TEORI PERILAKU
KONSUMEN
by group 4
KELOMPOK 4
KHAIRUL MEGA PUSPITA
[C1M02201 [C1M02202
SARI
KHOTIMAH
6] 0]
SHANTY ISDANIAH
DEVI DAMAYANTI [C1M022025]
[C1M02201
0]
AINURROFIKA
LARA ARIANDINI [C1M022031]
[C1M022017]
AHMAD RIZA PRASETIYO
SAHRU RAMADAN [C1M022002]
[C1M018116]
PENGERTIAN
PERILAKU
KONSUMEN
Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli:
1. James F Engel: Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu
secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang
jasa
ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
2. David L Loundon: Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan
dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-
barang atau jasa.
3. Gerald Zaltman Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan
hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/
organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen
akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu
tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan
pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Konsumen
dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka
memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka
mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau
user.
Macam-Macam
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
1 2 3 4 5
Kebudayaan
Perusahaan dituntut untuk Keluarga
mengerti akan implikasi Peran keluarga dalam
dari kebudayaan dimana mempengaruhi individu dalam
perusahaan beroperasi. pembelian atau
konsumsi sudah mulai bergeser,
Kelas bukan sebagai salah satu jenis
Sosial
Perilaku konsumen antara kelas dari kelompok kecil, tetapi
sosial yang satu akan sangat lebih pada pengaruhnya yang
berbeda dengan kelas lain, karena sangat penting terhadap
golongan sosial ini menyangkut perilaku konsumen
aspek-aspek sikap yang berbeda-
beda.
Pedekatan Marginal Utility (Kardinal)
Dua Macam
Pendekatan
Konsumen
Pendekatan Ordinal dengan Indifference Curves
Pedekatan Marginal Utility (Kardinal)
Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh
konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti
rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang
dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai
kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai
kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari
dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal
utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari
mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah
perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
Kurva Marginal Utility
Pendekatan Ordinal dengan Indifference Curves
Menurut teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan
pendapatnya, teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve).
Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua
macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta
indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
Dengan cara kedua yaitu menggunakan metode ordinal. Tingkat utility di ukur melalui
order atau rangking tetapi tidak disebutkan niali gunanya secara pasti. Misalnya,
mengkonsumsi 4 komoditas pada umumnya lebih memuaskan dari pada mengkonsumsi
1 komoditas. Namun nilai kepuasannya tidak dapat di ketahui secara pasti.
Kendala
Konsumen
Secara Rasional konsumen ingin mengkonsumsi komoditas sebanyak
apapun, tetapi mereka di batasi oleh pendapatannya. Dengan suatu
tingkat pendapatan tertentu, makan konsumen harus mengatur
komposisi komoditas sehingga pemanfaatannya optimal. Kendala
pendapatan di kenal sebagai garis anggaran dan budget line (BL).
Budget Line adalah sebuah kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi barang/jasa yang dapat dibeli oleh konsumen dengan
sejumlah pendapatan tertentu. Seperti halnya pada kurva indiferen ,
di dalam menggambarkan Budget Line juga dimisalkan bahwa
konsumen akan membeli dua jenis barang saja. Dalam hal konsumen
ini terjadi pada pilihan akan membeli makanan, pakaian, atau
keduanya sekaligus.
Konsumen memiliki anggaran untuk membeli
pakaian dan makanan sebesar Rp400.000,00.
Misalkan harga makanan adalah Rp40.000,00 per
unit dan harga pakaian Rp100.000,00 per unit.
Seperti yang ditunjukkan dalam tabel disamping.
Titik A, B, C, D, dan E dihubungkan oleh sebuah
garis yang disebut Garis Anggaran (Budget Line) .
Budget Line tersebut menggambarkan kombinasi
makanan dan pakaian yang dapat dibeli konsumen
dengan budget yang sama, yaitu sebesar
Rp400.000,00.
Studi Kasus
Permasalahan Perilaku
Konsumen
Sebuah perusahaan minuman ringan sedang
merencanakan peluncuran produk terbaru mereka,
yaitu sebuah minuman energi dengan rasa baru.
Sebelum meluncurkan produk tersebut ke pasaran,
perusahaan tersebut perlu memahami perilaku
konsumen dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli
dan mengonsumsi minuman energi.