Anda di halaman 1dari 10

TMZ

Aktor Joaquin Phoenix saat menjalani salah satu adegan film Joker di subway.

Penulis: Tri Susanto Setiawan | Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Film Joker yang digarap rumah produksi Warner Bros Pictures tayang serentak
di bioskop Indonesia pada Rabu, 2 Oktober 2019.

Diperankan oleh aktor Joaquin Phoenix, Arthur Fleck alias Joker dikisahkan sebagai seorang komedian
tunggal.

Namun, Arthur Fleck yang berasal dari masyarakat kelas bawah mengalami rangkaian kegagalan selama
menjalani profesinya.

Tekanan psikis dan diabaikan oleh masyarakat Kota Gotham dirasakan Arthur Fleck.

Suatu ketika, Arthur Fleck mengalami sebuah insiden buruk dalam hidupnya. Insiden tersebut lambat
laun mengubah pemikiran Arthur Fleck menjadi pria yang bengis.

Baca juga: Film Joker Bikin Keluarga Korban Penembakan Aurora Merasa Resah

Arthur Fleck pun mengubah namanya dan ingin dipanggil dengan nama Joker.

"Dulu kupikir hidupku sebuah tragedi. Kini kusadari, hidupku sebuah komedi," kata Joker.
Joker merupakan karakter villian dari DC Comics. Joker adalah karakter jahat, musuh bebuyutan Bruce
Wayne alias Batman.

Film ini disutradarai oleh Todd Phillips yang juga menulis skenarionya bersama Scott Silver.

Selain Joaquin Phoenix, film ini dibintangi pula oleh Robert De Niro, Zazie Beetz, Shea Whigham, Brett
Cullen, Frances Conroy, Douglas Hodge, dan Shea Whigham.

Baca juga: Ada Bayang-bayang Penembakan Aurora, Pemutaran Film Joker Bakal Dijaga Polisi

Jalan Cerita

Film dimulai dengan adegan di Gotham City dimana seorang pria, Arthur Fleck, yang diperankan oleh
Joaquin Pheonix sedang merias wajahnya menjadi badut.

Arthur ternyata menjadi badut untuk ajang promosi sebuah supermarket yang sedang sale.

Saat mengerjakan tugasnya ia diganggu oleh sekelompok berandalan yang mengambil papan
promosinya, membawa kabur, kemudian memukuli Arthur di sebuah gang penuh sampah.

Arthur yang depresi berbicara dengan petugas sosial.

Terungkap, Arthur ingin menjadi pelawak dan komika stand up comedy.

Di tempat kerjanya, seorang rekan Arthur, Randall, memberinya pistol dengan alasan untuk berjaga-jaga.
Arthur mendapat teguran dari pimpinannya, karena menghilankan papan iklan, padahal ia juga korban
kekerasan.

Di perjalanan pulang dijelaskan bahwa Arthur mengidap penyakit, di mana dirinya suka tiba-tiba tertawa,
saat sedang tertekan.

Tiba di rumah, dalam lift ia berpapasan dengan Sophie Dumond, seorang single mother, tetangga
apartemennya. Arthur tertarik padanya.

Di rumah, ternyata Arthur tinggal bersama ibunya yang sakit, Penny Fleck, yang diperankan oleh Frances
Conory.

Tampak ia merawat ibunya, sambil menonton talkshow yang dipandu oleh komedian terkenal Murray
Franklin (Robert de Niro).

Arthur membayangkan dirinya berada dalam pertunjukan tersebut dan Murray memujinya.

Ibunya terus menyebutkan surat yang dia kirim untuk Thomas Wayne, mantan bosnya.

Thomas Wayne adalah ayah dari Bruce Wayne, yang nantinya akan menjadi tokoh Batman.

Kemudian diceritakan bahwa Arthur menjadi badut di sebuah rumah sakit anak-anak.

Tak sengaja, pistol yang ia bawa jatuh.

Ini menyebabkan ia dipecat.

Tak hanya itu, Randall teman kerjanya, ternyata memfitnahnya.


Ia pun terpaksa pergi dari tempat kerjanya dengan marah.

Diperjalanan pulang, di dalam kereta api, Arthur yang masih menggunakan riasan dan rambut palsu ala
badut bertemu dengan tiga pria muda berandalan kaya yang mengganggu seorang wanita.

Tiba-tiba penyakitnya kambuh. Ia terus-terusan tertawa.

Ini membuat tiga pria tersebut tersinggung, dan memukulinya.

Karena marah, Arthur pun menembak ketiganya. Ini adalah pembunuhan pertama Arthur.

Bukannya menyesal, pembunuhan ini ternyata membuat Arthur menjadi senang dan percaya diri.

DItampilkan ia pun langsung menuju apartemen Sophie dan menjalin hubungan dengannya.

Tiba di rumah, ternyata berita pembunuhan itu telah menyebar. Televisi terus menanyangkannya.

Thomas Wayne yang hendak mencalonkan diri menjadi wali kota mencaci pembunuhan tersebut, dan
menyebut orang miskin sebagai badut.

Ternyata pembunuhan oleh Arthur tersebut menjadi awal dari gerakan membenci orang kaya di Gotham
City.

Athur pun kemudian meneruskan karirnya sebagai komika stand up comedy.


Ia tampil di salah satu klub ditonton oleh Sophie.

Ibu Arthur kembali menulis surat untuk Thomas Wayne.

Mengintip surat tersebut, Arthur terkejut karena ibunya dalam surat tersebut mengatakan bahwa ia
adalah putra dari Thomas Wayne.

Dari momen ini kegilaan Arthur semakin bertambah, sampai kemudian ia resmi menggunakan nama
Joker.

Latar belakangnya yang kelam pun terungkap dan mengejutkan.

Pembunuhan juga semakin banyak, termasuk ke orang terdekatnya. Caranya pun semakin sadis.

Toggle navigation

Jagat Review

Jagat Review

HomeMovies

in: Movies | October 3, 2019 | by: Friska Suryawinata

Review Film Joker (2019): Biografi Kehidupan Super Villain yang Tragis

Anda yang mengikuti sepak terjang dunia superhero, terutama DC, pastinya mengenal baik tentang
karakter super villain bernama Joker. Karakter ini memiliki sejarah yang panjang sebagai musuh
bebuyutan Batman, dan merupakan salah satu otak kriminal dari berbagai teror serta kekacauan yang
terjadi di kota Gotham. Setelah sering muncul di berbagai seri dan film DC seperti Batman, kini Joker
memiliki film solo yang mengisahkan kehidupannya yang “normal” sebelum akhirnya memutuskan untuk
menjadi seorang “Joker”.

“Put on a happy face…”

Diperkenalkan sebagai Arthur Fleck, ia adalah seorang warga Gotham yang memiliki profesi sebagai
badut pesta di bawah naungan agensi “Haha’s”. Kita diajak untuk melihat bagaimana kehidupan seorang
Arthur Fleck yang sekilas terlihat normal, tetapi memiliki beragam masalah dan konflik tersendiri
terutama karena Gotham tengah mendapatkan beragam ancaman, mulai dari ancaman hama tikus dan
sampah, hingga situasi yang membuat suasana kian tidak aman dan mencekam untuk sebagian
masyarakatnya. Dan hal ini juga diperburuk dengan kondisi kesehatan mental dari Arthur sendiri, yang
mengharuskan dirinya untuk berbicara dengan petugas sosial dan meminum obat secara rutin.

Kita juga diajak untuk melihat bagaimana perjuangan Arthur untuk merawat ibunya sendirian tanpa
bantuan orang lain di sebuah apartemen tua, juga bagaimana ia kerap berusaha untuk bisa menjenjang
ke karir sebagai komedian yang diimpikannya dari segala kesulitan dan masalah yang ia alami setiap
harinya.

Mengesampingkan ragam masalah yang ia hadapi, Arthur tetap mencoba untuk melakukan pekerjaannya
sembari masih mengurus ibunya tanpa keluhan. Namun hal ini segera berubah pesat seiring berjalannya
waktu, terutama ketika Arthur dihadapi sebuah realita yang akhirnya ia sadari, realita di mana ia
memutuskan untuk tidak ingin berpura-pura terhadap dirinya sendiri, maupun peduli lagi dengan
apapun yang ada di sekitarnya….

“All I have are negative thoughts.”


Secara konsep cerita, kisah film Joker ini akan mengingatkan Anda terkait komik DC “The Killing Joke” di
mana karakter Joker akhirnya menjadi seorang “Joker” karena ia mengalami “satu hari penuh
keburukan” disertai dengan menjatuhkan dirinya ke dalam limbah kimia, mengakibatkan perubahan
wajah dan rambut yang ikonik sebagaimana kita mengenal “Joker” hingga saat ini. Namun Todd Philips
selaku sutradara dan produser film Joker sempat mengatakan bahwa film ini tidak akan memiliki
hubungan apapun dari komik DC tentang Joker yang beredar, dan hal tersebut dibuktikan sendiri oleh
film ini dengan universe-nya sendiri.

Film ini mengisahkan Joker dengan plot dan perspektif yang berbeda, namum tetap bisa memberikan
progres alur dan pembangunan karakter yang baik, membuat para penontonnya lebih mengerti alasan
Arthur Fleck akhirnya menjadi seorangi “Joker”. Walaupun Joker ini tidak menjadi “gila” dengan cara
konvensional seperti yang kita ketahui di dalam buku komiknya, film Joker berhasil memberikan alasan
lain mengapa kegilaan tersebut bisa terjadi sejak film ini dimulai melalui kisah yang lebih bisa kita kaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.

Ada keraguan terdapat pada pemilihan aktor utama untuk Joker di awal film ini mulai diumumkan secara
publik, tetapi Joaquin Phoenix berhasil memberikan sosok karakter Arthur Fleck yang hidup penuh
dengan konflik, tragis dan ironis, dengan kondisi kesehatan mental yang mulai tidak stabil, hingga
akhirnya menjadi sang badut gila Joker. Sulit untuk membandingkan Joker baru ini dengan aktor-aktor
yang pernah memerankan Joker sebelumnya, tapi rasanya memilih Joaquin untuk memerankan Joker
adalah keputusan yang sangat tepat. Kita bisa melihat di dalam film ini bagaimana kerja keras Joaquin
untuk memahami sang karakter secara fisik dan mental, sehingga berhasil untuk menunjukkan
perkembangan karakter yang baik disertai kemampuan akting yang memukau.

Elemen fantasi dan fiksi masih ada di dalam film Joker ini, namun bumbu konflik yang lebih realistis
menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan karakter dan suasana kelam hingga akhir cerita.
Film ini tidak menyuguhkan beragam adegan aksi yang seru, tetapi lebih terfokus ke pada drama
kehidupan sebagai masyarakat Gotham yang situasinya tengah tidak kondusif untuk semua orang. Konflik
yang lebih bisa dipahami dan dibarengi dengan bagaimana Arthur melihat dunia dan sekelilingnya yang
dipengaruhi berat dari kondisi kesehatan mental yang dimilikinya, kita seolah diajak untuk turut jatuh ke
dalam kegilaan yang dialaminya sepanjang film berlangsung. Ada rasa simpati lebih besar terhadap
karakter Joker kali ini, tetapi juga membuat konflik tersendiri di dalam pikiran Anda bahwa apa yang
dilakukan oleh Joker sendiri tidak bisa sepenuhnya dibenarkan.

Harus diakui, suasana kelam telah terasa sejak film ini dimulai, dan akan terus berkembang di sepanjang
film hingga pada akhir film, dibumbui dengan scoring yang tepat sasaran, tidaklah mengherankan jika
Anda merasa bahwa terlalu banyak aura negatif yang terpancar dari film Joker ini. Akibatnya, sesuatu hal
yang mungkin seharusnya tidak memberikan dampak besar kepada para penontonnya, menjadi lebih
berarti, mengerikan sekaligus mencekam dengan caranya sendiri. Humor gelap yang ditawarkan pada
film ini lebih membuat Anda meringis ketimbang tertawa lebar.

Wajib Ditonton?

Film ini memberikan gambaran dan perkembangan karakter Joker yang lebih berbeda dan lebih segar,
sehingga menjadi salah satu film solo yang cukup wajib ditonton terlebih jika Anda adalah fans berat DC
dan tertarik untuk mengenal karakter Joker lebih jauh yang tidak bisa dilihat di dalam buku komiknya.

Tapi perlu diingat, film ini memiliki rating R atau Dewasa, bukan tanpa alasan yang jelas. Berbagai adegan
kekerasan dan pembunuhan kerap terjadi sepanjang film berlangsung, dengan satu atau dua di
antaranya berakhir brutal sementara yang lain mampu memberikan perasaan tidak nyaman, walau
mungkin seharusnya adegan kekerasan atau pembunuhan tersebut biasanya tidak memberikan perasaan
tidak enak jika ditonton di film lain.

Genre: Drama, Thriller

Durasi: 122 menit

Rating: Dewasa

Sutradara: Todd Phillips

Penulis naskah: Todd Phillips, Scott Silver

Para pemain: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen

Studio Produksi: DC Films, Village Roadshow Pictures, Bron Creative, Joint Effort
Studio Distribusi: Warner Bros. Pictures

Tags:

DCJAGATREVIEWSJOKERJOKER MOVIEWARNER BROS.

Share This:

FACEBOOKTWITTERREDDIT

Comments

RANDOM ARTICLES

News | September 23, 2019 | 0 Comments

WhatsApp Status Kini Bisa Dibagikan ke Facebook Story

Games - News | September 7, 2019 | 3 Comments

Final Fantasy VII Remake Racik Ulang Gambar Ikonik Versi Original

Games - News | July 12, 2019 | 2 Comments

Tim Ace Combat Diundang Peracik Pesawat Jet Tempur Futuristik – Tempest

Games - News | August 27, 2019 | 0 Comments

Spesifikasi PC untuk Ancestors: The Humankind Odyssey

Features - Games | September 27, 2019 | 3 Comments

Preview Code Vein: Waifu Souls!


LATEST NEWS

5 Alasan Memilih Proyektor 4K untuk Home Theater

Fungsi Cross-Play PS 4 Kini Bergantung Pada Developer / Publisher

Review Film Joker (2019): Biografi Kehidupan Super Villain yang Tragis

Dev. Naruto Ultimate Ninja Storm Kembangkan Game Anime Baru

Spesifikasi PC untuk Plants vs Zombies: Battle for Neighborville

Free to Play, Jumlah Pemain Bersamaan Destiny 2 Steam Tembus 200 Ribu

Jagat Review

PT. Jagat Genta Teknologi

Jl. Pal Putih No. 192A

Kramat, Senen

Kota Jakarta Pusat

Jakarta - 10450

Indonesia

© JagatReview | 2010-2019

HOME ABOUT JAGAT PLAY CONTACT US

Anda mungkin juga menyukai