Anda di halaman 1dari 21

Definisi

Standar
Audit

MATA KULIAH
AUDITING BANK SYARIAH
Kelompok 5
ALIFA PUSPADINI 44218101
ISTINING AMELIA N S 44218110
LIPNA MARISA 44218112
NENI MARYAMAH 44218115
Dalam sebuah laporan keuangan, standar
audit menjadi bagian terpenting untuk
mengetahui bagaimana kondisi sebuah
perusahaan. Hal ini akan menjadi sarana
melakukan strategi dan juga mengevaluasi
setiap hal yang diambil dalam keputusan
perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, melakukan proses audit
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
bagi suatu perusahaan itu sangat penting.
Pengertian
Standar
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan
dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
Auditing
yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar
auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan
historis.

Standar Auditing terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam


bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Kepatuhan
terhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan IAI
bersifat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan
Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik.
Kelompok Standar Auditing
Keuangan Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Publik dalam Pernyatan Standar Auditing (PSA) No.01 (SA Seksi 150).
Sepuluh standar auditing terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

01 STANDAR UMUM

02 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

03 STANDAR PELAPORAN
01.STANDAR UMUM

Standar umum merupakan standar audit yang


berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu
pekerjaannya sehingga bersifat pribadi. Standar
umum mencakup tiga bagian yang sangat vital
pada auditing.
a) Pelatihan & Penguasaan Teknis yang
Memadai
s
t
a Pada bagian ini diharapkan seorang auditor
n
dapat selalu bertindak profesional sebagai
d
a
seorang yang ahli dalam bidang akuntansi
r dan pada bidang audit.
u
Keahlian auditor bisa diperoleh melalui
m
u
pendidikan formal dan dengan pengalaman-
m pengalaman yang didapatkan saat mengikuti
pelatihan teknis.
s
b) Auditor Harus Memiliki
t Independensi dalam Sikap
a
n
Mentalnya
d
a
r
Pada standar umum ini, auditor wajib bersikap independen,
tidak boleh dipengaruhi oleh oknum tertentu karena
U pekerjaannya sangat berguna untuk kepentingan umum.
m
u Masyarakat umum harus memberikan kepercayaan atas sikap
m independensi yang dimiliki auditor, karena sangat penting bagi
perkembangan profesi akuntan publik. Selain itu, seorang
auditor harus bersikap intelektual dan jujur dalam mengemban
profesi sebagai auditor.

Profesi akuntan publik telah menetapkan aturan yang disebut


sebagai Kode Etik Akuntan Indonesia agar setiap anggota dapat
menjaga diri dari kehilangan kepercayaan dan persepsi
independensi dari masyarakat
c) Kehati-hatian profesional dalam
melaksanakan audit dan membuat laporan

s
t
a
n
Pada bagian ini, penggunaan keahlian profesional
d menekankan tanggung jawab setiap professional yang
a bekerja dalam organisasi auditor. Seorang auditor harus
r memiliki tingkat keterampilan dan harus menggunakan
keterampilannya dengan wajar. Maka dari itu, auditor
U dituntut untuk memiliki sikap profesional dan keyakinan
m dalam tindak evaluasi bukti audit.
u
m
02.STANDAR KEGIATAN
LAPANGAN
Standar Pekerjaan Lapangan merupakan salah
satu dari tiga Standar Auditing yang berlaku
Umum. Standar ini sangat berperan penting dalam
suksesnya proses audit yang dijalankan hingga
didapatnya hasil temuan audit.
a) Kegiatan Audit
Harus Cukup Terencana

Pada poin ini, penyerahan tanggung jawab dan


penunjukkan secara dini pada auditor
independen bisa memberikan banyak manfaat
bagi auditor maupun klien.

Semakin dini auditor ditunjuk, maka akan


memberikan kemantapan bagi auditor untuk
merencanakan beberapa hal yang terkait
dengan pekerjaan.

~Standar Kegiatan Lapangan~


b) Auditor Harus Mendapatkan 
Pemahaman yang Cukup Mengenai
Struktur Pengendalian Internal

Setiap auditor harus memiliki pemahaman


tentang pengendalian internal untuk
merencanakan audit dengan melaksanakan
prosedur dan memahami desain
pengendalian yang relevan.

Dengan audit atas laporan keuangan, maka


akan dapat diketahui kelayakan dari
pengendalian internal tersebut untuk dapat
dioperasikan.

~Standar Kegiatan Lapangan~


c) Auditor Harus
Mendapat Bukti yang Cukup dan Kompeten
Audit yang berkompetensi harus didapatkan dari inspeksi terhadap
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi untuk dasar
yang relevan sehingga dapat menghasilkan pernyataan pendapat
dari laporan keuangan yang telah diaudit.

Auditor independen harus memberikan pendapat atas laporan


keuangan yang meliputi usaha untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti audit. Tindakan ini bersifat sangat variatif atas
pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang
diaudit.

Auditor harus dapat menyimpulkan keseluruhan audit terhadap


kompetensi bukti dengan objektivitas, relevansi, ketepatan waktu,
dan kelengkapan bukti lainnya.

~Standar Kegiatan Lapangan~


03. STANDAR
PELAPORAN AUDITING
Standar Pelaporan Auditing berisi empat standar
pelaporan berlaku umum, standar tersebut
menyangkut prinsip akuntansi berlaku umum,
konsistensi, pengungkapan yang memadai, dan
pernyataan pendapat.
a) Auditor Harus Menyebutkan Dalam Laporannya 
Apakah Laporan Keuangan Dibuat Sesuai dengan Prinsip-
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum atau Tidak

Standar ini tidak mengharuskan auditor


menyatakan tentang fakta, namun mewajibkan
auditor untuk memberikan pernyataan mengenai
kesesuaian dalam penyusunan laporan keuangan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara
umum.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup


konvensi, aturan, dan prosedur yang dibutuhkan
untuk membatasi praktik akuntansi.

Standar Pelaporan Auditing


b) Laporan Tersebut Harus Menjelaskan 
Berbagai Kondisi dimana Prinsip Akuntansi
yang Berterima Umum Tidak Diterapkan

Point yang kedua dari standar pelaporan auditing


merujuk pada hasil laporan auditor yang harus bisa
menunjukkan konsistensi jika terjadi ketidakkonsistenan
pada penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang
sebelumnya.

Standar ini merujuk pada standar konsistensi yang


bertujuan untuk menuntut auditor independen agar
dapat memahami antara konsistensi dengan daya
banding laporan keuangan. Jika terjadi kekurangan
konsistensi, maka penerapan prinsip akuntansi dapat
menyebabkan kurangnya daya banding laporan
keuangan.
Standar Pelaporan Auditing
c) Laporan Tersebut Harus
Mengidentifikasi 
Berbagai Hal yang Tidak Memiliki Pengungkapan Informasi yang Memadai

Point yang ketiga yaitu pengungkapan informatif dalam laporan


keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam
laporan auditor.

Penyajian laporan keuangan harus berisi informasi yang sesuai


dengan prinsip akuntansi yang memadai atas hal material yang
meliputi bentuk, susunan, isi laporan keuangan, dan 
catatan atas laporan keuangan.

Auditor juga harus mampu memastikan beberapa hal tertentu yang


diungkapkan sehubungan dengan keadaan yang diketahui saat
dilaksanakan audit.

Standar Pelaporan Auditing


d) Laporan Tersebut Harus Berisi 
Pernyataan Pendapat Auditor atas Laporan
Keuangan Secara Umum

Poin keempat yaitu, laporan auditor harus memuat pernyataan


pendapat tentang laporan keuangan secara menyeluruh atau
pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.

Jika pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan, maka alasan


harus ditanyakan. Pada kondisi ini, laporan auditor harus
menyajikan petunjuk yang jelas tentang pekerjaan audit yang
berhasil dilaksanakan.

Standar pelaporan auditing ini bertujuan untuk mencegah


kesalahan penafsiran akuntan bila namanya dikaitkan dengan
laporan keuangan.

Standar Pelaporan Auditing


Perikatan Umum
Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya
atas dasar pengujian (test), bukan atas dasar pemeriksaan
atas seluruh bukti. Perikatan yang dibuat oleh klien
dengan auditor dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Perikatan umum (general engagement)
Perikatan umum mencakup audit atas kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh klien
2. Perikatan khusus (special engagement)
perikatan khusus meliputi perikatan selain audit
terhadap laporan keuangan, misalnya perikatan yang
tujuannya untuk menemukan kecurangan manajer
tertentu dalam perusahaan.
Dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian
terbatas pada catatan akuntansi klien, tetapi juga menempuh
prosedur audit lain yang dipandang perlu oleh auditor untuk
mendapatkan informasi penguat. Catatan akuntansi bukanlah
satu-satunya sumber untuk membuktikan kewajaran laporan
keuangan. Dalam pemeriksaan atas unsur-unsur tertentu yang
tercantum dalam laporan keuangan, auditor sering kali menempuh
prosedur audit lain untuk memperoleh informasi penguat seperti
membuktikan adanya (eksistensi) unsur tersebut secara fisik,
meminta konfirmasi (penegasan) dari pihak luar perusahaan klien,
menguji mutu sediaan barang (inventory) dengan bantuan ahli
dari luar perusahaan.

Standar Pelaporan Auditing


Thank you

Anda mungkin juga menyukai