LAPORAN SKRIPSI
Oleh
LAPORAN SKRIPSI
Oleh
Laporan Skripsi
Disusun oleh:
Disetujui oleh:
Pembimbing
<<tanda tangan>>
Disetujui oleh:
Head of Study Program
<<tanda tangan>>
i
ii
iii
PERNYATAAN
NIM : 2201814014
<<Tanda tangan>>
iv
v
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara tenaga kerja Indonesia melakukan
komunikasi antar budaya di Jepang, melakukan adaptasi, hambatan dan perbedaan
budaya yang ditemui di Jepang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan
pendekatan fenomenologi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menemukan informan
melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa dan tata krama yang ada di
Jepang. Kemudian, ketiga informan melalui tahapan dalam proses adaptasi yaitu
honeymoon, crisis, recovery, dan adjustment. Hambatan dan perbedaan budaya yang
ditemui informan berupa keterbatasan bahasa dan perbedaan dalam sikap, pandangan,
dan perilaku. Upaya adaptasi dilakukan dengan mempelajari kebudayaan di Jepang
dan Bahasa Jepang dengan mempelajari sendiri, mengamati, dan berdiskusi dengan
teman di Jepang.
Kata Kunci: Adaptasi, Komunikasi antar budaya, Model kurva-U
ABSTRACT
This study aims to find out how Indonesians migrant worker carry out intercultural
communication in Japan, adapt, obstacles and cultural differences encountered in
Japan. This study uses qualitative methods, with a phenomenological approach. Data
analysis was carried out using data reduction techniques, data presentation, and
conclusions or verification. The results of the study found that the informants
communicated using Japanese language and manners. Then, the three informants
went through the stages in the adaptation process, namely honeymoon, crisis, recovery
and adjustment. Barriers and cultural differences encountered by informants were
language limitations and differences in attitudes, views, and behavior. Adaptation
efforts are carried out by studying Japanese culture and Japanese language by self
study, observing, and discussing with friends in Japan.
Keywords: Adaptation, Intercultural Communication, U-Curve Model
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat
berjalan dan terselesaikan dengan baik dan lancar.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Skripsi di
jurusan Marketing Communication, Universitas Bina Nusantara. Tidak dapat
disangkal bahwa butuh usaha yang keras dalam penyelesaian pengerjaan skripsi ini.
Namun, penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari
orang-orang di sekeliling penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yaitu,
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M., selaku Rector of Bina
Nusantara University.
2. Ibu Dr. Yanti, S.Kom., M.M., selaku Dean of Faculty of Digital
Communication and Hotel & Tourism.
3. Ibu Maria Anggia Widyakusumastuti, S.Sos., M.M., selaku Head of
Communications Study Program dan Head of Marketing Communication
Program.
4. Ibu Mia Angeline, S.Kom., M.M., M.I.Kom, selaku Deputy Head of
Marketing Communication Program.
5. Ibu Arsiyanti Lestari, S.Sos., M.I.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang
sudah memberikan waktu luang dan tenaga untuk memberikan masukan,
bimbingan, dan arahan yang sangat membantu penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Aulia, Angga, dan Wira yang telah meluangkan waktu untuk menjadi
informan dalam penulisan skripsi ini.
7. Keluarga dan teman penulis yang mendukung penulis dari awal sampai
akhir penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Dengan rendah hati penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi membangun laporan penelitian
ini.
Singkawang, 25 Januari 2023
Suviana Sudarto
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian......................................................... 1
1.2. Fokus Penelitian ....................................................................... 3
1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3
1.4.1. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4.2. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB 2 STUDI PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Penelitian Sebelumnya (state of the art) .................................. 5
2.2. Landasan Konseptual................................................................ 17
2.2.1. Komunikasi ............................................................................ 17
2.2.2. Hambatan komunikasi ........................................................... 19
2.2.3. Komunikasi Antar Budaya .................................................... 20
2.2.4. Kompetensi Komunikasi Antar budaya ................................. 22
2.2.5. Adaptasi ................................................................................. 24
2.2.6. Adaptasi U-Curve Model....................................................... 25
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................. 27
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29
3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 29
3.2. Desain Penelitian ...................................................................... 30
3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
3.4. Teknik Analisis Data ................................................................ 35
3.5. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 37
3.6. Profil Informan ......................................................................... 37
BAB 4 HASIL PENELITIAN ..................................................................... 40
4.1. Gambaran Obyek Penelitian ..................................................... 40
4.1.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara ........................ 40
viii
4.2. Hasil Penelitian ......................................................................... 42
4.2.1. Komunikasi Antar Budaya Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang 42
4.2.2.Proses Adaptasi (U-Curve Model) Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang
47
4.2.3.Hambatan Dan Perbedaan Budaya Yang Ditemui Tenaga Kerja
Indonesia Dari Pengalaman Tinggal dan Bekerja Di Jepang .......... 77
4.3. Pembahasan .............................................................................. 86
BAB 5 PENUTUP ....................................................................................... 91
5.1. Simpulan ................................................................................... 91
5.2. Saran ......................................................................................... 92
REFERENSI .................................................................................................... 93
LAMPIRAN ..................................................................................................... 96
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Piramida Kompetensi Antar budaya (Deardorff, 2009) (sumber:
www.researchgate.net) ..................................................................................... 23
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia tidak memiliki masalah pada jumlah kelompok usia produktif, bisa
dikatakan bahwa Indonesia kelebihan tenaga kerja. Jumlah penduduk di Indonesia
dari hasil sensus 2020 telah meningkat menjadi 32,56 juta jiwa dibandingkan
sensus 2010. Namun pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan
pertumbuhan lapangan kerja di Indonesia. Salah satu masalah ketenagakerjaan di
Indonesia adalah kelebihan kapasitas tenaga kerja, dalam 5 tahun terakhir
Indonesia mengalami peningkatan laju pertumbuhan lapangan kerja, namun
selalu ada lebih banyak orang yang mencari pekerjaan. Hal ini membuat jumlah
pengangguran di Indonesia bertambah (Putri, 2022).
Tenaga kerja Indonesia yang bekerja dan menetap di Jepang akan melakukan
adaptasi dengan lingkungan baru nya untuk memperoleh kenyamanan ketika
1
2
tinggal di Jepang. Menurut Grushina semua individu yang melalui transisi budaya
(seperti memasuki suatu budaya/negara baru untuk pertama kali, kembali ke
daerah asal, atau berpindah tempat tinggal secara berkala) mengalami berbagai
hambatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru (Rahardjo et al.,
2018). Hambatan yang akan dihadapi tenaga kerja Indonesia ketika
berkomunikasi dengan warga negara Jepang akan berbeda dengan saat
berinteraksi dengan sesama warga negara Indonesia. Selain bahasa juga harus
memperhatikan tata krama berkomunikasi satu sama lain untuk mencapai
keselarasan dan kebersamaan sehingga komunikasi berjalan efektif.
Ketika individu yang satu berkomunikasi dengan individu lain yang memiliki
kebudayaan yang berbeda maka terjadi komunikasi antar budaya. Pengertian
komunikasi antar budaya menurut Liliweri merupakan interaksi antarpribadi yang
dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang
berbeda (Mukarom, 2020). Untuk mencapai komunikasi yang efektif seseorang
memerlukan kompetensi komunikasi yang terdiri dari, tingkat pengetahuan,
pengalaman, kemampuan dan lainnya yang dapat mendukung keefektifan
komunikasi. Tentunya hal ini tidak dapat langsung diterima dan diterapkan,
karena diperlukan proses adaptasi dari tenaga kerja Indonesia.
pemahaman akan tata krama komunikasi juga berbeda dipengaruhi oleh budaya.
Oleh karena itu komunikasi antar budaya menjadi tantangan yang besar bagi
tenaga kerja Indonesia di Jepang.
1.2.Fokus Penelitian
Penelitian ini akan fokus pada bagaimana tenaga kerja Indonesia yang tinggal
dan bekerja di Jepang melakukan adaptasi komunikasi antar budaya, dari adanya
perbedaan budaya yang besar dapat menimbulkan hambatan dan tantangan bagi tenaga
kerja Indonesia ketika di Jepang.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran
tentang adaptasi tenaga kerja Indonesia dalam melakukan
komunikasi antar budaya di Jepang.
3. Manfaat Umum
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
masyarakat tentang adaptasi komunikasi antar budaya tenaga kerja
Indonesia di Jepang.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
tentang cara adaptasi komunikasi antar budaya tenaga kerja
Indonesia di Jepang.
BAB 2
STUDI PUSTAKA
5
6
Nomor/Volume 66
Halaman 52 – 72
Metode Penelitian Kualitatif
Hasil Penelitian Murid-murid EM menghadapi enam
tantangan antar budaya. Tiga
diantaranya karena berpartisipasi dalam
program di sejumlah perguruan tinggi
luar negeri, tiga lainnya terkait dengan
tinggal di luar negeri dan berpindah
negara selama program studi. Beberapa
penyebab di balik tantangan antar
budaya yang dihadapi yaitu tantangan
terkait perbedaan perilaku, dalam
menentukan perilaku yang dapat
diterima dalam perbedaan budaya;
tantangan terkait komunikasi dan
perbedaan gaya komunikasi; tantangan
terkait perbedaan budaya dalam
pemahaman nilai mendasar seperti
dimensi budaya Hofstede; tantangan
terkait tingkat kompetensi orang lain
yang dirasa lebih rendah; tantangan yang
disebabkan rendahnya tingkat
kompetensi responden sendiri; dan
tantangan pribadi terkait pindah ke
negara lain, berada jauh dari kelompok
sosial. Pengetahuan mengenai budaya
dapat membantu responden untuk
melakukan persiapan, begitu juga
memahami pola pikir atau tata cara pikir,
menentukan apa yang seharusnya
dilakukan dan tidak dilakukan.
Responden menyatakan pengetahuan
14
2.2.Landasan Konseptual
2.2.1. Komunikasi
Kata komunikasi yang diterjemahkan dari bahasa Inggris yaitu
communication berasal dari bahasa Latin communicatio yang menjelaskan
hubungan antara manusia dengan hubungan manusia dengan dunia
sekitarnya. Kata komunikasi juga berkaitan dengan kata communion dan
community yang berasal dari bahasa Latin communicare, yang memiliki
arti untuk berbagi (to share) atau membuat sesuatu menjadi bersama-sama
(Kunandar, 2019). Dengan begitu, komunikasi dapat diartikan sebagai
proses interaksi antara individu dengan individu lainnya dengan maksud
dan tujuan untuk menciptakan pemahaman bersama terkait dunia
sekitarnya.
1. Komunikator/pengirim pesan/encoder
Seseorang yang membuat atau menyampaikan pesan disebut sebagai
komunikator. Komunikator berperan dalam menyajikan pemikiran dan
pendapatnya tentang suatu objek atau peristiwa. Komunikator
menyampaikan ide atau gagasan kepada pihak lain, bertugas dalam
melakukan enkoding.
2. Komunikan/penerima pesan/decoder
Komunikan merupakan orang yang menerima pesan dan bertugas
melakukan dekoding, yaitu menafsirkan pesan yang diterima dari
komunikator.
3. Enkoding dan dekoding
Enkoding merupakan proses komunikator menerjemahkan ide,
maksud, dan gagasan ke dalam bentuk simbol, dalam bentuk verbal
maupun non-verbal. Dekoding diartikan sebagai proses penerjemahan
simbol verbal atau non-verbal oleh komunikan ke dalam pesan. Pesan
19
pernyataan atau transmisi pesan oleh seseorang atau beberapa orang kepada
orang lain atau kelompok orang lain yang menimbulkan efek dan
membawa misi atau maksud dan tujuan tertentu, yang dilakukan dengan
suatu perencanaan dan dalam konteks antar budaya (Yusa et al., 2021).
1. Melingkupi bahasa,
2. Lingkungan,
3. Teknologi,
4. Organisasi sosial,
5. Sejarah sosial dan adat istiadat,
6. Konsepsi otoritas, dan
7. Perilaku komunikasi nonverbal.
22
Gambar 2.1 Model Piramida Kompetensi Antar budaya (Deardorff, 2009) (sumber:
www.researchgate.net)
Ada tiga hal yang menurut Hofstede menuntun individu masuk dalam
kompetensi komunikasi antar budaya, yaitu awareness, knowledge, dan
skill. Knowledge artinya jika berinteraksi dengan orang lain, maka harus
memahami tentang budaya orang lain dengan belajar tentang budaya
mereka. Meskipun kita tidak pernah berbagi dengan nilai-nilai mereka,
namun kita mendapatkan pemahaman intelektual tentang nilai-nilai mereka
yang berbeda dari kita. Awareness merupakan kesadaran bahwa individu
membawa kerangka pemikiran tertentu yang di dalamnya individu tersebut
dibesarkan dan jika orang lain dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda,
ia akan membawa seperangkat nilai yang berbeda. Tanpa awareness,
individu akan merasa lebih tinggi derajatnya (superior) dan kurang mau
memahami isyarat atau petunjuk dari budaya lain. Sebaliknya, jika individu
memiliki awareness maka ia mampu bersikap simpati dan menghargai
motivasi orang lain yang sepenuhnya berbeda dengan dirinya. Sedangkan
skill adalah kemampuan individu untuk mengakui dan menerapkan simbol-
simbol dari budaya lain sehingga individu memperoleh kepuasan bergaul
dalam lingkungan (Sri et al., 2020).
2.2.5. Adaptasi
Saat seseorang menghadapi budaya baru maka diperlukan kemampuan
khusus untuk mengatasi perbedaan budaya atau cultural gap di lingkungan
baru, yaitu dengan adaptasi. Adaptasi budaya menurut Martin dan
Nakayama, adalah suatu proses dimana seseorang belajar serta memahami
peraturan-peraturan dan kebiasaan-kebiasaan budaya baru (Soemantri,
2019). Sedangkan Gerungan menyatakan adaptasi adalah suatu
penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. Penyesuaian ini dapat berarti
25
2.3.Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif. Menurut Creswell pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk
membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan sudut pandang konstruktif
(misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai
sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan
tertentu), atau dari sudut pandang partisipatori (misalnya, orientasi terhadap
politik, isu, kolaborasi, atau perubahan) bisa pun dari keduanya. Creswell
menjelaskan bahwa di dalam penelitian kualitatif, pengetahuan dibangun melalui
beragam perspektif dari partisipan yang terlibat dalam penelitian, tidak hanya
pandangan dari peneliti (Rukajat, 2018).
Penelitian ini meneliti tentang komunikasi antar budaya yang dilakukan oleh
tenaga kerja Indonesia di Jepang. Yang dimana adanya keterbatasan bahasa juga
pemahaman budaya yang berbeda sehingga menjadi penghambat dalam
menjalankan komunikasi. Untuk mengatasi hambatan yang muncul tenaga kerja
Indonesia perlu melakukan adaptasi di lingkungan barunya. Oleh karena itu
pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis lebih dalam bagaimana
pengalaman yang dimiliki oleh partisipan ketika menghadapi komunikasi antar
budaya. Pengalaman dari partisipan menjadi data dalam penelitian ini, yang berarti
akan melalui deskripsi dari partisipan sehingga dipergunakan pendekatan
penelitian kualitatif.
29
30
3.2.Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Creswell diantaranya yaitu, penelitian naratif
(narrative research), fenomenologi (phenomenology), teori dasar (grounded
theory), etnografi (ethnography), studi kasus (case studies) (Setyosari, 2016;
Umrati & Wijaya, 2020).
perilaku yang terjadi secara alami atau natural dalam suatu kelompok sosial
atau budaya tertentu. Peneliti melakukan pengamatan perilaku kelompok
dalam latar alamiah tanpa ada pengaturan atau struktur yang dibuat.
5. Studi kasus (case studies)
Studi kasus merupakan tipe kajian penelitian yang memfokuskan pada suatu
objek tunggal, seperti sebuah program, individu, suatu kelompok, suatu
institusi atau lembaga, suatu organisasi. Tujuan studi kasus adalah ingin
mendapatkan gambaran (deskripsi) dan pemahaman secara mendalam (detail)
tentang keseluruhan (kasus). Studi kasus dapat menghasilkan data dari
generalisasi ke teori.
1. Observasi
32
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penelti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau
data baru yang memiliki sifat up to date. Teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, focus
group discussion.
35
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti buku, laporan, jurnal dan lain-lain.
Dalam penelitian ini akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari teknik pengumpulan data berupa wawancara semistruktur,
dimana pertanyaan yang diberikan kepada informan sesuai dengan panduan
kerangka pertanyaan yang telah disusun terkait untuk mendalami persoalan
pengalaman adaptasi komunikasi antar budaya dari tenaga kerja Indonesia di
Jepang. Wawancara akan dilakukan melalui perantara teknologi komunikasi
dengan aplikasi ZOOM. Selanjutnya peneliti menggunakan data sekunder untuk
melengkapi data primer sebagai pendukung untuk menguatkan data primer.
Penentuan informan dengan snowball sampling, dimana penentuan sampel
berawal dari jumlah yang kecil atau sedikit yang kemudian membesar atau sampel
berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Informan dalam penelitian
ini adalah tenaga kerja Indonesia yang memiliki pengalaman tinggal dan bekerja
di Jepang selama kurang lebih tiga bulan, serta sedang berada di Jepang.
Menurut sugiyono (Umrati & Wijaya, 2020), analisis data kualitatif adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
36
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang diperlukan, berfokus
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya, dan membuang tidak
relevan. Proses reduksi data dilakukan secara terus menerus saat melakukan
penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari data yang diperoleh
dari hasil penggalian data. Tujuan dari reduksi data ini adalah untuk
menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan.
Data yang diperoleh dalam penggalian data merupakan data yang rumit dan
juga sering dijumpai data yang tidak relevan dengan tema penelitian namun
tercampur dengan data yang relevan dengan penelitian. Karena itu, peneliti
perlu menyederhanakan data dan membuang data yang tidak ada kaitannya
dengan tema penelitian.
2. Penyajian data
Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal
ini dilakukan karena data-data yang diperoleh selama proses penelitian
kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan
tanpa mengurangi isinya. Pada tahap ini data diklasifikasikan dan disajikan
sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada
setiap subpokok permasalahan.
3. Kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap akhir dalam proses analisa data.
Pada bagian ini kesimpulan diutarakan dari data-data yang telah diperoleh.
37
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber data karena penelitian ini membutuhkan informasi dari beberapa sumber
untuk diolah dan dibandingkan. Pada triangulasi sumber data, informasi yang
terkumpul dari hasil wawancara akan dibandingkan dengan data sekunder yang
relevan. Triangulasi sumber data penelitian ini dilakukan pada kelima tenaga kerja
Indonesia yang sedang bekerja di Jepang yaitu:
1. Aulia Saputra
2. Angga Hidayat
3. I Gede Pandega Wirasabda
4. Nurrizqi Kadminta
5. Muh Farid Bahar
3.6.Profil Informan
Nama informan 1 Aulia Saputra (Aulia)
Usia / Jenis Kelamin 27 tahun / Laki-laki
Keterangan Aulia telah bekerja selama tujuh tahun
di berbagai bidang yang
mengharuskannya untuk
berkomunikasi dengan orang Jepang
38
HASIL PENELITIAN
40
41
waktu yang dihabiskan untuk wawancara pada hari itu adalah sekitar 40
menit.
Kedua, pada hari yang sama yaitu Sabtu, tanggal 7 Januari 2023
peneliti menghubungi Angga Hidayat melalui perantara Aulia Saputra
untuk menanyakan kapan Angga Hidayat punya waktu untuk melakukan
wawancara. Angga Hidayat mengatakan bahwa pada hari Minggu, tanggal
8 Januari 2023 ia punya waktu luang untuk melakukan wawancara pada
jam satu siang waktu di Jepang dan jam sebelas siang waktu di Indonesia.
Sehingga kami sepakat untuk melakukan wawancara pada tanggal 8
Januari 2023 pukul 11.00 waktu di Indonesia dan pukul 13.00 waktu di
Jepang. Wawancara dilakukan dengan Angga Hidayat melalui aplikasi
ZOOM, waktu yang dihabiskan untuk wawancara pada hari itu adalah
sekitar 60 menit.
Begitu juga dengan informan Wira yang mengucap salam kepada orang
Jepang dengan membungkukkan badan. Hal ini adalah salah satu bagian
dalam tata krama di Jepang.
Saat bekerja Angga diajarkan ucapan tahun baru yang umum digunakan
di Jepang oleh senior nya yang orang Jepang. Ucapan itu adalah ‘kinga
shinnen’ untuk membangun kesan sebagai orang yang sopan dan terlihat
menghargai orang Jepang.
“Saya mikir kalo ga ngerti saya jangan bilang ngerti gitu loh walaupun
bahasa saya ga kurang saya harus nanya ini gimana ya” – Angga
“Saya ngomong terus saya liet reaksi orangnya ko kayaknya keliru ini
bahasa nya kalo saya sadar saya pelajari lagi cari-cari yang bener
kayak gimana tapi kalo ga sadar ya yah ngga hehe.. sama ini nanya ke
beberapa temen orang Jepang juga kalo mau ngomong kayak gini biar
gaada salah paham gimana kayak gitu” – Wira
“Orang Jepang itu kalo diajak ngobrol kita ngejelasin sesuatu itu
mereka selalu ngebales di tengah-tengah penjelasan kita tapi bukan
ngebales dengan balesnya itu paling cuma hm hm hm oh iya ya ya heeh
heeh cuma kayak gitu dan itu yang menjadi hal penting ternyata disini”
– Wira
45
“Kalo kita diam orang Jepang nya malah bingung ini orang ngerti ga
omongan kita kayak gitu” – Wira
“Kalo kita ketemu orang seperti tadi balik lagi ya dengan bahasa
daerah yang ngomong bahasa jepang nya yah kita masih harus
menerka-nerka juga cuman biasanya ya karena logikanya otak udah
logikanya bahasa jepang jadi entah gimana kita tau aja artinya jadi
harus mikir lagi lebih lama” – Aulia
“Waktu itu kayak dia nyuruhnya kayak gini tapi sepemahaman saya ga
sepemahaman dengan dia jadi saya kerjainnya agak lain dari perintah
dia” – Farid
Angga yang mendapat informasi dari senior nya tentang apa yang bisa
dia ucapkan di tahun baru saat bertemu dengan orang Jepang supaya
terlihat sopan dan menghargai orang Jepang. Lalu, ketika dia kurang paham
dengan ucapan dari orang Jepang dia akan menanyakan kembali untuk
memperjelas pesan yang disampaikan. Kemudian Wira, saat melakukan
komunikasi dengan orang Jepang dia memperhatikan respon dari lawan
bicara nya untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman. Lalu, memastikan
untuk merespon dengan singkat ketika orang Jepang menjelaskan yang
menunjukkan diri nya paham dengan ucapan nya.
sedikit salah paham antara diri nya dan orang Jepang namun tidak
menimbulkan masalah besar. Berbeda dengan Rizqi yang kemampuan
Bahasa Jepang nya tidak terlalu baik sehingga kesalahpahaman yang terjadi
menimbulkan masalah besar kepada diri nya.
1. Honeymoon
“Dulu kan Cuma tau dari kartun ato sebagainya kalo negara
Jepang yah negara yang lebih maju lebih bersih lebih rapih gitu ya
terus penasaran aja kenapa negaranya bisa sampai sebegitu bagus
sebenarnya bukan ingin bekerja di Jepang juga tapi pengen
ngerasain bagaimana hidup di negara yang seperti itu yah dan
bergaul di sana berbaur dengan orang sekitarnya dan pengen tau
aja cara mereka hidup itu gimana sampe bisa seperti yang
sekarang itu gitu” – Aulia
48
“Di pekerjaan mungkin bisa dapat teman Jepang kalo disana bisa
interaksi dengan orang Jepang mungkin ya jadi sebuah
kebanggaan tersendiri lah gitu karena kan baru pertama kali juga
kan keluar negeri waktu itu” – Aulia
Begitu juga dengan Wira, harapan nya ketika di Jepang dia tidak
mendapatkan masalah yang mengharuskan nya untuk pulang ke
Indonesia.
“Harapan awal itu ini sih biar harapan awal kerja disini yah
berharap supaya bisa genap waktu satu tahun tanpa dipulangin itu
sih yang paling utama” – Wira
50
“Dulu juga belum terlalu fasih bahasa gitu kan jadi bayangannya
ya semoga ketika bekerja tidak terlalu banyak dimarahin dan tidak
terlalu banyak dapat presure karena ya ga bisa bahasa” – Aulia
Saat sampai di Jepang Farid merasa suasana di Jepang itu sunyi, dia
berpendapat bahwa Jepang sangat cocok bagi orang yang suka
menyendiri.
“Waktu pertama ke jepang itu suasana nya itu sunyi untuk orang
yang suka menyendiri itu kayaknya enaknya tinggal di jepang
ajah” – Farid
2. Crisis
“Saya tetep merasa ada beberapa obrolan atau bahasa yang saya
tidak bisa masuk ke sana karena saya orang asing entah itu karena
kemampuan saya atau perbedaan kultur saya atau memang dialog
itu tidak diperuntukkan untuk saya jadi gap itu tetep ada itu yang
membuat saya sedikit kecewa yah mungkin lebih ke diri sendiri
karena kan balik lagi keinginan saya disana sebenarnya untuk
merasakan menjadi orang Jepang gitu” – Aulia
“Dua bulan pertama saya kerja mengalami masa yang kaget kok
Jepang seperti ini walaupun sudah dikasi gambaran sama Saputra
sensei juga bener-bener kaget ternyata lebih parah dari apa yang
Saputra sensesi omongin” – Angga
Angga juga pernah mengalami masa sulit ketika dia dimarahi oleh
orang Jepang dan tidak mendapatkan bantuan oleh rekan kerja nya. Saat
masih bekerja di Indonesia ketika dimarahi dia mendapatkan support
dari rekan kerja, tapi berbeda ketika dia bekerja di Jepang. Hal ini
membuat dirinya merasa tertekan sampai dia memutuskan untuk tidak
berbicara dengan siapa pun.
“Kurang menerima nya itu disitu ya kenapa sih orang Jepang itu
cuek si kenapa orang Jepang itu pada ga memperhatikan perasaan
orang lain kalo marah ya marah aja sedangkan di Indonesia ada
kok orang yang nolongin saya ada yang support” – Angga
“Orang-orang Kyoto lebih dari yang saya lihat ya lebih apa ya..
lebih ga ramah ternyata hehe.. itu yang saya rasa lebih ga ramah
ternyata karena yang saya sok tau dulu oh Kyoto tempatnya serba
tradisional mungkin orang-orangnya juga ramah-ramah yah
ternyata kalo dibandingkan Hiroshima disini lebih dingin itu kali
ya kenyataan yang bikin agak gimana” – Wira
Lalu Wira pada awal nya merasa kagum dengan orang Jepang
sebagai pribadi yang taat peraturan dan bersih, namun setelah dia mulai
bekerja di Jepang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan
walaupun kebanyakan memang taat peraturan.
“Kita kan kerja di proyek kan di lapangan gitu kan kita kerja itu ga
mengenal cuaca hujan, tidak mengenal cuaca dingin, ga mengenal
cuaca panas nah itu harus tetap bekerja” – Rizqi
Rizqi juga merasa tidak adil terkait soal jumlah upah kerja yang
diterima nya ternyata tidak sesuai dengan perjanjian awal saat tanda
tangan kontrak.
56
“Masalah gaji itu yang selama ini saya belum bisa menerima, gaji
di awal perjanjian tanda tangan kontrak sama dengan kenyataan
itu beda” – Rizqi
“Ada rasa hati pengen pulang ke indonesia saya kan sudah punya
keluarga ada rasa ingin pulang ke indonesia tapi disisi lain saya
harus bekerja disini” – Rizqi
Pada saat Farid tiba di Jepang, dia menyadari ternyata lokasi yang
dia tinggal cukup sunyi. Ada juga perbedaan ekspektasi awal dimana
dia pikir akan tinggal di apartemen ternyata di asrama. Selain itu, untuk
bepergian cukup susah karena dia bekerja di daerah kota kecil.
3. Recovery
“Jadi yang harus kita lakukan sebagai orang asing adalah sebisa
mungkin secepat mungkin terbiasa dengan lingkungan tersebut dan
58
“Jadi cara saya belajar adalah selain dari buku dan ikut kelas saya
rajin untuk mencari tau sendiri maksudnya ketika orang jepang
berbicara ngomong A misalnya lalu gestur mereka gelagat mereka
atau yang mereka tunjuk itu apa jadi dari situ saya belajar” – Aulia
“Kalo ga ngerti nanya jangan Cuma jawab iya pak iya iya tapi ga
ngerti nyatanya kalo kita jawab iya iya aja orang Jepang malah
anggap saya ngerti” – Angga
60
kedua kali nya kamu tadi salah kenapa sekarang salah lagi jadi
harus belajar dari kesalahan yang pertama jadi mulai
beradaptasi” – Angga
“Orang Jepang mulai kayak wah ini anak mau belajar nih wah ini
anak ternyata dimarahin juga ngga langsung kena mental mau
belajar nih gitu kan jadi dari situ pandangan orang Jepang itu jadi
kayak sedikit luluh sama orang-orang pemagang untuk saya
sendiri ya mulai diajak ngobrol yang tadinya didiemin” – Angga
“Saya sejak disini itu jadi punya OCD itu yang kalau melihat
sesuatu yang tidak seimbang jadi pusing atau malah apa itu
istilahnya saya lupa juga jadi mau rapi terus itu mau gamau sih
tapi kalo dari diri sendiri sebenarnya nggak” – Wira
“Orang Jepang itu kalo diajak ngobrol kita ngejelasin sesuatu itu
mereka selalu ngebales di tengah-tengah penjelasan kita tapi
bukan ngebales dengan balesnya itu paling cuma ‘hm hm hm oh iya
ya ya heeh heeh’ cuma kayak gitu dan itu yang menjadi hal penting
ternyata disini kalo kita kan di Indonesia seseorang ngejelasin
sesuatu yah kita diam di tengah penjelasan itu kita diam nah disini
ternyata kalo kita diam orang Jepangnya malah bingung ini orang
ngerti ga omongan kita kayak gitu – Wira
“Awalnya tidak nyaman cuman yah mau gimana lagi kan udah
terlanjur yah jalanin aja senyaman-nyaman aja kalau ga nyaman
yah dibikin nyaman” – Farid
“Kadang dari temen kalo nggak kan kita sering ngobrol juga sama
orang jepang nya sambil ngobrol kita sambil belajar juga” – Farid
“Disini banyak senior jadi kita nanya senior soalnya disini aturan
asrama tempat tinggal nya kayak gimana jadi kita nanya ke senior
65
4. Adjustment
Informan Wira mengatakan hal yang sama terkait jam masuk kerja,
yang mengharuskan pekerja di sana untuk tiba paling lambat 10 menit
sebelum jam kerja di mulai.
Kedua, informan Angga telah merubah pola pikir yang dia miliki
dengan tidak terlalu fokus dengan hasil karena menurutnya hasil
pemikiran dari orang lain bukan sesuatu yang dapat dia kendalikan dan
yang dapat dia lakukan adalah melakukan yang terbaik. Kemudian
ketika dia menghadapi masalah dia akan melihat dari sudut pandang
yang berbeda-beda untuk mendapatkan pandangan yang lebih terbuka.
Seperti ketika dia dimarah, dia berpikir pasti ada alasan yang baik dari
hal tersebut bahwa kesalahan yang dia lakukan dapat membahayakan.
marahin kamu itu tujuan nya baik loh biar kamu ngga terkena
bahaya tersebut” – Angga
“Ada banyak orang yang pengen posisi nya seperti saya jadi
ngapain sih saya sedih-sedih disini nah mulai dari situ mulai
ketemulah caranya ternyata gaboleh nih kayak gini harus
bersyukurlah” – Angga
“Ketiga poin itu saya pegang saya terapin sampai sekarang dan
alhamdullilah nya sekarang udah bisa ngejalanin kehidupan di
Jepang yah udah terbiasa lah sama mereka” – Angga
“Di Jepang itu koin satu yen itu masih dipakai ini ga semua orang
tau ini kayaknya misalnya kita ke kayak indomaret, indomaret nya
Jepang ya itu harga-harga kayak seratus tujuh puluh satu, dua
ratus tiga puluh tujuh kayak gitu ada dan itu masih kepake satu yen
nya tujuh yen nya” – Wira
“Awal-awal kesini itu kayak nggak tau kan disini orang rame
banget ya saking ramenya kadang tu gak keliatan mana yang
ngantri mana yang jalan biasa kayak gitu tapi makin kesini udah
bisa tau sisi mana yang untuk ngantri sisi mana yang untuk jalan”
– Wira
“Yang selama ini saya merasa kesulitan dalam bekerja itu saya
masih belum bisa mengerti lebih jauh lagi tentang omongan orang
jepang dan membaca pekerjaan jepang tapi saya bisa
menghadapinya dengan cara dipraktekkan seperti itu” – Rizqi
Yang dulunya Rizqi tidak bisa membangun suatu bangunan saat ini
dia sudah bisa mengerjakannya dengan baik karena sudah terbiasa.
71
“Solusinya itu kita atur waktu tapi waktu nya udah diatur dengan
tepat cuman tubuhnya yang nggak mendukung abis pulang kerja
capek” – Farid
“Saya inget banget pas belajar disuruh bikin pola kalimat saya
bawa sampai sekarang ‘sebelum ke Jepang selain saya harus
mempersiapkan bahasa dan uang saya juga harus mempersipakan
mental ataupun hati’ kata saya kata-kata itu tadinya bikinnya cuma
ngasal pas nyampe sini wah beneran” – Angga
Angga mengatakan jika uang, barang, dan bahasa adalah hal yang
sudah pasti perlu disiapkan. Tapi orang-orang tidak mempersiapkan
mental nya ketika di Jepang nanti, kebanyakan orang hanya
memikirkan keindahan Jepang itu sendiri, sampai lupa untuk
memikirkan tentang kemungkinan terburuk yang akan dihadapi.
“Saya tuh harus mempersipakan hati sama mental kalo Cuma uang
barang-barang ato bahasa itu udah jelas kan kadang orang yang
datang kesini tidak mempersiapkan mentalnya yang dipikirkan
mereka Jepang tuh indah Jepang itu punya empat musim yang buat
foto-foto itu keren tapi ga pernah mikir kalo saya ketemu orang-
orang yang jahat mengambil kemungkinan yang terburuknya ga
pernah mikir kesitu” – Angga
74
“Jepang kan negara yang bebas jadi kamu melakukan apa pun juga
ya bebas selama itu tidak melanggar hukum dan juga tidak
mengganggu oang lain jadi banyak kejadian dimana bahkan
beberapa bulan lalu sempet ada pekerja magang yang yah karena
ga kuat hidup disini satu orang itu bunuh diri itu juga ada jadi ya
mental dan juga mempersiapkan diri itu sangat penting” – Aulia
“Belajar tentang manner, budaya, dan juga Jepang itu seperti apa
jadi kita itu harus cari tau sebelum berangkat. Jadi ketika kamu
datang ke sana kamu tidak kaget lagi” – Aulia
75
” fisik itu penting jadi tadi saya sempet bilang juga kalo kerja di
jepang kita harus speed speed rush rush secepat mungkin seefisien
mungkin melahirkan kerja yang baik” – Aulia
“setiap empat bulan sekali musim akan berganti mulai dari yang
tadinya panas sekali jadi dingin sekali perubahan nya ekstrem kalo
kita tidak punya tubuh yang kuat menurut saya pasti akan sakit dan
itu pasti akan kesiksa” – Aulia
1. Bahasa
Dari kelima informan dalam penelitian ini ketika pertama kali
pergi ke Jepang memiliki kemampuan Bahasa Jepang yang berbeda-
beda. Informan pertama Aulia yang tidak bisa sama sekali bahkan
hanya tahu cara bertanya dimana toilet berada.
“Di awal-awal tuh saya cuma mikir ‘eh ambilin itu dong’
dalam pikiran saya ga ngerti cuma ngomong ‘iya nanti saya
ambil’ hai cuma hai doang sambil jalan sambil mikir ‘tadi
78
‘konna sushi’ itu kesannya ada ‘waduh ini mau ngomongin hal
jelek nih ke sushi gua nih’ kayak gitu ada reaksi seperti itu
meskipun nggak langsung dibales ya yah yang kayak gitu-gitu
si yang sebenarnya hal kecil apakah bisa jadi
kesalahpahaman” – Wira
“Kalo di Indonesia kita kan ga ada futon kalo disini ada futon
itu juga disini tantangannya hm.. yah disini tantangannya
waktu bed making pas gimana caranya masukin futon ke kayak
sprei khusus futon nya itu biar rapi” – Wira
4.3.Pembahasan
Penelitian ini telah memaparkan data tentang komunikasi antar budaya
tenaga kerja Indonesia di Jepang, hambatan dan perbedaan budaya yang
ditemui tenaga kerja Indonesia dari pengalaman tinggal dan bekerja di Jepang,
dan proses adaptasi (U-Curve Model) tenaga kerja Indonesia di Jepang. Peneliti
terlebih dahulu membahas temuan tentang komunikasi antar budaya tenaga
kerja Indonesia di Jepang. Komunikasi antar budaya memerlukan kompetensi
komunikasi antar budaya untuk mencapai komunikasi yang efektif yang
mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Bahasa dan tata krama
merupakan bagian dalam budaya. Penelitian ini menemukan tenaga kerja
Indonesia melakukan keselarasan komunikasi dengan menggunakan
kompetensi yang mereka dimiliki.
komunikasi antar budaya adalah sebuah proses panjang, yang dipelajari dan
dipraktikkan (Sri et al., 2020). Dengan pengetahuan bahasa dan tata krama di
Jepang tenaga kerja Indonesia menerapkan budaya tersebut ke dalam
keseharian nya untuk melakukan komunikasi di Jepang. Ini sejalan dengan
penelitian terdahulu dari Yarosh et al., (2018) bahwa pengetahuan dibutuhkan
untuk menjadi kompeten secara lintas budaya, melampaui informasi spesifik
dan membutuhkan pemahaman konseptual lebih lanjut.
memiliki sikap yang ramah, tapi bayangan itu berubah setelah tenaga kerja
Indonesia pergi ke Kyoto, hal ini menimbulkan perasaan tidak nyaman kepada
informan. Informan juga mengalami adanya ucapan kata-kata kotor di tempat
kerja. Sejalan dengan penelitian terdahulu dari Kang et al., (2020) dimana
beberapa mahasiswa Tionghoa di universitas Thailand merasakan 'kejutan
budaya' yang hebat di awal kehidupan belajar mereka.
Tahap akhir pada U-Curve model yaitu adjustment di mana tenaga kerja
Indonesia berhasil melakukan adaptasi dengan mengetahui elemen kunci dari
budaya baru sehingga merasakan kenyamanan dengan budaya baru nya.
Tenaga kerja Indonesia dalam penelitian ini telah mengenali aturan yang
berlaku secara tertulis dan tidak tertulis berupa tata krama juga perilaku orang
Jepang. Kesulitan yang pernah dihadapi kini sudah dapat diatasi, dan adanya
perubahan pola pikir untuk menyesuaikan diri dengan budaya di Jepang. Hal
ini sejalan dengan penelitian terdahulu dari Rahardjo et al., (2018), bahwa
mengetahui dan mengidentifikasi berbagai hambatan dan menemukan pola
dari cara mengatasi hambatan tersebut adalah kunci untuk meningkatkan
keberhasilan proses adaptasi.
89
Penelitian ini juga meminta pendapat dari para informan tentang persiapan
yang dibutuhkan ketika pergi kerja ke Jepang. Informan yang memiliki
pengalaman tinggal dan bekerja di Jepang dapat memberikan pendapat yang
relevan kepada orang lain. Yang paling pertama adalah bahasa, karena bahasa
diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari tanpa
bahasa komunikasi tidak bisa berjalan efektif. Kedua, mental yang kuat.
Kehidupan kerja di Jepang yang keras dan disiplin dapat membuat seseorang
merasa lelah dan tidak menutup kemungkinan ada nya pikiran untuk
mengakhiri hidup, oleh karena itu mental perlu dipersiapkan sebelum bekerja
di Jepang. Ketiga, mempelajari budaya di Jepang seperti kebiasaan orang
Jepang, tata krama dan sebagainya yang bertujuan untuk tidak menghadapi
kesalahpahaman ataupun culture shock. Terakhir, yaitu fisik hal ini
dikarenakan sistem kerja di Jepang yang mengharuskan karyawan nya
melakukan pekerjaan dengan cepat dan pergantian musim yang ekstrem bisa
menyebabkan orang jatuh sakit. Pendapat yang informan sampaikan
merupakan wujud pengetahuan dalam kompetensi komunikasi antar budaya
yang diperoleh dari pengalaman mereka. Sejalan dengan peneilitan terdahulu
dari Yarosh et al., (2018), bahwa pengetahuan mengenai budaya dapat
membantu dalam melakukan persiapan, memahami pola pikir juga
menentukan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak di lakukan.
yang lebih sedikit dan masih dalam kendali. Sejalan dengan hasil penelitian
dari Febiyana & Turistiati (2019) bahwa bahasa merupakan faktor utama
penyebab terhambatnya komunikasi antar budaya.
PENUTUP
5.1.Simpulan
1. Tenaga kerja Indonesia di Jepang melakukan komunikasi antar budaya
dengan mempelajari dan menggunakan Bahasa Jepang, selain itu juga
mempelajari tata krama dalam komunikasi di Jepang yang kemudian
diterapkan kepada diri nya saat komunikasi dengan orang-orang di Jepang.
2. Tenaga kerja Indonesia melakukan adaptasi dengan melalui beberapa
tahapan. Berawal dari honeymoon, tenaga kerja Indonesia memiliki
ekspektasi masing-masing tentang kehidupan di Jepang seperti
mendapatkan teman, upah kerja, merasakan kehidupan di Jepang.
Kemudian, tenaga kerja Indonesia dihadapkan dengan masa crisis. Mereka
menghadapi masalah dan kesulitan dalam kehidupan di Jepang, hal ini
menimbulkan perasaan tidak nyaman kepada tenaga kerja Indonesia karena
kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Setelah itu memasuki tahap
recovery, tenaga kerja Indonesia mencoba melakukan adaptasi dengan
situasi kehidupan di Jepang. Tenaga kerja Indonesia mempelajari budaya
di lingkungan baru nya yang kemudian menyesuaikan diri dengan budaya
di Jepang. Tahap terakhir yaitu adjustment, dimana tenaga kerja Indonesia
berhasil beradaptasi dan memahami elemen kunci dalam budaya baru. Hal
yang perlu dipersiapkan sebelum bekerja dan tinggal di Jepang menurut
informan antara lain bahasa, mental, budaya dan informasi tentang Jepang,
dan fisik.
3. Tenaga kerja Indonesia selama tinggal dan bekerja di Jepang menghadapi
hambatan dan perbedaan budaya seperti keterbatasan bahasa membuat
tenaga kerja Indonesia mengalami kesulitan dan masalah ketika
komunikasi dengan orang Jepang. Perbedaan budaya yang mempengaruhi
sikap, pandangan, dan perilaku menimbulkan kesalahpahaman orang
Jepang terhadap tenaga kerja Indonesia. Selain itu, tenaga kerja Indonesia
juga kesulitan mengikuti gaya kerja orang Jepang yang melakukan segala
pekerjaan dengan cepat.
91
92
5.2.Saran
1. Saran Akademis
a. Diharapkan penelitian lanjutan dapat menggunakan teori yang berbeda
seperti teori akomodasi untuk meneliti komunikasi antar budaya tenaga
kerja Indonesia di Jepang.
b. Diharapkan penelitian lanjutan dapat menggunakan metode kuantitatif
atau mixed method untuk meneliti minat tenaga kerja Indonesia pergi
bekerja ke Jepang.
2. Saran Praktis
a. Tenaga kerja Indonesia yang memiliki banyak pengalaman di Jepang
diharapkan dapat membagikan pengalaman nya kepada orang
Indonesia yang hendak pergi ke Jepang supaya dapat beradaptasi lebih
cepat dengan kehidupan di Jepang.
b. Diharapkan tenaga kerja Indonesia yang memiliki pengalaman bekerja
dan tinggal di Jepang dapat mengajarkan nilai-nilai budaya Jepang
yang dapat diterapkan ke warga Indonesia.
3. Saran Umum
a. Penelitian ini diharapkan masyarakat dapat lebih mempelajari tentang
cara adaptasi komunikasi antar budaya supaya dapat menemukan cara
adaptasi dan melakukan adaptasi dengan lebih cepat.
b. Diharapkan masyarakat bisa mempelajari komunikasi antar budaya
supaya mengurangi permasalahan seperti diskriminasi karena
perbedaan budaya.
REFERENSI
Kang, S., Yossuck, P., Panyadee, C., & Ek-lem, B. (2020). The Process of Chinese
Students’ Cross-cultural Adaptation and Their Main Difficulties Encountered
while Studying in the Upper Northern Thai Universities. Humanities, Arts and
Social Sciences Studies, 20(2), 343–372.
Kusuma, C. S. D., Zumiarti, Z., Nasar, I., Devila, R., Carolina, T., Illustri, I., Hanika,
I. M., & Djerubu, D. (2022). Pengantar Ilmu Komunikasi. Media Sains Indonesia.
Masrukhin, M. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif (1st ed.). Media Ilmu Press.
Nurdiana, E. E. P., Gucci, Y. C., Rachmat, A. P., & Safitri, D. (2020). Akomodasi
Komunikasi Mahasiswa Pendatang. Jurnal Komunikasi Global, 9(2), 266–281.
https://doi.org/10.24815/jkg.v9i2.17359
Nurulliah, N. (2022). Jepang Butuh 3 Juta Tenaga Kerja, SDM harus Disiapkan.
Pikiran Rakyat.Com. https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
015239680/jepang-butuh-3-juta-tenaga-kerja-sdm-harus-disiapkan
Olivia, N. S., Moningka, C., & Soerjoatmodjo, G. W. L. (2018). Apakah Kita Mampu
Efektif Menyesuaikan Diri? Universitas Pembangunan Jaya.
93
94
https://www.upj.ac.id/news/519/apakah-kita-mampu-efektif-menyesuaikan-diri
Pratiwi, E., & Susanto, Y. O. (2020). Penyesuaian Diri Terhadap Fenomena Gegar
Budaya Di Lingkungan Kerja. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 19(2),
249–262. https://doi.org/10.32509/.v19i2.1112
Rahardjo, T., Dwiningtyas, H., & Pradekso, T. (2018). Komunikasi “Penyesuaian Diri
Kembali” Pekerja Migran Perempuan yang Kembali ke Daerah Asal. Jurnal
ASPIKOM, 3(5), 817–832. https://doi.org/10.24329/aspikom.v3i5.308
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media
Publishing.
Sri, B., Hendar, E., & Veronika, P. (2020). Mengembangkan Kompetensi Komunikasi
Antarbudaya Berbasis Kearifan Lokal untuk Membangun Keharmonisan Relasi
Antar Etnis dan Agama.
Umrati, U., & Wijaya, H. (2020). Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam
Penelitian Pendidikan. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Yarosh, M., Lukic, D., & Santibáñez-Gruber, R. (2018). Intercultural competence for
students in international joint master programmes. International Journal of
Intercultural Relations, 66, 52–72. https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2018.06.003
Yusa, I. M. M., Murdana, I. M., Iskandar, J. A. M., Nuswantoro, S. F. P., & Hairuddin,
H. (2021). Komunikasi Antarbudaya. Yayasan Kita Menulis.
96
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
tidak tapi yang bikin gaji jadi saya bingung aturan sebagainya agak sedikit
nyaman ga nyaman itu antara percaya yang mana shock culture dengan ya kok
dan gimana eh.. antara bener-bener ini sampai seketat ini sampai
‘tidak proses saya enak atau bener-bener ga sedisiplin ini kita kerja delapan
sesuai’ membiasakan enak tapi ketika saya jam ya satu jam istirahat itu diluar
dengan diri itu cukup ketemu Saputra sensei jam istirahat kita lapan jam kerja
bayanga lama sama hal saya diperlihatkan secara ya bener-bener kerja maksudnya
n atau baru ini jadi gamblang kalo Jepang itu gaada waktu santai sama sekali
gambar mungkin itu sih tidak seindah yang apa jadi badan gerak otak juga mikir
an yang bikin ga kamu bayangkan tapi ada semuanya kekuras ketika kamu
awal? nyaman jadi beberapa guru yang istirahat ya baru kamu istirahat jadi
Apa itu? bukan karena kayak udah Jepang itu gaada yang namanya di jam kerja
2. Seperti tantangan nya enak gini-gini jadi setelah kita bisa santai ga kayak di
apa tapi lebih ke diri datang ke Jepang Indonesia kan meskipun waktu itu
perbeda sendiri yang mengalami beberapa belum pernah kerja juga di
an proses kejadian ternyata kok Indonesia Cuma ga seperti di
bayanga belajarnya eh.. relate ya apa yang Indonesia kita masih bisa slow
n atau lambat. dikatakan Saputra sensei masi bisa yah mungkin ngobrol
gambar Contohnya yah ternyata orang Jepang itu sana sini Cuma kalo disana udah
an awal kayak tadi apa selalu ada benteng sama gabisa lalu mungkin pernah juga
(ekspeta masukin futon orang luar ada pager gitu yang namanya diskriminasi
si) ke selimut futon sama orang luar negeri karena kita orang asing lalu
dengan itu masih harus jadi kamu harus bisa maksudnya kan separahnya kita
pengala banyak belajar merobohkan pager itu tidak bisa bahasa kalo kita
man sama ini sih apa bisa ga sih kamu ternyata berusaha kerja dengan baik
yang harus terus pas saya datang ke Jepang harapannya yah kita bisa
Anda ngecek loh iya ya apa yang menutupi ketidakmampuan
alami? misalnya tamu Saputra sensei bilang itu bahasa kita dengan berusaha kerja
3. Apa ini berapa lama ternyata bener orang dengan baik dengan lebih giat
kesulita di kamar jenis Jepang menganggap kita dibandingkan yang lain tapi
n/hamb apa yang seperti itu yah bukan temen tapi ternyata yah tetep ada aja yang
atan itu dulu diawal- yah lu pendatang lu namanya orang yang pada
yang awal itu yang bukan apa-apa disini. Nah dasarnya tidak suka dengan orang
100
Anda paling lama buat aku bisa ga sih merubah asing jadi melakukan hal-hal yang
hadapi saya untuk statement mereka biar kurang baik lah itu yang
saat membiasakan saya tuh jadi temen kerja sebenarnya agak kaget sih kalo oh
melaku diri nya mereka setidaknya bukan ternyata orang Jepang masih ada
kan masukin tamu temen main biar ngerasa beberapa yang setertutup ini
komuni nya di kamar dihargai bukan Cuma kepada orang asing yang dia tidak
kasi? mana, berapa dimarahin doang bukan mau di lingkungan nya yang
4. Apakah hari kayak gitu. jadi pelampiasan doang begitu juga ada.
ada 2. Komunikasi karena pager tersebut. 2. –
perbeda untungnya ngga Saya coba kayak mencari 3. Kalo dari gestur tubuh dan
an sikap sih ya meskipun tau bagaimana sih sebagainya sebenarnya dulu kan
ketika ada lah pastinya memahami karakter gabisa bahasa ya kurang mahir lah
komuni kesalahpahama orang Jepang, saya harus lalu ketika sudah mulai terbiasa
kasi di n ada tapi ah.. bagaimana memahami gitu kan memperhatikan
Jepang? gak salah cara kerja orang Jepang, lingkungan sekitar juga gitu kan
Apakah paham yang kalo saya salah itu harus mulai terbiasa dengan cara sekitar
hal ini sampe besar gimana dari situ mulai juga sebenarnya mengalir aja sih
mempe banget masih banyak belajar tuh dari dengan ngikut dengan lingkungan
rsulit bisa di.. apa dua bulan pertama saya sekitar cuman memang pernah
Anda? namanya masih kerja mengalami masa bahasa jepang itu kan kompleks
Kenapa bisa dijembatani yang kaget kok Jepang jadi kayak kita ngomong maaf itu
? lah untuk bisa seperti ini walaupun aja ada tingkatannya sementara
(pandan nyambung lagi sudah dikasi gambaran dulu saya belum tau kalo
gan gitu jadi untuk sama Saputra sensei juga tingkatan kata maaf dalam bahasa
tentang komunikasi sih bener-bener kaget jepang itu ada jadi ada kata maaf
waktu/h eh.. gak ada ternyata lebih parah dari untuk temen minta maaf yah
al kecil masalah sih. apa yang Saputra sensesi untuk formal ada kata maaf yang
yang Kayak misalnya omongin. Saputra sensei kita menyampaikan rasa
tidak ah.. jadi ada kan Cuma ngomong ada permintaan maaf kita dengan
ditemui harus ada pager ternyata untuk sedalam-dalamnya gitu jadi ketika
di misalnya bayar melalui pager tersebut kita melakukan kesalahan yah kita
Indones pajak kota saya tuh banyak gabisa gunakan kata maaf atau
ia) kayak gitu ada mengalami.. Saputra bahasa maaf seperti eh.. misalkan
101
5. Apakah tamu ga ngerti sensei Cuma ngomong yang kayak kita pakai sama temen
ada harus bayar ada pager yah Angga dan itu pernah kejadian ketika
perbeda sekian itu nanti kamu bisa ga sih saya bekerja dan melakukan
an kadang banyak ngancurin nah cara kesalahan senior saya marah
perilaku tamu yang ngelewatin pager tersebut sebenarnya awalnya marahnya
ketika ngerasa loh kan kan harus diri sendiri nih biasa aja kayak yah salah yaudah
komuni saya sudah yang mencari gimana diajarin lagi diperkaikin cara
kasi? bayar di Saputra sensei tidak kerjanya gimana Cuma saya
Apakah bookingnya tapi menjelaskan sampai keceplosan ngomong maaf yang
hal ini itu terpisah sedetail itu dan disini saya sebenarnya bahasanya harusnya
mempe bayar booking harus mencari tu gimana sama temen bukan sama senior
rsulit sendiri bayar cara memahami karakter apalagi di tempat kerja apalagi kita
Anda? pajak sendiri orang Jepang, abis melakukan kesalahan
Kenapa yang kayak memahami cara kerja akhirnya dia justru malah marah
? gitu-gitu ah.. orang Jepang sedangkan benar-benar marah dan dia justru
(ucapan masih lumayan saya harus tanya ke siapa malah sebaliknya yang tadinya
salam, ada nih senior-senior disini mau ngajarin jadi emosi karena
disiplin, kesalahpahama juga aduh saya gabisa dia ngerasa ga dihargain mungkin
postur n karna bantu kayak gini kan ya seperti itu. Kalo yang lain
tubuh, bahasanya situ. bingung harus cari sendiri mungkin ini kali ya aa.. ketika kita
cara 3. – tapi caranya yah harus bekerja kalo kita lambat gitu ya
bicara/h 4. Kalo waktu sebaik mungkin kan di indonesia selow gitu santai
al kecil emang udah memberikan kesan baik sementara kerja disana harus
yang harus standby dipertemuan pertama geraknya cepat harus praktis harus
tidak maksimal caranya keduanya apalagi manfaatin waktu dengan baik
ditemui sepuluh menit ya caranya menghadapi jangan sampai kita kerja tidak
di sebelum mulai kejadian yang tidak efisien jadi ketika kita lelet dan
Indones kerja. Oh nggak mengenakkan buat saya sebagainya yah disana juga
ia) sih kalo waktu tu nanti kalo ketemu sama kurang suka jadi ya sempet juga
6. Apakah saya gak ada orang Jepang lagi harus waktu itu lambat kerja nya dan ya
ada masalah sama memberikan kesan yang senior yang disana marah kayak
perbeda sekali. Yah.. baik pertamanya, woy lama banget kerjanya
an saya ini emang keduanya kalo saya salah padahal menurut kita yang baru
102
dalam dari dulu itu tu bener ternyata apa yang datang dari Indonesia itu udah
pemaha paling cerewet diajarin di sekolah catet setengah mati coba untuk cepat
man isi kalo soal waktu apa yang kamu ga ngerti Cuma buat mereka itu tetap
pesan ya. Kebersihan dicatet di buku gitu loh lambat Cuma ya lambat laun
karena kali ya yah.. jadi ketika saya dimarahin dengan jalan nya waktu mulai bisa
keterbat kebersihan sih saya selalu nanya pak ini lagi untuk ngikutin. Ada ya jadi
asan paling yang nama alatnya apa nama kalo kita di jepang kita kerja ya
bahasa? emang di alat kerja ya nama alat misalkan kita kerja jam delapan ya
Terjadin Indonesia kerja nya apa tadi kan kita diperusahaan itu sudah harus
ya nggak ga terlalu udah diajarin saya lupa ada selambat-lambatnya sepuluh
miskom bukan ga terlalu saya pengen nyatet menit sebelum waktu kita kerja
? Seperti sih sebenarnya dikasih tau sebenernya apalagi di beberapa perusahaan
apa? orang Indonesia orang Jepang tu baik besar bahkan sebelum mungkin
7. Apakah kalo bersih- dikasi tau sedetail satu jam atau setengah jam
ada bersih juga mungkin sampai kita sebelumnya pegawainya udah
kenyata bersih cuma ngerti itu yang pertama banyak yang ngumpul jadi gaada
an yang kalo disini itu harus memberikan kesan yang namanya kaya di indonesia
membu detail sekali itu yang terbaik kedua kalo kita bekeja jam delapan kita
at Anda bersuih- ga ngerti nanya jangan sampai di perusahaan sampai jam
merasa bersihnya. Cuma jawab iya pak iya delapan lewat lalu dengan
terkejut Detail gimana iya tapi ga ngerti nyatanya santainya ngomong oi selamat
dan jelasinnya ya.. kalo kita jawab iya iya aja pagi gitu kalo disana itu gaboleh
merasa sampai ke orang Jepang malah terus di Jepang juga ada yang
sulit tempat-tempat anggap saya ngerti namanya budaya lebih baik kita
untuk yang em.. padahal saya tuh ga ngerti menunggu daripada membuat
meneri bahkan itu gimana nah setelah orang lain menunggu orang
ma hal sebenarnya nanya pak saya ngerti lah jepang juga orang yang kurang
tersebut orang pun tadi kamu bilangnya suka yah dibuat menunggu lah
? jarang ke jarang ngerti kenapa sekarang bahkan kalo mereka tidak sengaja
8. Apa sentuh tempat kamu bilang ga ngerti, buat orang lain menunggu mereka
Anda itu pun juga kalo ga ngerti ngomong akan yah tundukkan kepala minta
merasak dibersihin hm.. ga ngerti ketiga nya maaf kayak maaf ya sudah buat
an yah contoh pokoknya harus ketika kamu nunggu padahal mungkin
103
ketidak nyata aja lah ya melakukan kesalahan di orangnya Cuma nunggu lima
nyaman misalnya waktu awal harus memperbaiki menit ato sepuluh menit jadi
an bersihin wc harus tau salahnya sangat menghargai waktu lah kalo
ketika mungkin kalo di dimana jangan sampai disana begitu ga Cuma itu doang
menyad Indonesia kita melakukan kesalahan bahkan hal-hal sesepele misalkan
ari Cuma buka untuk ke dua kali nya jadi kita tau bulan ini lagi musim salju
adanya bersihin bilas kalo orang Jepang mungkin akan sulit kalo salju
perbeda tutup lagi nah melakukan kesalahan numpuk di jalan kita ke kantor
an kalau disini kedua kali nya kamu tadi juga susah ya entah naik sepeda
ekspetas buka bersihin salah kenapa sekarang entah naik motor entah naik mobil
i dengan bilas habis itu salah lagi jadi harus kan namanya salju nya numpuk
kenyata eh.. di sela-sela belajar dari kesalahan bahaya gitu jadi biasanya
an yang antara tutup nya yang pertama jadi mulai semuanya lebih pelan lah jalannya
dihadap itu juga harus beradaptasi dari keadaan di jalan kita sebelumnya itu udah
i? Apa dibersihin kayak tersebut terus orang antisipasi jadi bukan kayak di
memun gitu terus bagian Jepang mulai kayak wah indonesia kita kayak aduh sorry
culkan dalam nya buat ini anak mau belajar nih nih gabisa masuk kantor karena
rasa isi airnya juga wah ini anak ternyata bla bla bla ato sorry nih kemaren
ingin dibersihin dimarahin juga ngga banjir deket rumah saya jadi saya
pulang, kadang sampai langsung kena mental tidak bisa, kalo disana kita gabisa
menutu besi-besi pipa mau belajar nih gitu kan begitu kita punya budaya sebelum
p diri nya juga jadi dari situ pandangan terjadi kita mencegah dengan cara
untuk dibersihin kayak orang Jepang itu jadi ya satu hari sebelumnya kita cari
bergaul gitu terlalu kayak sedikit luluh sama tau besok cuaca nya gimana
? detail. Oh ngga orang-orang pemagang apakah kira-kira akan salju turun
saya ga sampai untuk saya sendiri ya lebat kalo salju turun lebat kita kan
begitu cuma yah mulai diajak ngobrol gabisa pakai kendaraan kan
kaget aja kaget. yang tadinya didiemin mungkin kita akan jalan kaki
Selama di diajak ngobrol yang mungkin juga ada efek kereta
Indonesia itu tadinya kalo balik berhenti dan sebagainya jadi kita
kan kita ditinggal sekarang saya jalan lebih cepat kalo misalkan
diajarinnya oh ‘duluan yah’ saya kita tadinya biasanya ke kantor
orang Jepang mendapatkan kata ‘saya nyampai dalam waktu setengah
104
taat peraturan duluan ya’ orang Jepang jam yah mungkin kita satu
bersih gak juga jarang banget ngomong setengah jam sebelumnya udah
tergantung saya duluan ya kamu hati- keluar dari rumah kaluar dari
orang nya kalo hati sampai mendapatkan apartemen jadi semuanya
itu, itu aja sih kata itu saya merasa saya diusahakan untuk jangan sampai
yang mungkin itu senang banget ya waktu yang sudah ditetapkan itu
bikin kita mungkin mereka juga yang sudah menjadi jadwal itu
kagum awalnya melihat nya dari yang tadi justru malah kita hiraukan karena
orang Jepang wah ini anak mau terjadi sebuah kejadian di jalan
taat peraturan berubah nih anak kalo gitu ya jadi kita terbiasa untuk
segala macam salah apa harus mencegah gimana caranya
bersih ya kan ngebenerin nih kalo salah meskipun hujan lebat ato
gak juga yang jangan diulangin lagi meskipun ada kemacetan parah
awalnya bikin seperti itu kurang lebih. atau meskipun ada apa namanya
kita kagum pas 2. – salju lebat hari itu tapi gimana
saya kesini 3. – caranya kita tetap bisa ke kantor di
banyak ngeliet 4. Saya pernah dimarahin jam yang sama gituloh jadi
banyak tamu gara-gara saya ngobrol biasanya kita punya kebiasaan yah
gak juga emang sama orang Jepang kita lebih cepat bangun lebih cepat
tergantung hadep-hadepan terus siap-siap dan lebih cepat keluar
orangnya cuma tangan saya taro di dari apartemen ga kayak di
emang bahwa kantong celana dua- indonesia kalo macet yah aduh
kebanyakan duanya saya ngobrol sorry nih macet nih jadi santai,
orang di Jepang mereka juga ikut ngobrol disana ngga gabisa jadi mereka ga
taat peraturan terus mereka jadi diem menerima yang namanya alasan
iya kebanyakan dan terus menatap saya kamu terlambat apa pun
gitu. dan ngomong itu gaboleh alasannya jadi itu adalah bentuk
5. Mungkin kali ya di Jepang itu gaboleh ketidakprofesionalan kalo
eh.. ini buat kita seperti itu emang kenapa menurut kami kalo kamu
yang nanti mau pake nanya kata Jepang profesional dalam bekerja yah
kesini ya jadi itu ga sopan di Jepang oh harusnya kamu pikirkan kerjaan
orang Jepang itu saya gatau yauda mulai kamu besok masuk gimana,
kalo diajak sekarang tu itu gaboleh ya gimana caranya jangan sampai
105
n makanya sama. Jadi kan pelajaran mau ini, saya ada ini loh, kamu
ngomongnya nya kalo ada yang sedang mau makan ga sama saya jadi
harus lengkap dimarahin ato dibilangin bahasa jepang kita adalah bahasa
juga ‘koyuu saya sebenarnya harus jepang baku sementara yang
sushi daisuki ikut dengerin walaupun mereka gunakan keseharian
desu’. itu bukan kesalahan saya adalah kayak mungkin bahasa
7. Mungkin ini tujuannya saya tuh tidak gaul di indonesia woi bro gitu dan
masalah pribadi melakukan kesalahan segala macam menurut saya ini
sih ya reference yang kayak teman saya tembok yang susah untuk dijebol
pribadi ah.. jadi orang Jepang kayak gitu. meskipun kita sudah bisa bahasa
sekarang baru 5. – tapi gimana menghilangkan gap
aja pindah ke 6. Kalo di kerjaan saya antara kenyataan bahwa kita tuh
Kyoto nih dari mungkin kebanyakan orang asing sementara mereka tu
Hiroshima nya kan disuruh-suruh ya orang jepang mungkin itu yang
orang-orang saya kan pemagangan membuat saya sedikit kecewa ya
Kyoto lebih dari disini saya ngerasanya karena saya merasa belum
yang saya lihat Cuma helper bukan mampu merobohkan gap itu
ya lebih apa ya.. pekerja utama jadi Cuma meskipun banyak diantara
lebih ga ramah ambilin ini dong tolong mereka yang bilang kamu udah
ternyata hehe.. bantuin ini dong gitu kan gaada bedanya sama orang jepang
itu yang saya pokoknya kebanyakan ya Cuma saya tetep merasa ada
rasa lebih ga seperti itu sering ya beberapa obrolan atau bahasa
ramah ternyata kerjaan seperti itu kalo di yang saya tidak bisa masuk ke
karena yang awal saya tuh pertama- sana karena saya orang asing
saya sok tau tama datang kesini Cuma entah itu karena kemampuan saya
dulu oh Kyoto jawab makanya ada saya atau perbedaan kultur saya atau
tempatnya serba mikir kalo ga ngerti saya memang dialog itu tidak
tradisional jangan bilang ngerti gitu diperuntukkan untuk saya jadi gap
mungkin orang- loh walaupun bahasa itu tetep ada itu yang membuat
orangnya juga saya ga kurang saya harus saya sedikit kecewa yah mungkin
ramah-ramah nanya ini gimana ya kalo lebih ke diri sendiri karena kan
yah ternyata di awal-awal tuh saya balik lagi keinginan saya disana
kalo Cuma mikir ‘eh ambilin
109
saya menghadapi
masalah tuh masih di
level bawah sedangkan
masalahnya sudah satu
tingkat di atas level saya
kalo saya masih di situ
saja saya bakalan
ketinggalan ga bakal bisa
ngelewatin masa sulit nah
dari situ mengupgrade
diri saya sampai akhirnya
posisi nya seimbang
sama masalah ku. Baca
buku tidur gambar
sampai akhirnya sembuh
terus ngejalanin sekarang
kayak udahlah ga terlalu
mikirin.
3 1. Apa 1. Kalo sikap 1. – 1. Kita harus bisa terbiasa sih ya
upaya nggak ada sih ya 2. Intinya dua bulan kerja dengan kebiasaan yang ada disana
yang kayaknya saya awal kerja disini jadi yang saya lakukan adalah
Anda Cuma mungkin mengalami masa yang saya tidak membiasakan diri saya
lakukan ini bukan sikap menurut saya berat terusa untuk menerima kenyataan
dalam ya tapi saya ngalami kayak dimarah- bahwa aduh kok ini begini ya kok
mengha lebih ke marahi sampe abis banget ini begitu ya maksudnya adalah
dapi bandingin ah.. abis dimarah-marahin ketika kita di jepang, jepang kan
kesulita apa yang di sama orang Jepang saya punya peraturannya masing-
n/hamb Indonesia dan di kan pernah di Indonesia masing warga nya juga punya
atan Jepang kali ya tuh ada temen kalo saya adat nya sendiri punya manner
dalam mungkin bukan yang lagi dimarahin ada nya sendiri mereka juga punya
perbeda sikap karena temen kayak udah Ngga lingkup bahasa nya sendiri jadi
an sikap kalo sikap saya gausah dipikirin kalo ada yang harus kita lakukan yah
nggak ngalamin temen udah nanti mereka gimana kita caranya secepat
115
tersebut sih sebenarnya mah baikan lagi di mungkin bisa terbiasa dan juga
? kalau sikap. yah Indonesia ada orang- bisa melakukan hal itu jadi
2. Apa ngikutin tapi orang seperti itu ada misalkan contohnya kayak tadi
upaya kalo kadang lagi temen-temen seperti itu waktu kalo di indonesia mungkin
yang malas banget pas kerja di Jepang saya santai-santai bisa happy-happy
Anda yauda skip aja. kerja sendirian tidak ada bisa slow-slow gitu ya ke kantor
lakukan 2. Saya orang nya orang Indonesia nya saya bisa telat-telat sedikit kalo disana
dalam lempeng- kerja sama orang luar bahkan sebelum jam kantor kita
mengha lempeng aja negri semua saya udah harus sampai di kantor jadi
dapi dikasih tempat dimarahin dikelilingin lah yang saya lakukan adalah
kesulita ini yauda jadi itu ditengah-tengah saya berusaha gimana caranya ngikutin
n/hamb yah biasa aja sih dimarahin dan disitu ga budaya yang ada di sana gimana
atan selama ini ada yang nolongin kok caranya ngikutin kalo bisa saya
dalam mungkin karena kayak gini ya Jepang jadi orang jepang juga jadi banyak
perbeda saya juga dari lebih parah daripada orang indonesia yang kerja keisini
an kecil udah Saputra sensei ngomong tapi pulang dapat pengalaman
perilaku pindah-pindah terus saya ini kudu tidak enak karena biasanya kalo
tersebut untuk gimana saya cowok lah menurut saya mereka gagal untuk
? beradaptasi tapi disitu ini kejadian adaptasi disini jadi yang harus bisa
3. Apa sama pertama kali yang saya kita lakukan adalah adaptasi kalo
upaya lingkungan dan rasain dihidup saya misalkan orang jepang ketemu
yang orang-orang dimarahin tanpa ada selalu salam selalu menundukkan
Anda sekitar cepat gitu orang yang ngebantu kepala yah kita juga harus lakuin
lakukan jadi kalo ditanya saya ini minta tolong kalo orang jepang kalo ketemu
dalam apa yang harus sama siapa terus dari situ beda mereka ga salaman tangan
mengha dilakukan yah tu saya disuruh udah kayak di indonesia gitu kan yah
dapi jalani aja nanti kamu jangan kerja disini mereka Cuma menundukkan
kesulita tau sendiri kok kamu disana aja gatau kepala kayak ngomong oh
n/hamb kayak gimana. saya menyelesaikan selamat pagi sambil
atan 3. Yah kalo saya masalah seperti apa itu menundukkan kepala itu harus
berbaha sadar ada yang saya gatau dari situ saya bisa kita ikutin terus bagaimana
sa ketika salah misalnya tuh diem Cuma yah orang jepang dalam menyikapi
saya ngomong pengen nangis ya saya sebuah kejadian kalo di jepang
116
di terus saya liet cowok pengen nangis mereka melihat orang misalnya
Jepang? reaksi orangnya nah disitu keinget apa buat masalah gitu di jalan mereka
4. Bagaim ko kayaknya yang orang tua saya tidak akan hiraukan kayak itu
ana keliru ini bahasa katakan kata-kata bukan masalah saya jadi saya
Anda nya kalo saya penguatnya kayak gini tidak perlu ikut campur lebih baik
melaku sadar saya ‘kadang ya Ngga kita tuh kalo saya tidak tau saya tidak ikut
kan pelajari lagi cari- dalam hidup mencari campur disana jadi benar-benar
penyesu cari yang bener orang yang selalu ada beda sama di indonesia sikap-
aian kayak gimana buat kita selalu mencari sikap orang nya juga jadi yang
dengan tapi kalo ga orang yang menemani harus kita lakukan sebagai orang
lingkun sadar ya yah kita pas lagi susah selalu asing adalah sebisa mungkin
gan ngga hehe.. mencari orang yang secepat mungkin terbiasa dengan
baru? sama ini nanya nguatin kita dalam hidup lingkungan tersebut dan
5. Perubah ke beberapa kamu mencari orang- diterapkan kepada diri kita kalo
an apa temen orang orang seperti itu kan menurut saya ya cara satu-satunya
saja Jepang juga ketika kamu susah?’ iya untuk bisa happy dan hidup di
yang kalo mau kata aku ‘kamu tidak jepang adalah menjadi orang
Anda ngomong akan menemukan apa jepang maksudnya bukan pindah
lakukan kayak gini biar yang kamu cari’ katanya, warga negara cuman kita terbiasa
? gaada salah terus yang aku cari siapa dengan lingkungan jepang kita
paham gimana ‘yang kamu cari itu diri terbiasa dengan manner orang
kayak gitu. kamu sendiri’ kayak gitu disana kita terbiasa dengan orang
4. Banyak jalan- dari situ kayak oh ternyata disana mungkin butuh wakt
jalan pokoknya yang nemenin saya pas sekitar satu dua bulan tiga bulan
kalau dapet hari kayak gini tu diri saya, oh empat bulan gitu cuman ya kalo
libur ternyata yang nguatin ga begitu kita akan susah disana
maksimalin saya pas kayak gini diri gituloh selain bahasa ya kalo
buat jalan-jalan saya jadi pas saya ngerjain bahasa udah wajib ya.
jangan di dalam kerjaan lain saya diem 2. –
kamar terus. saya keinget omongan 3. Waktu itu sebenarnya saya ga
Sendiri kalo ada orang tua saya terus dari ngapa-ngapain loh kalo menurut
temen bagus situ yang biasanya saya ga ngapa-ngapain kebetulan
tapi kalo pas ditepok sama temen kan saya dulu pernah sekolah bahasa
117
gaada yah ‘udah jangan dipikirin’ juga disini kan sebelum kerja jadi
sendiri. Yah.. nah di saat seperti itu kan ketika saya sekolah bahasa pun
jalan-jalan ga gaada orang yang guru saya menggunakan bahasa
jelas jadi Cuma ngomong seperti itu jadi jepang jadi sebenarnya saya juga
ngeliat-liat di ditepok lah sama diri gatau mereka ngomong apa pada
sekitaran tempat sendiri kayak ‘udah Ngga awalnya mereka marah pun saya
tinggal ada apa semangat lagi ya udah ga ngerti mereka ngomong apa
aja biasanya kamu berjuang lagi toh karena saya ke jepang pertama
orang-orang nyatanya walaupun kali Cuma tau toilet ada dimana
spot-spot ramai kamu disini berat banyak gitu doang jadi mau gamau saya
dimana aja kok orang-orang yang harus belajar jadi cara saya belajar
kayak gitu sih pengen dateng ke Jepang adalah selain dari buku dan ikut
spot-spot turis jadi ngapain kamu harus kelas saya rajin untuk mencari tau
lah sama kalo ngeluh, ngapain harus sendiri maksudnya ketika orang
beli bahan kamu nangis-nangis jepang berbicara ngomong A
makanan yang disini gaada gunanya misalnya lalu gestur mereka
murah-murah secara tidak langsung kan gelagat mereka atau yang mereka
itu dimana yang kamu disini tunjuk itu apa jadi dari situ saya
kayak gitu cari mengintimidasi banyak belajar oh ternyata kalo mereka
sendiri. orang nih’ ngomong A artinya ini oh mereka
5. Kalo dengan mengintimidasi kayak ngomong B artinya ini jadi saya
sengaja saya ‘wah Angga ke Jepang belajar bahasa dari tindakan
ubah tidak ada nih saya pengen’ jadi kan mereka juga salah satunya itu lalu
tapi mau gamau ada banyak orang yang yang kedua saya cukup aktif
berubah ada, pengen posisi nya seperti untuk mengajak orang jepang itu
saya sejak disini saya jadi ngapain sih saya berbicara entah itu orang jepang
itu jadi punya sedih-sedih disini nah atau orang asing yang dulu sempat
itu yang kalau mulai dari situ mulai satu sekolah dengan saya di
melihat sesuatu ketemulah caranya jepang yang kita sama-sama
yang tidak ternyata gaboleh nih belajar orang asing senior saya
seimbang jadi kayak gini harus yang bahasa jepang nya lebih
pusing atau bersyukurlah terus bagus jadi saya sempet ngajak
malah apa itu keduanya cara mereka untuk yah berbicara
118
orang-orang jelek wah ini gimana sih ketika bicara yang bahasa
disini terlalu kok melenceng indonesia ke pola saya bicara
detail soalnya potongannya gitu kan itu bahasa jepang untuk melakukan
saya sempet bukan kendali saya yang itu saya gabisa tetap terus-terusan
dimarahi Cuma penting saya sudah ngomong bahasa indonesia jadi
gara-gara yang melakukan yang terbaik bahasa indonesia nya saya take
satu lebih nih untuk gimana down sebentar saya ngomong
banyak berapa selanjutnya saya harus bahasa jepang terus-terusan
gitu satu lebih perbaikin lagi alhasil ini sampai di titik ketika saya sudah
dikit padahal agak mendingan nih yah tidak lancar ngomong bahasa
kalo dilihat dari alhamdullilah kalo hasil indonesia artinya saya sudah
jauh juga yah kan saya tidak bisa mungkin mampu bicara dengan
gak kentara menentukan pemikiran bahasa jepang karena menurut
Cuma orang lain dari situ saya saya bicara itu bukan Cuma oh
yaudalah. udah mulai kerja yang kamu sehat ga, sehat tapi ketika
penting saya melakukan kamu sudah bisa mengutarakan
yang terbaik walaupun apa yang kamu rasakan kita bisa
orang itu jahat sama saya mengutarakan apa yang menjadi
walaupun orang itu kegelisahan kita baru itu menurut
marah mulu sama saya saya kita bisa bicara kita bisa
udah saya ga terlalu berkomunikasi jadi saya
memikirkan itu nya menanamkan juga ke diri saya
karena itu di luar kendali standar yang tinggi kamu gaboleh
saya. Kalo dimarahi itu puas cuman dengan kamu bisa
harus seperti gimana nah ngomong selamat pagi hari ini
saya itu mikir kalo saya makan apa besok mau kemana
melihat masalah itu saya gitu saya pengen saya terlihat
selalu menganggap selayaknya seperti mereka jadi
masalah itu seperti barang untuk itu saya take down saya
3D jadi harus melihat dari punya bahasa indonesia saya
berbagai sudut jangan berusaha terus menggunakan
hanya dari depan aja bahasa jepang setiap hari sampai
contohnya seperti saya saya sempet lupa bahasa
120
alhamdullilah nya
sekarang udah bisa
ngejalanin kehidupan di
Jepang yah udah terbiasa
lah sama mereka jadi kalo
dimarahin yaudalah
biarin yang penting saya
sudah kerja kayak ‘hari ini
pagi ya harus kayak gini-
gini’ yaudah saya kerjain
kalo soal hasil wah ini
gimana sih hasilnya
kayak gini yaudah salah
saya salah udah yang
penting kan saya sudah
tapi kalo yang dipikirin
Cuma kenapa itu yang
ada malah memperkeruh
suasana harusnya saya
pikir bagaimana ni
selanjutnya. Perlu kata
kenapa tapi menurut saya
mulai sekarang gimana
nih selanjutnya biar tidak
salah lagi.
3. –
4. Rutinitas saya disini kan
balik kerja masak buat
malem sama bekel sama
buat siang lah jadi buat
tiga itu masak kalo masak
kan perlu energi lagi kan
itu kayak malas buat saya
122
mengha yang ngantri mulai kayak yah tadi lagi lebih lama gitu terus mungkin
dapinya mana yang jalan yang bilang udah enjoy kalo kendala paling besar ini
? biasa kayak gitu dalam artian pelajarannya kayaknya hampir semuanya
2. Apa saja tapi makin ya oh ternyata setiap sama orang indonesia rasain ya kanji ya
kesulita kesini udah bisa orang Jepang tuh kayak jadi dalam penulisan bahasa
n yang tau sisi mana contoh juga kan saya jepang itu ada beberapa aksara jadi
berhasil yang untuk kebanyakan kerja sama ada namanya hiragana, katakana,
Anda ngantri sisi orang tua kadang tuh dan juga kanji kalo hiragana
tangani mana yang mereka suka marah- katakana itu adalah huruf-huruf
dan untuk jalan. marah ga jelas setelah standar ya alfabet mungkin kalo di
telah 2. – kerja hampir dua minggu indonesia ABCD cuman kan
menjadi 3. Ini masuk bulan bareng terus kita itu dalam aksara jepang sementara
bagian ke tiga. dipisahkan kerjanya saya kanji nya adalah aksara china jadi
dalam Pertengahan dipindahkan ke proyek dia tulisan china yang diadaptasi
diri desember sudah lain terus saya sama orang jepang nah
Anda? mulai nyaman dipertemukan lagi gitu kebanyakan di dalam dunia
3. Pada dengan loh setelah ketemu lagi profesional jepang itu akan
bulan semuanya dia tu ga inget lagi sama menggunakan kanji dan dalam
keberap berarti bulan ke saya jadi mikir nya bekerja juga akan menggunakan
a Anda yah ngapain saya mikirin kanji dan itu salah satu menurut
merasa pertengahan orang itu sih pas marah- saya menjadi tembok karena kanji
nyaman desember. marah ternyata dia juga itu banyak sekali dan kita bukan
bekerja 4. Yang pertama lupa sama saya. Jadi kan tidak mau belajar juga cuman
di pasti bahasa ya lebih ke proses belajarnya akan ada aja kanji yang baru
Jepang? paling ngga N4 ya bulan ke tiga itu belajar pertama kali kita liet atau kanji ini
4. Menuru atau JFT2 kalo bulan empat mulai belum pernah kita denger atau
t Anda, ga salah sama memahami kesini yah kanji ini terlalu rumit untuk dihafal
persiapa ini selain bahasa udah mulai nyaman sama itu pasti akan ada karena untuk
n diri pelajarin juga ke masa bodoan itu. menghafal seratus persen atau
seperti kebudayaannya 4. Saya inget banget pas menggunakan seratus persen itu
apa bukan belajar disuruh bikin pola sulit kecuali kita stay disana lama
yang kebudayaan kalimat saya bawa dan kita mulai terbiasa dengan
dibutuh yang kuno- sampai sekarang setiap kanji yang datang kayak
125
kan agar kuno bukan ‘sebelum ke Jepang selain mungkin dokumen pemerintahan
tidak kebudayaan saya harus atau surat-surat formal itu kanji
terlalu tradisional itu mempersiapkan bahasa nya akan beda dengan kanji yang
banyak tapi lebih ke dan uang saya juga harus dasar dan tingkatannya pun ada
mengal kebiasaannya mempersipakan mental dan itu sulit jadi yang harus saya
ami kebiasaan ataupun hati’ kata saya lakukan adalah sebisa mungkin
hambat orang-orang kata-kata itu tadinya sebelum saya kerja saya tau apa
an disini sama bikinnya Cuma ngasal yang saya kerjakan dan biasanya
ketika musim-musim pas nyampe sini wah saya akan cari tau dulu ya kira-kira
akan itu kapan aja beneran nih saya tuh nanti bahasa-bahasa apa saja yang
bekerja supaya nanti pas harus mempersipakan akan keluar dalam pekerjaan saya.
ke berangkat tau oh hati sama mental kalo Jadi ya gabisa Cuma ngomong
Jepang? saya berangkat Cuma uang barang- tertulis pun penting itu yang
pas musim barang ato bahasa itu menjadi problem menurut saya
panas atau pas udah jelas kan kadang dan mungkin menurut beberapa
musim dingin orang yang datang kesini orang indonesia yang pernah kerja
jadi tau yang tidak mempersiapkan di jepang juga ya. Selebihnya
harus disiapin mentalnya yang mungkin gaya orang jepang yang
apa aja itu sih dipikirkan mereka Jepang bekerja harus dengan cepat jadi
yang paling tuh indah Jepang itu ada kalanya hal-hal yang baru kita
utama bahasa punya empat musim pelajarkan tidak bisa kita kerjakan
sama kondisi yang buat foto-foto itu dengan cepat jadi kita
Jepang itu keren tapi ga pernah mikir antisipasinya dengan kita harus
sendiri seperti kalo saya ketemu orang- lebih cepat mengerti kita harus
apa. di Jepang orang yang jahat memahami tentang kerjaan kita.
itu koin satu yen mengambil 2. –
itu masih kemungkinan yang 3. Bukan bulan tapi tahun ya satu
dipakai ini ga terburuknya ga pernah tahun saya baru bisa mulai enjoy
semua orang tau mikir kesitu, kalo saya karena tahun pertama kan juga
ini kayaknya ketemu orang yang jahat meskipun saya belajar saya kuliah
misalnya kita ke apa sih yang harus saya di sekolah bahasa tapi saya basic
kayak lakukan terus apa obat nya belum bisa bahasa jepang
indomaret, nya itu apa buat saya ketika saya bekerja pun saya tidak
126
indomaret nya mungkin itu kembali bisa bahasa jepang selama satu
Jepang ya itu harus mempersipakan tahun itu saya mencoba untuk
harga-harga perasaan atopun mental mengerti bahasa jepang, mencoba
kayak seratus kalo saya sudah mengerti budaya, mencoba
tujuh puluh satu, mempersipakan mental mengerti manner, mencoba
dua ratus tiga pas saya dimarahin yauda mengerti bagaimana mau nya
puluh tujuh sakitnya ga terlalu sakit orang jepang ketika kita bekerja
kayak gitu ada banget karena uda itu seperti apa dan membiasakan
dan itu masih disiapin juga dari diri saya dengan gaya kerja orang
kepake satu yen Indonesia jadinya kalo jepang itu butuh satu tahun, dan
nya tujuh yen dibilang saya harus yang paling sulit adalah
nya jadi diterima nih kalopun membiasakan diri kita dengan
sebenarnya dipukul kepala saya gaya kerja nya mereka karena kita
daripada uang kalopun mendapatkan lahir di negara yang semuanya
kertas harus omongan yang tidak enak serba slow sementara disana
utamakan dulu saya harus siap dengan itu semuanya harus serba speed
uang koin itu sih kalo habis dipukul kamu speed speed speed tapi gabole
kebudayaannya merasa down kamu tuh Cuma cepat loh ya cepat tapi harus
kebiasaan yang harus gimana selanjutnya benar dan juga bagus dan itu yang
utama. Sama ini kadang hal tersebut tidak sangat sulit untuk saya sementara
kalo ketempat- diajarkan di sekolah kita di indonesia kan slow pun
tempat turis mungkin kalo hal tersebut masih ah besok ah masih bisa gitu
terutama tempat diajarkan murid-murid ini ya atau masih bisa kayak aduh
turis kayak kuil- uda pada mundur duluan udah jam sekian nih aduh dah deh
kuil atau pura karena sekolah kan butuh sebentar deh istirahat dulu deh gitu
seperti itu kalo duit butuh pemasukan atau ngerokok dulu deh atau ada
gatau ini boleh jadi kalo ngobrol nya ga temen nih ngobrol sebentar deh
ambil foto ato enak mungkin pemikiran gitu itu masih bisa, kalo disana kan
nggak mending wah di Jepang tidak enak gabisa jadi stressful kalo kerja
tanya boleh ga nih saya dipukul nanti badan capek otak capek dan
saya ambil foto saya mendapatkan kata gimana caranya biar bisa enjoy di
ini ambil foto kotor yang ada mereka momen seperti itu saya butuh
nyerah dari awal terbiasanya itu satu tahun.
127
disini boleh ato makanaya pihak sekolah 4. Satu belajarlah bahasa, jadi
gak. tuh di Jepang itu enak loh banyak orang indonesia yang
buat foto-foto nanti ada mau ke jepang tapi katanya saya
ketemu ini ada gedung ini gabisa bahasa saya pengen banget
buat foto-foto salju orang kerja sana kalo menurut saya
nya baik biar tujuan nya bunuh diri si karena saya juga tau
murid ini tetap bertahan tidak semua orang bisa seperti
sampai ke Jepang. saya dan saya juga kadang mikir
Beruntungnya saya gitu wah saya bisa sampai sejauh
ketemu Saputra sensei itu ini ternyata hebat juga ya mungkin
juga ga diobrolin dalam kalo disuruh ngulang kehidupan
kelas juga ya obroloin nya tahun awal di jepang saya ga mau
pas pelajaran percakapan lagi haha udahlah cukup sekali aja
sekalian saya nanya di waw gila gitu kan jadi bahasa itu
Jepang itu kayak gimana penting karena kalo kita gabisa
sih nah Saputra sensei tuh bahasa ga Cuma soal kerja tapi
ngomong kayak gini-gini kita juga gabisa protect diri sendiri
nah dapat gambaran kan kita gabisa lindungin diri sendiri
dari orang yang sudah susah lah untuk hidup kalo gabisa
tinggal lama langsung di bahasa jadi bahasa itu nomor satu,
Jepang makanya disini yang kedua mungkin fisik ya fisik
tuh berat lebih berat dari itu penting jadi tadi saya sempet
Saputra sensei bilang tapi bilang juga kalo kerja di jepang
saya sudah punya bekel kita harus speed speed rush rush
nih sudah punya pondasi secepat mungkin seefisien
jadi tidak begitu kaget mungkin melahirkan kerja yang
dengan budaya yang baik sementara di indonesia
tidak mengenakkan nya terbiasa santai kita terbiasa terlena
ya, kebanyakan teman dengan apa namanya ya sistem
yang datang kan disini kerja yang slow bahkan di jepang
Cuma datang buat pun orang kalo jalan itu ya itu ga
seneng-seneng makanya satu step satu step gitu mereka
ada yang bunuh diri, ada kayak tek tek tek tek cepet saking
128
n positif) yang merasakan merantau ke negara mimpi bukan. Jepang itu sunyi
Anda miliki jepang tapi di negara-negara lain yah interaksi orang jepang juga
tentang bekerja di saya sudah pernah ke taiwan sama kan agak kurang dengan orang
Jepang? (Pada awal ke malaysia tapi di jepang saya luar orang jepang juga pernah
mulai bekerja di sangat tenang karena orang-orang nanya ke saya ee apa orang
Jepang). disininya sangat beda sama di jepang itu ga suka orang luar
2. Apa yang indonesia, beda budaya nya orang- ada juga yang suka ada juga
membuat Anda orang nya. contohnya kayak di lalu yang ngga tergantung orang
tertarik/alasan lintas itu pengguna kendaraannya nya waktu pertama ke jepang
untuk bekerja di sangat menghargai sama orang lain itu suasana nya itu sunyi untuk
Jepang? contohnya itu. orang yang suka menyendiri itu
3. Apa ekspetasi awal 2. Alasannya saya ingin menambah kayaknya enaknya tinggal di
Anda bekerja di wawasan baru sama pengalaman jepang ajah.
Jepang baru. Karena di jepang itu saya 2. Awalnya ga tertarik kerja ke
belum merasakan bekerja di negara jepang Cuma dapat usulan dari
jepang makanya saya pergi disini. orang tua kebetulan ada
Kebetulan saya berangkat ke jepang keluarga yang kerja di jepang
dapat info lowongan dari sodara jadi orang tua usulin kerja di
sama teman-teman juga yang sudah jepang aja daripada bingung
bekerja di negara jepang. mau kemana abis tamat sekolah
3. Ekspektasi awal itu bekerja di jepang kan yauda saya nurut terus ke
itu sangat berbeda dengan cara kerja jawa dua tahun di Indramayu
orang indonesia awal-awal bekerja kursus bahasa jepang terus ikut
terasa badan capek banget, kerja wawancara di job di GM tapi
keras terus juga belum terbiasa wawancaranya itu online masih
mengimbangi kinerja orang jepang. pandemi waktu itu.
awal-awal sebelum saya ke jepang 3. Awalnya ga kepikiran
ada si sedikit kepikiran di jepang itu samasekali tapi yauda terlanjut
saya lihat di berita di internet jadi ada nyebur ke dunia kejepangan
jepang itu negara canggih, negara uda ngikut alurnya ternyata
disiplin, kebudayaan nya sangat jepang itu nggak se apa
bagus tapi setelah saya di jepang namanya ngga kayak oh iya
sama saja tidak jauh berbeda sama awalnya ga mikir sama sekali
132
3. Apa sebelum bekerja disini kerja dari jam kereta. Iya jauh kak sekitar 10
kesulitan/hambatan sekian mulai dari jam sekian selesai menit naik kereta.
yang Anda hadapi jam sekian ternyata di kehidupan 2. –
saat melakukan sebenarnya itu meleset jauh yah itu 3. Sampai sekarang belum ada.
komunikasi? dari segi jam kerja. Jam istirahat kerja Kalo untuk susahnya sampai
4. Apakah ada selalu mundur jam selesai kerja sekarang belum ada kebetulan
perbedaan sikap selalu mundur tidak on time. waktu di LPK uda lama juga
ketika komunikasi Namanya kerja proyek itu kan selalu belajar bahasa jepang nya
di Jepang? Apakah berpindah-pindah contohnya hari ini sampai sini alhamdullilah bisa
hal ini mempersulit kerja di tokyo besok nya kerja di ngikut orang jepang ngomong
Anda? Kenapa? yotsukaido tergantung proyek kita apa kita ngerti. Iya dua tahun
(pandangan tentang yang dikerjainnya dimana. Iya terasa kak karena umur jadi untuk
waktu/hal kecil capek tapi kepikiran tujuan awal wawancaranya itu ditunda-
yang tidak ditemui saya berangkat ke indonesia itu saya tunda dulu terus milih-milih job
di Indonesia) untuk apa, cari pengalaman dan juga waktu itu.
5. Apakah ada rejeki. 4. Orang jepang kalau ngomong
perbedaan perilaku 2. – tuh kalau di saat kerja mereka
ketika komunikasi? 3. Pertama datang ke jepang itu sangat tegas ngomong nya tegas kerja
Apakah hal ini sulit komunikasi dengan orang kerja tapi pas istirahat dia kayak
mempersulit jepang pertama dari segi bahasa bersahabat gitu ke kita. Kerja ya
Anda? Kenapa? kedua dari segi perilaku orang ngomong yang sepentingnya
(ucapan salam, jepang itu selalu tertutup kepada aja, contohnya waktu kerja kita
disiplin, postur orang asing jadi ketika kita dimarahin tapi waktu
tubuh, cara komunikasi dengan orang jepang, istirahatnya kayak ngga terjadi
bicara/hal kecil yah orang jepang sama orang asing apa-apa orang jepang begitu.
yang tidak ditemui itu ngobrol itu sepentingnya aja waktu ketat ketat banget, jam
di Indonesia) contohnya tentang kerjaan selain istirahat ada jam istirahat lima
6. Apakah ada tentang itu dia ga pernah cerita apa ga menit, pas banget lima menit
perbedaan dalam pernah ngobrol apa. langsung balik kerja.
pemahaman isi 4. Tentang cara kerja orang jepang itu 5. Keknya pernah, waktu itu
pesan karena cepat dan rapih. Awal-awal saya kayak dia nyuruhnya kayak
keterbatasan sangat-sangat tidak bisa mengikuti gini tapi sepemahaman saya ga
bahasa? Terjadinya cara kerja orang jepang kayak sepemahaman dengan dia jadi
134
miskom? Seperti gimana tepatnya cara saya kerjainnya agak lain dari
apa? melakukannya kayak gimana perintah dia yah akhirnya dapat
7. Apakah ada setelah saya mencoba berusaha yah ga dimarahin cuman
kenyataan yang sebulan dua bulan tiga bulan ditanya balik lagi terus kitanya
membuat Anda akhirnya saya bisa mengikuti cara perbaikin kesalahan yang tadi
merasa terkejut dan kerja orang jepang itu kayak gimana gitu itu pas masih awal.
merasa sulit untuk sampai-sampai saya juga menyaingi Contohnya waktu itu saya
menerima hal cara kerja orang jepang bisa lebih kerjanya kalau udah selesai
tersebut? baik lagi. Tiga bulan saya simpannya disini bukannya di
8. Apa Anda beradaptasi sama pekerjaan. tempat lain tapi pengalaman
merasakan 5. Satu masalah yang bikin orang saya agak beda ya dari yang dari
ketidaknyamanan jepang tidak suka disaat orang perintah dia jadi waktu salah
ketika menyadari jepang ngobrol orang jepang marah ditanya ulang lagi harus nya
adanya perbedaan saya itu tidak melihat mata mereka disini bukan disini habis itu saya
ekspetasi dengan saya malah nunduk nah si orang perbaiki kesalahan yang saya
kenyataan yang jepangnya itu bilang ‘kalo saya lakuin nggak sampai marah kan
dihadapi? Apa marahin kamu mata kamu harus masi awal waktu itu masih
memunculkan rasa natap ke saya gaboleh nunduk’ kata dimaklumi.
ingin pulang, nya tidak sopan itu pengalaman 6. –
menutup diri untuk yang membuat saya jadi sekarang 7. Itu yang penempatannya di
bergaul? lebih memahami kebudayaan desa. Di kota tempatnya bagus
jepang kayak gimana orang-orang di luar negeri tapi yah kerjanya
jepang itu sifatnya kayak gimana di pinggiran kota.
pengalaman hal yang terburuk di diri 8. Awalnya tidak nyaman cuman
saya. yah mau gimana lagi kan udah
6. Pertama saya ke jepang dalam arti terlanjur yah jalanin aja
bahasa saya jauh daripada peserta- senyaman-nyaman aja kalau ga
peserta lain yang berangkat ke nyaman yah dibikin nyaman.
jepang saya kurang bahasa nya. Kalau pemikiran untuk mau
pernah terjadi di komunikasi dalam pulang ngga ada, kontrak disini
suatu kerjaan saya disuruh sama bos kan tiga tahun yaudah selesaiin
saya suruh ngerjain A saya ngerjain aja tiga tahun terus bersosialisasi
B waktu itu saya dimarahin habis- dengan orang juga yah harus
135
3 1. Apa upaya yang 1. Saya ngehadapi perilaku orang 1. Kalo untuk mengikuti
Anda lakukan jepang yang bekerja dengan cepat disiplinnya waktu kayaknya
dalam menghadapi dan benar saya terus berusaha belajar gapapa aman udah belajar dari
kesulitan/hambatan dan belajar memperbaiki diri saya GM juga.
dalam perbedaan sendiri untuk bisa mengikutin gaya 2. Kalo di tempat saya aman-
sikap tersebut? kerja orang jepang yang cepat dan aman aja yang penting itu kalau
2. Apa upaya yang benar. Cara menghadapi soal jam ketemu beri salam aisatsu kalau
Anda lakukan istirahat dan jam pulang kerja yang tentang gerakan tubuh yah
dalam menghadapi selalu molor yang selalu terlambat seharusnya itu membungkuk.
kesulitan/hambatan itu saya menghadapi nya dengan 3. Kan kita belajarnya di LPK itu
dalam perbedaan biasa saja, contohnya masuk telinga pakai bahasa yang formal
perilaku tersebut? kanan keluar telinga kiri yah anggap sampai disini tu ada lagi yang
3. Apa upaya yang aja angin berlalu. namanya yogen tentang bahasa
Anda lakukan 2. – jepang yogen bahasa adatnya
dalam menghadapi 3. Kalau menghadapinya dengan cara tentang pengucapan yang beda
kesulitan/hambatan satu saya jam belajar bahasa saya jadi kita gak ngerti artinya apa
berbahasa ketika di ditambahin kedua saya harus sering- gitu masih menyesuaikan jadi
Jepang? sering berinteraksi dengan orang kita ngomongnya biar lebih
4. Bagaimana Anda jepang contohnya saya mengawali ngerti tolong menggunakan
melakukan dengan cara mengobrol masalah bahasa yang formal gitu bahasa
penyesuaian kerjaan masalah cuaca masalah yang mudah dipahami. Iya
dengan lingkungan kebiasaan orang jepang saya udah ngikutin bahasa mereka
baru? menghadapinya dengan selalu juga mau tidak mau harus
5. Perubahan apa saja berinteraksi dengan orang jepang. diikutin kita yang tinggal di
yang Anda 4. – lingkungan mereka jadi harus
lakukan? 5. Perubahannya contohnya saya ngikutin lingkungan mereka.
disiplin dari segi waktu walaupun Kadang dari temen kalo nggak
kadang orang jepangnya sedikit ada kan kita sering ngobrol juga
keterlambatan masuk yang kedua sama orang jepang nya sambil
saya belajar dari budaya dan tata ngobrol kita sambil belajar juga.
bahasa orang jepang yang ketiga 4. Kalo tentang menyesuaikan diri
saya bisa disiplin dalam bekerja ee.. sebenarnya mudah untuk
saya gaada yang
137
cepat dan benar udah itu aja yang ada dipermasalahin gitu misalnya
perubahan dalam diri saya. peraturannya disini tuh yah
harus kayak gini yah harus
dipatuhi jadi enak
menyesuaikan dirinya saya
kalo tempat-tempat
sebelumnya belum pernah saya
temui terus tinggal disekitaran
situ saya bisa menyesuaikan
dengan cepat jadi soal
menyesuaikan gapapa. Disini
banyak senior jadi kita nanya
senior soalnya disini aturan
asrama tempat tinggal nya
kayak gimana jadi kita nanya ke
senior peraturannya apa aja,
buang sampah atau hal yang
seharusnya tidak dilakukan itu
seharusnya gimana gitu kak.
4 1. Apa saja kesulitan 1. Yang selama ini saya merasa 1. Kalo urusan kerja disini aman-
yang masih sering kesulitan dalam bekerja itu saya aman aja cuman saya sekarang
Anda hadapi, tapi masih belum bisa mengerti lebih disini bukan cuman kerja aja
sudah menemukan jauh lagi tentang omongan orang ada target juga targetnya tuh ya
solusi untuk jepang dan membaca pekerjaan lulus N3 cuman belajarnya itu
menghadapinya? jepang tapi saya bisa yang susah tapi solusi nya udah
2. Apa saja kesulitan menghadapinya dengan cara dapat cuman yang
yang berhasil Anda dipraktekkan seperti itu. Contohnya ngelakuinnya itu yang susah
tangani dan telah bahasa satu bahasa kedua cara kerja, jadi sampai sekarang udah tau
menjadi bagian cara kerja membuat rancangan ini harus ngapain. Solusinya itu
dalam diri Anda? kayak gimana jadi tidak dengan kita atur waktu tapi waktu nya
3. Pada bulan omongan aja harus dipraktekkan. udah diatur dengan tepat cuman
keberapa Anda 2. Pertama dari segi bahasa terus kedua tubuhnya yang nggak
dari tentang suatu dalam lingkungan mendukung abis pulang kerja
138
merasa nyaman pekerjaan contohnya saya kerja capek jadi mau nya rebahan
bekerja di Jepang? ngebangun bangunan ini dulu saya mulu tidur terus istirahat jadi
4. Menurut Anda, gabisa tapi sekarang saya sudah bisa waktu untuk belajarnya kayak
persiapan diri karena tiap hari yang dikerjain itu yah kurang yah walaupun kita
seperti apa yang yah itu-itu aja pekerjaannya. nya belajar yah belajarnya gak
dibutuhkan agar 3. – maksimal gitu kan tubuhnya
tidak terlalu banyak 4. Oh ada banyak menurut saya pribadi udah capek kerja nya.
mengalami sebelum bekerja ke jepang itu harus 2. -
hambatan ketika banyak-banyak ini persiapan 3. Sekitar tujuh bulan. Dari bulan
akan bekerja ke contohnya satu harus banyak- tujuh. Di bulan berapa yah di
Jepang? banyak belajar bahasa kedua harus bulan sembilan, iya awalnya di
kuat fisik dan mental yang ketiga bulan tujuh itu datang terus kita
harus bisa cari informasi suatu di senta belajar lagi selama
pekerjaan di jepang itu apa yang kita sebulan sebelum masuk ke
kerjakan jangan sampai salah dunia kerja, belajar bahasa
memilih suatu pekerjaan intinya itu. jepang di senta kumiai yang
bertanggung jawab kalo ada
masalah kita di jepang jadi
sebulan di senta udah nyaman
di senta nya sebulan dioper lagi
ke tempat kerja jadi yang
enaknya itu waktu di bulan
sembilan.
4. Persiapan diri yang dibutuhkan
itu yang pertama mental, bahasa
jepang paling penting itu bahasa
jepang kalo gabisa ngomong
juga gimana kerjanya ya kan
terus ketiga itu kita jangan
berekspektasi tinggi terus yang
dipikirkan juga sebelum
berangkat ke jepang jangan
pikirin enaknya pikir susahnya
139
PERSONAL INFORMATION
Binusian ID 2201814014
Full Name Suviana Sudarto
E-mail suviana.sudarto@binus.ac.id
Address Current
Jl. Alianyang No. 16-17, Kelurahan Jawa, RT
003, RW 01, Singkawang, Kalimantan Barat,
79116
Permanent
Jl. Alianyang No. 16-17, Kelurahan Jawa, RT
003, RW 01, Singkawang, Kalimantan Barat,
79116
Gender Female
Birth Place / Date Singkawang, 29 Januari 2001
Nationality Indonesia
Marital Status Single
141
Religion Buddha
FORMAL EDUCATION
GPA : 3.32
ORGANIZAIONAL EXPERIENCE
WORKING EXPERIENCE