O
L
E
H
Latar Belakang
Dalam menjalankan usaha, setiap perusahaan tidak akan terlepas dari berbagai
masalah yang berkaitan dengan fungsi-fungsi kegiatan usahanya, baik itu masalah
produksi, personalia, pemasaran maupun usahanya. Masalah di atas tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, permasalahan diatas harus ditangani secara
komprehensif, dengan cara mengkoordinasikan antara fungsi-fungsi dalam satu
kesatuan. Masalah yang berkaitan dengan fungsi sumberdaya manusia merupakan satu
hal yang dianggap penting dalam perusahaan.
Didalam suatu perusahaan tidak luput dari persoalan organisasi, karena
persoalan organisasi adalah persoalan manusia. Organisasi pada dasarnya adalah
kelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan.
Menyadari bahwa manusia adalah faktor penentu yang sangat penting dan
menjadi pusat perhatian setiap kegiatan operasionalnya, maka setiap perusahaan dituntut
mengelola sumber daya manusia yang ada agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai
dengan selalu berorientasi pada penggunaan sumber daya manusia yang lebih efektif
dan efesien.
Untuk itu masalah sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian yang cukup
serius dalam menghadapi persaingan sekarang ini, karena sumberdaya manusia
merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang, dan mendapatkan laba.
Walaupun pada masa sekarang ini, di mana banyak tenaga manusia digantikan
oleh mesin-mesin yang otomatis. Tetapi perkemnbagan sumberdaya manusia tetap
merupakan satu penentu atas tercapainya tujuan perusahaan karena alat atau mesin-
mesinteknologi pada hakekatnya ciptaan hasil karya manusia. Untuk pencapain semua
itu perusahaan harus dapat memberikan motivasi yang dapat mendorong semangat kerja
mereka. Oleh sebab itu sangatlah penting untuk memperhatikan tenaga kerja terutama
masalah pemberian tunjangan kesejahteraan, pengalaman kerja dan gaji karyawan
dalam rangka peningkatan kinerjanya, karena dengan memperhatikan hal tersebut maka
secara tidak langsung memberi dorongan moril para karyawan dalam melakukan
pekerjaannya.
Di dalam perusahaan seorang atasan harus menanggapi kebutuhan dan keinginan
karyawan sehingga di dalam perusahaan tercipta kondisi dimana kesejahteraan
karyawan terjamin, kesewenang-wenangan akan menimbulkan komunikasi antar
individu terhambat berakibat pada kinerjanya tidak berjalan dengan baik, pemberian
upah yang tinggi merangsang karyawan untuk berprestasi.
Banyak terdapat dalam perusahaan, karyawan yang mempertahankan
pekerjaannya meskipun upah yang didapat kecil, itu disebabkan perusahaan
memberikan berbagai macam tunjangan, misalnya tunjangan kematian jika karyawan
mengalami musibah, tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan tunjangan hari tua. Selain
tunjangan, karyawan juga menghendaki tempat kerja yang aman, cukup mendapatkan
udara yang segar penerangan yang baik dan jamkerja yang tidak terlalu lama.
Pemberian tempat kerja menyenangkan berarti pula menimbulkan semangat kerja
karyawan, cara demikian dapat terhindar dari pemborosan waktu dan merosotnya
kesehatan, perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan di
dalam perusahaan.
Pemberiantunjangan yang
merupakankomponendarikomposisiiniSangatberpengaruh pada kinerjakaryawan.
Darilatarbelakangtersebut, makadalammakalahinimembahasmengenai
“PENGELOLAAN TUNJANGAN KARYAWAN.”
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kompensasi/Tunjangan
Prinsip-PrinsipProgramTunjangan
Simamora (1997) menyatakan,
supayaprogramtunjanganmemberikankontribusibagiorganisasi, setidak-tidaknya sama
denganbiaya yang telahdikeluarkanbagiprogramtersebut, terdapatbeberpaprinsipumum
yang sebaiknyaditerapkan.
1. Tunjangan karyawan haruslah memenuhi kebutuhan nyata.
2. Tunjangan-tunjanganharuslahdibatasikepadaaktivitas-aktivitas dimana
kelompok lebih efisien dibandingkan individu.
3. Program tunjangan haruslah bercirikan fleksibilitas yang memadai
demimemungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan-kebutuhan karyawan.
4. Jikaperusahaaninginmeraihapresiasidaripenyediaan jasa-jasa
karyawan,perusahaanharuslahmelakukanprogramkomunikasi yang ekstensif
danterencanadenganbaik.
Jenis Tunjangan
Para pemberi kerja memberikan sebagian besar tunjangan secara sukarela, namun
hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tunjangan-tunjangan tersebut
mencakup 10 % dari biaya kompensasi total. Tunjangan tersebut meliputi jaminan
sosial, ganti rugi karyawan, asuransi pengangguran, serta cuti keluarga dan pengobatan.
1) Jaminan Sosial
Social Security Act tahun 1935 menciptakan sebuah sistem tunjangan pensiun.
Para pemberi kerja diharuskan membagi rata dengan para karyawan biaya
asuransi usia lanjut, ahli waris, dan ketidakmampuan.
2) Kompensasi Pengangguran
Asuransi bagi penganggur memberi para karyawan yang diberhentikan bukan
karena kesalahan mereka bayaran dalam bentuk uang ingga 26 minggu atau
sampai mereka mendapatka pekerjaan baru. Tujuan bayaran pengangguran
adalah memberi karyawan yang menganggur waktu untuk mencari pekerjaan
yang baru yang sebanding dengan pekerjaan yang hilang tanpa menanggung
kesulitan finansial.
3) Kompensasi Karyawan
Tunjangan ganti rugi karyawan memberikan sejumlah perlindungan finansial
bagi karyawan yang menanggung biaya karena kecelakaan atau sakit yang
berkaitan dengan pekerjaan.
4) Cuti Keluarga dan Pengobatan
Family and Medical Leave Act dikenakan pada para pemberi kerja swasta
dengan 50 karyawan atau lebih dan pada para pemberi kerja pemerintah tanpa
memandang jumlahnya. Tujuan umum undang-undang ini adalah membantu
para karyawan menyeimbangkan tuntutan pekerjaan tanpa menghambat
kemampuan mereka untuk memberi perhatian pada kebutuhan pribadi atau
keluarga.
Kesehatan karyawan yang dimaksud di sini adalah kesehatan jasmani dan rohani
sedangkan keamanan adalah keadaan karyawan yang terbebas dari rasa takut dan bebas
dari segala kemungkinan kecelakaan kerja. Upaya memelihara keamanan dapat
dilakukan dengan:
DANA PENSIUN
Jenis-jenis pensiun
Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari
beberapa jenis pensiun yang ditawarkan, dengan melihat situasi dan kondisi yang
terjadi. Berikut adalah jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan :
Pensiun Normal
Pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai
masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk wilayah Indonesia rata-rata
seseorang memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60 tahun pada profesi
tertentu.
Pensiun Dipercepat
Pensiun yang dilakukan apabila perusahaan menginginkan pengurangan karyawan di
dalam tubuh perusahaan.
Pensiun Ditunda
Pensiun yang diminta sendiri oleh karyawan meskipun usianya belum memasuki
usia pensiun.Karyawan tersebut berhenti bekerja tetapi dana pensiun miliknya di
perusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa umur karyawan ini telah
memasuki masa pensiun.
Pensiun Cacat
Pensiun yang diberikan kepada karyawan yang mengalami kecelakaan sehingga
dianggap tidak mampu dipekerjakan seperti semula, sedangkan umurnya belum
memenuhi masa pensiun.
Tunjangan Asuransi
Sebagian besar pengusaha juga memberikan sejumlah tunjangan asuransi wajib atau
sukarela, seperti kompensasi pekerja dan asuransi kesehatan.
Kompensasi Pekerja
Undang-undang kompensasi pekerja bertujuan menetapkan jumlah yang tepat dan pasti
serta tunjangan medis bagi korban kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan,
juga pihak keluarga yang bergantung pada rang tersebut, tidak menghubungkannya
dengan kesalahan.
Tunjangan kompensasi pekerja bisa berbentuk uang atau fasilitas kesehatan. Dalam
kejadian kematian atau cacatnya seorang pekerja, orang yang ditanggung oleh korban
itu diberikan tunjangan tunai berdasarkan pendapatan sebelumnya. Agar kompensasi
pekerja dapat menutupi penyakit atau cedera yang ada hubungannya dengan pekerjaan,
karyawan yang bersangkutan harus dapat membuktikan bahwa hal ini terjadi saat
karyawan sedang bekerja. Tidak masalah apakah karyawan itu mungkin bersalah; jika
orang itu sedang bekerja saat cedera terjadi, orang tersebut berhak atas kompensasi
pekerja. Sebagai contoh, misalnya Anda menginstruksikan semua karyawan untuk
memakai kacamata pengaman saat bekerja dengan mesin. Seorang pekerja tidak
mengenakan kacamata dan terluka saat bekerja. Perusahaan masih harus memberikan
tunjangan kompensasi pekerja.
Selain waktu cuti, asuransi dan tunjangan pensiun mengambil bagian besar dari biaya
tunjangan, sebagian besar karyawan juga memdapatkan pelayanan termasuk pelayanan
pribadi (seperti konseling hukum dan pribadi), Sebagai contoh :
Pelayanan pribadi