Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEORITIK

PENGANTAR HUKUM

Mata Kuliah : Hukum Bisnis Pengantar

Dosen pengampu: Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Fahmi Saputra (0520026671)


2. Putri Triyani (0520025991)
3. Dwi Yuniarsih (0520025871)
4. Yunia (0520026401)
5. Silvia Maulidiyani (0520027101)

Kelas : Akuntansi Pagi F Semester 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEKALONGAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, segala rahmat dan karunia-Nya,

penulis menyelesaikan Makalah Teoritik untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah

Hukum Bisnis Pengantar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi dengan

judul Pengantar Hukum.

Dalam penyusunan makalah teoritik ini, penulis menyadari bahwa apa yang telah

disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan, saran, serta pengarahan

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan yang lebih baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak –

pihak yang membantu baik atas bimbingan, bantuan, semangat, dorongan, maupun do’a yang

sangat membantu dalam penyusunan makalah teoritik ini :

1. Bapak Aditya Migi Prematura, S.H., M.H. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah

Hukum Bisnis Pengantar.

2. Teman–teman yang selalu mendukung dan memberi masukan untuk menyelesaikan

makalah teoririk ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah teoritik ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Pekalongan, November 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1. Pengertian PHI, PIH dan hukum.................................................................................3

2.2. Tujuan dan Fungsi Hukum..........................................................................................4

2.2.1. Tujuan Hukum.....................................................................................................4

2.2.2. Fungsi Hukum......................................................................................................6

2.3. Sumber – sumber Hukum............................................................................................7

2.4. Bahan-bahan Hukum...................................................................................................9

2.5. Penggolongan Hukum...............................................................................................10

2.5.1. Hukum berdasarkan bentuknya..........................................................................10

2.5.2. Hukum Berdasarkan Sumbernya........................................................................10

2.5.3. Hukum Berdasarkan Sifatnya............................................................................11

2.5.4. Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya..........................................................11

2.5.5. Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya............................................................12

2.5.6. Hukum Berdasarkan Wujudnya.........................................................................12

2.5.7. Hukum Berdasarkan Isinya................................................................................13

ii
2.5.8. Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya...............................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................................15

3.1. Kesimpulan................................................................................................................15

3.2. Saran..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebudayaan manusia


mengalami perkembangan. Termasuk perkembangan Hukum. Peradaban yang semakin
berkembang membuat kehidupan manusia sangat membutuhkan aturan yang dapat
membatasi perilaku manusia sendiri yang telah banyak menyimpang seiring dengan
perkembangan pemikiran manusia yang semakin maju. Aturan atau hukum tersebut
mengalami perubahan dan terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
kemajuan zaman. Untuk itu, suatu negara hukum sangat perlu mengadakan pembangunan
terutama di bidang hukum.
Mengenai pembangunan hukum ini tidaklah mudah dilakukan. Hal ini disebabkan
pembangunan hukum tersebut tidak boleh bertentangan dengan tertib hukum yang lain.
Hukum merupakan suatu aturan yang mengatur antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lain. Hukum bisa ada dan tecipta karena adanya masyarakat, bilamana
tidak ada masyarakat/orang maka tentu tidak akan ada hukum.
Hukum merupakan suatu aturan yang tidak bisa terlepas dalam kehidupan, karena
hukum merupakan suatu aturan yang mengatur setiap manusia, sehingga dalam hukum
banyak sekali aturan-aturan yang tidak memperbolehkan manusia untuk berbuat sesuatu,
karena apabila berbuat sesuatu yang tidak di perbolehkan oleh hukum, maka akan
mendapat ganjaran atau sanksi dari sebuah aturan. Indonesia merupakan negara hukum,
dasar pijakan bahwa Indonesia negara hukum adalah yang teruang di dalam Undang-
undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan bahwa : “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”.
Dimasukannya ketentuan ini kedalam bagian pasal Undang-Undang Dasar 1945
menunjukan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara
indonesia adalah negara hukum. Masyarakat merupakan suatu bentuk pergaulan hidup,
yang biasanya diberi nama sistem kemasyarakatan. Sistem kemasyarakatan tersebut
mencakup sub-sistem politik, ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan maupun hukum.
Maka apabila dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan, hukum merupakan suatu sub-
sistem atau inter-sub-sistem. Antara sub-sistem sub-sistem tersebut, terdapat kaitan timbal

1
balik, yang artinya dimana timbal balik tersebut ada hubungan saling pengaruh dan
mempengaruhi antara masyarakat dan hukum.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpenduduk padat dan berbentuk
kepulauan. Indonesia mempunyai wilayah perairan lebih besar dari pada daratan, daratan
tersebut berupa tanah, dalam hal ini tanah merupakan hal yang sangat di butuhkan dalam
menunjang kehidupan, tanah merupakan dasar bagi suatu pembangunan untuk
membangun tempat tinggal guna kelangsungan kehidupan.
Contohnya pembangunan untuk keberlangsungan kehidupanmasyarakat seperti
satuan rumah susun/apartemen, kondotel dan hotel. Pembangunan satuan rumah
susun/apartemen,kondotel dan hotel menjadi hal kebutuhan dalam masyarakat mengingat
kota-kota di Indonesia sangat padat penduduk dan menjadi suatu pilihan bagi suatu
pekerja guna keberlangsungan kehidupan, sehingga diperlukan pembangunan-
pembangunan tempat tinggal untuk menunjang kehidupan dimasyarakat.
Demikian untuk mempermudah kita dalam memahami hukum yang satu dengan
hukum yang lainnya, maka patutlah kita mempelajari Pengantar Hukum sebagai pintu
segala hukum yang terjadi pada masa lampau sampai sekarang dari segalah bidang
Hukum itu sendiri.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian PHI, PIH dan Hukum ?

2. Apa Tujuan dan Fungsi hukum ?

3. Apa sumber – sumber hukum ?

4. Apa saja bahan – bahan hukum ?

5. Apa saja penggolongan hukum?

I.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian PHI, PIH dan hukum

2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi hukum

3. Untuk mengetahui sumber – sumber hukum

4. Untuk mengetahui bahan – bahan hukum

5. Untuk mengetahui jenis hukum berdasarkan penggolongannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian PHI, PIH dan hukum

PHI (Pengantar Hukum Indonesia), dalam Bahasa Belanda disebut Inleiding


tot het Positiefrecht van Indonesie, atau di dalam bahasa Inggris Introduction
Indonesian of Law atau Introduction Indonesian Positive Law, adalah mata kuliah
yang mempelajari hukum positif yang berlaku secara khusus di Indonesia. Artinya
PHI menguraikan secara analisis dan deskriptif mengenai tatanan hukum dan aturan-
aturan hukum, lembaga-lembaga hukum di Indonesia yang meliputi latar belakang
sejarahnya, positif berlakunya, apakah sesuai dengan asas-asas hukum dan teori-teori
hukum positif (dogmatik hukum).

PIH (Pengantar Ilmu Hukum), dalam bahasa Belanda disebut Inleiding tot de
Rechtswetenschap (bahasa Belanda) atau di dalam bahasa Inggris Introduction of
Jurisprudence atau Introduction Science of Law, merupakan mata kuliah pengantar
guna memperkenalkan dasar-dasar ajaran hukum umum (algemeine rechtslehre).
Maksud dasar-dasar ajaran hukum ini meliputi pengertian, konsep-konesp dasar,
teori-teori tentang pembentukannya, falsafahnya, dan lain sebagainya yang dibahas
secara umum.

Kesimpulannya, PIH membahas atau mempelajari dasar-dasar dari ilmu


hukum secara umum atau yang berlaku secara universal, misalnya mengenai
pengertianpengertian, konsep-konsep dasar dan teori-teori hukum, serta sejarah
terbentuknya hukum dan lembaga-lembaga hukum dari sudut pandang falsafah
kemasyarakatan. Sedangkan PHI mempelajari konsep-konsep, pengertian-pengertian
dasar dan sejarah hukum serta teori hukum positif Indonesia.

Adapun pengertian hukum itu sendiri, menurut para ahli (Ketut Wirawan et
al., 2017) :

a. E. Utrecht, dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia” mengemukakan


definisi hukum sebagai berikut: “Hukum aadalah himpunan petunjuk-petunjuk

3
hidup (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengatur tata-tertib dalam
suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan, oleh karena pelangaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah”
b. Sudiman Kartohadiprojo, dalam bukunya “Pengantar Tata Hukum Indonesia”,
mengatakan bahwa: “Hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil atau tidak
adil mengenai hubungan antara manusia”
c. Mochtar Kusumaatmaja, dalam bukunya “Hukum Masyarakat Dan Pembinaan
Hukum Nasional”, mengatakan: “Hukum adalah keseluruhan kaedah-kaedah serta
asas-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang
bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-
proses guna mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam
masyarakat”
d. Van Vollehhoven, dalam bukunya Het Adatrecht van Nederlansche Indie
mengatakan bahwa: “Hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang
bergolak terus menerus dalam keadaan bentur-membentur tanpa henti-hentinya
dengan gejala-gejala lain”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:
 Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
 Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
 Peraturan itu bersifat memaksa
 Terhadap pelanggaran peraturan tersebut dapat dikenakan sanksi yang tegas.

II.2. Tujuan dan Fungsi Hukum


II.2.1. Tujuan Hukum

Adapun tujuan hukum menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Aristoteles (teori etis)

Menurutnya Aristoteles ialah semata-mata untuk mencapai keadilan.


Maksudnya adalah memberikan kepada setiap orang atau masyarakat, apa yang
menjadi haknya. Disebut dengan teori etis karena isi hukumnya semata-mata
ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa yang adil dan yang tidak adil.

4
2. Jeremy Bentham (teori utilitis)

Menurutnya hukum bertujuan untuk mencapai kefaedahan atau kemanfaatan.


Artinya hukum itu bertujuan untuk menjamin kebahagiaan bagi sebanyak-banyaknya
orang ataupun masyarakat.

3. Prof Subekti S.H.

Menurut pendapat beliau yaitu untuk menyelenggarakan sebuah keadilan dan


ketertiban sebagai syarat untuk mendatangkan kebahagiaan dan kemakmuran.

4. Van Apeldorn

Menurut pendapatnya yaitu untuk mengatur tata tertib dan pergaulan hidup
manusia secara damai dan adil, dan  hukum itu sendiri menghendaki perdamaian.

5. Purnadi dan Soerjono Soekanto

Mengatakan bahwa hukum bertujuan untuk kedamaian hidup setiap manusia


yang terdiri dari ketertiban ekstern antarpribadi dan ketenangan intern pribadi setiap
masyarakat.
Menurut pendapat beliau yaitu untuk mengadakan keselamatan dan
kebahagian serta tata tertib dalam lingkungan masyarakat.

7. Geny (D.H.M. Meuvissen: 1994)

Menurut pendapat geny yaitu untuk mencapai sebuah keadilan dan sebagai
unsur keadilannya adalah kepentingan daya guna dan kemanfaatan.

8. Prof. Mr. J Van Kan

Menurut pendapatnya yaitu untuk menjaga kepentingan setiap manusia supaya


berbagai kepentingannya itu tidak dapat diganggu. Lebih jelasnya yaitu bertugas
untuk menjamin kepastian hukum di dalam sebuah masyarakat, juga menjaga dan
mencegah agar setiap orang dalam suatu masyarakat tidak menjadi hakim sendiri.

9. Roscoe Pound

Untuk merekayasa masyarakat artinya hukum sebagai alat perubahan sosial


(as a tool of social engeneering), Intinya adalah hukum disini sebagai sarana atau alat

5
untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun
dalam hidup masyarakat.

10. Bellefroid

Untuk menambah kesejahteraan umum atau kepentingan umum yaitu


kesejahteraan atau kepentingan semua anggota2 suatu masyarakat.

11. Prof. Mr Dr. LJ. Apeldoorn

Menurutnya yaitu untuk mengatur segala pergaulan hidup manusia dengan


secara damai. Hukum menghendaki adanya suatu perdamaian.

12. Suharjo (Mantan Menteri Kehakiman)

Menurut pendapat suharjo untuk mengayomi manusia baik secara aktif


maupun secara pasif. Secara aktif dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan
suatu kondisi kemasyarakatan yang manusia dalam proses yang berlangsung secara
wajar. Sedangkan yang dimaksud secara pasif adalah mengupayakan pencegahan atas
upaya yang sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak secara tidak adil.

II.2.2. Fungsi Hukum

 Fungsi utama hukum ialah untuk menertibkan serta mengatur


masyarakat. Harapannya hukum bisa menciptakan lingkungan masyarakat yang aman
dan tertib.
Menurut Lawrence M. Friedman, hukum memiliki fungsi :
 Pengawasan sosial atau social control. Artinya hukum berperan untuk
mengawasi serta mengendalikan lingkungan sosial di masyarakat. Hukum
sebagai social control juga berarti memaksa warga masyarakat untuk mau berperilaku
sesuai hukum. Jika tidak mematuhinya atau melanggar hukum, sanksi akan diberikan.
 Menyelesaikan sengketa. Artinya hukum menjadi penengah bagi kedua
belah pihak yang sedang berselisih. Tentunya dalam penyelesaian sengketa ini
didasarkan pada ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Theo Huijibers, hukum memiliki fungsi :
 Memelihara kepentingan umum di masyarakat. Kepentingan ini
menyangkut kepentingan orang banyak dan bukan hanya pada golongan atau individu
tertentu saja. Karena hukum bersifat umum atau berlaku untuk semua orang. Hukum

6
berfungsi untuk menjaga hak manusia. Artinya hukum berperan dalam melindungi
hak manusia. Contohnya perlindungan hak anak, hak pekerja, hak warga negara, dan
lain-lain. Jika ada yang melanggar, maka sanksi tegas akan diberikan.
 Mewujudkan keadilan bersama.
Artinya sifat umum pada hukum menjadi sarana perwujudan keadilan
masyarakat. Contohnya setiap masyarakat memiliki perlindungan hukum yang sama.
Contoh lainnya setiap masyarakat yang melanggar hukum akan dikenai sanksi, tanpa
memandang suku, agama, jabatan, ras dan golongannya.

II.3. Sumber – sumber Hukum

Dimaksud dengan sumber hukum adalah “asal mulanya hukum”, yaitu segala
sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan hukum sehingga mempunyai kekuatan
mengikat. “Segala sesuatu” ini diartikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap timbulnya hukum, dari mana hukum ditemukan, atau darimana berasalnya isi
norma hukum. Sumber hukum dapat dibedakan menjadi 2 :

a. Sumber hukum materiil


Sumber hukum material adalah kesadaran masyarakat, kesadaran hukum yang
hidup dalam masyarakat tentang apa yang dianggap seharusnya. Sumber hukum
materiil ini menentukan isi apakah yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat disebut
sebagai hukum dan mempunyai kekuatan mengikat (harus ditaati) sebagai hukum.
Isi hukum ditentukan oleh faktor-faktor idiel dan faktor-faktor kemasyarakatan.
Faktor idiel adalah pedoman tentang keadilan yang merupakan tujuan langsung
dari peraturan hukum tersebut yang berahir pada tujuan hukum, yakni
kesejahteraan umum. Sedangkan Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang
nyata hidup dalam masyarakat itu sendiri yang tunduk kepada aturan-aturan dalam
kehidupan masyarakat.
Sumber hukum materiil Negara Republik Indonesia adalah Pancasila sebagaimana
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945, yaitu: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
b. Sumber hukum formal

7
Sumber hukum formal adalah tempat di mana kita dapat menemukan hukum.
Berikut ini yang termasuk sumber hukum formal, adalah:
1. Undang-Undang
Istilah untuk undang-undang ini lebih cocok disebut sebagai peraturan
perundang-undangan, yaitu peraturan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan
dalam negara. Jenis peraturan perundang-undangan dalam hierarki
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011, adalah: 1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; 2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3)
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 4)
Peraturan Pemerintah; 5) Peraturan Presiden; 6) Peraturan Daerah Provinsi;
dan 7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Kebiasaan dan Hukum Adat
kebiasaan adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan secara berulang-
ulang karena diyakini sebagai sesuatu yang harus dilakukan. Sedangkan
hukum adat adalah kebiasaan yang mempunyai akibat hukum yang diikuti
oleh masyarakat karena menganggap bahwa itulah hukumnya.
3. Jurisprudensi
Jurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena putusan hakim yang diikuti
secara berulang-ulang dalam kasus yang sama, atau dengan kata lain dapat
disebutkan sebagai keputusan hakim yang terdahulu dapat dijadikan dasar
keputusan dan diikuti oleh hakim lain dalam memberi putusan terhadap suatu
kasus yang sama.
4. Traktat
Traktat adalah perjanjian antar negara, atau hukum yang ditetapkan antar
negara yang berlaku sebagai perjanjian. Traktat dapat dibedakan menjadi ke
dalam: 1) Traktat bilateral, yakni perjanjian yang dilakukan antara dua negara
2) Traktat multilateral, yaitu traktat yang dibuat oleh lebih dari dua negara 3)
Traktat terbuka, yaitu traktat yang memberi kesempatan kepada negaranegara
yang pada awalnya tidak ikut dalam pembentukan traktat itu, untuk ikut
menjadi pihak dalam traktat tersebut. Traktat atau perjanjian antar negara ini
mengikat dan berlaku bagi negaranegara yang mengadakan perjanjian adalah
berdasarkan pada asas Pacta Sunt Servanda (setiap perjanjian itu mengikat
para pihak dan harus ditaati dengan itikad baik).
8
5. Doktrin
Doktrin adalah ajaran atau pendapat para ahli hukum yang terkenal dan
dijadikan sebagai rujukan dalam penyelesaian masalah-masalah hukum.
Pendapat ahli hukum yang dituangkan ke dalam putusan pengadilan dapat
menjadi sumber hukum melalui yurisprudensi.

II.4. Bahan-bahan Hukum

Istilah bahan di dalam kamus besar bahasa Indonesia terdapat beberapa arti, yaitu:

1. Barang yang akan dibuat menjadi satu benda tertentu lain


2. Segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti
untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah
3. Sesuatu yang menjadi sebab (pengikat) atau sikap (perbuatan: tertawaan,
pertikaian)
4. Barang yang akan dipakai untuk bukti (keterangan, alasan)

Adapun bahan hukum itu menurut Soerjono Soekanto terdiri atas 3 (tiga) macam,
yaitu:

1. Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang mempunyai otoritas.


Bahan hukum tersebut terdiri atas: 1) Norma atau kaidah dasar, yakni Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. 2) Peraturan dasar, yaitu batang tubuh Undang-
Undang Dasar 1945, dan ketetapan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3) Peraturan perundang-undangan, yaitu undang-undang dan peraturan yang
setaraf, peraturan pemerintah dan peraturan yang setaraf, keputusan presiden dan
peraturan yang setaraf, keputusan menteri dan peraturan yang setaraf, dan
peraturan daerah. 4) Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum
adat. 5) Yurisprudensi. 6) Traktat. 7) Bahan hukum yang dari zaman penjajahan
yang hingga sekarang masih berlaku, seperti Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP).
2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil
penelitian, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum, jurnal-jurnal hukum.

9
3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus dan
ensiklopedia.(Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum Dr. H. Efendi, S.H., 2018)

II.5. Penggolongan Hukum

II.5.1. Hukum berdasarkan bentuknya

Ada dua jenis hukum berdasarkan bentuknya, hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis   Berikut adalah penjelasannya :
1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah
dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan secara
tertulis. Contoh hukum tertulis adalah UUD 1945, keputusan presiden,
KUHP, dan lain-lain.
2. Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh
masyarakat dan dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur
yang formal, melainkan lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut.
Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat, hukum agama, dan lain-
lain.

II.5.2. Hukum Berdasarkan Sumbernya

Ada 5 jenis-jenis hukum berdasarkan sumbernya, yakni hukum undang-


undang, hukum kebiasaan, hukum traktat, hukum yurisprudensi, dan hukum ilmu.
Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut sumbernya :
1. Hukum Undang-Undang
Hukum undang-undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum
yang terletak dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
2. Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah
jenis hukum yang berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.
3. Hukum Traktat

10
Hukum traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum
yang ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau
traktat.
4. Hukum Yurisprudensi
Hukum yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah
jenis hukum yang muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi
rujukan hakim selanjutnya dalam memberi putusan dalam pengadilan.
5. Hukum Ilmu
Hukum ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum
yang pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para
ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.

II.5.3. Hukum Berdasarkan Sifatnya

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang memaksa


dan hukum yang mengatur. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum
menurut sifatnya :
1. Hukum Yang Memaksa
Yang dimaksud hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam
keadaan bagaimana pun, harus dan mempunyai paksaan yang mutlak.
Contohnya adalah hukuman bagi perkara pidana, maka sanksinya secara paksa
wajib untuk dilaksanakan.
2. Hukum Yang Mengatur
Yang dimaksud hukum yang mengatur adalah jenis hukum yang dapat
dikesampingkan saat pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
tersendiri dalam suatu perjanjian. Contohnya adalah hukum mengenai warisan
yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan antar pihak-pihak yang terkait.

II.5.4. Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya

Ada 3 jenis-jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yakni hukum


nasional, hukum internasional, dan hukum asing. Berikut adalah penjelasan
penggolongan hukum menurut wilayah berlakunya :
1. Hukum Nasional

11
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara
tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.
2. Hukum Internasional
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur
hubungan hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum
internasional ini berlaku secara universal, yang berarti dapat berlaku secara
keseluruhan terhadap negara-negara yang mengikatkan diri dalam
perjanjian internasional tertentu.
3. Hukum Asing
Yakni hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain.

II.5.5. Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya

Ada 2 jenis hukum berdasarkan waktu berlakunya, berikut adalah


penjelasan penggolongan hukum berdasarkan tempat berlakunya:
1. Ius Constitutum (hukum positif), adalah hukum yang berlaku sekarang dan
hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu.
Contohnya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Undang-
Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia 
2. Ius Constituendum (hukum negatif), adalah hukum yang diharapkan dapat
berlaku pada waktu yang akan datang. Misalnya rancangan undang-
undang (RUU).

II.5.6. Hukum Berdasarkan Wujudnya

Ada 2 jenis hukum berdasarkan wujudnya, berikut penjelasannya:


1. Hukum Objektif
Hukum yang mengatur tentang hubungan antar dua orang atau lebih yang
berlaku umum. Dalam artian, hukum di dalam suatu negara ini berlaku
secara umum dan tidak mengenai terhadap orang atau golongan tertentu
saja.
2. Hukum Subjektif
Hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang
atau lebih. Hukum subjektif ini juga sering disebut sebagai hak.

12
II.5.7. Hukum Berdasarkan Isinya

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan isinya, yakni hukum publik dan


hukum privat. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut
isinya :
1. Hukum Publik (Hukum Negara)
Hukum publik atau disebut juga hukum negara, adalah jenis hukum yang
mengatur hubungan antara negara dengan individu atau warga negaranya.
Hukum publik umumnya menyangkut tentang kepentingan umum atau
publik dalam ruang lingkup masyarakat.
Hukum publik dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :
 Hukum Pidana, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
pelanggaran dan kejahatan, serta memuat larangan dan sanksi.
 Hukum Tata Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antara negara dengan bagian-bagiannya.
 Hukum Tata Usaha Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur
tentang tugas dan kewajiban para pejabat negara secara administratif.
 Hukum Internasional, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antar negara, seperti hukum perjanjian internasional, hukum
perang internasional, dan sejenisnya.
2. Hukum Privat (Hukum Sipil)
Hukum privat atau yang disebut juga hukum sipil, adalah jenis hukum
yang berguna untuk mengatur hubungan antara individu satu dengan
individu lainnya, termasuk negara sebagai pribadi. Jenis hukum privat
memfokuskan pada kepentingan perseorangan.
Hukum privat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :
 Hukum Perdata, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan
antar individu secara umum, misalnya yaitu hukum keluarga, hukum
perjanjian, hukum kekayaan, hukum waris, hukum perkawinan, dan
sebagainya.
 Hukum Perniagaan, adalah jenis hukum privat yang mengatur
hubungan antar individu di dalam kegiatan perdagangan, misalnya

13
yaitu hukum jual beli, hutang utang piutang, hukum mendirikan
perusahaan dagang, dan sebagainya.

II.5.8. Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan cara mempertahankannya, yakni


hukum material dan hukum formal. Berikut adalah penjelasan penggolongan
hukum menurut cara mempertahankannya :
1. Hukum Material
Hukum material adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang
dilarang serta hal-hal yang dibolehkan untuk dilakukan. Contohnya adalah
hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang dan sebagainya.
2. Hukum Formal
Hukum formal adalah jenis hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Contohnya adalah
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.

14
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Hukum merupakan aturan dalam pergaulan masyarakat yang tidak bisa


terlepas dalam kehidupan, karena hukum adalah suatu aturan yang mengatur tingkah
laku manusia yang diakan oleh badan-badan resmi yang berwajib dan bersifat
memaksa sehingga dalam hukum banyak sekali aturan-aturan yang tidak
memperbolehkan manusia untuk berbuat sesuatu, karena apabila berbuat sesuatu yang
tidak di perbolehkan oleh hukum, maka akan mendapat ganjaran atau sanksi dari
sebuah aturan. Ada banyak sekali jenis hukum di Indonesia, sehingga digolongkan
kedalam kelompoknya masing- masing, oleh karena itu negara Indonesia disebut
dengan negara hukum, dasar pijakan bahwa Indonesia negara hukum teruang di dalam
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan bahwa : “Negara
Indonesia adalah Negara Hukum”.

III.2. Saran

Hukum di Indonesia sangatlah kompleks, namun dengan materi yang sudah


dijelaskan diharapkan warga negara Indonesia dapat mengetahui dan mepelajari
hukum secara mendasar. Sehingga mempermudah kita dalam memahami hukum yang
satu dengan hukum yang lainnya,dan menaatinya demi keamanan dan ketertiban.
Maka patutlah kita mempelajari Pengantar Hukum sebagai pintu segala hukum yang
terjadi pada masa lampau sampai sekarang dari segala bidang Hukum itu sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

(Amalia et al., n.d.)Amalia, M., Indah, R. H., Simanjuntak, M. M., Ramadhani, M., Maslul,
S., Aryansah, J. E., Romdoni, M., & Tampubolon, M. (n.d.). Pengantar hukum
Indonesia.
Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum Dr. H. Efendi, S.H., M. S. (Editor) P. (2018). PENGANTAR
HUKUM INDONESIA (PHI).
Ketut Wirawan, P. I., Dewa Gede Atmadja, Mh. I., Gusti Ayu Agung Ariani, M. I., Gusti
Ayu Putri Kartika, M. I., Wayan Novy Purwanto, M. I., Yuwono, Mk., Suhirman, Ms.,
Nyoman Bagiastra, M. I., Ayu Putu Laksmi Danyathi, M., Dewa Gede Pradnya
Yustiawan, Mk., Pande Yogantara, M. S., & Dewa Ayu Dwi Mayasari, M. I. (2017).
BUKU AJAR PENGANTAR HUKUM INDONESIA (PHI) Kode Mata Kuliah : BNI
1302.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-hukum/
https://fahum.umsu.ac.id/penggolongan-hukum-di-indonesia/
https://www.situshukum.com/2020/07/makalah-pengantar-ilmu-hukum.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai