Anda di halaman 1dari 10

Nur Ilmi Alifah

K5418055

Pendidikan Geografi 2018

Pertanyaan:

1. Pelajari dan pahami pengertian, tujuan, fungsi, dan asas BK kemudian jelaskan maksud
dari masing-masing fungsi dan asas BK tersebut.
2. Berikan contoh aplikasi dalam pelaksanaannya di sekolah.

Fungsi BK :
- Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman sangat perlu dihasilkan  oleh
pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta
permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien
(konselor), serta pemahaman tentang lingkungan  klien dan klien.
Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain dapat memberikan bantuan
pelayanan tertentu pada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu
yang akan dibantu (identitas, status pendidikan,perkawinan, kesehatan,keadaan
lingkungan tempat tinggal dll). Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan
oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan
bimbingan dan konseling secara lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama
dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien. Bagi
konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal dalam setiap
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu.
Contoh pengaplikasian fungsi pemahaman di sekolah yaitu adanya mata
pelajaran BK setiap satu kali selama seminggu yang bisa diisi oleh wali kelas atau
guru konseling, yang dimana dalam mata pelajaran ini, guru memberikan pemahaman
mengenai diri peserta didik tersebut, orang tua guru atau wali kelas. Adanya pula
memberikan pengajaran mengenai pemahaman terhadap lingkungan di sekitar peserta
didik, baik lingkungan sekolah, sekitar sekolah atau lingkungan tempat tinggal, yang
dimana di berikan pengajaran mengenaik sopan santun dan etika terhadap orang tua,
teman sebaya, warga sekolah atau masyarakat.

- Fungsi Fasilitasi
Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan tertentu dalam perkembangannya. Layanan bimbingan dapat
berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya
masalah. Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan
untuk menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan
individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu
keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc.Elhaney, 1993). Oleh karena itu
pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas
kewajibannya yang amat penting.

Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam rangka


pelaksanan fungsi pencegahan. Kegiatannya antara lain dapat berupa program-
program yang nyata (tahapan – tahapan seperti Identifikasi permasalahan,
Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab timbulnya masalah,
Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah, Menyusun
rencana program pencegahan,   Pelaksanaan dan monitoring, dan  Evaluasi dan
laporan). Program-program yang disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap
biasanya merupakan program-program resmi yang diselenggarakan untuk
sekelompok individu di lembaga tempat konselor bekerja. Kegiatan pencegahan yang
lebih sederhana dan bersifat tidak resmi dapat direncanakan langsung dengan konseli
yang bersangkutan dan langsung pula diselenggarakan dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa tersebut. Dalam hal ini, pemahaman
terhadap siswa dan permasalahan siswa, serta unsur-unsur pemahaman terhadap
bimbingan yang lebih luas menjadi dasar bagi kegiatan pencegahan yang
dimaksudkan.
Contoh pengaplikasian fungsi fasilitasi di lingkungan sekolah adalah
- Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian merupakan fungsi bimbingan dan konseling dalam


membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara
optimal. Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya (terutama
lingkungan sekolah dan madrasah bagi para siswa).

- Fungsi Penyaluran
Fungsi penyaluran merupakan Fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor
perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan. Dalam fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan
kesempatan penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat
dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya menyusun
program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta perencanaan kariernya.
- Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli
secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
- Fungsi Pencegahan
Fungsi Pencegahan yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free
sex). Melalui fungsi ini merupakan pencegahan timbulnya massal pada diri siswa
sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor
dengan merumuskan program bimbingan yang sistematis sehingga hal – hal yang
dapat meghambat perkembangan siswa seperti kesulitan belajar, kekurangan
informasi, masalah social dan lain sebagainya dapat di hindari.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat di wujudkan berkenaan dengan
fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah:
1. Layanan orientasi; layanan program ini diberikan kepada siswa agar mereka
mengenal lingkungan sekolahnya yang baru secara baik sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2. Layanan pengupulan data; pengumpulan data mengenai siswa secara akurat dan
tepat dapat menjadikan perolehan pemahaman yang leih mendalam tentang siswa
sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan pada
siswa.
3. Layanan kegiatan kelompok; dari program ini siswa diharapkan memperoleh
pemahaman diri secara lebih baik serta menjadi pemahaman lingkungan dan
kemampuan mengambil keputusan secara tepat.kegiatan tersebut dapat di
wujudkan dengan diskusi kelompok, bermain peran, dinamika kelompok dll.
4. Layanan bimbingan karir;Khusus layanan ini, hanya diberikan kepada siswa
sebelum ia akan berkarir setelah tamat sekolah.
- Fungsi Perbaikan dan Penyembuhan
Fungsi perbaikan dalam bimbingan konseling yaitu fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat,
rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. Sedangkan fungsi
penyembuhan  yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
- Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan membantu peserta didik supaya dapat menjaga dan
mempertahankan situasi kondusi yang telah tercipta dalam dirinya agar terhindar dari
penyebab penurunan produktivitas diri. Buat program-program yang menarik,
rekreatif. dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat peserta
didik. Dengan kata lain fungsi pemeliharaan ini juga sangat membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi pemeliharaan ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi –
kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Menurut Prayetno dan Erma amti (1999) menyatakan bahwa fungsi
pemeliharaan ini bukan sekedar mempertahankan agar hal – hal yang telah di
sebutkan tersebut tidak rusak, tetap utuh, dan tetap dalam keadaan semula dan bisa
berkembang lebih baik lagi. Implementasi fungsi dalam bimbingan konseling dapat
melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan program yang telah di sebutkan di atas.
- Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai
teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan
disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming),home room, dan karyawisata.
- Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal. Fungsi – fungsi tersebut diwujudkan
melalui diselenggarakan berbagai jenis kegiatan bimbingan dan di dalam masing –
masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi – fungsi
tersebut agar hasil – hasil yang hendak dicapainya jelas diidentifikasi dan di evaluasi.

Asas BK :
- Asas Kerahasiaan (confidential);
Yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang
tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing 
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin. Contoh aplikasi dalam
Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang konseli itu
memiliki penyakit HIV yang dididapnya sejak lama.maka seorang konselor harus bias
menjaga kerahasiaan tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak
orang.
- Asas Kesukarelaan
 Yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru
Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan
seperti itu. Contoh: Ada seorang peserta didik yang yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada salah satu mata pelajaran disekolahnya. Sebagai guru
konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat
suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkannya.
- Asas Keterbukaan
Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi
sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru
pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik
(klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat
dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan. Contoh: Ada seorang konseli yang
memiliki sifat tertutup,sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseling untuk
berbicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan masalah
pribadinya sendiri.sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam
menyampaikan masalhnya.
- Asas Keaktifan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan bimbingan.dalam hala ini guru pembimbing
perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan atau kegiatan
bimbingn dan konseling yang diperuntukkkan baginya. Contoh:
Seorang konselor harus harus bias membuat suatu program kegiatan.seperti ospek
(maba) maupun MOS (siswa baru), agar konseli / peserta didik dapat mengenalai
lingkungan yang baru serta mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
yang baru.
- Asas Kemandirian

Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling;
yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)  hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik. Contoh:  Ada seorang konseli yang cacat fisik dating pada
kita,dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meneruskan
hidupnya. Sebagai konselor yang professional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal
dan menerima dirinya dan lingkungan,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar
konseli tersebut menjadi diri yang mandiri.

- Asas Kekinian
Yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan
konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi
sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat
sekarang. Contoh : Konselor tidak hanya focus pada masalah yang telah
dihadapi,tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan
psikisnya.
- Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan
(peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu. Contoh : Seorang konselor harus mampu
mengikuti pergerakan jaman,agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahan
yang pada seorang konseli yang semakin kompleks.misalnya keluarga broken,serta
pergaulan bebas dikalangan pemuda.
- Asas Keterpaduan
Yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan
koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling
menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Contoh : Seorang
konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikologi seks maupun dokter
kandungan,dan mengundangnya  kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang lebih jelas tentang seks.supaya mereka tidak terjerat dalam
pergaulan bebas.

- Asas Keharmonisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada aturan dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama,hukum dan peraturan,adat istadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang
berlaku. Contoh : Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya,harus sesuai dengan
norma,hukum,dan adat istiadat.sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara
konseli dan konselor.karena seorang konselor yang professional harus bias
menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli
- Asas Keahlian
Yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru
pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling. Contoh : Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang
datang pada seorang konselor,seorang konselor harus bersikap sebagai
konselor.bukan bersikap pada seperti dokter maupun yang lainnya.yaitu memberikan
sepenuhnya semua keputusan pada konseli.
- Asas Tut wuri handayani
Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju. Contoh:
Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan.agar peserta didik /
konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita,dan mampu mengayomi
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai