PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompensasi merupkan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen
sumber daya manusia (MSDM). Kenara kompensasi merupakan salah satu aspek yang
paling sensitif di dalam hubungan kerja. Kasus yang terjadi dalam hubungan kerja
mengandung masalah kompensasi dan berbagai segi yang terkait, seperti tunjangan,
kenaikan kompensasi, struktur kompensasi,, dan skala kompensasi. Dalam prektiknya
masih banyak perusahaan yang belum memahami secara benar system kompensasi.
System kompensasi membantu dalam memberi penguatan terhadap nilai nilai kenci
organisasi serta memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi. Ada sementara yang
beranggapan bahwa dengan melaksanakan kompensasi minuman sudah merasa
memenuhi ketentuan kompensasi yang berlaku, sehingga meraka berharap tidak akan
terjadi masalah yang berkaitan dengan kompensasi pekerjaan. Pemahaman semacam
ini perlu diluruskan dengan mendalami makna dan pengertian kompensasi dan system
kompensasi secara seluruhan. Kompensasi dimaksudkan sebagai balas jasa (reward)
perusahaan. Terhadap pengolahan waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan
meraka kepada perusahaan (saydam, 1996). Panggabean (2002), mengemukakan
kompensasi dalam didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan
kepada keryawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada
organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kompensasi
2. Apa saja Fungsi daan Tujuan Kompensasi
3. Pengertian Kompensasi gaji dan Upah
4. Pengertian Insentif
5. Apa itu Kompensasi Tunjangan dan Jasa
6. Definisi Kompensasi Kesehatan dan Keamanan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompensasi
Kompensasi mengandung arti yang lebih luas daripada upah atau gaji. Upah atau
gaji lebih menekankan pada balas jasa yang bersifat finansial, sedangkan kompensasi
mencakup balas jasa finansial maupun non-finansial. Kompensasi merupakan pemberian
balas jasa, baik secara langsung berupa uang (finansial) maupun tidak langsung berupa
penghargaan (non-finansial).1
Kompensasi tidak saja dapat diberikan dalam bentuk uang, tatapi dapat juga
berbentuk materiil atau benda. Hal ini dikeranakan prestasi yang berikan kadang kadang
sukar dinilai dengan uang, tatapi lebih mudah bila diberikan dalam jumlah meteriil.
Contoh: setiap penggarap yang berhasil menggaran sepetak tanah, akan mandapakan
kompensasi separuh dari nilai hal panen sawah tersebut.2
1
Drs. H. Sadili Samsudin, M.M, M. Pd., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),
hlm. 187-188
2
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.Si, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: KENCANA, 2009), hlm. 184-
185
2
dari bentuk kompensasi uang atau materiil. Memang tidak semua perusahaan mempu
menyediakan fasilitas untuk para karyawannya karena penyediaan fasilitas sangat
berkaitan dengan kemampuan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Pada umunmya, jenis fasilitas yang sering disediakan oleh berbagai perusahaan,
antara lain fasilitas lingkungan kerja, kehasetan, antarjemput, makan siang, dan fasilitas
perumahan. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk antuvitas kerja mereka.
Pada dasarnya kompensasi itu dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu kompensai langsung
dan tidak langsung. Kompensasi langsung adalah kompensasi yang diberikan langsung
berhubungan tidak langsung, maksudnya yaitu pemberian kompensasi tidak kaitkan
dangan hasil kerja karyawan yang bersangkutan. Kompensasi tidak langsung disebut juga
kompensasi pelengkap. Dikatakan pelengkap kerena kompensasi tidak langsung ini
diberikan kepada karyawan hanya untuk mekengkapi kompensasi yang telah diberiakan
oleh perusahaan. Dengan alasan, misainya, biaya hidup semakin besar, menentut banyak
sumber pedapatan bagi kar-yawan. Untuk itu perlu diberikan kompensasi pelengkap,
seperti fasilitas kesehatan, tunjangan, transportasi, dan lain lain.
3
kompensasinya rendah ke tempat kerja yang kompensasinya tinggi dengan
cara menunjukan prestasi kerja ynag lebih baik.3
b. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif. Dengan
pemberian kompensasi yang tinggi kepada seseorang karyawan mengandung
implikasi bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termasuk
dengan seefisien dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian,
organisasi yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dan/ atau
keuntungan semaksimal mungkin. Di sinilah produktivitas karyawan sangat
menentukan.
c. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai akibat alokasi dan
penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan
secara efisien dan efektif tersebut, maka dapat diharapkan bahwa sistem
pemberian kompensasi tersebut secara langsung dapat membantu stabilisasi
organisasi, dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilisasi
dan pertumbuhan ekonomi Negara secara keseluruhan.
3
Ibid., hlm. 188
4
d. Menciptakan keseimbangan dan keadilan. ini berarti bahwa pemberian
kompensasi berhubungan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
karyawan pada jabatan sehingga tercipta keseimbangan antara “input”
(syarat-syarat) dan “output”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang
berupa uang atau buka uang yang diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas
jasa mereka dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dessler, dalam bukunya Sumber Daya Manusia mengatakan gaji adalah sesuatu
yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai atau karyawan. Ia
berpendapat bahwa sistem pembayaran dapat dibedakan berdasarkan waktu kinerja, yaitu
pembayaran yang dilakukan atas dasar lamanya bekerja, misalnya per jam, hari, minggu,
4
Ibid., hlm. 187
5
5
bulan, dan sebagainya, dan pembayaran berdasarkan lisensi kinerja, yaitu pembayaran
upah/gaji yang didasrkan pada hasil akhir dari proses kinerja, misalnya jumlah produksi.
Amstrong dan Murlis, dalam bukunya Pedoman Praktis Sistem Penggajian, berpendapat
gaji merupakan bayaran pokok yang diterima oleh seseorang.
Ada dua cara yang dipakai untuk menetapkan gaji pegawai, yaitu waktu dan
jumlah produksi. Upah berdasarkan waktu berarti jumlah waktu seorang pekerja berada
dikantor. Cra inilah yang umum dipakai pada saat ini. sebagai contoh, pekerja kasar
biasanya dibayar berdasarkan upah per jam, atau lebih dikenal dengan kerja harian.
Beberapa manajer profesional, sekretaris, dan pegawai digaji berdasarkan lamanya
bekerja (seperti seminggu, sebulan, atau setahun). Sementara upah berdasarkan jumlah
waktu produksi artinya seorang pegawai digaji berdasarkan jumlah produksi yang
dihasilkan atau dikenal sebagai kerja borongan (piecework).
Gaji atau upah dapat disusun menurut prestasi kerja, lama kerja, senioritas, dan
kebutuhan.
5
Ibid., hlm. 189-190
6
c. Upah menurut senioritas. Cara pengupahan ini didasarkan pada masa kerja
atau senioritas karyawan yang bersangkuta dalam suatu organisasi. Dasar
pemikirannya adalah karyawan senior menunjukkan adanya kesetiaan yang
tinggi pada organisasi tempat mereka bekerja.
d. Upah menurut kebutuhan. Cara ini menunjukkan upah para karyawan
didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari karyawan.
D. Kompensasi Insentif
Insentif merupakan balas jasa diluar gaji yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan hasil kerja dengan maksud agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik dan
agar mampumencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi, jadi seseorang mau bekerja
dengan sungguh-sungguhjikadidalam dirinya terdapat semangat kerja yang tinggi. 6
Kompensasi insentif adalah pemberian upah atau gaji yang berbeda, bukan
didasarkan pada eveluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi kerja. Dengan
demikian, dua orang yang memiliki jabatan yang sama, minsalnya kepala mandor, akan
menerima upah yang berbeda karena prestasinya berbeda, meskipun upah dasarnya sama.
Perbedaan upat tersebut merupakan tambahan upah (bonus) karena adanya prestasi kerja,
inilah yang disebut dengan insentif untuk memperhatankan karyawan yang berpestasi.
Adapun jenis-jenis insentif di antaranya:
6
Djamahur Hamid, “Pengaruh Insentif Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Administrasi Bisnis
(Vol. 28 No. 1 November 2015), hlm. 51.
7
Prof. Dr. Sondang P. Siagian. M.Pa., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.
268.
7
Pemberian bonus tahunan bertujuan untuk memotifasi kinerja jangka pendek dari para
manajer dan eksekutif. Biasanya semakin tinggi jabatan maka semakin besar pula
nilai persentase yang di dapat. Seorang eksekutif yang mendapat gaji $150.000 bisa
memperoleh bonus sebesar 80% dari gajinya. Sementara seorang manajer pada
perusahaan yang sama memperoleh gaji $80.000 hanya bisa memperoleh 30% gajinya
sebagai bonus. Rata-rata bonusr berkisar antara 10% sampai 80%.
5. Insentif Organisasi
Pemberian laba pada para karyawan untuk meningkatkan komitmen, partisipasi dan
kemitaan mereka pada persusahaan sehingga mampu mengurangi tingkat keluar
masuk karyawan. Program pembagian perolehan merupakan suatu rencana insentif
yang melibatkan karyawan dalam suatu usaha bersama untuk mencapai sasaran
produktivitas. Untuk karyawan yan telah pensiun diberikan kepemilikan saham
karyawan setiap tahunnya.8
Adapun beberapa sifat dasar dalam sistem pengupahan insentif ini perlu mendapat
perhatian, antara lain sebagai berikut:
a. Pembayarannya agar diupayakan cukup sederhana, sehingga dimengerti dan
dihitung oleh karyawan yang bersangkutan.
b. Upah insentif yang diterima benar – benar dapat menaikan motivasi kerja mereka
seperti output dan efesiensi kerjanya juga meningkat.
8
Drs. H. Sadili Samsudin, M.M, M. Pd., “Manajemen…, hlm. 194-195.
8
c. Pelaksanaan pengupahan insentif hendaknya cukup cepat, sehingga karyawan
berprestasi tersebut bisa merasakan nikmatnya menjadi orang berprestasi.
d. Penentuan standar kerja ataupun standar produksi hendaknya secermat mungkin,
dalam arti tidak terlalu tinggi, sehingga tidak tejangkau oleh umumnya karyawan.
Atau tidak terlalu rendah, sehingga tidak terlalu mudah dicapai karyawan.
e. Besarnya upah normal dengan standar produksi hendaknya cukup merangsang
pekerja atau karyawan untuk bekerja lebih giat.
Menurut penelitian para ahli, penentuan insentif tersebut berlaku pula bagi
tenaga pimpinan, yang besarnya bekisar antara 50-60% dari gaji bulanan. Dan
jenisnya bemacam-macam, seperti Premi (Bonus payment), Stock option (hak untuk
membeli atau mendpatkan saham pada harga tertentu), Phantom stock plan (dicatat
sebagai pemegang saham) dan sebagainya. Pada dasrnya sistem pengupahan insentif
itu cukup baik bagi iklim kerja suatu organisasi, walaupun demikian, tetap dirasakan
adanya kesulitan yang dapat ditimbulkan dalam pelakasanannnya. Drs. Heidjrachman
mengemukanan beberapa kesulitan, di antaranya, sebagai berikut:9
a. Alat pengukur dari berbagai prestasi karyawan belum tentu dapat berhasil dibuat
secara tepat sebagaimana diharapkan, yakni wajar dan dapat diterima.
b. Alat pengukur dan tujuan perusahaan harus terikat erat.
c. Data tentang prestasi kerja karyawan harus cepat dan teratur terkumpul setiap saat
(hari, minggu, bulan).
d. Standar yan ditetapkan haruslah mempunyai tingkat kesulitan yang sama untuk
setiap kelompok kerja.
e. Gaji/upah total dari upah plus bonus yang diterima, haruslah konsisten di antara
berbagai kelompok pekerja yang menerima insentif, dan antara kelompok
menerima insentif , dan antara kelompok yang tidak menerima insentif.
f. Standar prestasi haruslah disesuaikan secara periodik dengan adanya perubahan
dalam prosedur kerja.
g. Kemungkinan tantangan dari pihak serikat karyawan harus sudah diperhitungkan
dengan matang.
h. Berbagai reaksi karyawan terhadap sistem pengupahan insentif yang diterapkan,
juga harus diperhitungkan kemungkinannya. Dengan demikian memang
9
Kolonel Kal. Susilo Martoyo, S.E. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
1998), hlm. 124-126
9
perusahaan harus cupuk cermat dan hati-hati sekali dalammenentukan sistem
pengupahan insentif ini.
10
Drs. H. Sadili Samsudin, M.M, M. Pd., “Manajemen…, hlm. 197-200
10
akan meningkat jika seseorang tidak mampu kembali bekerja.
Tujuannya untuk melembagakan program terapi fisik korektif
(termasuk peralatan pelatihan, konseling karir untuk memandu
karyawan yang mengalami kecelakaan dalam pekerjaan baru yang
kurang stress, dan juga bantuan perawatan) sehingga dapat bekerja lagi
diperusahaan.
3. Tunjangan pension
Tunjangan pension yang dimaksud disini adalah jaminan sosial dan pension.
Jaminan sosial tidak hanya meliputi tunjangan pension, melainkan juga tunjangan
bertahan hidup dan cacat. Ada tiga tipe dasar rencana pension, yaitu rencana
kelompok, pembagian laba tertunda, dan tabungan. Hal yang penting dala rencana
pensiun adalah resting uang yang telah ditenpatkan majikan dan karyawan dalam
dana pensiun karyawan, yang tidak dapat ditebus dengan alasan apapun. Undang-
undang jaminan pendapatan pensiun karyawan(ERISA) pada dasarnya memastikan
hak-hak pensiun menjadi tetap(vested) dan terlindungi sesudah sejumlah waktu yang
masuk akal.
4. Tunjangan jasa
Tunjangan jasa biasanya diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk
jasa makanan,peluang rekreasi,jasa-jjasa hukum, konseling,dan krdit union. Kredit
union (koperasi kredit) merupakan bisnis terpisah yang dibangun dengan bantuan
majikan. Karyawan biasanya menjadi anggota dengan membeli stau saham dari
persediaan kredit union terssbut kemudian mendepositkannya.
11
2. Usia, status pernikahan,dan jenis kelamin memengaruhi pilihan karyawan atas
tunjangan.
b. Pendekatan kafetaria
Pendekatan ini memungkinkan karyawan untuk memungkinkan karyawan
untuk menentukan rencana tunjangannya sebatas limit biaya total(ditentukan oleh
majikan) dan mencakup butir non-opsional tertentu.
Semua karyawan tetap purna waktu atau karyawan penggal waktu yang telah
menyelesaikan pekerjaan sekurang-kurangnya tiga bulan berturut-turut pada PT XYZ
dapat juga berpartisipasi dalam rencana pembelian saham karyawan perusahaan. Ini
memungkinkan mereka membeli saham PT XYZ tanpa komisi melalui pemotongan
daftar gaji dalam jumlah yang bervariasi dari 1% sampai maksimal 10% dari total gaji
merka. Pemotongan-pemotongan ini diakumulasiikan untuk satu periode yang sudah
ditunjuk. Pada akhir periode tersebut, PT XYZ membeli perusahaan dari persediaan
untuk semua pesertanya.
12
Ada pula program pembayaran kembali uang kuliah perusahaan
memungkinkan seluruh karyawan tetap yang telah berdinas satu tahun berturut-turut
menerima penggantian biaya pendidikan lanjutnya maksimal sampai satu tahun. Para
karyawan mendapatkan dua minggu libur sesudah satu tahun bekerja diperussahaan,
tiga minggu sesudah lima tahun, eempat minggu sesudah sepuluh minggu, dan lima
minnggu sesudah dua puluh ttahun bersama PT XYZ. Karyawan yang terbaik juga
dapat mendpatkan fasilitas libur lima minggu tersebut.
Makin baik kondisi keamanan dan kesehatan karyawan, makin positif sumbangan
mereka bagi organisasi/perusahaan. Pada umumya, perusahaan memperhatikan masalah
keamanan dan kesehatan karyawan justru untuk memungkinkan terciptanya kondisi kerja
yang lebih baik, dalam pemeliharaan kesehatan karyawan. Hal ini penting sekali,
terutama bagi bagian-bagian organisasi yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi.
Biasanya, tanggung jawab pembinaan keamanan dan kesejahteraan karyawan tersebut
terletak pada Manajer Operasional dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan,
yang antara lain meliputi :
11
Drs. H. Sadili Samsudin, M.M, M. Pd., “Manajemen…, hlm. 202-204
13
c. Mengatur program-program kesehatan dan keamanan.
d. Mengatur suhu udara dalam ruang kerja, ventilasi dan keberhasilan lingkungan kerja.
e. Program-program latihan keamanan bagi karyawan.
f. Mengadakan pengaturan-pengaturan pencegahan kecelakaan kerja dan sebagainya.
1. Kesehatan karyawan.
2. Keamanan karyawan.
Pengertiaan keamanan (“safety”) disini adalah keadaan karyawan yang bebas dari
rasa takut dan bebas dari segala kemungkinan kecelakaan kerja. Menurut Drs. T. Hani
Handoko, program-program keamanan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ada dua cara yang dipakai untuk menetapkan gaji pegawai, yaitu waktu dan jumlah produksi.
Upah berdasarkan waktu berarti jumlah waktu seorang pekerja berada
Gaji atau upah dapat disusun menurut prestasi kerja, lama kerja, senioritas, dan kebutuhan.
B. Kompensasi Insentif
15
3. Insentif untuk Para Penjual
5. Insentif Organisasi
2. Tunjangan asuransi
3. Tunjangan pension
4. Tunjangan jasa
1. Kesehatan karyawan.
2. Keamanan karyawan.
16