Anda di halaman 1dari 4

Review Film: Aquaman, Cerita Fantastis dari Relung Terdalam Atlantis

Posted on December 12, 2018, updated on December 14, 2018 by Ilham di

review-film-aquaman-cerita-fantastis-dari-relung-terdalam-atlantis

Ada dua kehidupan yang harus disatukan. Hanya ada satu orang yang dapat melakukannya. Pilihan yang
sebenarnya sangat mudah untuk ditebak. Namun, tidak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya
seorang Arthur Curry menceritakan bagaimana ia akhirnya menjadi seorang Raja Atlantis.

BookMyShow berkesempatan untuk menyaksikan pemutaran perdana film yang diadaptasi dari DC
Comics. Seperti apa review Aquaman? Hail the King!

Sejak kecil, Arthur Curry (Jason Momoa) sudah tidak pernah mendapatkan kasih sayang Ibunya. Hanya
Tom Curry (Temuera Morrison) yang memberikan petuah-petuah hidup seorang manusia, dan berharap
putranya menjadi orang yang berguna di masa depan.

Selain mendapatkan petuah dari Tom Curry, Arthur juga mendapatkan wejangan dari Vulko (Willem
Dafoe). Orang yang sangat dipercaya ibunya. Kebalikan dari ayah Arthur, Vulko justru mengajarkan hal-
hal tentang bertahan hidup. Menyeimbangkan bagaimana Arthur bisa menjadi seorang yang suatu saat
nanti akan menghempaskan ombak dari lautan dengan damai.

Proses ini menjadikan Arthur sebagai seorang pria yang matang dan bijak. Kombinasi Tom dan Vulko
mengantarkannya menjadi salah satu orang yang misterius, dihindari, sekaligus dicari.

Misterius, karena masih sangat sulit untuk dijumpai meski populer setelah tampil bersama para
superhero lainnya. Dihindari oleh para kriminal dan dicari karena ia punya satu titah yang tidak akan
terganti.

Mera (Amber Heard) adalah salah satunya. Ia datang dari dasar lautan, bertemu Arthur untuk satu
alasan, yaitu kehidupan dunia yang tidak seimbang jika King Orm (Patrick Wilson) menguasai kehidupan
di bawah laut.
Mera menginginkan Arthur berbuat lebih. Hanya saja, Arthur yang sudah dewasa ini kerap tampil
slenge’an, khas anak-anak muda yang tinggal di pinggir laut. Ia percaya diri, bahwa ilmu yang diajarkan
oleh Tom dan Vulko bisa digunakannya untuk kehidupan manusia di daratan serta permukaan laut,
bukan di bawah laut seperti yang diminta Mera.

Ditambah lagi, ada ego besar Arthur yang tidak bisa didamaikannya sendiri. Namun, justru membuatnya
tersentak ketika Tom dan mungkin saja miliaran penduduk bumi terancam karena persengkokolan para
penguasa laut. Siapkah Arthur melepas egonya sendiri?

Kembali ke dasar lautan yang merupakan bagian dari “darahnya”. Atau membiarkan dirinya bertarung
sendirian melawan kekuatan besar dari laut yang paling dalam? Semua jawabannya akan kamu temukan
di film Aquaman yang tayang mulai hari ini pada tanggal 12 Desember hanya di bioskop-bioskop
Indonesia.

Film Superhero Paket Komplet

review-film-aquaman-cerita-fantastis-dari-relung-terdalam-atlantis

AQUAMAN

Habis-habisan dikritik setelah film Justice League membuat DC Comics dan Warner Bros sepertinya
sepakat bagaimana caranya menghadirkan sebuah film yang menarik tanpa mengurangi gaya khas
mereka sendiri. Film Aquaman adalah jawabannya. Tidak sia-sia rasanya film ini tayang selama dua jam
lebih, dimana kamu bisa melihat bagaimana transisi DC yang sedikit bergeser dari film-film superhero
sebelumnya.

James Wan yang terbiasa membuat film horor dengan adegan jumpascare, berani menyiapkan sebuah
gagasan baru dalam sebuah film superhero. Paket Komplet. Alur cerita film Aquaman dibuat dengan
santai. Semua urutannya terpampang rapi. Sesekali alur cerita dibuat maju-mundur dipadukan dengan
aksi baku hantam, drama, komedi satir hingga fantasi yang indah.

Benar, keunggulan dari film ini adalah bagaimana James Wan memainkan imajinasi penonton dengan
sentuhan fantasi dari kehidupan di bawah laut atau Atlantis yang tidak pernah diduga. Fantasi ini yang
menjadi nilai plus bagi film Aquaman. Fantasi yang membuat penonton seakan sependapat bahwa
Atlantis benar-benar ada.
Semuanya didapadukan dengan teknologi CGI yang lebih baik dari film DC sebelumnya. Meskipun
begitu, masih ada beberapa catatan yang sebenarnya masih harus diperbaiki. Adegan-adegan yang tidak
perlu tentang bagaimana Arthur dan Mera memulai romansa mereka terkesan dipaksakan. Black Manta
yang jadi lawan Aquaman sepertinya harus diberi porsi yang besar.

King Orm yang seharusnya bisa menjadi lawan paling tanggun bagi Arthur Curry pun terlihat tampil
seadanya. Namun, secara keseluruhan, dua jam lebih menonton Aquaman, tidak salah rasanya
menyebut film superhero ini jadi penutup yang baik bagi DC Setelah luluh lantah di film sebelumnya.
Sedikit lebih indah dari cerita superhero rival mereka yang dianggap “segar” saat rilis di bulan Februari
2018.

Aquaman si Playing Victim

review-film-aquaman-cerita-fantastis-dari-relung-terdalam-atlantis

Sumber: Warner Bros Pictures

Apa yang pertama kali kamu lihat dari sosok Aquaman di film Justice League? Seorang berandalan? Ada
benarnya, namun ia ternyata adalah seseorang yang Playing Victim. Di sinilah bagaimana sosok
superhero dengan rasa “baru” ditawarkan, meskipun sebenarnya sedikit terasa hambar. Pembentukan
karakter Aquaman yang jelas-jelas berbeda dengan Bruce Wayne (Batman) atau Clark Kent (Superman)
Diana (Wonder Woman) yang bijak jadi sedikit rancu

Ia terlihat seperti seorang berandalan yang selalu memainkan tekanan di dalam dirinya. Menyebut
dirinya sendiri sebagai orang yang tidak pantas jadi raja, menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian
ibunya hingga tak mampu melindungi daratan. Dibalik sosok gondrong dan brewokan, ternyata Arthur
Curry adalah superhero slenge’an yang punya sisi lemah.

Ia ternyata tidak sekuat seperti saat menahan hantaman peluru dari Black Manta, atau beradu trisula
dengan dengan King Orm, saudara tirinya. Ia punya repihan hati yang rapuh, sesekali matanya
menyelipkan rasa cinta. Karakter ini yang sebenarnya sedikit absurd.
Ada Willem Dafoe yang memerankan Vulko dan mencuri perhatian. Perannya memang hanya sidekick,
namun secara keseluruhan, Vulko tampil sangat baik sebagai pemeran pendamping. Bagaimana rasanya
melihat artis sekaliber Nicole Kidman beraksi baku hantam? Mungkin hanya di film Aquaman kamu bisa
menyaksikannya. Meski perannya terbilang kecil, namun ia tampil total. Ah, tentu saja pesonanya tidak
akan bisa tergantikan.

Bagaimana dengan wanita berambut merah bernama Mera yang diperankan oleh Amber Heard? Punya
tanggung jawab sebagai pendamping Jason Momoa. Amber Heard menjawabnya dengan anggun serta
manis. Sederhananya, tek-tokkannya dengan Jason Momoa terasa lumayan. Jika saja durasi film lebih
panjang keduanya akan jadi tandem yang mematikan dari superhero DC Comis.

Anda mungkin juga menyukai