Anda di halaman 1dari 4

AQUAMAN: DARI CINTA TERLARANG SAMPAI HASRAT BERKUASA*

"... akan kuberi kau satu kesempatan. Pulanglah. Jangan pernah kembali ke Atlantis. Kau takkan
memenangkan ini. Perang akan datang ke permukaan, entah kau suka atau tidak. Dan aku
membawa kemurkaan tujuh laut bersamaku.”

DC Films kembali bergairah dengan cara memberikan kesegaran laut melalui film
Aquaman yang mampu membuat seluruh penonton di dalam bioskop menjadi basah melalui
visual effect yang ditampilkan, terlebih rival utama Marvel Cinematic Universe ini, dalam
beberapa film sebelum yang diproduksinya mengalami penurunan yang sangat drastis dari
segi minat penonton, walau Wonder Woman sempat menyedot perhatian melalui
kebangkitan perempuan sebagai daya andalnya.
Sebelum bercerita perihal Atlantis, kita perlu kembali ke akar tentang bagaimana narasi
ini bisa terus diceritakan baik melalui lisan, buku, maupun medium seni lainnya. Peradaban
atlantis yang kini menjadi folklor tertuang pertama kali dalam dua catatan dialog Plato yang
berjudul Timeaus dan Critias, yang ditulis sekitar 360 SM. Dalam catatan itu, dikisahkan
bahwa leluhur dari Atlantis ialah Dewa Poseidon yang pada suatu masa silam Ia menikahi
gadis penghuni Atlantis bernama Cleito sehingga melahirkan lima anak. Anak pertama yang
bernama Atlas, merupakan pewaris pertama anugerah Atlantis yang kelak pula
menenggelamkannya bersama seluruh peradabannya hingga menjadi titik mula kehidupan
manusia di dalam laut. Akan tetapi, dalam film Aquaman tak satu pun menyinggung peran
Poseidon sebagai dewa, melainkan hanya Atlas—yang pada suatu adegan kilas balik yang
dikisahkan oleh karakter Vulko dengan voice over-nya secara dramatik.
Aquaman ialah film yang diadaptasi dari komik dengan judul yang sama dan diproduksi
oleh DC Comics. Aquaman yang bernama asli Arthur Curry—kelak mendapatkan gelar King of
Atlantis—ialah hasil dari hubungan terlarang antara Tom Curry (Temuerra Morrison) si
penjaga mercusuar yang pada malam pertama kali ia menemukan Atlanna (Nicole Kidman)
sang ratu Atlantis. Atlanna ditemukan tergelatak tak berdaya dengan darah di tubuhnya
setelah melarikan diri dari pernikahan yang telah diatur untuknya. Singkat cerita, hubungan
mereka pun semakin dekat hingga melahirkan seorang anak hasil dari persetubuhan manusia
laut dan manusia permukaan dan memberinya nama Arthur—seperti Raja Arthur. Atlanna
menaruh harap kepada Arthur yang baru lahir bahwa Ia merupakan bukti bahwa manusia laut
dan manusia permukaan dapat hidup berdampingan. Namun, konflik pun akhirnya
mengunjungi kehidupan mereka ketika tentara Atlantis datang untuk memanggil Atlanna dan
memisahkannya dari Tom dan Arthur. Sebagai pembuka cerita, Arthur bermonolog tentang
dirinya mengapa bisa hadir di dunia ini.
Arthur kecil mengalami masa remaja hingga menjadi pria tangguh yang kelak dijuluki
sebagai Aquaman oleh manusia permukaan, lantaran Ia kerap membereskan permasalahan
manusia permukaan yang terjadi di laut. Arthur mendapatkan komposisi cerita remajanya
melalui transisi-transisi ciamik yang dihadirkan dalam film ketika Arthur (selanjutnya saya
sebut sebagai Aquaman) berada pada adegan ketika hendak menyelam menuju Kerajaan
Atlantis dan sebelum pertarungannya dengan Orm (Patrick Wilson)—saudara tiri dari
Aquaman—sebelum bertarung di dalam cincin api. Orm dihadirkan dengan karakter yang
sangat bertolak dari Aquaman. Ia lahir dengan kebenciannya terhadap saudara sendiri. Orm
tumbuh dan ditempa oleh dendam dan hasrat menguasai. Vulko (Willem Dafoe) yang
merupakan penasihat kerajaan inilah yang menjadi alasan bagaimana Aquaman kelak mampu
mendapatkan gelar sebagai King of Atlantis, selain karena Ia diberikan amanah oleh Atlanna
untuk mendidik Aquaman ketika remaja sampai Ia mampu menemukan jati dirinya, Ia juga
membenci bagaimana kediktatoran Orm yang haus untuk menguasai seluruh kerajaan di laut
untuk mendapatkan gelar sebagai Ocean Master. Mera (Amber Heard) juga menjadi karakter
yang dihadirkan sebagai bangsawan yang berkhianat yang kelak akan mendampingi Aquaman
dalam perjalanan heroiknya.

Manusia Permukaan, Sampah, dan Kebencian Orm Pada Mereka


Betapa Orm sangat membenci manusia permukaan karena perlakuan mereka terhadap
laut yang semena-mena. Sampah hingga kematian biota laut menjadi narasi kuat sebagai
kritik Orm untuk menghasut Xebel (Dolph Lundgren)—salah satu penguasa di Atlantis—dan
kerajaan lain untuk tunduk padanya dan melancarkan serangan kepada manusia permukaan
sebagai wujud dari murka laut. Hal inilah yang tak diinginkan oleh Aquaman. Manusia
memiliki kompleksitas permasalahan dan tak bisa dibalaskan dengan mengancurkan
peradaban permukaan begitu saja. Melalui Mera yang akhirnya membujuk Aquaman untuk
menggagalkan upaya penyerangan itu, mereka pun memulai perjalanannya mencari Trisula
yang memiliki kekuatan penuh sebagai penguasa lautan.
Dibandingkan dengan film-film DC sebelumnya yang hanya menampilkan pertarungan
epik antara manusia super di bumi dengan luar angkasa dengan plotnya yang kerap kali
dipaksakan, atau pertarungan konyol yang dilakukan para penjahat melawan penyihir
bersaudara, Aquaman memiliki narasi menarik yang dapat membuat saya berasumsi,
barangkali banjir yang melanda Sulawesi Selatan beberapa pekan kemarin merupakan
amarah dari Atlantean.
Melihat Orm yang berhasrat menjadi penguasa lautan serupa Thanos yang berhasrat
memiliki kuasa penuh atas alam semesta. Mereka berdua pada dasarnya memiliki niat yang
sama-sama baik. Berbeda dengan Thanos yang ingin mengurangi populisme manusia di alam
semesta melalui jalan genosida, Orm justru ingin melindungi laut dari pencemaran sampah
akibat ulah manusia, tetapi dengan jalan peperangan.
Jika merujuk pada data yang dikeluarkan oleh WEF (World Economic Forum) pada tahun
2016, terdapat lebih dari 150 juta ton plastik di samudera planet ini. Tiap tahun, 8 juta ton
plastik mengalir ke laut. Itu artinya, membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat
membuat plastik ini terurai dengan sendirinya—bahkan mungkin pada akhirnya plastik tak
membutuhkan waktu lagi. Dalam Konferensi Laut PBB yang diadakan di New York pada tahun
2017, disebutkan bahwa limbah plastik di lautan membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu
mamalia laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya, tiap tahun.
“Hidup yang sengsara adalah kehidupan yang jauh dari pengetahuan, hidup yang abai
pada kehidupan yang harmonis dengan alam,” ungkap Saras Dewi dalam pidatonya saat
Pidato Kebudayaan DKJ 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Salah satu cara yang
paling radikal untuk menghancurkan pengetahuan ialah menyerang langsung ke sumbernya:
alam. Kegelisahan Saras selama ini atas kehancuran lingkungan alam yang semakin parah,
sama halnya dengan kegelisahan yang dirasakan oleh Orm terhadap pencemaran laut.
Kegelisahan mereka berdua merupakan kegelisahan milik setiap manusia, bahwa setiap kerja-
kerja kemanusiaan ialah bagaimana upaya menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia
dan lingkungannya.
Melalui karakter Orm, James Wan berhasil memberikan sentuhan basah atas perilaku
manusia permukaan terhadap ekosistem laut. Akan tetapi, Aquaman sebagai karakter utama
dan juga kelak disebut sebagai pahlawan dalam film ini memberikan beberapa argumentasi
dasar terkait perilaku manusia. Dikatakan bahwa manusia tak semuanya memiliki perilaku
yang buruk. Aquaman memberikan gambaran dualisme—baik dan buruk—dari perilaku dan
kehidupan manusia permukaan. Hal ini terlihat dari sebuah adegan ketika Aquaman dan Mera
saat berada di Sicily, Italy. Mera melihat potret kebahagiaan dari kehidupan manusia
permukaan, juga melihat anak kecil yang melemparkan koin ke dalam kolam pengharapan.
Terlepas dari kritik lingkungan yang disampaikan melalui karakter Orm, ada beberapa
hal yang tak tersampaikan sebegitu basah dalam film ini. Penonton tak mendapatkan
penggambaran jelas terkait kultur Atlantean, baik melalui Mise en Scène maupun dialog yang
ditampilkan. Begitupun dengan sosok Black Manta yang (Yahya Abdul-Mateen II) sebagai
supervillain Aquaman yang dihadirkan tidak sebagai penguat dalam jalin-kelindan narasi di
film ini, ditambah lagi penampilan konyolnya dengan helm super besar yang bahkan
sepertinya bobot helm tersebut melampaui bobot baju besi yang dikenakannya. Tak hanya
itu, upaya James Wan memberikan gambaran mengenai tempat tersembunyi di bumi ini
memiliki kemiripan dengan Journey to the Center of the Earth. Tempat tersembunyi di bumi
kerap kali digambarkan dengan laut yang tenang, suasana tenteram, dan air terjun yang
indah. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah imajinasi kita hanya bisa mengikuti
apa yang dikhayalkan oleh, katakanlah, Jules Verne?
Aquaman yang menjadi film penutup di tahun 2018 ini berhasil membuat saya selamat
dari kesepian akhir tahun. Ketika James Wan telah memberikan akses penuh ke dalam laut,
keluar dari ruang bioskop seluruh penonton disambut dengan letusan dramatik dari manusia-
manusia yang mencoba mengabarkan kepada langit bahwa mereka masih berbahagia.

Aquaman | 2018 | Durasi: 143 menit | Sutradara: James Wan | Penulis: David Leslie Johnson-
McGoldrick Will Beall | Produksi: Warner Bros. Pictures, DC Films, The Safran Company, Cruel and
Unusual Films, Mad Ghost Productions | Negara: United States | Pemeran: Jason Momoa, Amber
Heard, Willem Dafoe, Patrick Wilson, Dolph Lundgren, Yahya Abdul-Mateen II, Nicole Kidman

* M. Dandy, pekerja buku, bergiat di Pelangi Sastra Malang

Anda mungkin juga menyukai