindari. Bisnis
yang merupakan faktor lain yang dapat yang dapat dimanfaatkan dengan aman atau
menyebabkan hipotesis ditolak. Temuan mampu membayar kewajiban untuk
penelitian ini konsisten dengan temuan membiayai aset perusahaan juga tidak
Patriandari (2019), yang menemukan bahwa termotivasi. melakukan manajemen laba
manajemen laba tidak terpengaruh oleh karena dapat dikatakan mampu
asimetri informasi. Namun, temuan penelitian melakukannya. Diklaim bahwa usaha tersebut
ini bertentangan dengan temuan Theresia aman dan mampu memenuhi kewajibannya.
(2011), yang menemukan bahwa manajemen Temuan penelitian ini konsisten dengan
laba mendapat manfaat dari asimetri temuan Elfira (2014) bahwasannya
informasi. Manajemen laba tidak terpengaruh oleh
leverage. Dan, temuan penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Sari (2015), 3. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa
yang menegaskan bahwa leverage manajemen laba tidak dipengaruhi oleh
meningkatkan manajemen laba. leverage.
Pengaruh Financial distress terhadap 4. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa
Manajemen Laba manajemen laba dipengaruhi secara
signifikan oleh financial distress.
Berdasarkan temuan penelitian ini, 5. Asimetri informasi, profitabilitas,
manajemen laba berpengaruh signifikan oleh leverage, dan financial distress
financial distress. Hal ini karena manajemen semuanya memiliki pengaruh yang
laba dapat dimotivasi oleh financial distress, signifikan terhadap manajemen laba,
seperti yang diprediksi oleh teori keagenan. menurut hasil pengujian.
Namun demikian, Sebahattin et al.2009)
menyarankan bahwa ketika bisnis dalam Saran
keadaan sehat, manajer akan menggunakan 1. Disarankan bahwa periode penelitian
manajemen laba, sedangkan ketika bisnis yang lebih lama dipertimbangkan
dalam keadaan sehat, manajer akan untuk penelitian masa depan. Hal ini
menggunakan manajemen laba. berada dalam disebabkan oleh fakta bahwa hasil
masalah, mereka akan melakukan yang yang lebih baik lebih mungkin
sebaliknya. Fakta bahwa bisnis yang tertekan diperoleh dengan tahun penelitian yang
telah menghabiskan semua cara untuk lebih lama daripada dengan yang lebih
memanipulasi dan mengelola pendapatan pendek. Selain itu, Anda harus
mereka sebelum krisis dan mungkin tidak mempertimbangkan untuk
dapat menuai manfaat dari manajemen memasukkan sektor bisnis lainnya
pendapatan seperti itu adalah alasan utama selain industri barang konsumsi
mengapa mereka tidak terlibat dalam sehingga hasil penelitian dapat
manajemen laba. Temuan penelitian ini diterapkan pada bisnis yang lebih luas
konsisten dengan temuan Lo (2012) yang daripada hanya di industri barang
menemukan bahwa manajemen laba konsumsi.
dipengaruhi secara signifikan oleh kesulitan 2. Di luar penelitian ini, disarankan agar
keuangan. Namun, temuan penelitian ini penelitian tambahan memasukkan
bertentangan dengan temuan Irawan (2013) variabel lain yang berhubungan dengan
yang menemukan bahwa manajemen laba manajemen laba, seperti good
dipengaruhi secara positif oleh kesulitan corporate governance, kompensasi
keuangan. bonus, pajak agar diperoleh hasil
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian yang lebih luas dan akurat.

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan berikut dapat ditarik dari Copeland, Rm, 1968. "Income Smoothing,"
penelitian dan pembahasan pada bab Journal of Accounting Research,
sebelumnya: Wiley Blackwell, vol. 6, pages 101-
116.
1. Hasil sebagian pengujian menunjukkan
bahwa manajemen laba tidak Elfira, Anisa. 2014. “Pengaruh Kompensasi
terpengaruh oleh asimetri informasi. Bonus dan Leverage Terhadap
2. Profitabilitas berpengaruh positif Manajemen Laba (Studi Empiris
signifikan terhadap manajemen laba, Pada Perusahaan Manufaktur yang
menurut hasil uji parsial. terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009- 2012”. Jurnal Akuntansi
2.2.
Gupta, Ayu T, dan Suartana, I Wayan, 2018. laba", E-Jurnal Akuntansi Universitas
“Pengaruh Financial Distress dan Udayana, Volume 12 Nomor 3, hal
Kualitas Corporate Governance pada 752-769.
Manajemen Laba”.E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Sebahattin et al., 2009. “Financial status,
Volume 23 Nomor 2, hal 1495-1520. corporate governance quality, and the
likelihood of managers using
Irawan, W. A., 2013 “Analisis Pengaruh discretionary accruals”. Accounting
Kepemilikan Institusional, Leverage, Research Journal, Emerald Group
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Publishing, vol. 22(2), pages 93-117.
Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tarigan, Theresia,. C,. 2011. "Pengaruh
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Asimetri Informasi, Corporate
Periode 2009 – 2011”, Skripsi, Governance, dan Ukuran Perusahaan
Universitas Dipenogoro, Semarang. Terhadap Praktik Manajemen Laba
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Lo, Eko Widodo, 2012. "Pengaruh Tingkat yang Terdaftar di BEI 2008- 2010)".
Kesulitan Keuangan terhadap Skripsi Universitas Pembangunan
Manajemen Laba: Teori Keagenan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
versus Teori Signaling”, Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, Volume 8 Wiwik Utami. (2006). Analis Determinan
Nomor 1, hal 1-18. Audit Delay Kajian Empiris Di Bursa
Efek Jakarta
Patriandari, & Fitriana, R. 2019. " Pengaruh
Asimetri Informasi, Profitabilitas dan Welvin I Guna & Arleen Herawati. 2010.
Ukuran Perusahaan Terhadap Penagruh Size, Corporate
Manajemen Laba Pada Perusahaan Governance, Leverage dan
Sektor Aneka Industri Di Indonesia". Profitabilitas Terhadap Praktek
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 1(1). Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vo. 15.
Purwandari, Indri Wahyu, 2011. "Analisis
Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Profitablitas,
Leverage Terhadap Praktek
Manajemen Laba (Earnings
Management)", Skripsi, Universitas
Dipenogoro, Semarang.
R. Jao, and G. Pagalung, "Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba
Perusahaan Manufaktur Indonesia,"
Jurnal Akuntansi dan Auditing, vol.
8, no. 1, pp. 43-54.
Sari, Putri Puspita, 2015. "Moderasi Good
Corporate Governance Pada
Pengaruh Antara Leverage Dan
Manajemen

Anda mungkin juga menyukai