Anda di halaman 1dari 23

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 40%

Date: Monday, May 22, 2023


Statistics: 2229 words Plagiarized / 5576 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis
penyebab kematian tertinggi di Indonesia.Bahkan jumlah angka kesakitannya terus
meningkat. Data Riskesdas 2018 menunjukkan jumlah keseluruhan kasus penyakit
diabetes yang ada di Indonesia yakni sebesar 8,5%, meningkat dibandingkan Riskesdas
2013 yaitu sebesar 6,9%. Berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan bahwa
pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan
dengan asumsi prevalensi DM pada urban 14,7% dan rural 7,2%, maka diperkirakan
terdapat 28 juta penyandang Disbetes di daerah urban dan 13,9 juta di daerah rural.
(Riskesdas,2018) Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan
metabolik ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.

Penyebab kenaikan kadar gula darah tersebut menjadi landasan pengelompokkan jenis
Diabetes Melitus yakni DM tipe 1, DM tipe 2 dan DM tipe gestasional (Kemenkes RI,
2020) Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan
sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa
memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus tipe 2 terjadi karena
akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh tidak mampu merespon
sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan karena naiknya berbagai kadar
hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin (International Diabetes
Federation, 2019) Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian premature di seluruh
Dunia.Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan.Penyakit jantung dan gagal
ginjal.

Organisasi International Diabetes Federation (IDF) menyatakan Negara di wilayah Arab-


Afrika Utara dan Pasifik Barat memempati peringkat pertama dan kedua dengan
prevalensi diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun tertinggi diantara 7 regional di
dunia, yaitu sebesar 12,2 % dan 11,4 %. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia
menempati peringkat ke tiga dengan prevalensi sebesar 11,3%. IDF juga
memproyeksikan jumlah penderita diabetes pada penduduk 20-79 tahun pada
beberapa negara di dunia yang telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah
penderita tertinggi.

Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan ke tiga teratas dengan jumlah
penderita 116,4 %, 77 juta, dan 31 juta, Indonesia berada di peringkat ke 7 diantara 10
negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu sebesar 10,7 juta. (IDF, 2019) Tahun
2021 kabupaten/ kota yang penduduknya menderita DM tertinggi di Kabupaten Parigi
Moutong sebesar 31.008 jiwa dengan jumlah yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar sebesar 797 jiwa (2,6%), yang mendapatkan pelayanan kesehatan tapi
tidak terlayani sesuai standar sebesar 395 jiwa (1,3%).

Kabupaten/ Kota yang penduduknya menderita DM terendah di Kabupaten Banggai


Laut sebesar 4.674 jiwa dengan jumlah yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar sebanyak 319 jiwa (6,8%), yang mendapatkan pelayanan kesehatan tapi tidak
terlayani sesuai standar sebesar 10 jiwa (0,2%). Tingkat capaian kinerja Kabupaten/ kota
pada tahun 2021 meningkat dibandingkan pada tahun 2020. Sedangkan Kabupaten
Poso sendiri terdapat 17.075 penderita DM.

(profil kesehatan provinsi Sulawesi Tengah, 2021) Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun
2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018, dan peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 telah menetapkan bahwa upaya pengendalian diabetes
melitus, merupakan salah satu pelayanan minimal yang wajib dilakukan oleh pemerintah
daerah. Setiap penderita diabetes melitus akan menerima pelayanan sesuai standar
minimal satu kali sebulan yang meliputi pengukuran kadar gula darah, edukasi, dan
terapi farmakologi serta rujukan jika diperlukan.

Jaminan ini diharapkan bagi penderita bisa terkontrol dan menerima tatalaksana dengan
baik guna mengindari komplikasi dan kematian dini (Kemenkes RI, 2020). Diabetes
Melitus dikenal sebagai penyakit silent killer hal ini dikarenakan sering tidak disadari
oleh penderitanya.Penyakit Diabetes mellitus dapat menyerang hampir seluruh sisitem
tubuh penderitanya. akibat dari hiperglikemia yang dapat menimbulkan terjadinya
komplikasi akut seperti Ketoasidosis Diabetik (KAD) sedangkan komplikasi kronikpada
jantung, ginjal, mata dan syaraf seperti jantung coroner, nefropati, retinopati dan
neuropati, dalam hal ini akan berdampak pada penatalaksanaan perawatan pasien
diabetes melitus yang berkaitan dengan rendahnya dukungan keluarga sehingga dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Tidak hanya permasalahan secara fisik saja akan tetapi pada DM tipe 2 juga dapat
mempengaruhi kondisi psikologis, sosial maupun ekonomi penderitanya. Dampak dari
psikologis pasien DM berupa stress maupun cemas terhadap penyakit DM tidak hanya
dirasakan oleh penderita DM tapi keluarga juga ikut merasakan adangan gangguan
dalam berinteraksi sosial dan hubungan interpersonal yang diakibatkan rasa putus asa
yang dirasakan oleh penderita hal ini bisa dukungan oleh karena keluarga yanga buruk.
(Kemenkes RI, 2014). Faktor risiko diabetes melitus bisa dikelompokkan menjadi faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras dan etnik, umur, jenis kelamin,
riwayat keluargadengan diabetes melitus, riwayat melahirkan bayi dengan berat
badanlebih dari 4000 gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah(kurang
dari 2500 gram). Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya dengan
perilaku hidup kurang sehat yaitu berat badanlebih, obesitas abdominal / sentral,
kurang aktifitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat / tidak seimbang. Riwayat
toleransi glukosaterganggu (TGT) atau gula darah puasa terganggu (GDP terganggu),
danmerokok (Riskesdas, 2013).

Diabetes merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi danperawatan untuk


waktu yang cukup lama dan dapat menimbulkankebosanan, kejenuhan, bahkan frustrasi
pada pasien, oleh karenaitu, diperlukan motivasi baik internal maupun eksternal bagi
pasien untuk dapat menjalani semua proses terapi dan perawatan diabetes. Motivasi
eksternal salah satunya adalah dukungan keluarga (Perkeni, 2013). Keterlibatan
masyarakat melalui upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) juga memiliki peran
penting dalam pengendalian diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan Posbindu.
Melalui Posbindu ini, upaya deteksi dini sebagai identifikasi awal individu memiliki
Faktor risiko termasuk pemeriksaan gula darah oleh para kader terlatih dapat dilakukan,
sehingga bila ditemukan individu dengan masalah dapat dilakukan edukasi, intervensi
dan atau dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (Kemenkes RI,
2020) Keluarga memiliki peran terhadap status kesehatan pasien dengan penyakit kronis
seperti diabetes melitus. Kualitas hidup merupakan posisi dalam hidup pada kontek
budaya dan sistem yang dapat dipersepsikan oleh individu dimana individu hidup
terdapat hubungan dalam pendekatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,
harapan, standar yangditetapkan, kualitas hidup yang kurang baik dapat mempengaruhi
semangat untuk penderita dan keluarga yang mengasuh sehingga mempengaruhi
kualitas hidup penderita (Fayers & Machin, 2013).

Dukungan keluarga memiliki 4 dimensi dukungan yaitu dukunganemosional, dukungan


instrumental dan dukungan informatif Dukungan keluarga dapat mempengaruhi
kepuasan seseorangdalam menjalani kehidupan sehari-hari dimana peran keluarga
sangat penting dalam setiap aspek perawatan kesehatan keluarga mulai dari strategi-
strategi hingga fase rehabilitasi. (Friedman, 2014). Penderita yang mendapatkan
dukungan keluarga cenderung lebih mudah melakukan perubahan perilaku ke arah
lebih sehat daripada prnderita yang kurang mendapatkan dukungan.Partisipasi dan
keterlibatan keluarga dalam menjalankan kontrol metabolik dibutuhkan untuk jangka
waktu lama, mengingat perawatan diabetes memerlukan waktu panjang.Dukungan
keluarga pada penderita diabetes diharapkan turut membantu keberhasilan
penatalaksanaan diabetes, sehingga dapat menghindari terjadinya komplikasi dan
meningkatkan kualitas hidup penderita (Rifki, 2011).

Sedangkan rendahnya dukungan keluarga akan berdampak pada penatalaksaandalam


perawatan pasien diabetes mellitus sehingga terjadi penurunan kualitas hidup pada
penderita diabetes mellitus. Dukungan keluarga merupakan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan.Anggota keluarga
dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.Anggota
keluarga memandang bahwa keluarga adalah orang yang paling dekat dengan sikap
saling mendukung serta selalu siap memberikan pertolongan jika diperlukan.Dukungan
keluarga mempunyai dampak terhadap kesehatan fisik dan memtal pada setiap
anggotanya.
Dukungan keluarga yang kurang berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan
dan kematian (Setiadi, 2008) Keluarga memiliki peran terhadap status kesehatan pasien
dengan penyakit kronis seperti diabetes melitus.Dukungan keluarga memberikan
dampak positif terhadap kepatuhan manajemen perawatan pada penderita DM.
Penderita yang mendapatkan dukungan keluarga cenderung lebih mudah melakukan
perubahan perilaku ke arah lebih sehat daripada prnderita yang kurang mendapatkan
dukungan (Friedman et al, 2010).

Partisipasi dan keterlibatan keluarga dalam menjalankan kontrol metabolik dibutuhkan


untuk jangka waktu lama, mengingat perawatan diabetes memerlukan waktu
panjang.Dukungan keluarga pada penderuta diabetes diharapkan turut membantu
keberhasilan penatalaksanaan diabetes, sehingga dapat menghindari terjadinya
komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita (Rifki, 2011). Hasil wawancara 7
pasien DM yang sedang melakukan pemeriksaan kesehatan di poliklinik RSUD Poso 4
diantaranya mengatakan kurangnya dukungan keluarga kepada mereka.

Mereka mengatakan karena kesibukan pekerjaan dari keluarga sehingga kadang jarang
memiliki waktu untuk mendampingi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kesehatan,
serta kadang lupa mengingatkan ketika sudah waktunya untuk kontrol kesehatan ke
Rumah Sakit. Mereka juga mengatakan kurangnya perhatian dari keluarga untuk
mengatur makanan yang akan mereka konsumsi sesuai dengan penyakit yang mereka
alami. Sementara 3 diantaranya mengatakan kurangnya respon dari keluarga ketika
mereka mencerikan penyakit yang mereka derita, serta harus berupaya sendiri untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan


Dukungan Keluarga terhadap Kadar Gula Darah pasien DM di RSUD Poso. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan yang dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Apakah ada hubungan dukungan keluarga
terhadap kadar gula darah pasien DM di RSUD Poso? Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Untuk Mengetahui hubungan antaradukungan keluarga terhadap kadar gula darah
pasien DM di RSUD Poso. Tujuan Khusus Untuk mengetahui dukungan keluarga pasien
DM di RSUD Poso. Untuk mengetahui kadar gula darah pasien DM di RSUD Poso.
Untuk mengetahui hubungandukungan keluarga terhadap kadar gula darah pasien DM
di RSUD Poso. Manfaat Penelitian Bagi Pasien dan Keluarga Pasien dapat mengetahui
pentingnya pemenuhan kebutuhankesehatan kadar gula darah, serta sebagai bahan
pertimbangandanmasukan bagi keluarga akan pentingnya memberi dukungankeluarga
dalam perawatan DM yakni dalam pemenuhan kebutuhankesehatan kadar gula darah,
sehingga kadar gula darah penderitadiabetes melitus dapat selalu terkontrol untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.

Bagi Institusi Pendidikan Meningkatkan atau menambah informasi dan sebagai evaluasi
lebih lanjut apabila terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kadar gula darah
pasien DM di RSUD Poso. Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti berharap hasil dari
penelitian dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian yang
berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pasien DM. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Penyakit DM Pengertian Menurut Kemenkes RI (2020),
menjelaskan bahwa diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis atau menahun berupa
gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah diatas
normal.

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan perawatan
medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multifaktor di luar kendali
glikemik (American Diabetes Association, 2018). DM merupakan sindrom metabolik
yang ditandai denganhiperglikemia karena efek pada sekresi insulin, kerja insulin,
ataukeduanya.Hiperglikemia kronis pada DM dapat diasosiasikandengan terjadinya
kerusakan jangka panjang, disfungsi sertakegagalan multi organ terutama mata, ginjal,
saraf, jantung, danpembuluh darah (ADA, 2013).

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai


peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar
dapat di gunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak
adanya insulin menjadikan glukosa tertahan didalam darah dan menimbulkan
peningkatan gula darah, sementara sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat di
butuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Izzati & Nirmala dalam Meivi I.Derek,
2017). Reseptor insulin yang mengalami resistensi atauketidakmampuan tubuh untuk
memproduksi hormon insulindapat menyebabkan penyakit kronis yaitu DM. Hal ini
ditandai dengantingginya kadar gula dalam darah serta HbA1C.

DM dalam kehidupan sehari-hari menyerang lebih sering dari padakebanyakan penyakit


kronis lain. Tuntunan kehidupan berubahseiringwaktu dan mempengaruhi beberapa
kegiatan yang biasa dilakukan.Dampak psikologis DM sangat besar dan juga dampak
risiko lebihtinggi untuk dampak psikologis seperti kecemasan dan depresi. Klasifikasi
DM Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes Association, 2010
adalah sebagai berikut : Diabetes Melitus tipe I Pada Diabetes Melitus tipe I (Diabetes
Insulin Dependent), lebih sering terjadi pada usia remaja.

Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi insulin mengalami kerusakan secara
permanen.Oleh karena itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat
diproduksi. Hanya sekitar 10% dari semua penderita Diabetes Mellitus menderita tipe I.
Diabetes tipe I kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun. Diabetes Melitus tipe II
Diabetes Melitus tipe II ( Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada kerusakan pada
pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan kadang-kadang insulin pada
tingkat tinggi dari normal.

Akan tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes Mellitus tipe ini sering terjadi
pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum dengan
peningkatan usia. Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes Mellitus gestasional adalah
diabetes yang timbul selama kehamilan.Ini meliputi 2-5% daripada seluruh
diabetes.Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik
bila tidak ditangani dengan benar (Suyono, 2011).Diabetes tipe gestasional merupakan
gangguan toleransi glukosa berbagai derajat yang ditemukan pertama kali saat
kehamilan.

Sebagian besar wanita hamil yang menderita Diabetes Mellitus gestasional memiliki
homeostatis glukosa relative normal selama kehamilan pertama (5 bulan) dan juga
dapat mengalami defisiensi insulin relative pada kehamilan kedua, tetapi kadar glukosa
dapat kembali normal setelah melahirkan (Suiraoka, 2012). Etiologi DM Menurut
American Diabetes Association (2021), diabetes mellitus terjadi karena organ pankreas
tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Di bawah
ini beberapa etiologi/sebab sehingga organ pancreas tidak mampu memproduksi
insulin berdasarkan tipe/klasifikasi penyakit diabetes mellitus tersebut: Diabetes mellitus
tipe I Diabetes tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Millitus) sangat
tergantung pada insulin. Disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga tubuh
tidak dapat memproduksi insulin alami untuk mengontrol kadar glukosa darah.

Faktor penyebabnya antara lain: Faktor imunologi Adanya respons otoimun yang
merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin
endogen. Faktor lingkungan Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan
faktor-faktor eksternal yang dapat memicu dekstruksi sel beta. Sebagai contoh hasil
penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan dekstruksi (hilangnya) sel beta. Virus penyebab DM adalah
Rubela, Mumps, dan Human coxsackievirus B4.Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam
sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel.

Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan hilangnya
autoimun (aktivasi limfosit T reaktif terhadap antigen sel pulau kecil) dalam sel beta.
Diabetes mellitus tipe II Diabetes tipe 2 atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes
Millitus) tidak tergantung insulin. Disebabkan oleh gangguan metabolisme dan
penurunan fungsi hormon insulin dalam mengontrol kadar glukosa darah dan hal ini
bisa terjadi karena faktor genetik dan juga dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat.

Selain itu tedapat pula faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes tipe 2. Faktor-faktor ini adalah : Usia Resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia di atas 65 tahun. Obesitas Orang yang mengalami obesitas,
tubuhnya memiliki kadar lemak yang tinggi atau berlebihan sehingga jumlah cadangan
energydalam tubuhnya banyak begitupun dengan yang tersimpan dalam hati dalam
bentuk glikogen. Insulin merupakan hormon yang bertugas untuk menurunkan kadar
glukosa dalam darah mengalami penurunan fungsi akibat dari kerja kerasnya dalam
melakukan tugas sebagai pendistribusian glukosa sekaligus pengkompensasi dari
peningkatan glukosa darah, sehingga menyebabkan resistensi insulin dan berdampak
terjadinya DM tipe 2.

Riwayat keluarga Diabetes mellitus gestasional Diabetes gestational terjadi karena


kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada
metabolisme glukosa (hiperglikemia akibat sekresi hormone-hormon plasenta). Teori
yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru
ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat
keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat
abortus berulang.

Diabetes tipe lain Ada diabetes yang tidak termasuk kelompok diatas, yaitu diabetes
yang terjadi sekunder atau akibat penyakit lain, yang mengganggu produksi insulin atau
mempengaruhi kerja insulin, seperti radang pankreas (pankreatitis), gangguan kelenjar
adrenal atau hipofisis, penggunaan hormon kortikosteroid, pemakaian beberapa obat
antihipertensi atau antikolesterol, malnutrisi atau infeksi. Demikian juga pasien stroke,
pasien infeksi berat, penderita yang dirawat dengan berbagai keadaan kritis, akhirnya
memicu kenaikan gula darah dan menjadi penderita diabetes.

Tanda dan gejala DM Menurut Purwanto (2016), tanda gejala yang khas dialami oleh
pasien DM disebut TRIAS DM yaitu poliuria (sering BAK), polidipsia (mudah haus) dan
poliphagia (mudah lapar) serta beberapa tanda gejala lainnya yaitu: Poliuria Kekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan
cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah keginjal
meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis
osmotic (poliuria).

Polidipsia Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler


menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel akibat
dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan
seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia). Poliphagia Karena glukosa
tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka produksi energi
menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi
adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia).

Penurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel
kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel
akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi dan penurunan
secara otomatis. Malaise atau kelemahan. Kesemutan pada ekstremitas. Ketoasidosis &
penurunan kesadaran bila berat. Pemeriksaan Penunjang Menurut Purwanto (2016),
untuk mengetahui apakah seseorang mengalami diabetes melitus, maka akan dilakukan
beberapa pemeriksaan diagnostik yang meliputi : Gula darah meningkat Kriteria
diagnostik menurut WHO untuk diabetes mellitus: Glukosa plasma sewaktu/random :>
200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma puasa/nuchter :> 140 mg/dL (7,8 mmol/L).
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian setelah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial) :> 200 mg/dL.

Tes toleransi glukosa Pada tes toleransi glukosa oral pasien mengkonsumsi makanan
tinggi karbohidrat (150-300gr) selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah berpuasa
pada malam hari keesokan harinya sampel darah diambil, kemudian karbohidrat
sebanyak 75 gr diberikan pada pasien. Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok.
Osmolaritas serum : meningkat Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3
(asidosis metabolik). Alkalosis respiratorik Trombosit darah : mungkin meningkat/
dehidrasi, leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stres/infeksi.
Ureum/ kreatinin : mungkin meningkat,/ normal lochidrasi/ penurunan fungsi ginjal.

Amilase darah : mungkin meningkat. Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada
(pada tipe 1), normal sampai meningkat pada tipe 2 yang mengindikasikan insufisiensi
insulin. Peningkatan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan insulin. Urine : gula dan aseton positif,
berat jenis dan osmolaritas mungkin meningkat. Komplikasi Menurut Mustika (2019),
komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh diabetes mellitus antara lain: Penyakit jantung
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa aterosklerosis.

Gangguan-gangguan biokimia yang ditimbulkan akibat insufisiensi insulin berupa:


Penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler Hiperlipoproteinemia dan Kelainan
pembekuan darah. Pada akhirnya makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan
penyumbatan vaskuler. Gagal ginjal Terjadi akibat hipoksia yang berkaitan dengan
diabetes jangka panjang, glomerulus, seperti sebagian besar kapiler lainnya,
menebal.Terjadi hipertropi ginjal akibat peningkatan kerja yang harus dilakukan oleh
ginjal pengidap diabetes mellitus kronik untuk menyerap ulang glukosa. Retinopati
Ancaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati.
Retina adalah jaringan yang sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia kronik akan
mengalami kerusakan secara progresif. Stroke Diabetes mellitus dapat menyebabkan
stroke iskemik karena terbentuknya plak aterosklerotik pada dinding pembuluh darah
yang disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa sistemik. Diabetes mellitus
mempercepat kejadian aterosklerosis (penimbunan plak lemak, kolesterol, dan zat lain
dalam dinding pembuluh darah) baik pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh
darah besar di seluruh pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.

Impotensi Impotensi disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga penis


tidak bisa ereksi.Impotensi pada penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh faktor
psikologis. Luka gangren (luka yang lama sembuh dan cenderung membusuk) yang
harus di amputasi, infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal
sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan mengakibatkan
pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh
darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, mau
tidak mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi.

Konsep Dukungan Keluarga Pengertian dukungan keluarga Dukungan keluarga


merupakan bentuk kasih sayang yang diberikan untuk orang yang disayang agar
individu merasa diperhatikan, disayangi dan dicintai.Pemberian bentuk dukungan ini
bisa berupa perkataan, tingkah laku ataupun materi (Ginting, 2019). Dukungan keluarga
adalah sikap atau tindakan keluarga yang dapat memberikan dukungan kepada anak
yang sifatnya positif terhadap prilaku anak sehingga keluarga dapat memberikan
informasi tentang dampaknya dari bermain game, konsep dukungan keluarga ada
empat yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pada anak usia sekolah
(Nurtanti, 2020). Bentuk - Bentuk Dukungan Keluarga Dukungan Informasional Keluarga
berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang
dunia.Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan
mengungkapkan suatu masalah.Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan
munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi
sugesti yang khusus pada individu.Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,
usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,


membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator
identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan,
perhatian.Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu.Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu
untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung, bersifat fasilitas
atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, meminjamkan uang,
memberikan makanan, permainan atau bantuan yang lain.

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya


kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya
penderita dari kelelahan. Menurut friedman dukungan instrumental merupakan
dukungan keluarga untuk membantu secara langsung dan memberikan kenyamanan
serta kedekatan. Dukungan Emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasan terhadap emosi.Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,
adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.Bentuk dukungan ini
membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin diperdulikan dan dicintai oleh
keluarga.Dukungan emosional meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian, dan
perhatian terhadap individu.Dukungan ini diperoleh dari pasangan atau keluarga, seperti
memberikan pengetian terhadap masalah yang sedang dihadapi atau mendengarkan
keluhannya.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Purnama dalam


Rahayu (2009) faktor yangmempengaruhi dukungan keluarga antara lain : Faktor
Internal Pendidikan dan tingkat pengetahuan Keyakinan seseorang tentang adanya
dukungan keluargayangterdiri dari pendidikan, pengetahuan dan pengalaman masalalu.
Seseorang akan mendapat dukungan keluarga untuk menjagakesehatannya sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya. Emosi Emosi merupakan respon stres yang dapat
mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap dukungan keluarga. Emosi
akanmempengaruhi koping seseorang sehingga, seseorangyangmempunyai koping
maladaptif maka akan merasa dirinyatidakmempunyai dukungan keluarga.

Spiritual Nilai dan keyakinan yang dilaksanakan oleh keluargayangberpengaruh


terhadap dukungan keluarga.Semakin tinggi nilai spiritual yang dimiliki semakin besar
dukungan keluarga yang diberikan. Faktor internal Sosial ekonomi Meningkatkan risiko
terjadinya penyakit karena bergantungpada tingkat pendapatan keluarga. Seseorang
yang tingkat sosialnya tinggi akan segera merespon penyakitnyasertakeluarga yang
mempedulikannya. Budaya Nilai atau kebiasaan individu dalam memberikan
dukungankeluarga pada penderita. Seseorang yang mempunyai kebiasaankepelayanan
kesehatan akan selalu dilakukan oleh anggotakeluargayang lain. Keaslian Penelitian
Candra Eko Setiawan, 2019.

Hubungan antara dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pasien Diabetes
Melitus Tiep II di Poliklinik PPK Denkesyah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif
dengan desain penelitian studycross sectional. Populasi penelitian ini adalah 46
responden dengan sampel 41responden menggunakan teknik Purposif sampling. Uji
normalitas yang dipakai adalah uji Shapiro-wilk. Analisis univariat dan bivariat
menggunakan Chi Square. Hasil analisis menggunakan Chi Square memperlihatkanhasil
kaitan tentang dukungan keluarga terhadap kadar gula darah penderita DMtipe II yaitu
p value 0,000.

Dari hasil analisa variabel ditemukan adanya kaitandukungan keluarga pada glukosa
penderita kencing manis tipe II. nilai telaahini diharapkan dapat menjadi contoh terapi
yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah dan nantinya mungkin akan
ditemukan manfaat selaindari perubahan kadar gula darah. Ganjar Safari, 2021.
Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol kadar gula darah pada
penderita Diabetes Melitus.penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol kadar gula darah pada penderita
Diabetes Melitus yang berjumlah 36 responden dengan metode pendekatan cross
sectional dengan uji statistic menggunakan rank spearman.

Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar responden (80,6%) dengan dukungan
keluarga dalam kategori cukup dan kepatuhan kontrol sebanyak (75%) dalam kategori
cukup. rank spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan kontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus. Dengan
demikian dapat disimpulkan Semakin meningkatnya dukungan keluarga maka semakin
baik tingkat kepatuhannya. Peneliti menyarankan keluarga lebih meningkatkan
kepercayaan dalam memberikan dukungan keluarga. Kerangka Teori Penelitian Gambar
2.1
Kerangka teori penelitian BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan suatu model hubungan
yang akan diukur dalam penelitian. Dalam suatu kerangka konsep harus dapat
memperhatikan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari
masalah yang akan di teliti ( Notoadmojo, 2018).Untuk mencari hubungan yang jelas
antar variabel yang akan di teliti,calon peneliti menyusun kerangka teori sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen Keterangan : : Variabel yang diteliti : Garis
hubungan antar variabel Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan dukungan keluarga


terhadap kadar gula darah pada pasien DM di RSUD Poso Ha : Ada hubungan dukungan
keluarga terhadap kadar gula darah pada pasien DM di RSUD Poso Definisi Operasional
Variabel _Definisi Operasional _Alat Ukur _Hasil Ukur _Skala _ _Independen: Dukungan
Keluarga _Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental dan dukungan emosional _Kuisioner dengan menggunakan pernyataan
dengan skala Likert. Yang terdiri dari 17 item pertanyaan. Dimana untuk pertanyaan
favourable ada 14 pertanyaan dan untuk pertanyaan unfavourable ada 3 pertanyaan.

Dengan nilai untuk favourable : 4= selalu 3=sering 2=kadang-kadang 1= jarang 0=


tidak pernah Dengan nilai kebalikannya utuk unfavourable. _1. baik jika nilai mean > 36
2. Tidak baik jika nilai mean< 36 _Ordinal _ _Dependen : Kadar gula darah _Kadar gula
darah adalah sejumlah glukosa yang terdapat di plasma darah yang diuji melalui
pengukuran HbA1C. Dengan indikator : 1. Normal 2. Pradiabetes 3. Diabetes
_Mengobservasi hasil pemeriksaan laboratorium darah pasien _Uji HBA1C digunakan
untuk mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan terakhir. Dengan
indikator : 1. Normal kurang dari 5,7 mg/dl 2. Pradiabetes 5,7 -6,4 mg/dl 3.

Diabetes lebih dari 6,5 mg/dl. _Ordinal _ _ BAB IV KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN
DEFINISI OPERASIONAL Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian
korelasional (hubungan/korelasi) yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar
variabel.Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan
danmenguji berdasarkan kategori yang ada.Penelitian korelasi
bertujuanuntukmengungkapkan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008).
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, makarancangan penelitian
ini adalah deskriftif korelasional yaitu penelitianyangbertujuan untuk mengungkapkan
hubungan korelatif antaravariabel independen dan variabel dependen, dengan
menggunakan pendekatancrosssectional yaitu suatu penelitian untuk memepelajari
hubungan antar variabel dimana pengukuran pada setiap subjek dilakukan pada satu
kali ataupengukuran pada satu waktu yang dianggap sama (Dahlan, 2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan DukunganKeluarga Dengan


Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Poso. Populasi, sampel dan samping
Populasi Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang
akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,
peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.Populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah
235.

Sampel Menurut Siyoto & Sodik (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Rumus yang akan digunakan adalah Rumus Slovin. Dalam menggunakan Rumus Slovin,
peneliti telah melakukan survey untuk jumlah pasien sebagai syarat dalam rumus ini.
Sedangkan untuk batas toleransi kesalahan (e) yang akan digunakan peneliti yaitu 0,1.
Rumus Slovin n = ?? 1+(?? ?? ?? 2 ) Keterangan : n = Besar sampel N = Populasi ?? 2 =
Batas toleransi kesalahan,maka jumlah sampel n = 235 1+(235 ?? 0,1 2 ) n = 235
1+(235 ?? 0,01) n = 235 1+(2,35) n = 235 3,35 n = 70 sampel Teknik Pengambilan
Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalampenelitianini adalah dengan
teknik sampling yang digunakan Purposive Samplingyaitu penelitian yang
mengidentifikasi semua karakteristik populasi.Untuk menentukan karakteristik sampel
tidak menyimpangdari populasi maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu
ditentukankriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi olehsetiap
anggota populasi yang dapat di ambil sebagai sampel (Notoatmojo,2012). Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalahsebagai berikut: Pasien yang menderita DM di
Poliklinik RSUD Poso .Pasien yang kooperatif dan berkomunikasi dalambahasaIndonesia
dan dapat berbicara dengan jelas serta dimengerti. .Bersedia menjadi responden
(menandatangani lembarpersetujuan responden). Dapat membaca dan menulis. Kriteria
Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidakdapat di ambil
sebagai sampel (Notoatmojo,2012).

Kriteriaeksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pasien yang cacat mental.
Pasien yang sedang sakit atau berhalangan hadir. Variabel Penelitian Menurut Karlinger,
variabel di bedakan menjadi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terkait
sebagai berikut : Variabel independen merupakan variabel yang menjadi penyebab
terjadinya variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang menyebabkan
terjadinya atau dipengaruhi oleh variabel bebas (independen variabel) ( Donsu,2017)
Tempat dan waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di Poloklinik RSUD Poso,
pada bulan juni tahun 2023.

Etika Penelitian Etika penelitian ini menggunakan manusia sebagai sabjek dalam
pelaksanaannya dan tidak boleh bertentangan dengan etika penelitian. Dalam etika
penelitian persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, informen consentatau
bentuk kesepakatan antara peneliti dengan responden, dan memberikan lembar
persetujuan. Jika peneliti telah menjelaskan tujuan peneliti dan responden sudah
memahaminya maka peneliti akan meminta tanda tangan menjadi responden.
Anonymity atau tanpa nama, yaitu nama responden tidakdi cantumkan pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian.

Confidentialityatau kerahasiaan, yaitu data atau informasi yang di dapatkan dalam


penelitian akan di jaga kerahasiaannya dan hanya data tertentu yang di laporkan pada
hasil penelitian. Responden mempunyai hak dalam memutuskan apakah mereka
bersedia menjadi sabjek dalam penelitian atau tidak,tanpa adanya sanksi apapun (Iwan,
2019). Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkandatadalam suatu penelitian yang berasal dari tahapan bentuk konsep,
konstruk dan variabel sesuai dengan kajian teori yang mendalam.Untukmengumpulkan
data dalam suatu penelitian, kita dapat menggunakaninstrumen yang telah digunakan
pada penelitian terdahulu atau dapat pulamenggunakan instrumen yang dibuat
sendiri.Instrumen yang telahtersediapada umumnya adalah instrumen yang sudah
dianggap teruji untukmengumpulkan data variabel-variabel tertentu (Kemenkes, 2018).

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan instrument penelitianberupa lembar


angket (kuesioner) yang terdiri atas 2 bagian danlembarangket (observasi) terdiri atas 1
bagian. Bagian A merupakan data demografi yang berisi nomor responden, usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, bagianBberisi pernyataan dukungan keluarga pada pasien
penderita diabetes mellitus. Bagian A Bagian ini terkait dengan identitas responden
yang meliputi datademografi yang berisi data responden, usia, jenis kelamin, dantingkat
pendidikan.

Bagian B Bagian ini berisi pernyataan mengenai dukungankeluargadengan


menggunakan kuesioner skala Likert sebagai instrument yang digunakan untuk
mengetahui dukungan keluarga.Pernyataandalam kuesioner ini merupakan pernyataan
tertutupdimanajawaban responden hanya terbatas empat jawaban yaituselalu, sering,
kadang - kadang, jarang, dan tidak pernah.Setiappernyataan masing-masing jawaban
memiliki skor 0 - 4. Pilihandengan kriteria jawaban sebagai berikut : 4 = selalu, 3
=sering, 2= kadang - kadang, 1 = jarang, dan 0 = tidak pernah, untukpernyataan
favourable dan sebaliknya 0 = selalu, 1 = sering, 2= kadang - kadang, 3 = jarang, dan 4
= tidak pernah, untukpernyataan unfavourable dengan jumlah pernyataan 17 item. Tabel
4.1

Kisi – Kisi Kuisoner Dukungan Keluarga No _Pernyataan _Favorable _Unfaforable _Jumlah


_ _1 _Dukungan emosional _1,2 _3 _3 _ _2 _Dukungan penghargaan _4, 5, 7, _6 _4 _ _3
_Dukungan instrumental _9, 10, 11, 12 _8 _5 _ _4 _Dukungan informasi _13, 14, 15, 16, 17
_- _5 _ _ _Jumlah _14 _3 _17 _ _ Bagian C Bagian ini berisikan lembar hasil ukur gula
darah respondenyang diisi oleh peneliti. Kadar gula darah HbA1Cdiukur
denganmenggunakan alat A1C meter sebagai alat ukurnya. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukantingkat keandalan atau
ketepatan suatu alat ukur.

Ditegaskan Sugiyono(2011)bahwa : “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang


digunakanuntukmendapatkan data (mengukur) itu validitas”. Uji validitas untuk sikap
kesiapsiagaan, instrumen ini dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel
(0,361). No _Pernyataan _r hitung _r tabel _ _1 _P1 _0,390 _0,361 _ _2 _P2 _0,668 _0,361 _
_3 _P3 _0,410 _0,361 _ _4 _P4 _0,615 _0,361 _ _5 _P5 _0,383 _0,361 _ _6 _P6 _0,536 _0,361
_ _7 _P7 _0,511 _0,361 _ _8 _P8 _0,386 _0,361 _ _9 _P9 _0,410 _0,361 _ _10 _P10 _0,682
_0,361 _ _11 _P11 _0,652 _0,361 _ _12 _P12 _0,437 _0,361 _ _13 _P13 _0,434 _0,361 _ _14
_P14 _0,553 _0,361 _ _15 _P15 _0,652 _0,361 _ _16 _P16 _0,652 _0,361 _ _17 _P17 _0,383
_0,361 _ _ Uji Reabilitas Reliabiltas adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkansejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten (memperoleh hasil
yangsama) apabila pengukuran dilakukan secara berulang (Surahmandkk,2016).

Dari hasil uji reliabilitas nilai r hitung 0,755 = r konstanta 0,6makapernyataan tersebut
dikatakan reliable. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur atau cara pengumpulan data
dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada Pasien DM di Poliklinik RSUD Poso,
serta mendapatkan izin dari Pimpinan RSUD Poso. Dalam pengumpulan data tersebut
penelitian akan melakukan beberapa tahap pengumpulan data antara lain : Tahap
Persiapan Dalam tahap persiapan ini dilakukanpada bulan April 2023, Dengan mencari
suatu masalah yang terjadi tentang pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir. Peneliti membuat surat permohonan izin pengambilan data
awal. Proses selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data awal di RSUD Poso dan
pencari jumlah Pasien yg menderita DM..Kemudian peneliti menyusun proposal dan
mencari alat pengumpulan data berupa kuesioner. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini
peneliti melakukan permohonan izin kepada Direktur RSUD Poso, untuk melakukan
penelitian dan mencari calon responden.

Proses selanjutnya peneliti akan mencari calon responden sesuai kriteria inklusi. Setelah
mendapatkan responden peneliti memberikan lembar permohonan untuk menjadi
responden, dan menjelaskan pada responden untuk menjadi responden serta
responden mengisi lembar persetujuan dan menandatangani lembar persetujuan
tersebut. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden untuk di isi, sebelum
responden mengisi kuesioner peneliti akan menjelaskan cara mengisi kuesioner. Peneliti
akan memberikan dua kuesioner yaitu lembar kuesioner dukungan keluarga.

Setelah responden paham tentang cara mengisi kuesioner, Peneliti akan mengecek
kembali kuesioner yang telah di isi, Apabila responden tidak melengkapi kuesioner akan
dikembalikan agar dilengkapi. Tahap Akhir Pada tahap ini peneliti melakukan
pengumpulan kuesioner dan data akan dimasukkan dan diperoleh ke dalam program
komputer yaitu mikrosoft excel dan diolah data menggunakan analisis kolerasi dengan
program SPSS untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini.

Analisa data Analisa Univariat Dalam data analisa univariat digunakan untuk melihat
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dengan tujuan untuk mengambarkan
distribusi dalam variabel yang diteliti, baik variabel terkait yaitu dukungan keluarga,
maupun variabel bebas yaitu kadar gula darah. Dalam analisa data ini ditampilkan dalam
bentuk jumlah (frekuensi) dan presentase. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan
untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara masing-masing variabel independen
dan dependen.Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square
dengan skala ordinal pada dua variabel.

Jika < p 0,05 berarti ada hubungan antara kedua variabel, sedangkan p >0,05 akan
bermakna tidak adanya hubungan antara dua variabel yang telah di uji (Iwan, 2019).

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://eprints.ums.ac.id/31201/2/BAB_1.pdf
<1% - https://dinkes.kalbarprov.go.id/diabetes-sebabkan-kematian-tertinggi-di-
indonesia-atasi-secepatnya-sebelum-terlambat/
<1% - http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jfk898f61c981full.pdf
<1% - https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/article/
download/319/144
<1% - https://gustinerz.com/ini-beda-diabetes-melitus-dm-tipe-1-tipe-2/
<1% - https://jurnal.healthsains.co.id/index.php/jhs/article/download/421/520/3435
<1% - http://repo.upertis.ac.id/2883/
<1% - https://kemkes.go.id/article/view/20120100005/infodatin-tetap-produktif-cegah-
dan-atasi-diabetes-melitus-2020.html
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7336/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/646553768/Artikel-JIKMDS-An-Nisa
1% - https://stikes-yogyakarta.e-journal.id/ikars/article/download/214/190/
<1% - https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/87695/Lampiran%20Perwako
%20SPM.pdf
<1% -
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._43_ttg_Standar_Pelayanan_
Minimal_Bidang_Kesehatan_.pdf
<1% -
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__4_Th_2019_ttg_Standar_Te
knis_Pelayanan_Dasar_Pada_Standar_Pelayanan_Minimal_Bidang_Kesehatan.pdf
<1% - https://www.kompasiana.com/naurasalzabila3729/62b2f120bb448623be503642/
penyakit-diabetes-melitus-di-wilayah-yogyakarta
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/8975/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
<1% - http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1289889&val=16480&title=SELF%20CARE%20DAN%20KADAR%20GULA
%20DARAH%20PADA%20PASIEN%20DIABETES%20MELITUS%20TIPE%202
<1% - http://eprints.ums.ac.id/45383/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10020/2/T1_802011072_Full
%20text.pdf
<1% - https://repository.maranatha.edu/25529/3/1510057_Chapter1.PDF
1% - https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/891/553
<1% - https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/807/581/
<1% - https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1839/gabungan%20skripsi
%20cacan%20BARU.pdf?sequence=1
<1% - https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/download/179/210/
<1% - https://id.scribd.com/document/496433422/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus
<1% - https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/download/88/80
1% - https://core.ac.uk/download/pdf/159823272.pdf
<1% - http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1424826&val=4108&title=GAMBARAN%20KEPATUHAN%20DIET%20DAN
%20DUKUNGAN%20KELUARGA%20PADA%20PENDERITA%20GAGAL%20GINJAL
%20KRONIK%20YANG%20MENJALANI%20HEMODIALISA%20RAWAT%20JALAN%20DI
%20RSU%20HAJI%20MEDAN%20TAHUN%202014
1% - https://media.neliti.com/media/publications/94696-ID-none.pdf
1% - https://adoc.pub/hubungan-dukungan-keluarga-dengan-kualitas-hidup-
penderita-d.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/6562/17/BAB%20II.pdf
<1% - https://media.neliti.com/media/publications/188331-ID-hubungan-tingkat-
pengetahuan-sikap-dan-d.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2206/5/08410048_Bab_1.pdf
<1% - https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20437312-Atyanti%20Isworo.pdf
<1% - http://scholar.unand.ac.id/29990/2/BAB%20I.pdf
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1501100008/12._BAB_2_.pdf
<1% - http://repository.akfarsurabaya.ac.id/667/4/BAB%20I.pdf
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7725/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20pustaka.pdf
<1% - https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/article/view/2047
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/5036/3/Bab%202.pdf
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2167/3/BAB%20II.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/28053/2/BAB_I.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/28053/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
<1% - http://digilib.unila.ac.id/6567/15/BAB%20II.pdf
1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1503410023/7._BAB_II_.pdf
2% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2621/3/BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4930/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
10% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9337/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
<1% - https://repository.ump.ac.id/9448/3/Khusnul%20Khotimah%20BAB%20II.pdf
<1% - http://repository.um-surabaya.ac.id/3268/3/BAB_2.pdf
<1% - https://www.academia.edu/38997905/MAKALAH_DM_PADA_BUMIL
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210171006/
BAB_II.pdf
1% - https://www.academia.edu/9616868/TINJAUAN_PUSTAKA_2_1_Diabetes_Melitus
<1% - https://syammblog.blogspot.com/2011/04/askep-dm-dengan-pola-
pengkajian.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/6178/3/BAB%202.pdf
<1% - https://www.academia.edu/11781444/LP_DM
<1% - https://id.scribd.com/document/346869662/Satuan-Acara-Penyuluhan-Diabetes-
Melitus
<1% -
https://www.academia.edu/24657937/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_DIABETES_MELIT
US_PADA_LANSIA_DI_POSYANDU_LANSIA_SEHAT_MANDIRI_WILAYAH_KERJA_PUSKESM
AS_SIMPANG_IV_SIPIN
1% - https://eprints.umm.ac.id/76052/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/76052/2/BAB%20I.pdf
1% - https://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian-dukungan-keluarga.html
1% - http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1688145&val=5789&title=PERAN%20DUKUNGAN%20KELUARGA%20DALAM
%20PENCEGAHAN%20KEKAMBUHAN%20PASIEN%20SKIZOFRENIA%20LITERATUR
%20REVIEW
<1% - https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/550/BAB
%20II_201601022.pdf
1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7447/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/80378/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/52143/42/BAB%20II.pdf
<1% - https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/807
<1% - https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/1839
<1% - https://www.alodokter.com/8-macam-obat-diabetes-agar-kadar-gula-darah-
tetap-stabil
1% - http://eprints.ums.ac.id/31100/1/03._Halaman_depan.pdf
<1% - https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/download/2637/1784
<1% - https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126473-TESIS0520%20Asm%20N08k-Kontribusi
%20karaktersitik-Metodologi.pdf
<1% - https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/58443/MjY1NzE2/Hubungan-Sosial-
Ekonomi-Pengetahuan-dan-Dukungan-Keluarga-dengan-Kadar-Gula-Darah-pada-
DMTipe-2-abstrak.pdf
<1% - http://repository.unimus.ac.id/542/8/BAB%20II.pdf
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601410011/8._BAB_III_.pdf
<1% - https://123dok.com/document/y6m2re7q-bab-metode-penelitian-berdasarkan-
permasalahan-tujuan-dicapai-penelitian.html
<1% - https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/32881
<1% - https://www.academia.edu/49062381/POPULASI_DAN_SAMPEL
<1% - http://repository.upi.edu/69380/4/S_PEA_1700719_Chapter3.pdf
<1% - https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601460037/14._BAB_3_1.pdf
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/6425/5/BAB%20IV.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/63968/5/BAB%20IV.pdf
<1% - http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=872048&val=7754&title=HUBUNGAN%20PENGETAHUAN%20TENTANG
%20MANAJEMEN%20LAKTASI%20DENGAN%20SIKAP%20IBU%20POST%20PARTUM
%20DALAM%20PROSES%20MENYUSUI%20DI%20RUANG%20BERSALIN%20RS
%20PANTI%20WALUYA%20MALANG
<1% - https://gurubagi.com/pengertian-variabel-bebas-dan-terikat-perbedaan-serta-
contohnya/
<1% - https://haloedukasi.com/variabel-dependen
<1% - https://ff.unair.ac.id/files/content/1572485184-4-15.-CONTOH-Pengisian-PSP-
atau-IC.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/49335/57/BAB%204.pdf
<1% - https://www.thetastatistik.com/cara-menyusun-instrumen-penelitian/
<1% - https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=
%2F360256%2Fmod_resource%2Fcontent%2F1%2FMETRIS%2010.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/5503/6/BAB%203.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/46280/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/35893/4/S_MIK_1505866_Chapter%203.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/53217/5/BAB%20IV.pdf

Anda mungkin juga menyukai