Anda di halaman 1dari 15

Masalah Gizi di Indonesia

(Riskesdas 2018)
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara terintegrasi
dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik).
Terintegrasinya riset ini sangat penting karena
dimungkinkan analisis yang lebih mendalam.
Status kesehatan dan determinan kesehatan bisa
dilihat dari faktor sosial ekonomi, sehingga
informasi yang dihasilkan lebih komprehensif.
• Data Riskesdas juga dapat digunakan untuk
menghitung Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (IPKM), sehingga dapat diketahui
perubahan pencapaian sasaran pembangunan
kesehatan di setiap level wilayah, dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.
• Pengumpulan data Riskesdas yang dilakukan pada
300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa) telah
menghasilkan beragam data dan informasi yang
memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Data
dan informasi ini meliputi Status Gizi; Kesehatan
Ibu; Kesehatan Anak; Penyakit Menular; Penyakit
Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi
Mulut; Disabilitas dan Cidera; Kesehatan
Lingkungan; Akses Pelayanan Kesehatan; dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Status Gizi
• Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status
gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat
pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013)
menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk
dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013)
menjadi 17,7%.
• Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren
peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak
tahun 2007 sebagai berikut 10,5% (Riskesdas 2007),
14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdas 2018).
Kesehatan Ibu
• Kesehatan ibu di Indonesia juga membaik terlihat dari
meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari
95,2% (Riskesdas 2013) menjadi 96,1%, proporsi
pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3% (Riskesdas
2013) menjadi 86%, proporsi pemeriksaan kehamilan (k4)
dari 70% (Riskesdas 2013) menjadi 74,1%, proporsi
persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7% (Riskesdas
2013) menjadi 79,3%.
• Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas
lengkap yang meningkat dari 32,1% (Riskesdas 2013)
menjadi 37%.
Kesehatan Anak
• Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan
imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23
bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan
imunisasi sebesar 57,9%. Angka ini sedikit
menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013
sebesar 59,2%.
• Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram
(BBLR) sebesar 6,2% dan proporsi panjang
badan lahir <48 cm sebesar 22,7%.
Penyakit Menular
• Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria dan
diare pada balita mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi
ISPA turun dari 13,8% menjadi 4,4%, malaria turun
dari 1,4% menjadi 0,4%, sama halnya dengan diare
pada balita juga turun dari 18,5% menjadi 12,3%.
• Prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak
mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan
prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi
2%.
Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan
Kesehatan Gigi Mulut
• Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak
Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
• Prevalensi kanker naik dari 1,4 permil (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8 permil; prevalensi stroke naik dari 7 permil
menjadi 10,9 permil; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2
permil menjadi 3,8 permil. Berdasarkan pemeriksaan gula
darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan
hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari
25,8% menjadi 34,1%.
• Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan
dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman
beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
• Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18
tahun) terus meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8%
(Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data proporsi
konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi
3,3%. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari
26,1% menjadi 33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman
beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi
buah dan sayur kurang pada penduduk ≥ 5 tahun, masih sangat
bermasalah yaitu sebesar 95,5%.
• Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data
yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan
jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari
1,7 permil menjadi 7 permil.
• Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018
mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar
57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari
tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi
perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%.
Disabilitas dan Cidera
• Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi
disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3%
dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22%.
Pada umur 60 ke atas 2,6% mengalami
disabilitas berat dan ketergantungan total.
Terjadi penurunan cidera yang terjadi dijalan
raya yaitu dari 42,8% (Riskesdas 2013) menjadi
31,4%.
Kesehatan Lingkungan
• Data kesehatan lingkungan terlihat dari
pemakaian air per hari dan pengelolaan
sampah. Dibandingkan dengan Riskesdas
2013, dirumah tangga pemakaian air < 20L per
orang per hari turun dari 5% menjadi 2,2%.
Untuk pengelolaan sampah, rumah tangga
yang mengelola dengan membakar sebesar
49,5%.
Akses Pelayanan Kesehatan
• Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi
pengetahuan rumah tangga terhadap
kemudahan akses ke rumah sakit sebagai
berikut; mudah 37,1%; sulit 36,9%; dan sangat
sulit 26%. Analisis dilihat dari jenis
transportasi, waktu tempuh dan biaya.
Pelayanan Kesehatan Tradisional
• Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari
pemanfaatan taman obat keluarga (toga), proporsinya
sebesar 24,6%. Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan
tradisional sedikit meningkat, dari 30,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 31,4%.
• Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 diatas adalah
indikator Riskesdas yang dilakukan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Indikator yang dilakukan secara
terintegrasi dengan Susenas akan dirilis bersama dengan
Badan Pusat Statistik. Data-data ini bersifat deskriptif,
sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus.

Anda mungkin juga menyukai