Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI PERILAKU KONSUMEN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

FITRI SELLY ( S.0019.G.006 )

FHIDHIA ISMAWATI ( S.0019.G.007 )

HANDRIANI ( S.0019.G.008 )

HASNIDAR ( S.0019.G.009 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDARI


PRODI GIZI S 1
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ekonomi mikro merupakan ilmu yang memiliki beberapa pokok bahasan, salah satunya
adalah studi mengenai Teori perilaku konsumen. Terdapat suatu alasan ketika konsumen
membeli barang lebih banyak pada saat harga barang rendah dan mengurangi pembeliannya saat
harga barang tersebut tinggi. Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan
tentang berapa pendapatannya dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Dan mereka
juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang -barang atau jasa- jasa apa saja yang akan
mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan
pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga
bisa mencapai kesejahteraan. Tapi ternyata hampir tidak satupun individu atau rumah tangga
yang berhasil dalam tugasnya tersebut. Sampai pada tingkat tertentu, kegagalan tersebut
disebabkan oleh adanya keterangan - keterangan yang tidak tepat dan ada juga alasan - alasan
lain seperti pembelian - pembelian secara impulsif.

1.2 TUJUAN

a) Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ekonomi mikro yang
menerangkan tentang teori perilaku konsumen.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini antara lain:
1) Untuk mengetahui pengertian perilaku konsumen dan nilai guna (utility).
2) Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
3) Untuk mengetahui macam – macam perilaku konsumen.
4) Pendekatan perilaku konsumen

1.3 RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang di maksut perilaku konsumen?
b. Apa saja macam-macam perilaku konsumen?
c. Teori perilaku konsumen
d. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen?
e. Apa yang di maksut nulai guna (utility)?
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI PERILAKU KONSUMEN


1. pengertian konsumen
Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk
kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana dapat
diartikan sebagai pengguna barang dan atau jasa.

2. pengertian perilaku konsumen


menurut para ahli :
 Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli,
menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk.(Rangkuti,2002:91)
 Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini.
 Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari,membeli,menggunakan,mengevaluasi,& bertindak pasca konsumsi
produk,jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
 menurut, John C. Mowen & Michael Minor : perilaku konsumen sebagai studi
tentang unit pembelian (buying unit) & proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa & pengalaman serta ide-ide.
 Jadi dapat di simpulkan : Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh
seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, memakai, mengevaluasi, dan
membuang produk ataupun jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya.
3. perilaku konsumen secara umum
perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 (dua) yaitu perilaku konsumen
yang bersifat Rasional dan bersifat Irrasional, berikut ciri-cirinya:

Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat Rasional, diantaranya seperti:


 Koumen memilih barang yang berdasarkan dengan kebutuhannya.
 Barang yang dipilih oleh konsumen memberikan manfaat atau
kegunaan yang optimal bagi konsumen.
 Konsumen memilih barang yang kualitasnya terjamin.
 Konsumen memilih barang yang harganya sesuai kemampuan atau daya belinya.

Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat Irrasional, diantaranya seperti:


 Konsumen cepat tertarik dengan iklan ataupun promosi di media cetak maupun
media elektronik.
 Konsumen memiliki barang-barang bermerk yang sudah terkenal atau dikenal
luas.
 Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhannya, melainkan karena
gengsi atau prestise.

Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

 Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan
berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan
pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk
yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar
dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk
beberapa produk yang lain;
 Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis
ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental
tidak dapat diamati secara langsung;
 Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan,
kelas-kelas sosial dan sebagainya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku konsumen


1. Pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap
perseorangan.
2. Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
3. Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang
pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainya seperti
teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
4. Pengaruh budaya mencakup budaya (“cara hidup” yang membedakan satu
kelompok besar dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil,
seperti kelompok etnis yang memilliki nilai-nilai bersama), dan kelas sosial
(kelompok-kelompok berdasarkan peringkat budaya menurut kriteria seperti latar
belakang, pekerjaan, dan pendapatan.

Walaupun seluruh faktor itu dapat berdampak besar pada pilihan konsumen,
dampk faktor-faktor itu terhadap pembelian aktual beberapa produk menjadi sangat
lemah atau dapat diabaikan. Beberpa konsumen, misalnya, memperlihatkan loyalitas
terhadap merek (Brand Loyalty) tertentu, yang berarti mereka secara rutin membeli
produk-produk karena mereka puas atas kinerja merek produk itu.

5. Nilai Guna (UTILITY)


Utility atau nilai guna sering digunakan sebagai istilah untuk menjelaskan
mengenai suatu manfaat barang atau komoditas tertentu. Pada teori keseimbangan,
diketahui bahwa teori keseimbangan menggambarkan antara kesesuaian antara
permintaan dan penawaran. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat
dari komoditas yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility).
Teori utility sering digunakan sebagai pendekatan dalam menjelaskan perilaku
konsumen. Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh setiap orang dalam perannya
sebagai konsumen membutuhkan bermacam barang dan jasa yang semua harus diimbangi
dengan kemampuan membeli. Konsumen harus berhadapan dengan pilihan jenis dan
jumlah barang dan jasa yang harus di beli serta harga yang harus dibayar untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dituju.
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.

Pendekatan Perilaku Konsumen, diantaranya ada 2 (dua) macam, yaitu:


 Secara Kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolute)
Pendekatan perilaku konsumen secara cardinal merupakan kepuasan
individu atau seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan. Setiap menambahan
satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen
tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin banyak atau semakin besar jumlah barang yang
dapat dikonsumsi maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Konsumen ini akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dia dimiliki.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada konsumen yang bersangkutan.
Konsumen ini dapat mencapai mencapai kepuasan yang maksimum jika dalam
membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang.
Dalam pendekatan utilitas cardinal di anggap bahwa manfaat atau kenikmatan
yang di peroleh oleh seorang konsumen dapat di nyatakan secara kuantitatif dan dapat di
ukur secara pasti. Untuk setiap unit yang di konsumsi akan dapat di hitung nilai gunanya.
Berdasarkan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang
akan di capainya, akan di ketahui bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan
dengan memilih komoditas yang tersedia di pasar. Dalam teori nilai guna ini (di kenal
dengan nilai guna total (Total utility = TU) dan Nilai guna marginal (marginal utility =
MU).
Niali guna marginal adalah penambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dari penambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu.
Berkaitan dengan ini, dalam teori nilai guna di kenal dengan hokum diminisbing
marginal utility yaitu penambahan utilitas yang menurun karena penambahan satu unit
komoditas yang di konsumsi.

perhatikan tabel berikut:


tabel : total utility (TU) & marginal utility (MU)

Jumlah jeruk Total utility Marginal utility


Yang dikonsumsi (TU) (MU)
(Q)
0 - -
1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 53 3
6 55 2
7 55 0
8 54 -1

Dari table tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah hingga jeruk ke 6,
sedangkan MU bertambah dengan pola menurun, hingga unit jeruk ke 7 nilai MU
mencapai 0 yang berarti TU telah maksimal. Posisi ini di kenal sebagai titik jnuh
(saturation point)

 Secara Ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relative, order atau


rangking
Dengan cara kedua yaitu menggunakan metode ordinal. Tingkat utility di
ukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan niali gunanya secara pasti.
Dalam hal ini, mengkonsumsi 4 komoditas pada umumnya lebih memuaskan dari pada
mengkonsumsi 1 komoditas. Namun nilai kepuasannya tidak dapat di ketahui secara
pasti. [pada umumnya masyaakat tidak hanya mengkonsumsi satu komoditas, tetpi
kombinasi komoditas. Misalkan saja masyarakat mengkonsumsi 2 komoditas, yaitu buah
jeruk dan buah apel. Konsumen secara Rasional ingin membeli sebanyak-banyaknya
buah jeruk dan buah apel, tetapi mereka di hadapkan pada kendala keterbatasan dana.
Dalam pendekatan ini daya guna suatu produk atau jasa tidak perlu diukur, cukup
untuk diketahui saja dan konsumen mampu membuat urutan tinggi – rendahnya daya
guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok produk atau jasa.

6. Kendala Konsumen
Secara Rasional konsumen ingin mengkonsumsi komoditas sebanyak apapun,
tetapi mereka di batasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu,
makan konsumen harus mengatur komposisi komoditas sehingga pemanfaatannya
optimal.
Kendala pendapatn di kenal sebagai garis anggaran dan budget line (BL). Jika
barang yang di konsumsi adalah x dan y, maka persamaan budget line dapat di tulis sbb :
B = PX.(x) + PY.Y

Keterangan :
B = Anggaran
PX = Tingkat harga X
PY = Tingkat harga Y

Jika di asumsikan tingkat harga barang X dan Y tetap, maka akan di dapatkan BL.
Berupa garis lurus dan dengan slope (kemiringan garis) sebesar rasio tingkat harga,
sehingga
∂ y Px
=
∂ x Py

Jika terjadi kenaikan / penurunan pendapatan, maka BL akan bergeser ke kanan


atau ke kiri secara parallel dengan slope tetap. Tetapi jika terjadi perubahan tingkat harga,
maka slope BL akan berubah.
Contoh soal :
1. Jika persamaan garis anggaran adalah P1 X1 + P2 X2 = Y. Sekarang jika P1 naik 2
kali lipat, P2 naik 8 kali lipat dan pendapatan naik 4 kali lipat, bagaimana persamaan
untuk garis anggaran yang baru dalam hubungannya dengan harga dan pendapatan yang
lama? Gambar kurvanya!

Penyelesaian :

P1 ' X 1 + P2 ' X 2= Y
2 P1 X 1 +8 P2 X 2= 4Y
misal Y =100 tentu Y ' = 400
P1= 10 tentu P1 ' = 20
P2= 5 tentu P2 ' = 40
7. Keseimbangan

Jika tadi di awal diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utility atau nilai
gunanya, dan di ketahui pula ada keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah : dengan
dana terbatas, berapakah utilitas maksimalnya, atau dengan utilitas tertentu brapakah
dana minimal yang di pelukan?

Untuk itu dapat di perhatikan Gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC2. IC terendah adalah
IC0. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC2. Tetapi dana yang tersedia tidak
mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC0 tetapi konsumen juga dapat
menikmati titik E pada IC1 dimana IC1 > IC0. Karena itu titik E maka di ketahui kedua
kurva yakni IC dan BL bersinggungan, dengan kata lain di katakana slopenya sama,
sehingga :
∂y
MRS=
∂x

MU X P X
=
MU Y P Y
MU X MU Y
=
PX PY
Persamaan di atas menunjukan tempat keseimbangan konsumen yakni jika rasio marginal
utility terhadap harga dari suatu barang telah sama. Jika rasio tersebut tidak sama,
katakana misalnya
MU X MU Y
>
PX PY
maka keseimbangan belum tercapai. Pada kondisi tersebut tambahan manfaat yang di
peroleh persatuan uang yang di keluarkan untuk mengkonsumsi komoditas X lebih besar
dari tambahan manfaat yang di peroleh persatuan uang yang di keluarkan untuk
mengkonsumsi komoditas Y. sehingga kepuasan konsumen dapat di tingkatkan jika
konsumsi terhadap komoditas X di naikkan dan konsumsi komoditas Y di turunkan.

Contooh soal :
1. Dalam mengkonsumsi barang X dan Y. Anastasia memiliki fungsi kepuasan total sbb :
TU = 17X + 20Y - 2 X 2-Y 2
Bila di ketahui uang yang di anggarkan Anastasia untuk membeli kedua barang tsb
adalah 22.000, harga barang X adalah 3.000 dan harga barang Y adalah 4.000. tentukan :

a. Banyaknya barang X dan barang Y yang di konsumsi Anastasia agar ia


memperoleh kepuasan maximal
b. Pada tingkat pembelian soal (a) berapakah besarnya kepuasan total (TU),
Kepuasan marginal dari barang X (MUx) dan kepuasan marginal dari barang Y
(MUy) yang di perolehnya.

Penyelesaian:
a. kepuasan maksimum akan tercapai jika :
MU X MU Y
= dan XP X + YPY =B
PX PY
∂TU
MU X = =17−4 X
∂x
∂ TU
MU Y = =20−2Y
∂Y
MU X MU Y
=
PX PY
17−4 X 20−2Y
=
3000 4000
4000(17-4X) = 3000(20-2Y)
4(17-4X) = 3(20-2Y) .......(1)
68-16X=60-6Y
16X-6Y=8

XP X +YPY = B
3000 X + 4000Y =22000 ........(2)
3X + 4Y = 22

persamaan (1) dan (2) disubstitusikan

3X+ 4Y = 22 .....(x3)
16X – 6Y = 8 .....(x2)
menjadi
9x + 12y = 66
32 x−12 Y =16
+¿
41 x =82
82
x= =2
41
nilai x yang diperoleh dimasukkan kke persamaan (2)
3X + 4Y =22
3)2) + 4Y = 22
6+4Y = 22
Y= 4
dengan demikian anastasia akan memperoleh kepuasan yang maksimal bila ia
mengkonsumsi 2 unit X dan 4 unit Y.

b. pada tingkat konsumsi tersebut di peroleh :


TU = 17X + 20Y - 2 X 2−Y 2 =17 ( 2 )+ 20 ( 4 ) −2 ( 2 )2 −( 4 )2=90

kepuasan total anastasia adalah 90


∂ TU
MU X = =17−4 X=17−4 ( 2 ) =9
∂X
kepuasa marginal anatasia yang diperoleh dari barang X adalah 9
∂ TU
MU Y = =20−2Y =20−2 ( 4 )=12
∂Y
Kemampuan marginal anastasia yang diperoleh dari barang Y adalah 12

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas yanng mencakup mengenai Teori Tingka Laku Konsumen: teori
Nilai Guna ( Utiliti), dapat di simpulkan bebera hal, yaitu sebagai berikut:
1. Teori tingkah laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di
pasaran, menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang
akan di belinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk: teori utiliti dan
analisis kepuasan sama.
2. Dalam teori utiliti perlu dibedakan dua konsep: utiliti total atau jumlah utiliti dari
mengkomsumsi sejumlah barang tertentu dan utiliti marjinal, yaitu tambahan
utiliti yang diperoleh dari menambah satu unit barang yang dikomsumsikan.pola
komsumsi ke atas sesuatu barang dipengaruhi oleh hukum utiliti marjinal yang
semakin menurun.
3. Apabila seseoramg hanya mengkomsumsi satu unit barang saja, kepuasan yang
maksimum akan dicapai ketika utiliti marjinal adalah nol.
4. Teori tingka laku konsumen dapat menerangkan mengapa kurva permintaan
menurun dari kiri katas ke kanan. Ini menggambarkan apabiala harga turun,
permintaan akan bertambah.
5. Teori nilai guna dapat pula digunakan untuk menerangkan tentang paradoks nilai,
yaitu keadaan di mana beberapa jenis barang yang sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari (seperti air dan udara) harganya sangat rendah, sedangkan
barang yang kurang berguna (seperti berlian) harganya sangat tinggi.
6. Kepuasan seorang konsumen dari mengkomsumsi suatu barang biasanya lebih
tinggi dari pengorbanan (pembayaran) yang dibuat untuk memperoleh batanng
tersebut. Perbedaan di antara keduanya dinamakan surplus konsumen. Yang di
mana surplus konsumen akan wujud dapat ditunjukkan untuk kasus seseorang
individu dan untuk keseluruhan konsumen dalam Type equation here.suatu pasar
barang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-perilaku-konsumen-dan-
menurut-para-ahli-lengkap.html

https://taniosutrisno.wordpress.com/2014/09/25/perilaku-konsumen-teori-ciri-ciri-
dan-manfaat-perilaku-konsumen/

http://ikanteri89.blogspot.co.id/2014/12/makalah-mikroekonomi-teori-
tingkahlaku.html

Herlambang, Tedy. 2007 Ekonomi Mikro PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai